• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Data

Dalam dokumen TUGAS AKHIR - Repository UNUGHA Cilacap (Halaman 65-115)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.5. Pengolahan Data

Tabel 4.5. Data Total Output dan Reject Januari 2014 sd Agustus 2015 BULAN RUN TIME

(JAM )

TOTAL OUTPUT

(Pcs )

REJECT (Pcs )

REJECT

%

Januari’14 231.85 746.357 2.875 0.39

Februari 259.33 672.499 2.566 0.38

Maret 214.75 808.385 3.109 0.38

April 173.57 712.719 2.996 0.42

Mei 279.15 1.024.291 3.340 0.33

Juni 173.03 511.088 2.390 0.47

Juli 109.08 363.157 1.469 0.40

Agustus 137.43 553.327 3.241 0.59

September 171.42 648.817 3.434 0.53

Oktober 199.70 753.648 2.980 0.40

Nopember 150.83 620.057 1.947 0.31

Desember 173.03 650.790 1.883 0.29

Januari’15 228.58 771.530 3.954 0.51

Februari 196.27 600.793 1.829 0.30

Maret 191.75 668.185 3.235 0.48

April 239.08 646.962 3.441 0.53

Mei 212.92 681.544 5.157 0.76

Juni 267.75 827.235 6.075 0.73

Juli 176.58 253.178 1.617 0.64

Agustus 217.95 733.496 6.709 0.91

Rata-rata 200.20 662.403 3.212 0.49

Tabel 4.6. Data Output, Run Time, Down Time, Listrik : Jan 2014 sd Agst 2015

Bulan Run Time ( Jam )

Total Output

( Pcs )

Down Time ( Jam )

% DT / RN

Konsumsi

LIstrik ( KWH )

Januari 231.85 746.357 24.60 10.61 3.227

Februari 259.33 672.499 17.75 6.84 3.610

Maret 214.75 808.385 22.52 10.48 2.989

April 173.57 712.719 37.03 21.31 2.416

Mei 279.15 1.024.291 32.62 11.68 3.886

Juni 173.03 511.088 55.60 32.13 2.409

Juli 109.08 363.157 24.08 22.07 1.518

Agustus 137.43 553.327 51.57 37.52 1.913

September 171.42 648.817 32.38 18.89 2.386

Oktober 199.70 753.648 26.25 13.14 2.780

Nopember 150.83 620.057 22.92 15.19 2.100

Desember 173.03 650.790 14.75 8.52 2.409

Januari’15 228.58 771.530 28.25 12.36 3.182

Februari 196.27 600.793 8.25 4.20 2.732

Maret 191.75 668.185 11.42 5.95 2.669

April 239.08 646.962 27.00 11.29 3.328

Mei 212.92 681.544 30.67 14.40 2.964

Juni 267.75 827.235 41.88 15.64 3.727

Juli 176.58 253.178 13.98 7.92 2.458

Agustus 217.95 733.496 40.72 18.68 3.034

Rata-rata 200,20 662.403 28,21 14,942 2.787

Tabel 4.7. Data Keseluruhan / Penggabungan Periode : Jan 2014 sd Des 2015 Bulan

Run Time ( Jam )

Total Output

( Pcs )

Down Time ( Jam )

Reject ( Pcs )

Konsumsi LIstrik ( KWH )

Januari 231.85 746.357 24.60 2.875 3.227

Februari 259.33 672.499 17.75 2.566 3.610

Maret 214.75 808.385 22.52 3.109 2.989

April 173.57 712.719 37.03 2.996 2.416

Mei 279.15 1.024.291 32.62 3.340 3.886

Juni 173.03 511.088 55.60 2.390 2.409

Juli 109.08 363.157 24.08 1.469 1.518

Agustus 137.43 553.327 51.57 3.241 1.913

September 171.42 648.817 32.38 3.434 2.386

Oktober 199.70 753.648 26.25 2.980 2.780

Nopember 150.83 620.057 22.92 1.947 2.100

Desember 173.03 650.790 14.75 1.883 2.409

Januari 228.58 771.530 28.25 3.954 3.182

Februari 196.27 600.793 8.25 1.829 2.732

Maret 191.75 668.185 11.42 3.235 2.669

April 239.08 646.962 27.00 3.441 3.328

Mei 212.92 681.544 30.67 5.157 2.964

Juni 267.75 827.235 41.88 6.075 3.727

Juli 176.58 253.178 13.98 1.617 2.458

Agustus 217.95 733.496 40.72 6.709 3.034

Rata-rata 200,20 662.403 28,21 3.212 2.787 Data terakhir diatas adalah penggabungan data dalam satu table sehingga mempermudah pengamatan dalam satu parameter lengkap per bulannya, kemudian data parameter dibandingkan dengan parameter lainnya menurut rasio yang diinginkan atau yang ingin dicari perbandingannya untuk penelitian produktivitas.

Diputuskan 5 jenis rasio yang akan diukur yang diklasifikasikan dalam 3 type rasio.

Sebagaimana table berikut :

Tabel 4.8 Klasifikasi Rasio yang diukur dan Hasil Pengukuran Effisiensi Effektifitas Inferensial

Rasio : 1 2 3 4 5

Output OK / Output Total

Output OK / RN

DT / RN

Output OK / MPCost per

Unit

Output Ok / Listrik Jan’14 0,9961 3.207 0,1061 26.42 230.37

Feb 0,9962 2.583 0,0684 21.45 185.58

Mar 0,9962 3.750 0,1049 31.00 269.38

Apr 0,9958 4.089 0,2133 24.09 293.75

Mei 0,9967 3.657 0,1169 49.80 262.74

Jun 0,9953 2.940 0,3213 12.38 211.20

Jul 0,9960 3.316 0,2208 6.25 238.20

Agst 0,9941 4.003 0,3752 14.50 287.55

Sept 0,9947 3.765 0,1889 19.94 270.47

Okt 0,9960 3.759 0,1314 26.94 270.04

Nop 0.9969 4.098 0,1520 18.25 294.40

Des’14 0,9971 3.750 0,0852 20.11 269.42

Jan’15 0,9949 3.358 0,1236 28.19 241.24

Feb 0,9970 3.052 0,0420 17.14 219.23

Mar 0,9952 3.468 0,0596 21.16 249.12

Apr 0,9947 2.692 0,1129 19.82 193.37

Mei 0,9924 3.177 0,1440 21.95 228.21

Jun 0,9927 3.067 0,1564 32.34 220.32

Jul 0,9936 1.425 0,0792 3.03

102.34

Agst’15 0,9909 3.335 0,1868 25.38 239.56

Rata- rata

0,9951 3.324 0,1495 22.008 238.83

ANALISA PEMBAHASAN

5.1 Perhitungan Produktivitas Metode Objektive Matrix (OMAX) 5.1.1. Menentukan Level dan Nilai Masing – masing Rasio

Tentukan range / batasan tiap – tiap rasio yang ada mulai dari level 0 – 10, dimana level 3 ditentukan sebagai performa saat ini atau rata – rata dari performa rasio saat ini, sedangkan level 10 adalah target atau kondisi optimum sasaran yang diinginkan manajemen /perusahaan.

Jika dalam hal ini nilai level 3 dan 10 sudah diketahui, maka untuk mengetahui nilai / range level 1 – 2 dan 4 – 9 dipergunakan cara interpolasi dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

Y1 = Value rata-rata actual kinerja saat ini

Y2 = Value target produktivitas yang diharapkan manajemen.

Y3 = Value kinerja produktivitas hasil interpolasi / ekstrapolasi.

X1 = Posisi level skor rata-rata actual kinerja dalam analisa Objective matrix.

X2 = Posisi level skor target produktivitas yang diharapkan manajemen X3 = Posisi level skor yang akan diinterpolasi / ekstrapolasi.

Ratio 1 : Output OK Output Total

Rata-rata : 0.9951 ( Level 3 ) Target : 0.9960 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9959 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9957 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9956 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9955 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9954 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0.9952 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0,9950 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0,9948 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,9960 – 0,9951 ) + 0,9951 = 0,9947 7

Ratio 2 : Output OK Run Time

Rata-rata : 3.324 ( Level 3 ) Target : 3.657 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.609 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.562 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.514 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.467 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.419 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.372 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.276 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 3.657 – 3.324 ) + 3.324 = 3.229 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 3.657 – 3.244 ) + 3.324 = 3.181 7

Ratio 3 : Down Time Run Time

Rata-rata : 0,1495 ( Level 3 ) Target : 0,1347 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1368 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1389 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1410 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1432 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1453 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1474 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0,1516 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0.1537 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,1347 – 0,1495 ) + 0,1495 = 0.1558 7

Ratio 4 : Output OK

Man Power Cost per Unit

Rata-rata : 22.008 ( Level 3 ) Target : 26.607 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 25.950 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 25.293 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 24.636 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 23.979 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 23.322 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 22.665

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 21.351 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 20.694 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 26.607 – 22.008 ) + 22.008 = 20.037 7

Ratio 5 : Output OK Konsumsi Listrik

Rata-rata : 238.83 ( Level 3 ) Target : 262.71 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 259,30 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 255.89 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 252.48 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 249.06 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 242.24 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 235.42 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 235.42 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 232.01 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 262.71 – 238.83 ) + 238.83 = 228.60 7

5.1.2.Menentukan Bobot dan Penilaian Produktifitas

Setelah nilal level diketahui, maka dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai produktifitas ditentukan terlebih dahulu bobot dari masing – masing rasio yang diukur berdasarkan urutan kepentingan atau prioritas, dimana dalam hal ini yang menjadi pertimbangan utama adalah nilai ekonomis dan faktor safety / keselamatan

Tabel 5.1. Kriteria Pertimbangan Bobot Rasio

Kriteria Pertimbangan

1 Output

OK

2 Output

OK

3 DownTime

( DT)

4 Output

OK

5 Output

OK Output

Total

Run Time (

RN )

Run Time ( RN )

Man Power Cost per

unit

Konsumsi Listrik Besarnya

Nilai yg dapat ditekan

Paling

Besar Besar Lebih Besar Panjangnya

proses berhubungan dengan biaya produksi yg sudah

dikeluarkan

Lebih

Besar Paling Besar Besar

Berpengaruh dengan unsur Safety

Tidak Tidak Ya Tidak Ada

Ditentukan

Bobot 25 15 25 15 20

TOTAL 100

Setelah bobot didefinisikan maka dimasukkan dalam table perhitungan Omax, sehingga didapat data produktivitas sebagai berikut :

Tabel 5.2 Nilai Produktivitas Januari 2014 sd Agustus 2015 Berdasarkan OMAX Januari

Kriteria Rasio 1

Rasio 2

Rasio 3

Rasio 4

Rasio 5

Nilai Aktual 0,9961 3.207 0,1061 26.421 230.37 Level Keterangan Target

0,9968 3.527 0,0955 31.951 253.41 10 Sangat Baik

Range Nilai Level

0,9967 3.481 0.0970 31.161 250.12 9

Baik 0,9966 3.463 0,0985 30.371 246.83 8

0,9965 3.390 0,1000 29.581 243.53 7 0,9964 3.344 0,1016 28.791 240.24 6 0,9963 3.298 0,1031 28.001 236.95 5

Sedang 0,9962 3.253 0,1046 27.211 233.66 4

0,9961 3.207 0,1061 26.421 230.37 3 0,9960 3.161 0,1071 25.631 227.08 2

Buruk 0,9959 3.161 0.1091 24.841 223.79 1

0,9958 3.070 0.1106 24.051 220.49 0 Sangat Buruk

Score Aktual 4 4 2 2 4

Nilai Produktivitas Total = 320

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas

100 60 50 30 80

Februari

Kriteria Rasio 1

Rasio 2

Rasio 3

Rasio 4

Rasio 5

Nilai Aktual 0,9962 2.583 0,0684 21.452 185.58 Level Keterangan Target

0,9969 2.842 0,0616 25.941 204.14 10 Sangat Baik

Range Nilai Level

0,9968 2.805 0.0626 25.300 201.49 9

Baik 0,9967 2.768 0,0635 24.658 198.84 8

0,9966 2.731 0,0645 24.017 196.19 7 0,9965 2.694 0,0655 23.376 193.53 6 0,9964 2.657 0,0665 22.735 190.88 5

Sedang 0,9963 2.620 0,0674 22.093 188.23 4

0,9962 2.583 0,0684 21.452 185.58 3 0,9961 2.546 0,0694 20.811

182.93 2

Buruk 0,9960 2.509 0.0703 20.169 180.28 1

0,9859 2.472 0.0713 19.528 177.63 0 Sangat Buruk

Score Aktual 4 2 4 2 4

Nilai Produktivitas Total = 340

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas 100 30 100 30 80

Dengan cara yang sama maka didapatkan hasil produktifitas untuk Jamuari 2014 – Agustus 2015 berturut – turut sebagai berikut : 320, 340, 370, 400, 395, 350, 350, 350,370,365,320,400,320,310,290,290,290,370,370,310 sehingga hasil perhitungan data Januari 2014 s/d Agustus 2015 memiliki rata - rata produktifitas sebesar : 344

Tabel 5.3 Nilai Produktivitas Sebelum Perbaikan Jan 2014 sd Agustus 2015 Overall

Productivity

Jan’1 4

Feb Mar Apr Mei Jun

320 340 370 400 395 350

Overall Productivity

Jul Ag Sep Okt Nop Des

350 350 370 365 320 400

Overall Productiyi y

Jan’15 Feb Mar Apr Mei Jun

320 310 290 290 290 370

Overall Productivity

Jul Agustus AVG

370 310 344

Gambar 5.1.GRAFIK NILAI PRODUKTIVITAS SEBELUM DILAKUKAN PERBAIKAN PERIODE : JAN 2014 SD AGUSTUS 2015 ( 20 ) BULAN

5.2 Perbaikan dan Saran Produktifitas

Dari Grafik di atas dapat kita lihat bahwa Nilai Produktivitas tertinggi terjadi pada bulan April 2014 dan Desember 2014 sedangkan Nilai Produktivitas terendah terjadi pada bulan Maret 2015 sd Mei 2015. Dari kondisi tersebut di atas menunjukan ketidakkonsistenan Nilai Produktivitas dari bulan ke bulan yang sangat fkuktuatif dan dari 20 Bulan hanya ada 11 bulan yang memiliki Nilai Produktivitas di atas rata- rata.

Dan berdasarkan distribusi level tiap rasio terlihat bahwa penyebaran tiap ratio tidak merata, yang artinya sesungguhnya terjadi ketidakkonsistenan performance, dimana dalam periode tertentu mampu memberikan performa yang cukup baik, tetapi di periode tertentu performa menjadi buruk

Ke – 5 ratio yang ada dalam 20 bulan yang diamati diringkas dalam pemenuhan kriteria sangat baik sampai dengan sangat buruk adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Pemenuhan Kriteria Sebelum dilakukan langkah perbaikan.

BULAN RASIO

1 2 3 4 5

Jan 14 Sedang Sedang Buruk Buruk Sedang

Feb Sedang Buruk Sedang Buruk Sedang

Mar Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang

Apr Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Mei Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang

Jun Sedang Sedang Buruk Sedang Sedang

Jul Sedang Sedang Suruk Sedang Sedang

Agt Sedang Sedang Buruk Sedang Sedang

Sept Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang

Okt Sedang Buruk Sedang Buruk Sedang

Nop Sedang Buruk Buruk Sedang Sedang

Des Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Jan 15 Sedang Buruk Buruk Sedang Sedang

Feb Sedang Sedang Buruk Sedang Buruk

Mar Sedang Buruk Buruk Buruk Sedang

Apr Sedang Buruk Buruk Buruk Sedang

Mei Sedang Buruk Buruk Buruk Sedang

Jun Sedang Buruk Sedang Sedang Sedang

Jul Sedang Sedang Sedang Buruk Sedang

Agt Buruk Sedang Sedang Sedang Buruk

Jika kita melihat dari tiap-tiap rasio, cukup bervariasi dan jika kita melihat sebaran level tiap bulan pada masing-masing rasio serta kemudian merata-ratakan level masing-masing rasio tersebut, terlihat rasio mana yang memiliki level terendah yaitu rasio 2 (2.90 ) , rasio 3 ( 3.05 ) dan Rasio 4 ( 3.30 ).

Tabel 5.5. SCORE ACTUAL PERIODE : JAN 2014 SD AGUSTUS 2015 BULAN Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5

Jan 14 4 4 2 2 4

Feb 4 2 4 2 4

Maret 4 2 4 4 4

April 4 4 4 4 4

Mei 5 2 4 4 4

Juni 4 4 2 4 4

Juli 4 4 2 4 4

Agst 4 4 2 4 4

Sept 4 2 4 4 4

Okt 4 2 5 2 4

Nop 4 2 2 4 4

Des 4 4 4 4 4

Jan 15 4 2 2 4 4

Feb 4 4 2 4 2

Maret 4 2 2 2 4

April 4 2 2 2 4

Mei 4 2 2 2 4

Juni 4 2 4 4 4

Juli 4 4 4 2 4

Agst 2 4 4 4 2

AVG 3.95 2.90 3.05 3.30 3.80

Dengan melihat kondisi pencapaian di atas dan dengan melihat Fluktuasi atau ketidakkonsistenan di atas serta permasalahan yang ada , maka perbaikan untuk

peningkatan masih sangat berpeluang untuk dilakukan agar tingkat produktivitas semakin baik.

Dari Data pengamatan yang penulis peroleh , penyumbang terbesar dari rendahnya Tingkat Produktivitas Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 adalah dari tingginya waktu Down Time pada mesin Seamer Bottom dan Seamer Ring sebagaimana dapat dilihat dari Tabel berikut ini.

Tabel 5.6. DATA PROSENTASE DOWN TIME PADA MESIN SEAMER PERIODE : Januari 2014 sd Agustus 2015 ( Menit )

BULAN Total DT DT MC Seamer %

Januari 14 1,476 806 54.61

Februari 1,065 490 46.01

Maret 1,351 681 50.41

April 2,222 959 43.16

Mei 1,957 1,822 93.10

Juni 3,336 969 29.05

Juli 1,445 655 45.33

Agustus 3,094 1,801 58.21

September 1,943 872 44.88

Oktober 1,575 985 62.54

Nopember 1,375 1,025 74.55

Desember 885 305 34.46

Januari 15 1,695 1,250 73.75

Februari 495 125 25.25

Maret 685 355 51.82

April 1,620 1,095 67.59

Mei 1,840 995 54.08

Juni 2,513 1,748 69.56

Juli 839 30 3.58

Agustus 2,443 1,398 57.22

Rata-rata 1,693 918 52

Dari hasil pengamatan di lapangan kita temukan beberapa masalah yang menyebabkan sering terjadinya kerusakan di mesin seamer yaitu :

 Speed mesin Seamer Bottom adalah 90 CPM sedangkan speed mesin Seamer Ring 120 CPM. Hal ini menjadikan adanya gap waktu yang cukup significant di mesin seamer Ring, sehingga pada saat terjadi hambatan proses pada Seamer Bottom, terjadi kekosongan stock barel yang ada pada conveyor Accumulator . Dengan tidak adanya Stock Barel pada Conveyor Accumulator dan pada Chute Transfer ke Seamer Ring, maka saat Mesin Seamer Bottom kembali beroperasi Supply Barel ke Mesin Seamer Ring akan meluncur dengan cepat karena mengandalkan gaya grafitasi dan dapat menimbulkan benturan antar barel sehingga akan terjadi perubahan bentuk seperti penyok / cacat dan tidak dapat diproses Seamer secara sempurna / rusak.

 Permasalahan yang terjadi di mesin Seamer Bottom adalah , kondisi Star Wheel yang dilengkapi dengan pocket yang terbuat dari Nylon sudah mulai aus dan cacat sehingga pada saat melakukan transfer barel ke dalam Head seamer dengan posisi yang tidak sempurna dan sering mengalami jamped. / nabrak. Pada mesin Seamer Bottom juga belum dilengkapi dengan Limit Switch seperti pada mesin Seamer Ring yang berfungsi memberi perintah off pada mesin seamer saat terjadi jamped . Hal lain yang memberikan kontribusi kerusakan / proses seamer nabrak adalah masih terdapat beberapa Chute transfer barel / kaleng yang terpasang tidak permanent bahkan hanya diikat dengan tali raffia, sehingga pada saat beban penuh posisi Chute menjadi tidak

normal dan saat barel / kaleng masuk ke Conveyor Elevator sering numpuk dan banyak rusak dan berpengaruh mesin sering berhenti karena operator harus mengambil kembali kaleng-kaleng yang bertumpuk pada accumulator.

 Kondisi Block Star Wheel yang menggunakan baut M10 sudah aus sehingga tidak mengikat dengan sempurna dan menyebabkan supply Barel ke Head Seamer tidak tepat yang dapat menimbulkan banyak kerusakan serta pemberhentian mesin untuk pengambilan kaleng yang nyangkut di mesin.

 Stopper Component Bottom juga sudah Aus sebanyak 4 pcs sehingga tidak bisa menahan sempurna saat bottom akan dilakukan proses seaming.

 Guide Rail Body Barel kondisi drat M8 sudah Aus sehingga tidak bisa mengikat secara sempurna sehingga proses transfer body barel sering tidak tepat posisinya dan menimbulkan jumped.

 Semua mesin Seamer sebenarnya sudang terpasang Break Motor, akan tetapi tidak berfungsi dengan baik sehingga pada saaat mesin di matikan kaleng tidak bisa langsung berhenti dan akhirnya terjepit pada Head seamer dan menimbulkan kerusakan serta perlu waktu berhenti untuk mengambil kaleng yang terjepit.

 Kondisi Habasit Belt Elevator setelah proses Flanging dan setelah proses Seaming Bottom sudah tipis dan ada yang cacat sehingga tidak bisa mengantar Body Barel dengan sempurna dan sering terjadi penumpukan pada saat masuk ke Conveyor Accumulator yang mengakibatkan harus dilakukan pemberhentian elevator untuk proses pengambilan barel yang menumpuk.

 Meja Packing hanya panjang 2 meter, hal ini sering menimbulkan kaleng menumpuk karena packing keteter dan sering memaksa mesin harus berhenti sambil menunggu proses packing teratasi dan akan mengurangi waktu produksi.

 Hal lain yang menyumbang terjadinya kerusakan pada saat proses Seamer adalah masih terdapat Variasi Dimensi khususnya pada Bottom 3 mm, dimana dari beberapa Design seperti untuk Produk Propan, Dana paint, Mowilex masih belum seragam terutama pada dimensi Countersink, Curling Thicknes,Inside Curling Diameter dan kerataan pada bagian panel bottom. Hal ini menyebabkan pada saat Bottom berada pada Magazine mesin Seamer yang dipisahkan oleh Separator Knife yang berfungsi membagi dan mengantarkan Bottom satu per satu ke Barel untuk proses Seamer Bottom sering nyangkut.

5.2.1 Tindakan Perbaikan untuk Peningkatan Produktivitas pada Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg/Type 407

Dari hasil Iventarisasi penyebab hambatan proses pada Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407, maka tindakan perbaikan yang akan dilakukan sesuai hasil pengamatan dan diskusi dengan bagian Teknik dan bagian produksi adalah sebagai berikut :

 Perbandingan Speed antara Seamer Bottom dengan Seamer Ring yang awalnya 90 : 120 kita ubah menjadi 100 : 110 agar proses Seamer Ring sedikit lebih cepat dan tidak terjadi penumpukan barel yaitu dengan cara merubah diameter Pulley dari Diameter 4” di Seamer Bottom menjadi 3 ½ “

dan dari Diameter 4” di Seamer Ring menjadi diameter 3 ½ “ karena Rpm mesin Seamer Bottom dan Seamer Ring sedikit berbeda.

 Star Wheel Seamer Bottom dibuat lebih permanent dengan menggunakan material Ebonit / Pertinax agar supply kaleng ke head seamer menjadi lebih stabil.

 Sedangkan Block Star Wheel yang bautnya aus dilakukan Tap ulang diperbesar dari M10 menjadi M12.

 Pemasangan 2 unit Double Switch detector pada mesin Seamer Bottom sebagai pengaman agar jika terjadi kaleng jamped, mesin dengan sendirinya mati sehingga kerusakanpun dapat diturunkan.

 Guide Rail Body yang dratnya aus dilakukan pengetapan ulang dan diperbesar dari M8 menjadi M10 agar dapat mengikat dengan sempurna.

 Untuk Chute yang pemasangannya tidak permanent dilakukan pengelasan atau dibuatkan tiang penyangga dari pipa agar tidak goyang saaat dipenuhi beban kaleng.

 Penggantian Break Motor pada ketiga mesin Seamer yang sering tidak berfungsi secara optimal agar pada saat mesin Stop dapat berhenti dengan sempurna sehingga tidak ada lagi sisa kaleng yang ikut berputar pada Head dan menjadi penyok / rusak.

 Penggantian Habasit Belt pada kedua Elevator yang kondisinya sudah cacat yaitu Elevator setelah proses Flanging dan Elevator setelah proses seaming Bottom agar dapat mengantarkan kaleng dengan sempurna dan tidak

tersendat.

 Penggantian Meja Packing dengan ukuran lebih panjang dari sebelumnya 2 meter menjadi 4 meter agar tidak terjadi penumpukkan saat proses packing yang sering memaksa mesin harus berhenti karena packing keteter.

 Khusus Bottom 3 mm, dilakukan Standarisasi Dimensi dan pengecheckan yaitu :

1. Tinggi Countersink diseragamkan menjadi 3.2 mm

2. Dimensi Curling Thicknes distandarkan 2 mm ± 0.10 mm atau pada saat Stacking Bottom Standarnya adalah 27 Pcs per 2 Inchi.

3. Bentuk Panel Bottom harus Flate supaya pada saat Stacking di Magazine tidak goyang dan memudahkan proses kerja pada Separator Knife.

5.2.2 Hasil Perbaikan Produktivitas

Adapun dari Tindakan Perbaikan yang dilakukan seperti di atas, Target yang ingin dicapai dalam meningkatkan Produktivitas pada Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 di PT.Multi Makmur Indah Industri yaitu dengan cara :

1. Menaikkan Rata-rata Ouput OK sebesar 10 % dari periode sebelumnya yaitu Rata-rata 656.191 kaleng per bulan.

2. Menurunkan Jumlah produk Reject sebesar 10 % dari rata-rata periode sebelumnya sebanyak 3.212 kaleng per bulan.

3. Menurunkan Waktu Down Time sebesar 10 % dari rata-rata periode sebelumnya yaitu 28.21 jam per bulan

4. Menurunkan Man Power Cost per Unit sebesar 10 % dari rata-rata periode sebelumnya sebesar Rp. 34.62.

Berikut ini adalah Hasil dari upaya peningkatan Produktivitas pada Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 di PT.Multi Makmur Indah Industri yang kami ambil data setelah perbaikan periode Bulan September 2015 sd bulan Nopember 2015 ( Selama 3 Bulan ) sebagaimana Tabel di bawah ini.

Tabel 5.7. PERFORMANCE PRODUKSI

PERIODE HASIL PROD

JML

RUSAK DT

KONSUMS I LISTRIK

(KWH) MPC/UNIT

SEBELUM 659,191 3,212 28.21 2.787 34.62

TARGET

10 % 725,110 2,891 25.39 2.787 28.96

HASIL 847.522 2,569 19.61 2.706 24.72

% HASIL 33.09 20.02 30.48 2.90 28.60

Tabel 5.8. KLASIFIKASI RASIO

PERIODE

RASIO

1 2 3 4 5

OUTPUT OK/TTL OUTPUT

OUTPUT

OK/ RN DT/RN

OUTPUT OK/MAN POWER COST PER

UNIT

OUTPUT OK / KWH

LISTRIK SEBELUM 0.9951 3.324 0.1495 22.008 238.83 TARGET 0.9960 3.657 0.1347 26.607 262.71

HASIL 0.9970 4.436 0.1087 34.323 318.71

Tabel 5.9. INDEX PRODUKTIVITAS SEBELUM DILAKUKAN LANGKAH PERBAIKAN

PERIODE : JANUARI 2014 - DESEMBER 2014

DESKRIPSI TH 2014

1 2 3 4 5 6

Permintaan 740.039 691.430 804.940 709.723 1.021.251 660.374 Realisasi 740.039 669.933 804.949 709.723 1.021.251 565.003

IP 1.0 0.97 1.0 1.0 1.0 0.85

DESKRIPSI TH. 2014

7 8 9 10 11 12

Permintaan 452.991 550.086 663.899 724.506 618.110 648.907 Realisasi 452.991 528.053 645.383 724.506 602.551 584.913

IP 1.0 0.96 0.97 1.0 0.97 0.90

INDEX PRODUKTIVITAS SEBELUM DILAKUKAN LANGKAH PERBAIKAN PERIODE : JANUARI 2015 - AGUSTUS 2015

DESKRIPSI TH. 2015

1 2 3 4 5 6

Permintaan 776.389 597.564 634.729 651.911 705.500 753.339 Realisasi 769.026 597.564 634.729 534.561 586.066 753.339

IP 0.99 1.0 1.0 0.82 0.83 1.0

DESKRIPSI TH. 2015

7 8 X X X X

Permintaan 276.530 705.083 X X X X

Realisasi 276.530 705.083 X X X X

IP 1.0 1.0 X X X X

Dari Data Produksi periode Januari 2014 sd Agustus 2015 ( 20 Bulan ) Rata-rata Index Produktivitas adalah : 0.96

Tabel 5.10 . INDEX PRODUKTIVITAS SETELAH DILAKUKAN LANGKAH PERBAIKAN

PERIODE : SEPTEMBER 2015 - NOPEMBER 2015

DESKRIPSI 2015

SEPT OKT NOP

Permintaan 822.884 847.075 872.608

Realisasi 822.884 847.075 872.608

IP 1.0 1.0 1.0

Adapun rata – rata Index Produktivitas setelah perbaikan dengan mengambil Data periode September sd Nopember 2015 ( 3 Bulan ) adalah :1,0 yang artinya hasil produksi sudah sesuai Kebutuhan.

Tabel 5.11. JUMLAH NILAI PRODUKTIVITAS MASING MASING RASIO SEBELUM MELAKUKAN LANGKAH PETRBAIKAN

PERIODE : JANUARI 2014 - AGUSTUS 2015 ( 20 BULAN )

NILAI RASIO

1 2 3 4 5

SANGAT BAIK 0 0 0 0 0

BAIK 0 0 0 0 0

SEDANG 19 9 10 13 18

BURUK 1 11 10 7 2

SANGAT BURUK 0 0 0 0 0

5.2.3.NILAI PRODUKTIVITAS MASING-MASING RASIO SETELAH PERBAIKAN

Jika dalam hal ini nilai level 3 dan 10 sudah diketahui, maka untuk mengetahui nilai / range level 1 – 2 dan 4 – 9 dipergunakan cara interpolasi dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

Y1 = Value rata-rata actual kinerja saat ini

Y2 = Value target produktivitas yang diharapkan manajemen.

Y3 = Value kinerja produktivitas hasil interpolasi / ekstrapolasi.

X1 = Posisi level skor rata-rata actual kinerja dalam analisa Objective matrix.

X2 = Posisi level skor target produktivitas yang diharapkan manajemen X3 = Posisi level skor yang akan diinterpolasi / ekstrapolasi.

Ratio 1 : Output OK Output Total

Rata-rata : 0.9970 ( Level 3 ) Target : 0.9960 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9961 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9963 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9964 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9966 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9967 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9969 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9971 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9973 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,9960 – 0,9970 ) + 0,9970 = 0,9974 7

Ratio 2 : Output OK Run Time

Rata-rata : 4.436 ( Level 3 ) Target : 3.657 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 3.768 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 3.880 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 3.991

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.102 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.213 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.325 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.547 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.659 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 3.657 – 4.436 ) + 4.436 = 4.770 7

Ratio 3 : Down Time Run Time

Rata-rata : 0,1087 ( Level 3 ) Target : 0,1347 ( Level 10 )

Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0.1310 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1273 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1236 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1198 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1161 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1124 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0,1050 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0.1013 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 0,1347 – 0,1087 ) + 0,1087 = 0.0976 7

Ratio 4 : Output OK

Man Power Cost per Unit

Rata-rata : 34.323 ( Level 3 ) Target : 26.607 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 27.709 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 28.812 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 29.914 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 31.016 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 32.118 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 33.221 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 35.425 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 36.528 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 26.607 – 34.323 ) + 34.323 = 37.630 7

Ratio 5 : Output OK Konsumsi Listrik

Rata-rata : 318.71 ( Level 3 ) Target : 262.71 ( Level 10 ) Nilai :

Level 9 : ( 9-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 270.71 7

Nilai :

Level 8 : ( 8-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 278.71 7

Nilai :

Level 7 : ( 7-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 286.71 7

Nilai :

Level 6 : ( 6-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 294.71 7

Nilai :

Level 5 : ( 5-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 302.71 7

Nilai :

Level 4 : ( 4-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 310.71 7

Nilai :

Level 2 : ( 2-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 326.71 7

Nilai :

Level 1 : ( 1-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 334.71 7

Nilai :

Level 0 : ( 0-3 ) x ( 262.71 – 318.71 ) + 318.71 = 342.71 7

Untuk mengetahui Nilai Produktivitas setelah melakukan tindakan perbaikan, maka dengan menggunakan pembobotan yang sama dapat dilihat Nilai Produktivitas periode Bulan September 2015 sd Nopember 2015 sebagaimana pada table nerikut ini

Nilai Produktivitas Setalah Perbaikan September 2015

Kriteria Rasio 1

Rasio 2

Rasio 3

Rasio 4

Rasio 5

Nilai Aktual 0,9964 4.800 0,1362 32.359 344.88 Level Keterangan Target

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 10 Sangat Baik

Range Nilai Level

0,9960 3.820 0.1349 27.429 274.45 9

Baik 0,9961 3.984 0,1349 28.250 286.19 8

0,9962 4.147 0,1351 29.072 297.93 7 0,9963 4.310 0,1356 29.894 309.66 6 0,9963 4.473 0,1358 30.716 321.40 5

Sedang 0,9964 4.637 0,1360 31.537 333.14 4

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 3 0,9965 4.963 0,1364 33.181 356.62 2

Buruk

0,9966 5.290 0.1368 34.824 380.10 0 Sangat Buruk

Score Aktual 4 4 4 4 4

Nilai Produktivitas Total = 400

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas

100 60 100 60 80

Oktober 2015

Kriteria Rasio 1

Rasio 2

Rasio 3

Rasio 4

Rasio 5

Nilai Aktual 0,9970 4.800 0,1571 34.267 344.90 Level Keterangan Target

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 10 Sangat Baik

Range Nilai Level

0,9961 3.820 0.1379 27.701 274.45 9

Baik 0,9963 3.984 0,1411 28.796 286.19 8

0,9964 4.147 0,1443 29.890 297.93 7 0,9966 4.310 0,1475 30.984 309.66 6 0,9967 4.473 0,1507 32.078 321.40 5

Sedang 0,9969 4.637 0,1539 33.273 333.14 4

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 3 0,9971 4.963 0,1603 35.361 356.62 2

Buruk 0,9973 5.127 0.1635 36.456 368.36 1

0,9974 5.290 0.1667 37.550 380.10 0 Sangat Buruk

Score Aktual 4 4 4 4 4

Nilai Produktivitas Total = 400

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas

100 60 100 60 80

Nopember 2015

Kriteria Rasio 1

Rasio 2

Rasio 3

Rasio 4

Rasio 5

Nilai Aktual 0,9975 3.708 0,0329 36.343 266.36 Level Keterangan Target

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 10 Sangat Baik

Range Nilai Level

0,9846 3.664 0.1202 27.998 263.23 9

Baik 0,9868 3.672 0,1056 29.389 263.75 8

0,9889 3.679 0,0911 30.780 264.27 7 0,9911 3.686 0,0765 32.170 264.80 6 0,9932 3.693 0,0620 33.561 265.32 5

Sedang 0,9996 3.701 0,0474 34.952 265.84 4

0,9960 3.657 0,1347 26.607 262.71 3 0,9997 3.715 0,0184 37.734 266.88 2

Buruk 1.0018 3.723 0.0038 39.125 267.40 1

1.0039 3.730 -

0.0107 40.516 267.92 0 Sangat Buruk

Score Aktual 4 4 4 4 4

Nilai Produktivitas Total = 400

Bobot 25 15 25 15 20

Nilai

Produktivitas

100 60 100 60 80

TABEL 5.12.NILAI PRODUKTIVITAS SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN PERBAIKAN ( SEPT SD NOP 2015 )

BLN KRITERIA RASIO TTL

NILAI

1 2 3 4 5

SEPT

SCORE

TOTAL 4 4 4 4 4

400

BOBOT 25 15 25 15 20

NILAI 100 60 100 60 80

OKT

SCORE

TOTAL 4 4 4 4 4

400

BOBOT 25 15 25 15 20

NILAI 100 60 100 60 80

NOP

SCORE

TOTAL 4 4 4 4 4

400

BOBOT 25 15 25 15 20

NILAI 100 60 100 60 80

NILAI RATA – RATA 400

Tabel 5.13. JUMLAH NILAI PRODUKTIVITAS MASING MASING RASIO SETELAH MELAKUKAN LANGKAH PETRBAIKAN

PERIODE : SEPTEMBER – NOPEMBER 2015

NILAI RASIO

1 2 3 4 5

SANGAT BAIK BAIK

SEDANG 3 3 3 3 3

BURUK

SANGAT BURUK

Dari data tersebut di atas menunjukan Nilai Produktivitas 3 bulan setelah dilakukan tindakan perbaikan yaitu periode September 2015 sd Nopember 2015 cenderung stabil dan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya meskipun masih dalam kategori score nilai : SEDANG / CUKUP BAIK.

Dari hasil penelitian di atas kita pun dapat mengetahui berapa persen tingkat Efektivitas Mesin pada Line Assembly kaleng Cat 1 Kg / Type 407 dengan menggunakan Rumus Overall Equipment Effectiveness ( OEE ).

5.3. OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) LINE ASSEMBLY KALENG CAT 1 KG / TYPE 407

Formula :

OEE = AVAILABILITY X PERFORMANCE RATE X QUALITY/DEFECT RATE

Availibility : merupakan waktu mesin / alat berada dalam kondisi siap pakai terdiri dari Break Down dan Setup/Adjustment.

Performance Rate : merupakan nilai kinerja yang dicapai oleh kegiatan produksi, terdiri dari Small Stops dan Slow Running.

Quality Rate : merupakan nilai keberhasilan yang diukur dari kualitas produk, terdiri dari Startup Defect dan Production Defect.

x 100

x 100

x 100

Dengan menggunakan Formula di atas dapat kita hitung Efektivitas dari Mesin di Line Assembly Kaleng Cat 1 Kg / Type 407 sebelum perbaikan maupun setelah dilakukan langkah-langkah perbaikan.

5.3.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Sebelum perbaikan :

Availability = 15.333 – 3.305 x 100 15.333

= 78.44 %

Performance Rate = 728.001 X 100 15.333 x 80 = 59.35 % Quality Rate = 725.110 x 100

728.001 = 99.60 %

Jadi OEE sebelum perbaikan adalah :

78.44 % x 59.35 % x 99.60 % atau 0.7844 x 0.5935 x 0.9960 = 0.4637 atau 46.37 %

5.3.2. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Setelah perbaikan adalah : Availability = 14.246 – 2.247 x 100

14.246 = 84.23 % Performance Rate = 728.001 X 100

14.246 x 80 = 63.88 % Quality Rate = 847.522 x 100

850.091 = 99.70 %

Jadi OEE setelah dilakukan perbaikan adalah :

84.23 % x 63.88 % x 99.70 % atau 0.8423 x 0.6388 x 0.9970 = 0.5365 atau 53.65 %

Adapun jika pedoman hasil OEE yang berstandar Internasional ( Word Class ) pada umumnya kita bandingkan dengan hasil OEE sebelum maupun setelah dilakukan perbaikan adalah seperti Tabel di bawah ini.

Dalam dokumen TUGAS AKHIR - Repository UNUGHA Cilacap (Halaman 65-115)

Dokumen terkait