BAB II DASAR TEORI
B. Pengolahan dan Analisis Data IP4T
1. Gambaran Umum Administrasi Padukuhan
Sumber: Analisis Data PKL II IP4T 2024
Secara administrasi, padukuhan Gamplong III terdiri dari 6 RT dan 8 RW dengan batas batas:
Batas utara : Padukuhan Barepan, Kalurahan Sumberrahayu;
Batas timur : Padukuhan Gamplong IV, Kalurahan Sumberrahayu;
Batas selatan : Padukuhan Gamplong I, Kalurahan Sumberrahayu;
Batas barat : Sungai Kali Progo, Kalurahan Sumberrahayu.
RT RW Σ Luas Σ Bidang
Sawah Sawah 167224.2752 313
1
4 333.1607211 1
6 58774.076 96
7 996.140337 1
2
4 718.656142 1
6 23953.04344 43
11 116.245102 1
15 499.634879 1
3
7 20498.08894 37
11 1251.421134 2
15 388.6072181 2
4
4 620.99082 1
7 68727.58186 80
Total Keseluruhan 344101.9218 579
Tabel 4. 3 Administrasi Padukuhan
2. Analisis Pemilikan Tanah
Istilah "pemilikan tanah" mengacu pada hubungan hukum antara individu, kelompok, atau badan hukum yang memiliki kepemilikan tanah, (sertipikat hak atas tanah) baik yang sudah terdaftar maupun yang belum. Kelompok struktur kepemilikan tanah di Padukuhan Gamplong
III terdiri dari tanah yang terdaftar (bersertipikat) dan yang tidak terdaftar (belum bersertipikat). Status kepemilikan tanah merupakan bukti tertulis yang mendapatkan pengakuan dari badan hukum. Beberapa jenis bukti kepemilikan tanah termasuk sertipikat, letter C, girik, petok D, dan surat lainnya. Bidang dengan sertipikat termasuk dalam kelompok tanah yang terdaftar, sedangkan bidang dengan bukti kepemilikan letter C atau surat lainnya, masuk dalam golongan tanah yang tidak terdaftar.
Tabel 4. 4 Analisis Pemilikan Tanah
Berdasar Tabel diatas, Pemilikan tanah di Padukuhan Gamplong III, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki 579 bidang tanah, yang mayoritas kepemilikan tanahnya sudah terdaftar, yaitu sebanyak 496 bidang. 15 bidang tanah milik kasultanan, 23 bidang tanah adat, 5 bidang tanah negara, 1 bidang tanah kas desa, dan 39 bidang tanah lainnya seperti sawah dan perkebunan.
No Pemilikan Tanah Jumlah bidang
1 Sultan Ground 15
2 Tanah Belum terdaftar (Tanah adat) 23
3 Tanah terdaftar (Tanah Negara) 5
4 Tanah Kas Desa 1
5 Tanah Terdaftar 496
6 Lainnya 39
Total 579
Gambar 4. 2 Peta Pemilikan Tanah (Lembar2) Gambar 4. 1 Peta Pemilikan tanah (Lembar 1)
Peta Kepemilikan tanah adalah peta informasi status kepemilikan bidang tanah dari masing- masing bidang di suatu Kalurahan kategori kepemilikannya dikotomi menjadi sudah terdaftar dan belum terdaftar. Peta ini dibuat untuk menunjukkan jumlah bidang tanah di daerah Padukuhan Gamplong III yang sudah terdaftar, belum terdaftar, Tanah milik kasultanan, tanah hasil kas desa, tanah adat maupun tanah negara, yang berada di dalam daerah padukuhan Gamplong III. Selain itu, tujuan pembuatan peta kepemilikan tanah ini adalah untuk mengetahui jumlah bidang tanah yang ada disana. Dengan mendapatkan daftar bidang tanah ini dapat menjelaskan, apakah diwilayah ini layak untuk menerima pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL).
3. Analisis Penguasaan Tanah
Penguasaan lahan dapat dijelaskan dari sudut pandang fisik dan hukum.
Definisi ini juga memiliki dimensi perdata dan publik. Penguasaan dalam konteks yuridis adalah penguasaan yang didasarkan pada hak, dilindungi oleh undang- undang, dan umumnya memberikan wewenang pada pemegang hak untuk menguasai secara fisik lahan yang dimiliki. Sebagai contoh, pemilik lahan dapat menggunakan atau memanfaatkan lahan yang dimilikinya dan tidak menyerahkannya kepada pihak lain. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004, penguasaan lahan merupakan hubungan hukum antara individu, kelompok, atau badan hukum tertentu, seperti sewa, gadai, kepemilikan, atau hubungan hukum lainnya yang sesuai dengan ketentuan undang-undang dengan objek lahan.
Gambar 4. 3 Peta Analisis Penguasaan Tanah (Lembar 1)
Gambar 4. 4 Peta Analisis Penguasaan Tanah (Lembar 2)
Tabel 4. 5 Analisis Penggunaan Tanah
No Data
Status Penguasaan Ʃ Bidang Tanah
Ʃ Luas Tanah
1 Badan Hukum 2 618.6134605
2 Bersama/Ulayat 2 1776.107359
3 Bukan Pemilik (Lainnya) 5 3486.850892
4 Bukan Pemilik (Penggarap) 138 66838.14227
5 Bukan Pemilik (Pinjam Pakai)
37 25974.15242
6 Bukan Pemilik (Sewa) 4 1986.36245
7 Pemerintah 19 33914.47547
8 Pemilik 356 203610.6177
9 Tidak ada Penguasaan Tanah
16 5896.599736
Total 579 344101.9218
Berdasarkan data PKL IP4T Dusun Gamplong III, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman Tahun 2024, penguasaan tanahnya didominasi penguasaan tanah oleh pemilik dengan jumlah 579 bidang. Penguasaan tanah oleh pemilik tersebut berarti bahwa pemilik dan penguasaannya memiliki subjek yang sama atau dapat dikatakan bahwa pemilik dan penguasaannya adalah orang yang sama. Untuk penguasaan tanah oleh bukan pemilik berarti bahwa pemilik dan penguasaan atas sebidang atau beberapa bidang tanah tersebut berbeda.
4. Analisis Peta Struktur Penguasaan
Peta struktur penguasaan tanah berisi klasifikasi penguasaan tanah berdasarkan luasan bidang tanah yang dikelompokkan berdasarkan range yang terbagi menjadiunsur Administrasi, unsur geografis dan klasifikasi Luas. Pengolahan peta strukturpenguasaan tanah dengan data field "PENGUASAAN" dan field "LUAS BIDANGTANAH".
Gambar 4. 5 Peta Analisis Struktur Penguasaan Tanah (Lembar 1)
Gambar 4. 6 Peta Analisis Struktur Penguasaan Tanah (Lembar 2)
Di Dusun Gamplong III Sebagian besar terdiri dari luas yang bersikaran 1 – 1000 m2 dikarenakan sebagian tanah disana masih banyak permukiman warga. Dalam Dusun Gamplong III rata-rata luas didaerah sana tidak lebih dari 1500m2. Dengan luas 1501 - 3000 m² biasana itu masuk dalam Kawasan persawahan/pertanian dan dengan luas 3001 - 8500 m² Kawasan disana dijadikan tempat persawahan untuk usaha maupun produksi dalam jumlah yang banyak. Dengan ini kita dapat disimpulkan dengam penguasaan tanah terbanyak pada luas bidang tanah 1- 1000 m².
Kebanyakan luas kedua dikawasan itu dipeta dikasih warna oren kemerahan tomat dengan luas sekitar 1001 - 3000m2. Untuk luas di Dukuh Gamplong III yang memiliki sedikit bidang tanah dan luas diatas 3001 - 8500 hanya sebagian saja/ bisa dibilang paling sedikit. Jadi dapat dikatakan bahwa di Dukuh Gamplong III, semaking luas tanah tersebut maka bidang tanah tersebut semaking sedikit.
4. Analisis Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah adalah upaya manusia memanfaatkan lingkungan alamnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam kehidupan dan keberhasillanya. Penggunaan tanah pada umumnya digunakan untuk memacu pemanfaatan tanah masa kini. Oleh karena itu penggunaan tanah bisa diartikan sebagai bentuk atau wujud dari kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu waktu oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas manusia
bersifat dinamis, sehingga perhatian kajian sering kali diarahkan pada perubahan- perubahan penggunaan tanah (baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh terhadap tanah
Berdasarkan Data Tabel diatas Pemilikan tanah di Padukuhan Gamplong III, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Terdiri dari 18 bidang tanah penggunaan sebagai hutan, 7 bidang tanah penggunaan sebagai padang, 385 didang tanah penggunaan sebagai pertanian, 35 bidang tanah penggunaan sebagai tanah terbuka, 4 bidang tanah penggunaan sebagai perairan darat, 116 bidang tanah penggunaan sebagai permukiman, 1 bidang tanah penggunaan sebagai peternakan, 3 bidang tanah penggunaan sebagai ekonomi/jasa, 1 bidang tanah penggunaan sebagai pemerintahan, dan 9 bidang tanah penggunaan sebagai fasilitas umum/sosial. Data tersebut dari 579 total bidang keseluruhan
Tabel 4. 6 Analisis Penggunaan Tanah
Secara umum peta penggunaan tanah adalah untuk memberikan informasi terkait bidang tanah berdasarkan data penggunaan tanah pada masing-masing bidang tanah didaerah padukuhan atau wilayah yang di petakan.Peta ini dibuat bertujuan unntuk mengetahui penggunaan tanah pada setiap bidang di daerah Gamplong III yang telah disurvei pada kegiatan tersebut.
5. Analisis Pemanfaatan Tanah
Pemanfatan tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya (PP No. 16 Tahun 2004). Atau wujud penyelenggaraan kegiatan penggunaan tanah baik untuk pertanian maupun non pertanian, dalam upaya untuk memberi peningkatan nilai tanah sesuai dengan fungsi
Luas Tanah (m2) Penggunaan Tanah (m2)
tanah, lingkungan, kepentingan masyarakat dan waktu, berupa hasil atau jasa tertentu.
Gambar 4. 8 Peta Analisis Pemanfaatan Tanah (Lembar 1)
Gambar 4. 7 Peta Analisis Pemanfaatan Tanah (Lembar 2)
s
Mengacu pada kegiatan yang dilakukan pada PKL IP4T di wilayah Padukuhan Gamplong 3 didapatkan data berupa pemanfaatan untuk tempat tinggal, pertanian, ekonomi, usaha jasa, fasilitas sosial atau fasilitas umum. tetapi disamping itu terdapat pula tanah yang yang tidak diketahui data pemanfaatannya. Untuk itu berikut tampilan pemanfaatan tanah pada Tabel
s s g s
Berdasarkan data yang disajikan Tabel, dapat disimpulkan bahwa ada 8 jenis pemanfaatan tanah di Padukuhan Gamplong 3. Dengan sebagian besar pemanfaatan tanahnya berupa pemukiman/tempat tinggal seluas 2E+05 m2. selanjutya pemanfaatan tanah di Padukuhan Gamplong 3 ini adalah sebagai tempat jasa/usaha . Lalu jenis pemanfaatan lainnya yakni daerah pertanian dimana dominan berada pada wilayah Persawahan.
Tabel 4. 7 Analisis Pemanfaatan Tanah
6. Analisis Peta Indikasi Sengketa Pertanahan
Gambar 4. 10Peta Indikasi Senketa Pertanahan (Lembar 1)
Gambar 4. 9 Peta Indikasi Sengketa Pertanahan (Lembar 2)
Dari Peta diatas dapat dianalisis bahwa didaerah Sumberrahayu tepatnya di Padukuhan Gamplong 3 tidak terdapat Indikasi Sengketa Pertanahan. Hal ini dikarenakan wilayah Padukuhan Gamplong 3 sangat jelas batas-batas yang dimiliki oleh si pemilik. Lalu perolehan tanah dari Pemilik ini sebagian besar adalah warisan yaitu turun temurun dari orangtua sejak dahulu sehingga tidak ada penyebab sengketa dan juga ditempati oleh si pemilik itu sendiri dan juga ahli warisnya.
Mungkin ada beberapa hanya terkait masalah pembagian harta waris dan itu adalah termasuk sengketa dalam rumah tangga bukan sengketa pertanahan. Padukuhan Gamplong 3 aman dari indikasi sengketa pertanahan.
Tabel 4. 8 Indikasi Sengketa PertanahanLuas Tanah (m2) Analisis Potensi TORA
Sengketa Tanah
7. Analisis Peta Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)
Gambar 4. 11 Peta Analisis potensi Tora (Lembar 1)
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) adalah bagian dari program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mendistribusikan kembali tanah kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama petani kecil dan masyarakat adat. Analisis peta potensi TORA membantu dalam mengidentifikasi dan menentukan wilayah yang bisa dialokasikan sebagai bagian dari program reforma agraria. Menyusun peta yang menunjukkan wilayah-wilayah potensial untuk program TORA. Peta ini harus detail dan mencakup informasi tentang batas wilayah, jenis tanah, penggunaan lahan saat ini, dan kepemilikan lahan.
Gambar 4. 12 Peta Analisis Potensi Tora (Lembar 2)
Peta potensi TORA digunakan oleh perencana tata ruang untuk mengidentifikasi area-area yang paling sesuai untuk pengembangan berdasarkan karakteristik lingkungan. Peta potensi TORA juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari pengembangan yang diusulkan sebelum implementasi. Data dari peta ini dapat digunakan untuk merencanakan pengembangan pertanian yang berkelanjutan dengan memaksimalkan potensi lahan yang tersedia.
Tabel 4. 9 Indikasi Potensi Tora
ΣLuas
Bukan Potensi TORA - Σbidang
Axis Title
Axis Title
Berdasarkan data PKL IP4T Dusun Gamplong III, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman Tahun 2024, tidak terdapat tanah yang berpotensi TORA hanya saja terdapat tanah Absentee yaitu tanah yang dimiliki oleh seseorang yang tidak tinggal di lokasi tanah tersebut dan tidak mengelolanya secara langsung. Tanah absentee memiliki berbagai implikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pengelolaan yang efektif dan kolaboratif dengan komunitas lokal serta kebijakan yang mendukung dapat membantu memaksimalkan manfaat tanah tersebut bagi semua pihak yang terlibat.
BAB V