• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Strategi Dakwah

A. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi

3. Pengertian Strategi Dakwah

27

merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah SWT, percaya dan mentaati apa yang telah diperintahkan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah SWT, seakan-akan melihat-Nya.27

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan aktivitas atau usaha baik secara individu maupun kolektif secar sadar guna menyampaikan kebenaran yang datang dari Allah SWT, dan Rasul-Nya kepada individu lain maupun khalayak umum agar dapat diterima dengan baik dan diamalkan secar istiqomah dalam kehidupan sehingga akan tercapai suatu kebahagiaan di dunia dan akhirat.

28

tujuan yang mencakup sumber dana dan sumber daya manusia dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi internal dan eksternal organisasi.30

Menurut pendapat ulama basrah dasar pengambilan kata dakwah itu adalah dari kata mashdar yakni da’watan yang artinya panggilan.

Sedangkan menurut ulama kufa perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang artinya telah memanggil. Kesimpulan kata dakwah mempunyai arti tanda tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat.

Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah dalam arti seruan,ajakan atau panggilan. Panggilan itu adalah panggilan kepada Allah Swt.31

Secara terminologi, dakwah adalah upaya untuk mengajak orang lain kepada ajaran islam dengan terlebih dahulu membina diri sendiri.

Pembinaan diri sendiri menjadi sesuatu yang mutlak karena dakwah membutuhkan keteladanan. Penyampaian ajaran agama kepada masyarakat dilakukan secara bijak sehingga ajaran islam dipahami dan diamalkan oleh msyarakat. Diperlukan adanya pembimbing kehidupan beragama agar agama menjadi panduan bagi kehidupan manusia.32

Strategi menurut Arifin adalah keseluruhan keputusankondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna

30 Sondang P. Siagian, Analisi Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), h.17

31Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam membentuk Da’I dan Khotib Profesional (Jakarta:kalam mulia, 2005), h.2

32 Bambang S.Ma’arif, Psikologi Komunikasi Dakwah Suatu Pengantar (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 126

29

mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi dakwah, berarti memperhitungkankondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas atau mencapai tujuan. Dengan strategi dakwah, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.33

Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:

1) Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.

2) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.

Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya.

Effendi mengartikan, dalam kegiatan komunikasi, strategi sebagai perencanaan (planning) dan manajemen (management) digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang berfungsi sebagai peta jalan yang harus ditempuh dan berisi taktik operasionalnya.34 Hal ini

33 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011), h. 227

34 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Prenada Media Group, 2015), hlm 351

30

harus didukung teori karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenaranya. Untuk strategi komunikasi tersebut, segala sesuatunya harus memperhatikan komponen komunikasi dalam teori Harold D. Lassell, yaitu Who says What in Which Channel to Whom with What effect (komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek). Al-Bayanuni mendefinisikan strategi dakwah (manahij al-da‟wah) adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana- rencana yang dirumuskan untuk kegiatan dakwah. Selain membuat definisi, ia juga membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu : 1) Strategi sentimentil (al-manhaj al-athifi)

Strategi sentimentil adalah dakwah yang memfokuskan aspek hati dan menggerakan perasaan dan batin mitra dakwah.

Memberikan mitra dakwah nasihat yang mengesankan, memanggil dengan kelembutan, atau memberikan pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa metode yang dikembangkan dari strategi ini.

Metode-metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah, seperti kaum perempuan, anak- anak, orang yang masih awam, orang-orang miskin dan lain sebagainya. Strategi sentimentil ini diterapkan oleh Rasulullah saat menghadapi kaum musyrikin Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke kota Madinah juga banyak yang menekankan aspek kemanusian, perhatian kepada fakir miskin, anak yatim dan lain sebagainya.

31 2) Strategi rasional (al-manhaj al-aqli)

Strategi rasional adalah dakwah dengan berupa metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk berpikir, merenungkan, dan mengambil pelajaran.

Penggunaan hukum logika, diskusi, atau penampilan contoh dan bukti sejarah merupakan beberapa metode dari strategi rasional. Al- Qur‟an mendorong penggunaan strategi rasional dengan beberapa terminologi antara lain : tafakkur, tadzakkur, nazhar, taamul, i‟tibar, taddabur, dan istibshar. Tafakkur adalah menggunakan pemikiran untuk mencapainya den memikirkanya; tadzakkur merupakan menghadirkan ilmu yang harus dipelihara setelah dilupakan; nazhar ialah mengarahkan hati untuk berkonsentrasi pada objek yang sedang diperhatikan; taamul adalah mengulang-ulang pemikiran hingga menemukan kebenaran dalam hatinya; i’tibar bermakna perpindahan dari pengetahuan yang sedang dipikirkan menuju pengetahuan yang lain; tadabbur adalah suatu usaha memikirkan akibat-akibat setiap masalah; istibshar ialah mengungkap sesuatu atau menyingkapnya, serta memperlihatkanya kepada pandangan hati.

3) Strategi Indrawi (al-manhaj al-hissi)

Strategi indrawi didefinisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan metode dakwah yang berorientasi pada pancaindra dan berpegang teguh pada hasil penelitian dan percobaan. Metode yang

32

dihimpun oleh strategi ini adalah praktik keagamaan ataupun keteladanan. Dahulu Rasulullah mempraktikan Islam-sebagai perwujudan strategi indrawi yang disaksikan oleh para sahabat. Para sahabat dapat menyaksikan mukjizat dari Nabi Sholullahu „Alaihi Wasallam secara langsung, seperti terbelahnya bulan, bahkan melihat malaikat Jibril dalam bentuk manusia. Sekarang kita menggunakan AlQur‟an untuk memperkuat atau menolak hasil penelitian ilmiah.35

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu