• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pengembangan Pendidikan Karakter

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 43-50)

BAB II LANDASAN TEORITIK

B. Pengembangan Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pengembangan Pendidikan Karakter

di kamar dan memukulnya dengan alat-alat yang diperkirakan tidak membuat kulitnya terluka. Dengan demikian, hukuman mampu untuk memperbaiki kesalahan dan memberikan pelajaran sehingga tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.38

Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi atau metode merupakan jalan yang ditempuh untuk sampai kepada tujuan pendidikan yang diharapkan. Sedangkan strategi pendidikan yang diterapkan dalam keluarga diantaranya adalah strategi dialog, kisah, keteladanan, pembiasaan, pelajaran dan nasehat serta hukuman.

karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa.

Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai- nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairnes, keuletan dan ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain.40

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagiannya. Aristoteles berpendapat bahwa karakter itu erat kaitannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku.41

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian anak supaya memiliki tingkah laku yang baik, anak dapat bersikap jujur, tanggung jawab dan dapat menghormati orang lain. Semua ini diharapkan supaya anak dapat menerapkan dalam tingkah laku sehari-harinya.

40. Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013), h. 43.

41 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter : Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 23

Pendapat lain mengemukakan bahwa pendidikan karakter, Merupakan upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia serta peduli atas nilai-nilai etis/susila. Dimana kita berpikir tentang macam-macam karakter yang kita inginkan untuk anak kita, ini jelas bahwa kita ingin mereka mampu untuk menilai apa itu kebenaran, sangat peduli tentang apa itu kebenaran/ hak-hak, dan kemudian melakukan apa yang mereka percaya menjadi yang sebenarnya, bahkan dalam menghadapi tekanan dari tanpa dan dalam godaan.42

Sementara itu menurut pendapat yang lain pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari- hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakan pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalm kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.43

Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat diantara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan- pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-negara barat,

42 Ibid., h. 23-24

43 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 5

seperti pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.44

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.

Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencangkup keteladanan bagaiman perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.45

Dari pernyataan tersebut bisa dilihat bahwa pendidikan saat ini tidak hanya mementingkan aspek kognitif siswa melainkan aspek afektif peserta didik, maka dari itu pendidikan karakter sangat dibutuhkan dalam pembentukan sumber daya manusia. Serta dalam pelaksanaanya dibutuhkan dukungan dan kepedulian pemerintah, masyarakat, keluarga dan sekolah.

Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakater adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Pendidikan karakater telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan emosional, dan pengembangan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai

44 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter., h. 27

45 Ibid.

kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keuletan dan ketabahan, tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain.46

Jadi pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengambangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Penanaman nilai kepada warga sekolah maknanya bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa tetapi juga para guru, kepala sekolah, dan tenaga non pendidik di sekolah semua harus terlibat dalam pendidikan karkater.47

Hakikatnya pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan

46 Muclas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter: Konsep dan Model, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 43-44

47. Ibid, h. 45-46

(habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki pemahaman, kesadaran dan kepedulian serta komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.48

Kararter adalah “Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.”49

Berdasarkan kutipan di atas dapat di pahami bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten. Kemudian keduanya melihat tujuan pendidikan karakter secara umum, bahwa pendidikan karakter dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkan secara integral dalam kehidupan dalam bukunya tersebut pembahasan mengenai pendidikan karakter terbagi dalam dua paradigma:

Pertama, memandang pendidikan karakter sebagai pendidikan moral yang cakupannya lebih sempit (narrow scope to moral education). Kedua, melihat dari sudut pandang peserta didik sebagai pelaksanaan nilai melalui kebebasan yang dimilikinya.50

48. E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, cet.1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.

3

49. Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter; Solusi Yang Tepat untuk Membangun Bangsa, (Bogor: IHF, 2004), h. 95.

50. Bambang Q-Annes dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Bandung: Simbios Rekatama Mulia, 2008), h. 97.

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik bersikap sebagai insan kamil.

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati.51

Dalam hal ini pendidikan karakter di sekolah bukan berarti hanya melibatkan guru, akan tetapi pendidikan karakter harus didukung serta melibatkan seluruh (stakeholders) komponen di sekolah/madrasah, termasuk komponen-komponen yang ada dalam system pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

51.

Barwani dan Arifin, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 24.

Merujuk pada pendapat di atas, maka pendidikan karakter pada prinsipnya adalah upaya-upaya untuk menumbuhkan kepekaan dan tanggung jawab sosial, membangun kecerdasan emosional, dan mewujudkan siswa yang memiliki etika tinggi. Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter, yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik, sehingga peserta didik mampu mengembangkan nilai-nilai kebajikan yang esensial kedalam pemahamannya, sikap dan perilaku kesehariannya.

Dalam dokumen skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 43-50)

Dokumen terkait