• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PEMBIAYAAN PORSI HAJI PADA PT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)PEMBIAYAAN PORSI HAJI PADA PT"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan akad ijarah multijasa untuk pembiayaan bagian haji di PT. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembiayaan akad ijhara untuk banyak jasa, khususnya yang berkaitan dengan pembiayaan porsi haji. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian lanjutan, umumnya di bank syariah dan khususnya di PT.

BPR Syariah Rajasa Lampung Tengah sehingga menjadi lembaga keuangan yang terus berkembang dalam melakukan kegiatan perbankan.

Metodologi Penelitian

  • Jenis dan sifat penelitian
  • Sumber data
  • Teknik pengumpulan data
  • Teknik analisis data

Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan, sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan suatu gejala, kejadian, kejadian yang sedang terjadi saat ini.19 Dalam penelitian ini peneliti memaparkan kejadian atau kejadian yang dilakukan di PT BPRS Rajasa Lampung Tengah khususnya dalam pelaksanaan akad ijarah multijasa. untuk membayar bagian haji itu. Sedangkan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filosofi post-positivisme, digunakan untuk penelitian tentang hubungan objek yang alamiah (eksperimen), dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), analisis data adalah induktif. /kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.20 Dalam hal ini, peneliti bermaksud memberikan gambaran pelaksanaan akad ijarah multijasa untuk pembiayaan haji bagian BPR Syariah Rajasa Lampung Tengah.

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung diperoleh peneliti dari sumber utama atau asli. 22 Sumber data primer dalam laporan penelitian ini adalah Bapak. Aan Febriyanto sebagai Legal Officer, Bpk. Wahyu Purnomo sebagai Marketing atau Account Officer (AO), Ibu Silvia Kiswanto sebagai Marketing atau Account Officer dan Bpk. Muhammad Usman selaku nasabah pembiayaan haji bagian pada PT BPRS Rajasa Lampung Tengah. Analisis data merupakan teknik analisis data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan Data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi dari PT BPRS Rajasa Lampung Tengah akan diperoleh dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dari PT BPRS Rajasa Lampung Tengah.

Sistematika Penulisan

  • Prinsip-Prinsip BPRS

Dalam pengertian lain, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam pembiayaan lalu lintas (Pasal 1 angka 9 UU Perbankan Syariah). Yang perlu diperhatikan dari ketentuan di atas adalah singkatan dari BPRS berbentuk BPRS. Artinya, semua peraturan perundang-undangan yang menyebut BPRS sebagai BPRS harus dibaca sebagai BPRS.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Bagi Hasil Pasal 1 alinea pertama adalah Bank Bagi Hasil, Bank Umum, atau Bank Perkreditan Rakyat yang hanya beroperasi atas dasar bagi hasil. Menetapkan biaya sehubungan dengan kegiatan usaha lain yang biasa dilakukan oleh bank atas dasar bagi hasil. Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau yang sering disebut BPRS adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syariah yang pola operasionalnya mengikuti prinsip syariah yang telah ditetapkan antara lain sebagai berikut:31 a.

Pembiayaan Ijarah Multijasa

  • Pengertian Akad ijarah
  • Pengertian Multijasa

Pembiayaan multijasa LKS memfasilitasi penyediaan berbagai jenis pembiayaan kepada entitas ekonomi, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini bergerak di sektor multijasa. Besarnya uang ujrah atau biaya harus disepakati terlebih dahulu dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan persentase. Pembiayaan ijarah multijasa untuk tujuan antara lain jasa pendidikan, kesehatan kerja, umrah dan pariwisata.

Pembiayaan multijasa berdasarkan Pasal 1 UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah transaksi sewa guna usaha dengan akad ijarah untuk jasa. Pembiayaan multijasa ini dipandang perlu karena memberikan penyewa atas jasa yang diberikan kepada masyarakat dengan prinsip syariah dalam hal pembiayaan. Dalam hal LKS yang menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan fatwa ijarah.

Besarnya fee atau biaya harus disepakati terlebih dahulu dan dinyatakan dalam bentuk nominal dan bukan dalam bentuk persentase. Ketentuan ini sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan MUI DSN, pembiayaan multijasa diperbolehkan menggunakan 2 akad, yaitu ijarah dan kafalah. Besaran ujrah harus disepakati sejak awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan persentase, karena bentuk nominalnya lebih jelas dan jumlahnya pasti.

Pembiayaan multijasa adalah produk keuangan yang menyediakan penyaluran dana dalam bentuk pemakaian barang siap pakai atau kebutuhan multiguna, yaitu jasa atau manfaat yang dibutuhkan oleh nasabah dengan akad kafalah atau ijarah. Dalam pembiayaan ijarah, bank menerima imbalan jasa (ujrah) sesuai kesepakatan awal, dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan persentase. Jika multijasa menggunakan akad kafala, maka harus mengikuti semua ketentuan yang terdapat dalam fatwa kafala.

Fungsi pembiayaan multijasa bagi bank adalah sebagai bentuk penyaluran dana dalam rangka memberikan pelayanan kepada nasabah bank untuk menerima pendapatan dari pelayanan yang diberikan dalam bentuk fee atau biaya.

Pembiayaan Porsi Haji

  • Pengertian Haji
  • Hukum Haji
  • Pembiayaan Pengurusan Porsi Ibadah Haji

Bagi pelanggan mendapatkan pemenuhan perkhidmatan tertentu seperti pendidikan dan kesihatan dan lain-lain perkhidmatan yang dibenarkan oleh syariah, serta memudahkan khususnya masyarakat Islam mendapatkan pembiayaan untuk keperluan yang diperlukan. ihram, tawaf, sa'i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah dan tahalul. 50. Adapun waktu tertentu setiap ibadah haji itu ada waktunya yang utama dan makruh yang wajib dikerjakan sebelum datangnya bulan.51 Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang kelima, haji wajib ditunaikan oleh orang yang mampu. haji. Pembiayaan ansuran haji boleh menjadi penyelesaian kepada mereka yang ingin menunaikan haji dengan cepat dan mudah.

50 Ahmad Kartono and Samidi Hasan, Haji Wanita menurut ulama fikih, (Jakarta: Siraja Prenada Media Group, 2003), hal.13. Barangsiapa yang mengingkarinya, sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan apa-apa) alam semesta.” (K.S. Ali Imran: 97) 52. Pembiayaan untuk pengurusan sebagian haji, yaitu pembiayaan untuk klien yang digunakan untuk memenuhi awal pembayaran setoran untuk menerima porsi keberangkatan haji dimana jumlah setoran awal merupakan bagian dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang ditetapkan oleh pemerintah. Besarnya biaya setoran awal sebesar Rp.

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) adalah jumlah yang harus dibayarkan oleh pelanggan yang ingin menunaikan ibadah haji. 6 Tahun 2010 tentang tata cara dan persyaratan pendaftaran haji diatur dalam pasal 5 ayat 1 huruf d bahwa setoran BPIH asli ke rekening Menteri Agama adalah sebesar Rp.

PEMBAHASAN

Sejarah PT BPR Syariah Rajasa Lampung Tengah

Implementasi akad ijarah multijasa untuk pembiayaan sebagian haji di PT BPR Syariah Rajasa Lampung Tengah. Dengan membiayai bagian haji ini, BPRS Rajasa memberikan bantuan sebesar Rp. Dengan catatan apabila nasabah gagal mencapai simpanan sebesar Rp 25 juta, namun nasabah sudah ingin mengajukan haji, maka bank dapat melunasi kekurangannya terlebih dahulu sampai nasabah mendapatkan haji. nomor porsi.

81 Wawancara Silvia Kiswanto selaku marketing 10 Januari 2019 pukul 10:45 WIB 82 brosur pembiayaan haji bagian PT BPRS Rajasa Lampung Tengah. Untuk mengetahui penerapan atau pelaksanaan pembiayaan akad ijarah multijasa untuk pembiayaan haji bagian di PT BPRS Rajasa Lampung Tengah perlu diketahui terlebih dahulu tentang pembiayaan akad ijarah multijasa. Untuk menerima bagian haji, seorang calon haji harus mendaftar dan menyetor bagian dana haji.

Karakter atau karakter nasabah, bank harus mengetahui karakter calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan haji bagian ini. Apakah calon nasabah ini dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan bank untuk membayar porsi cicilan haji? Modal atau permodalan dari nasabah untuk mengajukan pembiayaan yang sebagian haji ini sudah sesuai prosedur atau belum.

Apabila kondisi nasabah kurang memungkinkan untuk mengajukan pembiayaan cicilan haji, maka bank akan membatalkan pembiayaan yang diajukan nasabah. Karena dalam pembiayaan multijasa, nasabah mendapatkan keuntungan sewa atas jasa yang diberikan oleh PT BPRS Rajasa Lampung Tengah, seperti pembiayaan porsi haji dengan pembiayaan akad ijarah multijasa untuk pelaksanaan akad. Di PT BPRS Rajasa Lampung Tengah, pembiayaan multijasa sering digunakan untuk akad pembiayaan, salah satunya adalah pembiayaan porsi haji.

Pembiayaan bagian hiu pada PT BPRS Rajasa Lampung Tengah sesuai dengan fatwa DSN nomor 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa dimana PT BPRS Rajasa menggunakan pembiayaan multijasa ini untuk akad ijarah. Akan tetapi, dalam pembiayaan sebagian haji itu dengan perjanjian sewa, sewa yang digunakan adalah agunan atau agunan. Jaminan yang harus diberikan nasabah atas pembiayaan haji tersebut adalah sertifikat tanah dan bangunan asli milik nasabah sendiri.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan nasabah porsi pembiayaan haji diperoleh data bahwa porsi pembiayaan haji telah diberikan. Berdasarkan pembahasan penelitian yang dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa di PT BPRS Rajasa Lampung Tengah pelaksanaan akad ijarah multijasa untuk pembiayaan bagian haji menggunakan prinsip 5 C.

Visi dan Misi BPR Syariah Rajasa Lmpung Tengah

Struktur Organisasi

Produk-produk PT BPR Syariah Rajasa Lampung Tengah

Pembiayaan ini dapat dilakukan melalui akad Multiservice dan Qord.78 Dua akad dapat digunakan untuk pembiayaan ini. Namun dalam tugas akhir ini peneliti menggunakan akad ijarah multijasa sebagai akad pendanaannya. Pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan dimana bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah untuk memperoleh manfaat dari suatu jasa. Analisis pelaksanaan pembiayaan akad multijasa pada PT BPRS Rajasa Lampung Tengah telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI tentang pembiayaan multijasa.

Maka untuk pembiayaan ijarah multijasa di PT BPRS Rajasa Lanpung Tengah sudah sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Terlihat dari hasil kerja calon nasabah apakah gajinya cukup untuk membayar dana pinjaman yang diberikan oleh bank syariah. Pelaksanaan akad ijarah multijasa untuk pembiayaan haji juga sesuai dengan fatwa DSN No. 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa dengan ketentuan pembiayaan multijasa dapat menggunakan akad ijarah atau kafalah (jaiz), akad yang digunakan untuk pembiayaan harus memenuhi ketentuan fatwa akad yang digunakan, syariah bank memberikan biaya jasa (ujrah) atau biaya (10%), besarnya ujrah harus disepakati terlebih dahulu dalam bentuk nominal bukan persentase.

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang implementasi akad ijarah multijasa untuk pembiayaan porsi haji, hendaknya lebih mengembangkan penelitiannya dalam mendeskripsikan implementasi akad yang efektif dijalankan oleh lembaga keuangan syariah.

Referensi

Dokumen terkait

111/DSN-MUI/IX/2017 tentang AKAD JUAL BELI MURABAHAH yang berbunyi : “Tsaman al-murabahah adalah harga jual dalam akad jual beli murabahah yang berupa ra's mal al-murabahah ditambah