3.9 Pembuatan Benda Uji Pengujian Sifat Fisik/Index Properties Tanah Asli dan Campuran Limbah Beton
3.9.1 Pengujian Water Content (Kadar Air) (SNI 1965:2019)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan nilai kadar air dalam satuan tanah dengan berat kering tanah tersebut.
Langkah-langkah pembuatan benda uji pada penelitian ini yaitu:
1) Timbang cawan kosong yang akan digunakan sebagai wadah dari contoh tanah dan beri kode kemudian catat beratnya
2) Kemudian masukkan contoh tanah yang sudah dikeluarkan dari extruder ke dalam cawan dengan potongan kecil
3) Timbang cawan yang telah berisi tanah dan catat beratnya
4) Lalu masukkan cawan yang berisi tanah ke dalam oven, dengan suhu 1100 selama 24 jam
5) Setelah 24 jam keluarkan cawan dari oven menggunakan spatula dan nampan, lalu dinginkan cawan tersebut menggunakan desikator selama 10 menit 6) Setelah dingin timbang cawan tersebut dan catat beratnya
35
Gambar 3.3 Pengujian Kadar Air 3.9.2 Pengujian Analisa Saringan (SNI C136:2012)
Bertujuan untuk menentukan pembagian butiran agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan ayakan, yang digunakan untuk menentukan klasifikasi berdasarkan AASHTO dan USCS.
Langkah-langkah pembuatan benda uji pada penelitian ini yaitu:
1. Ambil sampel tanah kering yang akan dihancurkan dengan menggunakan nampan plastik.
2. Setelah itu tanah tersebut dihancurkan agar tidak menggumpal dari sebelumnya dengan menggunakan palu karet.
3. Kemudian masukkan tanah dinampan besi yang sudah hancur kedalam kantong plastik dengan menggunakan centong sampai terisi
4. Timbang sampel tanah kering yang akan dilakukan praktikum tersebut sebanyak 500 gram.
5. Masukkan contoh tanah dari kantong plastik tersebut kedalam set ayakan sampai merata
6. Lalu 1 set ayakan yang tadi, setelah merata letakkan dimesin pengguncang untuk tahap selanjutnya.
7. Kemudian berikan isolatip/lakban karena ada yang patah agar bisa tahan dalam pengguncangan, dan colokkan kabel penghubung ke stop kontak.
9. Setelah selesai diguncang maka diamkan selama 10 menit, agar tanah tersebut bisa merata terhadap butiran diameter tanahnya.
10. Angkat dari mesin pengguncang, lalu pisahkan dari setiap nomor ayakan serta masukkan kedalam wadah stainless agar mempermudah tahapannya.
11. Kemudian sampel tanah tadi dibersihkan pakai sikat besi serta dimasukkan kedalam kantong plastik yang ada sesuai nomor butiran pada ayakan tanah.
12. Kemudian timbang berat tanah yang lolos tahap ayakan dan catat tahap hasil berapa masing-masing beratnya.
Gambar 3.4 Pengujian Analisa Saringan
Tabel 3. 1 Rencana Campuran Analisa Saringan Tanah Asli + Campuran Limbah Beton
No Variasi Campuran
Campuran (g) Tanah
Asli LB
1 TA + LB 0 % 500 0
2 TA + LB 20 % 500 100
3 TA + LB 25 % 500 125
4 TA + LB 30 % 500 150
Keterangan:
TA + LB 0% = Tanah Asli + 0% LB TA + LB 20% = Tanah Asli + 20% LB TA + LB 25% = Tanah Asli + 25% LB TA + LB 30% = Tanah Asli + 30% LB
37 3.9.3 Pengujian Batas Plastis (PL) (SNI 1966:2008).
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kadar air dimana tanah mulai menunjukkan sifat sebagai benda alir dan batas plastis (PL) (SNI 1966:2008), untuk menentukan batas kadar air suatu tanah dimana tanah tersebut mempunyai sifat plastis.
Langkah-langkah pembuatan benda uji pada penelitian ini yaitu:
1. Ambil sampel tanah kering yang akan di hancurkan dengan menggunakan nampan plastik serta di letakkan di nampan besi.
2. Setelah di letakkan nampan besi tanah tersebut di hancurkan agar tidak menggumpal dari sebelumnya dengan menggunakan palu karet.
3. Kemudian masukkan tanah yang telah dihancurkan kedalam wadah stainless untuk tahap selanjutnya.
4. Lalu tanah tersebut dimasukkan kedalam ayakan sehingga dapat lolos dalam pengayakan
5. Kemudian tanah yang lolos dalam pengayakan serta halus dan tidak ada penggumpalan ditimbang sebanyak 50 gram untuk percobaan.
6. Tanah sudah halus tersebut diambil sebanyak 50 gram yang sudah ditimbang tadi dan diletakkan ke plat kaca.
7. Dan tanah tersebut diberikan air suling sedikit demi sedikit untuk menyatukan antar tanah dan air. Proses tersebut dibantu dengan alat strap sehingga semua permukaannya merata terkena air suling.
8. Ambil batang pembanding, kemudian buat gulungan dengan seukuran batang pembanding tersebut. Akan tetapi adonan dari gulungan jangan sampai retak
≥ 3mm maka itu diulang kembali.
9. Masukkan gulungan yang telah siap kedalam cawan kosong yang sudah disiapkan.
10. Lalu timbang tiap cawan yang telah dimasukkan gulungan tanah tersebut dengan timbangan digital.
11. Masukkan tanah tersebut ke nampan plastik untuk dibawa ke pengovenan.
12. Letakkan cawan menggunakan strap. Dan atur suhu pada oven 110℃
selama 24 jam.
13. Setelah 24 jam pengovenan keluarkan menggunakan nampan plastik dan angkat cawan menggunakan strap.
cawan yang telah diangkat dari oven.
15. Lalu timbang cawan yang telah keluar dari desikator dan catat hasil beratnya.
Gambar 3.5 Pengujian Batas plastis
Tabel 3. 2 Rencana Campuran Batas Plastis Tanah Asli + Campuran Limbah Beton
No Variasi Campuran
Campuran (g)
Jumlah Sampel Tanah
Asli SS
1 TA + LB 0 % 50 0 3
2 TA + LB 20 % 50 10 3
3 TA + LB 25 %
50 12,5 3
4 TA + LB 30 %
50 15 3
Jumlah 12
Keterangan:
TA + LB 0% = Tanah Asli + 0% LB TA + LB 20% = Tanah Asli + 20% LB TA + LB 25% = Tanah Asli + 25% LB TA + LB 30% = Tanah Asli + 30% LB 3.9.4 Pengujian Batas Cair (LL) (SNI 1967:2008).
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air pada saat tanah mulai menunjukkan sifat sebagai benda cair yang dimaksud dengan batas cair adalah
39 kadar air minimum dimana tanah mulai berubah sifat dari keadaan cair menjadi plastis
Langkah-langkah pembuatan benda uji pada penelitian ini yaitu:
1. Hancurkan bongkahan tanah dinampan besi menggunakan palu karet sehingga tanah tersebut merata hancur.
2. Masukkan tanah yang sudah dihancur dinampan besi kedalam ayakan menggunakan centong.
3. Tutup ayakan dan ayak sampai permukaan tanah lolos pada tahapan pengayakan dan bisa diuji pada percobaan selanjutnya.
4. Timbang tanah yang sudah lolos tahap pengayakan sebanyak 150 gram
5. Masukkan tanah ke dalam mangkuk porselin serta masukkan air suling kedalam 6. Beri air sebanyak 50 ml didalam mangkuk porselin yang diisi tanah dan aduk hingga
rata dengan spatula.
7. Masukkan adonan tanah ke dalam mangkuk cassagrande dan ratakan permukaannya menggunakan spatula.
8. Buat alur tepat ditengah mangkuk cassagrande menggunakan groving tool dan pasangkan mangkuk tersebut ke alat cassagrande.
9. Kemudian tanah diguncangkan menggunakan alat cassagrande untuk melihat berapa ketukan tanah merata, dengan ketentuan bila air campuran tanah lebih sedikit maka 25-48 ketukan, sebaliknya jika air campuran tanah lebih banyak maka 11-25 ketukan.
10. Lalu lakukan percobaan no.6 - no.9 sampai mendapatkan 6 contoh sampel tanah apabila tanah melebihi atau kurang dari ketukan di no.9 maka dilakukan percobaan ulang.
11. Setelah tanah menyatu dengan ketentuan sesuai ketukan, langsung masukkan tanah ke dalam cawan kosong yang telah disiapkan.
12. Lalu timbang cawan yang telah berisi tanah basah pada tahapan sebelumnya dan catat.
13. Masukkan 6 sampel tanah ke nampan plastik untuk pengovenan.
14. Kemudian letakkan 6 cawan yang telah berisi ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110℃.
15. Setelah 24 jam pengovenan keluarkan menggunakan spatula dan letakkan dinampan plastik.
yang telah diangkat dari oven.
17. Lalu timbang setiap cawan sampel tanah dan catat hasil tanah kering pada percobaan ini.
Gambar 3.5 Pengujian Batas Cair Tanah
Tabel 3. 3 Rencana Campuran Batas Cair Tanah Asli + Campuran Limbah Beton
No Variasi Campuran
Campuran (gr)
Jumlah Sampel Tanah
Asli LB
1 TA + LB 0 % 150 0 6
2 TA + LB 20 % 150 30 6
3 TA + LB 25 %
150 37,5 6
4 TA + LB 30 %
150 45 6
Jumlah 24
Keterangan:
TA + LB 0% = Tanah Asli + 0% LB TA + LB 20% = Tanah Asli + 20% LB TA + LB 25% = Tanah Asli + 25% LB TA + LB 30% = Tanah Asli + 30% LB
41