• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Tugas Akhir Penanggulangan Abrasi Pantai Di Desa Galesong ... - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Tugas Akhir Penanggulangan Abrasi Pantai Di Desa Galesong ... - Unibos"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENGELOLAAN ABRASI PELATIH DI DESA GALESONG MENGGUNAKAN METODE SEA WOL” .. Muhammad Kinanntang Putra1), Hijriah2), Andi Rumpang Yusuf3) Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar deformasi gelombang pantai yang terjadi di Desa Galesong dan mengetahui upaya penanggulangan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah gerusan di Desa Galesong.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Maksud dan Tujuan Penelitian
  • Pokok Masalah
  • Batasan Masalah
  • Manfaat Penelitian
  • Ruang Lingkup Pembahasan
  • Sistematika Penulisan

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah distorsi gelombang dan gerusan yang terjadi di Desa Galesong pada awal tahun ini. Oleh karena itu pada penelitian ini akan diuraikan faktor-faktor penyebab distorsi gelombang, gerusan dan penanggulangannya di Kawasan Desa Galesong.

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN

PENUTUP

Pantai dan Pesisir

Daerah pertemuan darat-laut ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh laut seperti pasang surut air laut, angin laut, dan intrusi garam, sedangkan wilayah laut meliputi bagian-bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alam di darat seperti sebagai sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang terkena dampak aktivitas manusia di darat (Nontji, 2002). Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara daratan dan lautan, menuju daratan, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik yang kering maupun yang terendam air, yang terus dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut air laut, angin laut, dan lain-lain. Intrusi Air Asin Sedangkan ke arah laut, wilayah pesisir meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alam yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan arus air tawar, atau yang disebabkan oleh aktivitas manusia di darat, seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Jenis pantai a. Pantai berpasir

Perubahan garis pantai yang terjadi sesaat bukan berarti pantai tersebut tidak stabil, hal ini perlu memperhatikan analisis perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai dapat terjadi dari waktu ke waktu dalam skala musiman atau tahunan, tergantung pada kondisi yang ada.

Gambar 2.1 Pantai Berpasir
Gambar 2.1 Pantai Berpasir

Abrasi

Erosi merupakan suatu proses alam berupa pengikisan tanah di wilayah pesisir yang disebabkan oleh gelombang dan arus laut yang bersifat merusak, kadang disebut juga erosi pantai. Menurut Bambang Triatmodjo (1999), erosi pantai merusak kawasan pemukiman dan infrastruktur perkotaan berupa surutnya garis pantai.

Tingkat Kerusakan Abrasi

Faktor Penyebab Abrasi

Proses erosi ini disebabkan oleh faktor alam. Angin yang bertiup di atas lautan menimbulkan gelombang dan arus sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis wilayah pesisir.

Dampak Abrasi

Dampak erosi pantai terhadap lingkungan antara lain: Menyempitnya lebar pantai sehingga mempersempit lahan bagi warga yang tinggal di tepi pantai secara terus menerus, Rusaknya hutan bakau di sepanjang pantai, akibat terpaan ombak yang didorong oleh angin kencang, Kerusakan infrastruktur di sepanjang pantai, misalnya tiang listrik, jalan,. Penanaman mangrove yang sejatinya bertujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko erosi pantai, juga berpotensi gagal total jika erosi pantai tidak dapat dikendalikan.

Upaya Pencegahan Abrasi

Mengubah daratan menjadi laut atau memindahkan garis pantai sehingga mempersempit lahan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Memperkecil lebar pantai sehingga lahan warga yang tinggal di tepi pantai semakin menyempit. Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai akibat terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar.

Akibat ulah manusia, abrasi juga dapat terjadi karena faktor alam, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun bukan berarti erosi pantai tidak dapat dicegah atau diatasi, ada beberapa cara untuk mengatasi erosi pantai yaitu: (Warisno 2013: 24).

Deformasi Gelombang

Perlindungan Pantai

  • Tembok Laut (Seawall)
  • Gelombang
  • Fetch

Konservasi terumbu karang juga dapat berfungsi untuk mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai, sehingga konservasi terumbu karang perlu diperjelas dengan menetapkan peraturan untuk melindungi habitatnya, ekosistem terumbu karang, padang lamun, mangrove dan vegetasi pantai lainnya sebagai habitat alami. pertahanan, yang secara efektif mengurangi kecepatan dan energi. gelombang laut untuk mencegah erosi pantai. Jika abrasi pantai terjadi pada pulau-pulau kecil di laut lepas, maka proses tenggelamnya pulau tersebut akan lebih cepat. Pelestarian hutan bakau atau mangrove, fungsi mangrove atau bakau adalah sebagai pencegah hempasan ombak di pantai, serta sebagai tempat berkembang biaknya ikan dan kepiting. Gravity Seawall adalah jenis struktur yang mengandalkan berat material penyusunnya untuk memberikan stabilitas terhadap kekuatan gelombang yang datang.

Bentuk lereng yang landai akan menghilangkan gaya gelombang sedangkan batuan yang tersusun akan menyerap energi gelombang dan memecah gelombang utama yang datang menjadi gelombang yang lebih kecil. Gelombang pantul adalah gelombang yang menumbuk atau membentur suatu bangunan dan kemudian gelombang tersebut dipantulkan sebagian atau seluruhnya kembali ke laut (Triatmodjo, 1999). Gelombang gelombang terjadi ketika gelombang datang bergerak menuju pantai dan menghantam struktur pertahanan pantai.

Penurunan ini akan terus berlanjut hingga gelombang pasang diukur secara vertikal dari permukaan laut rata-rata. Karena banyaknya variabel yang mempengaruhi, besarnya pengangkatan gelombang sangat sulit ditentukan secara analitis.Penelitian tentang pengangkatan gelombang telah dilakukan di laboratorium oleh Irrabaren untuk mengukur pengangkatan gelombang pada permukaan bangunan, lereng untuk berbagai jenis material. Besarnya nilai naik turunnya ditunjukkan pada Gambar 1, dimana nilai 𝑅𝑢 dan 𝑅𝑑 dijumlahkan dan dikurangkan dihitung dari tinggi permukaan laut.

Tabel 1. Koefisien Refleksi
Tabel 1. Koefisien Refleksi

Studi Literatur

Penelitian ini diberi judul “Penanggulangan Abrasi Pesisir di Desa Gersik Kecamatan Gapura.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya sedimentasi pantai yang terjadi di Desa Gersik Putih dan merancang konstruksi penanggulangan gerusan pantai di Desa Gersik Putih. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi gerusan pantai yang terjadi di lokasi penelitian, sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dan ditindaklanjuti dalam menanggulangi gerusan pantai yang terjadi di Desa Gersik Gapura. Putih -kabupaten. Penelitian ini berjudul “Upaya Pemerintah Daerah dan Masyarakat Mengatasi Gerusan Pantai di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah daerah dan masyarakat dalam menanggulangi gerusan pantai di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar dan mengetahui 26 peringatan yang paling berpengaruh dalam menanggulangi gerusan pantai di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan , Kabupaten Takalar.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Takalar dalam menanggulangi erosi pantai di Desa Bontomarannu dapat disimpulkan bahwa upaya yang berhasil dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar. Selain itu, upaya rehabilitasi alam juga berhasil meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat peduli lingkungan pesisir untuk mengikuti kegiatan mulai dari pembibitan, pembibitan dan penanaman multi lokasi lokasi rehabilitasi mangrove serta faktor yang paling berpengaruh dalam pengelolaannya. erosi pantai di desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar yaitu dengan mempertahankan penyangga di tepi pantai seperti pohon bakau dan membuat dinding pemecah gelombang. Penelitian ini berjudul “Studi Perencanaan Pemecah Gelombang Sebagai Alternatif Bangunan Pengaman di Pantai Maratu di Desa Payung-Payung Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan breakwater sebagai alternatif struktur pengaman pantai di Kampung Payung-Payung Kecamatan Maratua dan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi pada Pantai Maratua di Desa Payung-Payung sehingga pemukiman warga sekitar Pesisir Pantai Maratua di Kampung Payung - Payung dapat terlindungi dari kerusakan akibat pemakaian. Pemecah gelombang terdiri dari dua segmen dengan 28 titik pandang yang masing-masing segmen berjarak 600 m dipisahkan oleh celah dengan 28 titik pandang sepanjang 150 m. Dengan hasil penelitian ini dapat diusulkan beberapa hal yaitu tata ruang 29 wilayah pantai dan lingkungan, dengan menetapkan batas-batas wilayah pesisir yang boleh dan dilarang serta menetapkan 29 wilayah pesisir sebagai kawasan pesisir lestari, yang dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi 29 kawasan wisata untuk membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, serta membuka kesadaran masyarakat akan manfaat positif dari pantai tersebut. kebersihan pantai dan kelestarian lingkungan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang dikumpulkan. Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan datanya sendiri; data yang diperlukan datang langsung dari objek pertama yang akan dipelajari. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan menghubungi instansi yang terkait dengan perencanaan konstruksi.

Dalam upaya penanggulangan erosi pantai di Desa Galesong Kabupaten Takalar diperlukan data sekunder sebagai berikut.

Teknik Pengumpulan Data

Alur Bagan

  • Pengolahan Data Angin
  • Perkiraan Gelombang dengan Periode Ulang
  • Tinggi muka air rencana

Pada tabel 4.4 untuk arah barat laut dijelaskan bahwa simpangan (α) pada salah satu sisi dari arah utara dibatasi hanya pada sudut 0°. khusus/barat laut) karena membentuk sudut 0° sampai 42°. Dari klasifikasi tinggi gelombang dapat dibuat tabel persentase arah dan tinggi gelombang sebagai berikut. Data tinggi gelombang terpenting setiap bulan, yang diambil dari prakiraan, diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil.

Dari nilai parameter A dan B serta nilai thn, diperoleh tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dengan menggunakan Persamaan (3.9). Kemudian hitung simpangan baku ternormalisasi tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang (nr) menggunakan persamaan. Jenis pasang surut air laut yang terdapat di pantai Tope Jawa adalah sebagai berikut.

Selama perambatannya ke arah pantai, tinggi gelombang berubah akibat proses pembiasan dan pendangkalan serta pemecahan gelombang, yang bergantung pada batimetri dan karakteristik gelombang laut dalam. Pada kondisi kemiringan pantai yang landai, diperkirakan gelombang yang sampai ke pantai akan pecah pada kedalaman 1,28 tinggi gelombang. Dari hasil analisa gelombang desain di atas diperoleh grafik hubungan antara tinggi gelombang, tinggi gelombang pecah dan kedalaman sebagai berikut.

Untuk menentukan surge yang terjadi pada tanggul laut dapat menggunakan Persamaan (2.19), Persamaan (2.20) dan plot surge pada gambar grafis merupakan fungsi dari bilangan Irribaren (Persamaan 2.20).

Tabel 4.1 Rekapan data angin rata-rata selama 10 tahun (Knot)  Dari  data  angin  hasil  pengukuran,  selanjutnya  dilakukan  analisis  untuk  mendapatkan  beberapa  parameter  penting,  yakni  arah  angin  yang  dominan, kecepatan angin pada berbagai arah
Tabel 4.1 Rekapan data angin rata-rata selama 10 tahun (Knot) Dari data angin hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan beberapa parameter penting, yakni arah angin yang dominan, kecepatan angin pada berbagai arah

Tumpukan Batu Pelindung Kaki Bangunan

Berdasarkan analisis dan perhitungan dengan mengacu pada teori, rumus empiris dan parameter yang ada, maka pada perencanaan tanggul laut di Pantai Galesong Selatan Kabupaten Takalar diperoleh deformasi gelombang Pantai Galesong : Tinggi gelombang rencana = 1,89 m, Tinggi putusnya gelombang = 1,10 m, Kedalaman pecah gelombang = 1,60 m, Periode gelombang = 10 sekon.

Saran

Departemen Cipta Karya dan Prasarana Wilayah, 2003, Pedoman Umum Keselamatan dan Penanggulangan Kerusakan Pesisir, Direktorat Teknik, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pedoman Teknis Perancangan Dinding Laut, Lapisan dan Terumbu Karang Persegi Panjang, Direktorat Bina, Jakarta. Dr.Ir.Dipl.HE., 1992, Dasar-dasar Perancangan Teknik Pesisir Konstruksi Pesisir, Jilid II, Kantor Penerbitan KMTS Fac.

Gambar

Gambar 2.1 Pantai Berpasir
Gambar 2.2 Pantai Berlumpur
Gambar 2.3 Pantai Berbatu  2.2  Tolak Ukur Kerusakan Daerah Pantai
Tabel 1. Koefisien Refleksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Tutupan Terumbu Karang Tutupan ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Perlang setelah dilakukan analisis tingkat lifeformdidapatkan 4 stasiun dengan kategori sangat baik

CONCLUSION The above descriptions lead to the conclusion as a result of the discussion as follows: 1 the motto of Bhinneka Tunggal Ika has been stated as a norm by laws and