• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Multijasa

Dalam dokumen (1)PEMBIAYAAN PORSI HAJI PADA PT (Halaman 31-37)

BAB I PENDAHULUAN

B. Pembiayaan Ijarah Multijasa

2. Pengertian Multijasa

Ijarah atas jasa adalah ijarah dimana obyek ijarahnya adalah manfaat yang bukan berasal dari asset terwujud. Transaksi atas jasa dikenal dengan istilah

37 Ibid., h. 136 38 Ibid., h.137

39 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 99

multijasa. Pembiayaan multijasa dalam lembaga keuangan syariah merupakan salah satu pembiayaan yang sangat penting. Hal ini terkait dengan fungsi ekonomi ekonomi syariah adalah menggerakan sektor riil yang ada di masyarakat. Dengan pembiayaan multijasa memudahkan LKS untuk memberikan berbagai macam pembiayaan kepada pelaku usaha, khususnya adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini bergerak dalam bidang multijasa.40

Pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan dimana bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. Dalam pembiayaan ijarah multijasa tersebut bank syariah dapat memperoleh imbalan jasa/ujrah atau fee. Besarnya uang ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam presentase.41

Dalam arti lain pembiayaan al-ijarah multijasa merupakan akad antara bank

sebagai pihak yang menyediakan fasilitas pembiayaan yang dapat diambil manfaatnya oleh nasabah dalam jasa keuangan. Pembiayaan ijarah multijasa untuk keperluan antara lain dalam bentuk jasa pelayanan pendidikan, kesehatan ketenagakerjaan, umrah dan pariwisata.42

a. Fatwa DSN-MUI Tentang Pembiayaan Multijasa

Pembiayaan multijasa menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah transaksi sewa menyewa dengan akad ijarah terhadap jasa.

40 Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan, (Yogyakarta:

Percetakan Andi OFFSET, 2015), h. 283

41 Abduh Khalid, Workshop Akad Pembiayaan Bank Syariah Bagi BPRS, Kompartemen BPRS ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) DPW Provinsi Lampung, Tanggal 17-18 Maret 2018

42 Brosur PT BPRS Rajasa

Menurut fatwa DSN Nomor 44/DSN-MUI/VII/2004 Tentang pembiayaan multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh LKS kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa:

1) Bahwa salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multijasa.

2) Bahwa LKS perlu merespon kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa tersebut.

3) Bahwa dalam pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syariah dewan syariah nasional MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pembiayaan multijasa untuk dijadikan pedoman.43

Pembiayaan multijasa ini di pandang perlu karena memberikan sewa atas suatu jasa yang diberikan kepada masyarakat dengan prinsip syariah berbentuk pembiayaan.

Substansi dari fatwa DSN Nomor 44/DSN-MUI/VII/2004 Tentang pembiayaan multijasa adalah sebagai berikut :

Pertama: ketentuan umum

a. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.

b. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah.

43Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan.. h. 115

c. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah .

d. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memberikan imbalan jasa (ujrah) atau fee.

e. Besar ujrah atau fee harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.

Ketentuan ini sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI, pembiayaan multijasa di perbolehkan dengan menggunakan 2 akad yaitu ijarah dan kafalah.

Besarnya ujrah harus di sepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan presentase karena bentuk nominal lebih jelas dan pasti besarnya.

Kedua: penyelesaian perselisihan

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka peenyelesainnya dilakukan melalui badan arbitrase syariah setelah tidak tercapai kasepakatan melalui musyawarah.

Ketiga: ketentuan penutup

Fatwa berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.44

;

44 Khotibul Umam, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar Dan Dinamika Perkembangannya Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 127

b. Produk Multijasa

Berbagai produk multijasa pada perbankan syariah, antara lain:

1) Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor, selama jasa yang dimaksud tidak bertentangan dengan Undang-Undang atau hukum yang berlaku, serta tidak termasuk kategori yang diharamkan syariat Islam.

2) Pembiayaan Multijasa

Pembiayaan multijasa adalah produk pembiayaan yang memberikan penyaluran dana dalam bentuk penggunaan untuk barang siap pakai maupun kebutuhan serbaguna yang bersifat jasa atau manfaat yang dibutuhkan oleh nasabah dengan akad kafalah atau ijarah.

Adapun berbagai produk multijasa anatara lain:

a) Pembiayaan pendidikan sesuai syariah adalah multijasa dengan fasilitas pembayaran menggunakan konsep ijarah, dengan angsuran sewa sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan, sehingga memberikan ketenanga dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) sewa bagi nasabah.

b) Pembiayaan haji dan umrah adalah multijasa untuk membiayai kebuthan nasabah dalam rangka memperoleh manfaat atas suatu jasa. Pembiayaan multijasa

digunakan untuk tujuan biaya perjalan ibadah haji, biaya perjalan ibadah umrah, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan membiayai jasa-jasa liannya yang halal.45

3) Akad Pada Multijasa a) Ijarah

Apabila multijasa menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan ijarah. Dalam pembiayaan ijarah bank memperoleh fee dari imbalan jasa (ujrah) sesuai dengan kesepaatan awal yang dinyatakan dalam bentuk nominal bukan presentase.

Mekanisme pembiayaan multijasa atas dasar akad ijarah adalah:

1) Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi/ijarah dengan nasabah.

2) Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah.

3) Pengembalian atas penyediaan dana bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam utang.

b) Kafalah

Apabila multijasa menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah. Pada akad kafalah dalam rangka menjalankan usahanya seseorang sering memerlukan pinjaman dari pihaka lain,

45Djoko Muljono, Buku Pintar Akuntansi Perbankan Dan Lembaga Keuangan, (Yogyakarta:

Percetakan Andi OFFSET, 2015), h. 283

yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiaban pihak kedua atau yang ditanggung.46

4) Fungsi Pembiayaan Multijasa

Fungsi pembiayaan multijasa sendiri bagi bank adalah sebagai salah satu bentuk penyaluran dana dalam rangka memberikan pelayanan jasa bagi nasabah bank mendapatkan pendapatan dari jasa yang diberikan dalam bentuk ujrah atau fee.47

Bagi nasabah memperoleh pemenuhan jasa-jasa tertentu seperti pendidikan dan kesehatan dan jasa lainnya yang dibenarkan oleh syariah, serta mempermudah masyarakat muslim khususnya untuk mendapatkan pembiayaan untuk keperluan yang dibutuhkan.48

C. Pembiayaan Porsi Haji

Dalam dokumen (1)PEMBIAYAAN PORSI HAJI PADA PT (Halaman 31-37)

Dokumen terkait