• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

3.5. Alur Bagan

4.1.1 Pengolahan Data Angin

Dikarenakan tidak tersedianya data gelombang pada lokasi perencanaan, maka 1awasan data dilakukan berdasarkan data angin dari, Stasiun Maritim Paotere Kota Makassar dari tahun 2007-2016. Data yang digunakan diperoleh dari data bulanan untuk kecepatan angin maksimum.

Data angin tercatat seperti pada Tabel 4.1

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

2007 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3

2008 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

2009 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3

2010 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 6

2011 5 6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 7

2012 5 6 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5

2013 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2014 5 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2015 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 6

2016 5 9 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5

Sumber Stamar Paotere

Tabel 4.1 Rekapan data angin rata-rata selama 10 tahun (Knot) Dari data angin hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan beberapa parameter penting, yakni arah angin yang dominan, kecepatan angin pada berbagai arah dan kecepatan angin rata- rata sebagai fungsi dari arah hembusan angin. Dari hasil analisis data angin, diperoleh persentasi kejadian angin berdasarkan arah seperti pada

Arah

Jumlah data

Persentase kejadian (%) Notasi (derajat)

U 0 0 0

TL 45 0 0

T 90 3 4

TG 135 50 37

S 180 0 0

BD 225 7 15

B 270 34 26

BL 315 24 18

Jumlah 118 100

Sumber : Analisa Perhitungan

Tabel 4.2: Persentasi kejadian angin berdasarkan arah datangnya di lokasi studi

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa persentasi kejadian angin yang paling besar atau sering terjadi adalah angin yang berhembus dari arah tenggara (37%), disusul masing-masing dari barat (26%), barat laut (18%), arah barat daya (15%), dan arah timur (4%). Sekalipun persentase angin dari arah tenggara cukup besar, tetapi tidak berpotensi menimbulkan gelombang karna suda masuk daratan. Berdasarkan arah fetch gelombang arah mata angin yang berpotensi membangkitkan gelombang ada empat yaitu barat laut, barat, barat daya dan selatan. Selain penyajian data angin dalam bentuk tabulasi, juga disajikan dalam bentuk mawar angin seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Mawar Angin di perairan maritim paotere tahun 2004 – 2016 4.1.2 Perhitungan Fetch

Fetch adalah sebuah wilayah dimana kecepatan angin dan arahnya diperkirakan 3awasan3 konstan, serta variasi arah dari angin tidak lebih dari 15 derajat, dan kecepatan rata-ratanya tidak lebih dari 5 knot. Fetch dibatasi oleh daratan yang mengelilingi laut. Untuk laut lepas dimana tidak terdapat dataran, batas fetch dilakukan dengan mengacu pada garis isobar yang sama atau 3awasan fetch pembentukan gelombang sempurna yaitu 300 km, mengingat pada fetch diperkirakan kecepatan angin yang berhembus adalah konstan. Untuk memperkirakan fetch pada lokasi studi, digunakan peta rupa bumi yang sudah memiliki skala. Untuk mendapatkan prediksi tinggi gelombang ditentukan dulu nilai fetch.

dengan rumus :

∑ Dengan :

Feff = Panjang fetch efektif

X1 = Panjang pembangkitan gelombang

α = Sudut pembangkitan gelombang (tiap 6o), deviasi pada kedua sisi dari

arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6o sampai sudut

sebesar 42o pada kedua sisi dari arah angin.

Pada perhitungan disini menggunakan peta dengan skala 1 : 25.000 Berdasarkan kondisi geografis lokasi studi, arah angin yang berpotensi membangkitkan gelombang dilokasi studi adalah angin yang bertiup dari arah timur, tenggara dan selatan. Oleh sebab itu, dalam penentuan fetch efektif, hanya ketiga arah tersebut yang diperhitungkan. Adapun penentuan fetch pada lokasi studi, disajikan pada gambar 4.4

Gambar 4.2 : Penentuan fetch pada lokasi study

Tabel 4.3 perhitungan fetch untuk masing-masing arah peramalan gelombang laut dalam adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3: Panjang fetch arah barat laut

Pada Tabel 4.4 arah barat laut di jelaskan bahwa untuk deviasi (α) pada salah satu sisi dari arah utara hanya dibatasi hingga sudut 0°

(istimewa/barat laut) karena pada sudut 0° sampai dengan sudut 42°

sudah merupakan daratan sehingga tidak berpengaruh terhadap pembangkitan gelombang.

Tabel 4.4: Perhitungan Fetch efektif arah barat

Gambar 4.4 : kawasan fetch arah barat

Tabel 4.5: Perhitungan Fetch efektif arah selatan

Gambar 4.5 : kawasan fetch arah selatan

Pada Tabel 4.5. arah selatan di jelaskan bahwa untuk deviasi (α) pada salah satu sisi dari arah tenggara hanya dibatasi hingga sudut 0°(istimewa/selatan) karena pada sudut 0° sampai dengan sudut 42°

sudah merupakan daratan sehingga tidak berpengaruh terhadap pembangkitan gelombang.

Tabel 4.6 : Perhitungan Fetch efektif arah barat daya

Gambar 4.6 : Panjang fetch arah arah barat daya 4.1.3 Perhitungan tinggi

Perhitungan tinggi dan periode gelombang berdasarkan fetch dan UA Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit untuk digambarkan secara matematis karena ketidak-linieran,tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random. Beberapa teori yang ada

hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan pendekatan gelombang alam. Di sini, dalam perhitungan gelombangnya digunakan teori gelombang yang paling sederhana yaitu teori gelombang linier atau 9awasan9t kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh Airy pada tahun 1845, dan selanjutnya disebut dengan teori gelombang Airy. Bangkitan gelombang yang ditimbulkan angin sebagai berikut:

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2007 24 33 20 27 17 17 17 18 18 20 17 24

2008 36 28 19 18 14 14 15 17 13 18 16 32

2009 22 25 19 15 14 13 11 12 13 14 16 22

2010 26 22 23 22 15 18 12 20 20 17 18 36

2011 36 31 37 26 20 28 15 20 17 16 16 43

2012 33 35 46 19 17 12 13 15 22 17 16 36

2013 20 22 20 16 16 20 21 16 16 34 27 35

2014 30 50 22 26 16 11 16 16 16 25 24 46

2015 32 30 42 26 25 20 19 21 30 32 30 33

2016 31 42 38 22 15 18 12 15 16 15 16 37

Sumber Stamar Paotere

Dalam perhitungan tinggi dan periode gelombang kita ketahui beberapa langka perhitungan untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang yang efektif yaitu :

Rumus :

U1 = Uz ( )1/7

U1 = (k = 1/7

Untuk nilai kecepatan knot dari arah angin maximum terbesar, nilai

knot = 0,514 m/dtk), nilai 15 meter dari hasil konversi elevasi pencatatan angin pada 15 meter di atas permukaan laut

t1 =

u1 = us = u 𝑅

uA = 𝑢 (10awasa tegangan angin) t = 𝑢

t =

Tabel 4.7 Perhitungan tinggi gelombang tahun 2007– 2016

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des

2007 3,01 0 0 0 0 0 0 2,48 2,48 2,66 0 0

2008 0 0 2,57 0 0 0 2,13 2,33 1,93 0 0 0

2009 0 0 0 0 0 0 0 1,81 1,91 2,04 0 0

2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,24 0 0

2011 4,14 0 4,27 0 0 0 0 0 0 2,24 0 4,53

2012 0 0 4,88 0 0 0 1,93 2,05 2,72 2,33 2,24 0

2013 2,66 2,84 2,66 2,24 0 0 0 2,24 0 0 0 0

2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 3,80 0 4,73 3,23 3,15 0 2,57 0 3,58 3,80 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.8 Perhitungan periode gelombang dari tahun 2007-2016 (detik)

Sumber hasil perhitungan

Dari hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang pada 11awas 9 dan 11awas 10 yang mendapatkan angka nilai nol yaitu terdapat pada arah angin dari utara ( N ) karna dari hasil penggambaran Fetch untuk nilai untuk arah utara tersebut sudah termasuk daratan sehingga tidak menimbulkan gelombang pada laut.

Tabel 4.9 Penggabungan hasil perhitungan dalam 10 tahun

Kecepatan

Arah

U10 t

1

RL U3600

RT

US Uw UA Fetch td tc H T

(knot) (m/d

tk) (dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m) (dtk) (dtk) (m) (dt)

24 NW 11,7

4 137,09 1,17 10,06 1,10 11,07 12,17 17,52 113218,00 145538,65 28960,93 3,01 7,84 18 NW 8,80 182,79 1,14 7,72 1,10 8,49 10,40 14,44 113218,00 119996,97 30885,07 2,48 7,35 18 NW 8,80 182,79 1,14 7,72 1,10 8,49 10,40 14,44 113218,00 119996,97 30885,07 2,48 7,35 20 NW 9,78 164,51 1,15 8,51 1,10 9,36 11,00 15,47 113218,00 128510,77 30187,38 2,66 7,52 19 NW 9,29 173,17 1,15 8,11 1,10 8,93 10,71 14,97 113218,00 124353,17 30520,13 2,57 7,44 15 NW 7,34 219,35 1,13 6,52 1,10 7,17 9,20 12,41 113218,00 103092,47 32488,50 2,13 6,99 17 NW 8,31 193,54 1,14 7,32 1,10 8,05 9,87 13,53 113218,00 112445,72 31561,50 2,33 7,19 13 NW 6,36 253,10 1,11 5,71 1,10 6,28 8,48 11,22 113218,00 93243,14 33594,36 1,93 6,76 12 NW 5,87 274,19 1,11 5,30 1,10 5,83 8,05 10,54 113218,00 87575,55 34303,97 1,81 6,62 13 NW 6,36 253,10 1,11 5,71 1,10 6,28 8,48 11,22 113218,00 93243,14 33594,36 1,93 6,76

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des

2007 7,84 0 0 0 0 0 0 7,35 7,35 7,52 0 0

2008 0 0 7,44 0 0 0 6,99 7,19 6,76 0 0 0

2009 0 0 0 0 0 0 0 6,62 6,76 6,88 0 0

2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7,00 0 0

2011 8,71 0 8,80 0 0 0 0 0 0 7,10 0 8,98

2012 0 0 9,21 0 0 0 6,76 6,80 7,48 7,19 7,10 0

2013 7,52 7,68 7,52 7,10 0 0 0 7,10 0 0 0 0

2014 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 8,47 0 9,11 8,02 7,96 0 7,44 0 8,30 8,47 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kecepatan

Arah

U10 t

1

RL U3600

RT

US Uw UA Fetch td tc H T

(knot) (m/d

tk) (dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m) (dtk) (dtk) (m) (dt)

17 W 8,31 193,54 1,14 7,32 1,10 8,05 9,87 13,53 104503,00 112445,72 29920,34 2,24 7,00 36 NW 17,60 91,40 1,21 14,57 1,10 16,03 15,76 24,07 113218,00 199995,15 26049,46 4,14 8,71 37 NW 18,09 88,93 1,21 14,94 1,10 16,44 16,16 24,82 113218,00 206230,99 25784,22 4,27 8,80 17 W 8,31 193,54 1,14 7,32 1,10 8,05 9,87 13,53 104503,00 112445,72 29920,34 2,24 7,00 16 NW 7,82 205,64 1,13 6,92 1,10 7,61 9,56 13,01 113218,00 108084,31 31980,44 2,24 7,10 43 NW 21,03 76,52 1,23 17,13 1,10 18,84 16,96 26,34 113218,00 218861,48 25278,36 4,53 8,98 46 NW 22,49 71,53 1,23 18,22 1,10 20,04 18,03 28,41 113218,00 236012,36 24650,57 4,88 9,21 13 NW 6,36 253,10 1,11 5,71 1,10 6,28 8,48 11,22 113218,00 93243,14 33594,36 1,93 6,76 15 W 7,34 219,35 1,13 6,52 1,10 7,17 9,20 12,41 104503,00 103092,47 30799,13 2,05 6,80 22 W 10,76 149,56 1,16 9,29 1,10 10,22 11,59 16,50 104503,00 137061,78 28009,71 2,72 7,48 17 NW 8,31 193,54 1,14 7,32 1,10 8,05 9,87 13,53 113218,00 112445,72 31561,50 2,33 7,19 16 NW 7,82 205,64 1,13 6,92 1,10 7,61 9,56 13,01 113218,00 108084,31 31980,44 2,24 7,10 20 NW 9,78 164,51 1,15 8,51 1,10 9,36 11,00 15,47 113218,00 128510,77 30187,38 2,66 7,52 22 NW 10,76 149,56 1,16 9,29 1,10 10,22 11,59 16,50 113218,00 137061,78 29546,08 2,84 7,68 20 NW 9,78 164,51 1,15 8,51 1,10 9,36 11,00 15,47 113218,00 128510,77 30187,38 2,66 7,52 16 NW 7,82 205,64 1,13 6,92 1,10 7,61 9,56 13,01 113218,00 108084,31 31980,44 2,24 7,10 16 NW 7,82 205,64 1,13 6,92 1,10 7,61 9,56 13,01 113218,00 108084,31 31980,44 2,24 7,10

32 NW 15,6

5 102,82 1,20 13,09 1,10 14,40 14,71 22,12 113218,00 183728,76 26796,59 3,80 8,47

42 NW 20,5

4 78,34 1,22 16,77 1,10 18,45 17,58 27,54 113218,00 228794,56 24907,11 4,73 9,11

26 NW 12,7

1 126,55 1,17 10,83 1,10 11,91 12,88 18,79 13218,00 156085,17 28293,37 3,23 8,02

25 NW 12,2

3 131,61 1,17 10,44 1,10 11,49 12,64 18,34 113218,00 152397,16 28519,79 3,15 7,96 19 NW 9,29 173,17 1,15 8,11 1,10 8,93 10,71 14,97 113218,00 124353,17 30520,13 2,57 7,44

30 NW 14,6

7 109,68 1,19 12,34 1,10 13,57 14,02 20,85 113218,00 173224,12 27327,66 3,58 8,30

32 NW 15,6

5 102,82 1,20 13,09 1,10 14,40 14,71 22,12 113218,00 183728,76 26796,59 3,80 8,47

Gambar 4.7 : Grafik penggambaran untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang

Dari grafik diatas, dengan panjang fetch = 113,21 km dan UA = 17,52m/dtk, didapatkan H = 3,01 m dan T = 7,84 jam.

Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan (tabel) dicari nilai RL dengan menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat.

Gambar 4.8 : Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat Tabel 4.10 Jumlah data arah gelombang berdasarkan tinggi gelombang

Ketinggian (m)

Arah penjalaran gelombang Jumlah

kejadian

U TL T TG S BD B BL

0 – 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 – 2 0 0 0 0 0 0 0 4 4

2 – 3 0 0 0 0 0 0 3 20 23

3 – 4 0 0 0 0 0 0 0 9 9

4 – 5 0 0 0 0 0 0 0 4 4

jumlah 0 0 0 0 0 0 3 37 40

Dari tabel 14 jumlah data di atas dapat kita cari prosentase arah gelombang dominan dengan cara sebagai berikut :

Pada data gelombang dengan tinggi 1 – 2 meter dan mempunyai arah angin barat laut terdapat 3 buah data, sehingga jika dihitung berdasarkan

jumlah data persentasenya sebesar :

x 100% = 7,50%

Perhitungan tersebut merupakan salah satu contoh perhitungan dari arah barat. Dari penggolongan tinggi gelombang tersebut dapat dibuat tabel prosentase arah dan tinggi gelombang sebagai berikut :

Tabel 4.11. Persentase data arah gelombang berdasarkan tinggi gelombang

Ketinggian (m) Arah penjalaran gelombang

Jumlah (%)

U TL T TG S BD B BL

0 – 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 – 2 0 0 0 0 0 0 0 10 4

2 – 3 0 0 0 0 0 0 7,5 50 23

3 – 4 0 0 0 0 0 0 0 22,5 9

4 – 5 0 0 0 0 0 0 0 10 4

jumlah 0 0 0 0 0 0 7,5 92,5 100

Sumber : Hasil perhitungan

Dokumen terkait