• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian keperawatan

Pada tahap pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga secara terbuka, mengerti dan kooperatif.

4.2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan B1 (Breathing) menurut Wijaya (2013) tinjauan pustaka didapatkan data saluran pernafasan terkadang pada inspeksi bentuk dada simestris, tidak ada retraksi alat bantu nafas, terkadang ada yang membutuhkan bantu nafas O2. Pada palpasi di dapatkan data RR: ≥ 22x/menit, vokal premitusantara kanan dan kiri sama, susunan ruas tulang belakang normal.Pada auskultasi tidak ditemukan suara tambahan, suara nafas vesikuler, mungkin terjadi pernafasan cepat dan dalam,frekuensi meningkat,nafas bau aseton sehingga muncul masalah keperawatan ketidak efektifan pola nafas yang ditandai dengan membutuhkan bantunafas O2, frekuensi pernafasan meningkat, pernafasan cepat dan dalam. Pada pemeriksaan B1 (Breathing) pada tinjauan pustaka juga

94

muncul masalah keperawatan harga diri rendah yang ditandai dengan adanya nafas bau aseton.Pada tinjauan kasus didapatkan data bentuk dada simetris,susunan ruas tulang belakang normal, pola nafas teratur, jenis nafas reguler, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, perkusi thorak sonor, tidak menggunaka nalat bantu nafas tambahan, vokal fremitus normal, suara nafas vesikuler. Pada pemeriksaan B1 (Breathing) Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus di dapatkan tidak ada perubahan perubahan yang menonjol.

Pada pemeriksaan B2 (Blood) menurut Wijaya (2013) tinjauan pustaka didapatkan data pada palpasi ictuscordis tidak teraba, nadi ≥ 84x / menit, irama reguler, CRT dapat kembali ≤ 2detik, pulsasi kuat lokasira dialis. Pada perkusi suara dullness/redup/pekak, bisa terjadi nyeri dada.

Pada auskultasi bunyi jantung normal dan mungkin tidak ada suara tambahan seperti galloprhytme ataupun murmur. Pada tinjauan kasus didapatkan tidak ada nyeri dada, irama jantung regular, pulsasikuat, bunyi jantung s1s2 tunggal, CRT <2 detik, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger. Pada pemeriksaan fisik B2 (Blood) Sehingga tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjaun kasus.

Pada pemeriksaan B3 (Brain) menurut wijaya (2013), didapatkan tinjauan pustaka kesadaran bisa baik ataupun menurun bahkan koma, klien bisa pusing, merasa kesemutan, mungkin tidak disorientasi, sering mengantuk, pola tidur pada malam hari mungkin terganggu karena sering Buang air kecil tidak ada gangguan memori. Pada pemeriksaan B3 (Brain) pada tinjauan kasus terdapat masalah keperawatan immobilitas fisik yang

ditandai dengan koma diabetik, masalah keperawatan resiko cidera yang ditandai dengan penurunan kesadaran, dan masalah keperawatan gangguan pola tidur yang di tandai dengan pada malam hari mungkin terganggu karena sering Buang air kecil. Pada tinjauan kasus di dapatkan orientasi baik, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudsky, tidak nyeri kepala, istirahat/tidur: siang: Di Rumah, pasien tidur 6-8 jam/hari, di RS, pasien tidur 6-8 jam /hari, pasien tidak mempunyai gangguan tidur, tidak ada kelainan nervus cranialis. Pada pemeriksaan fisik B3 (Brain) tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Pada pemeriksaan B4 (Bladder) menurut Wijaya (2013) di dapatkan tinjauan pustaka pada inspeksi di dapatkan bentuk kelamin normal, kebersihan alat kelamin bersih, frekuensi berkemih normal atau tidak, bau, warna, jumlah, dan tempat yang digunakan. Klien terpasang kateter dikarenakan adanya masalah pada saluran kencing, seperti poliuria, anuria, oliguria. Pada tinjauan kasus didapatkan bentuk alat kelamin normal, libido tidak terkaji, kebersihan cukup bersih, frekuensi berkemih ± 8x/ hari , teratur, jumlah ± 1300 cc/24 jam, bau amonia, warna kuning, tempat yang digunakan kamar mandi. Pada pemeriksaan fisik B4 (Bladder) tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Pada pemeriksaan B5 (Bowel) menurut Wijaya (2013) pada tinjauan pustaka didapatkan pada inspeksi keadaan mulut mungkin kotor, mukosa bibir kering atau lembab, lidah mungkin kotor, kebiasaan menggosok gigi sebelum dan saat MRS, tenggorokan ada atau tidak ada kesulitan menelan,

bisa terjadi mual, muntah, penurunan berat badan, polifagia, polidipsi. Pada palpasi adakah nyeri abdomen. Pada perkusi didapatkan bunyi thympani.

Pada auskultasi terdengar peristaltik usus. Kebiasaan Buang air besar dirumah dansaat MRS, bagaimana konsistensi, warna, bau, dan tempat yang digunakan. Padapemeriksaan B5 (Bowel) pada tinjauan pustaka didapatkan masalah keperawatan ketidak seimbangan nutisi kurang dari kebutuhan yang di tandai dengan mual, muntah, penurunan berat badan lidah mungkin kotor. Pada tinjauan kasus di dapatkan mulut bersih, mukosalembab, bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi dirumah 3x/

hari di rumah sakit 2x/ hari, tenggorokan tidak ada kesulitan, Peristaltik 8x/menit, kebiasaan BAB1 hari selama di RS, Di rumah BAB 1 kali. Pada pemeriksaanfisik B5(Bowel) tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Pada pemeriksaan B6 (Bone) menurut Wijaya (2013) pada tinjauan pustaka didapatkan pada inspeksi kulit tampak kotor, adakah luka, kulit atau membaran mukosa mungkin kering, ada oedema atau tidak, lokasi, ukuran. Pada palpasi kelembapan kulit mungkin lembab, akral hangat, turgor kulit hangat. Kekuatan otot dapat menurun, pergerakan sendi dan tungkai bisa mengalami pada penurunan. Pada perkusi adakah fraktur, dislokasi. Pada pemeriksaan B6 (Bone) pada tinjauan pustaka didapatkan masalah keperawatan kekurangan volume cairan yang ditandai dengan kulit kering, mata cowong, membran mukosa kering, CRT kurang dari 3 detik, dan masalah keperawatan kelebihan volume cairan yang ditandai dengan adanya oedema, Pada tinjauan kasus didapatkan kemampuan pergerakan

sendi dan tungkai (ROM) bebas, kekuatan otot tangan kanan dan kiri 5, kekuatan otot kaki kanan 3 dan kiri 5, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, kulit elastis, akral hangat, turgor lembab, tidak ada oedema, cukup bersih. Pada pemeriksaan fisik B6 (Bone) tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Pada pemeriksaan B7 (Penginderaan) menurut Wijaya (2013) pada tinjauan pustaka didapatkan mata penglihatan mulaikabur, ketajaman penglihatan mulai menurun, pada hidung ketajaman penciuman normal, secret (-/+). Pada telinga: Bentuk normal, ketajaman pendengaran normal.

Pada tinjauan kasus didapatkan pupil isokor, reflek cahaya normal konjungtiva anemis Hb 9,7, sklera tidak ikterik, palpebra normal, strabismus tidak ada, ketajaman penglihatan normal, hidung normal, mukosa hidung lembab, sekret tidak ada, ketajaman penciuman

normal, ketajaman pendengaran normal, perasa manis, pahit, asam, asin, peraba normal. Pada pemeriksaan fisik B7 (Penginderaan) tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Pada pemeriksaan B8 (Endokrin) menurut Wijaya (2013) pada tinjauan pustaka didapatkan adakah ganggren, lokasi ganggren, kedalaman, bentuk, ada pus, bau, terjadi poli dipsi, polifagi, poliuri, terkadang terjadi penurunan atau peningkatan pada berat badan, atau bahkan kehilangan bagian tubuhnya. Pada pemeriksaan B8 (Endokrin) pada tinjauan pustaka didapatkan masalah keperawatan kerusakan integritas jaringan yang ditandai dengan adanya nekrotik pada ganggren, masalah keperawatan perubahan eliminasi urinaria yang ditandai dengan adanya poliuri dan

nokturia, masalah keperawatan gangguan citra tubuh yang ditandai kehilangan bagian tubuhnya akibat luka yang sukar sembuh, masalah keperawatan harga diri rendah yang ditandai dengan bau luka pada ganggren. Pada tinjauan kasus didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, klien mengatakan sering minum, sering Buang air kecil, dan sering makan (poliuri, polidipsi, poliphagi), terdapat luka ganggren pada ibu jari kaki sebelah kiri, terdapat pus, bau pus khas, lebar luka ± 2 cm, kedalaman luka 0,5cm, ada pembengkakan pada daerah luka, luka tampak kemerahan, tidak adanya nekrotik, klien mengatakan nyeri pada jari kelingking sebelah kanan, nyeri seperti ditusuk– tusuk, skala nyeri 8, nyeri timbul saat bergerak. Pada pemeriksaan fisik B8 (Endokrin) pada tinjauan kasus terdapat masalah keperawatan yaitu nyeri akut dan kerusakan integritas jaringan.

Dokumen terkait