• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjamin Mutu Data Riskesdas 2018

Dalam dokumen CETAK LAPORAN RISKESDAS DIY 2018 (Halaman 51-59)

Tahap 2: Memilih 10 rumah tangga di setiap BS hasil pemutakhiran secara systematic sampling dengan implicit stratification pendidikan tertinggi yang

2.5. Penjamin Mutu Data Riskesdas 2018

Kegiatan untuk menjaga kualitas hasil survei yaitu:

1. Penentuan indikator dilaksanakan bersama pemegang program Kemenkes, Bapenas, dan BPS.Indikator tersebut dituangkan menjadi pertanyaan yang disusun dalam instrumen bersama pakar bidang kesehatan (organisasi profesi, perguruan tinggi, dan peneliti senior Badan Litbangkes), serta mendapatkan masukan dari organisasi internasional (WHO, UNICEF, dan World Bank).

2. Melaksanakan uji coba untuk mendapatkan ketepatan 3 hal berikut:

a. Alur pertanyaan b. Materi pertanyaan

c. Mekanisme pelaksanaan di masyarakat

3. Menyelenggarakan seleksi terbuka untuk pelatih utama dan pelatih nasional melalui sistem online dan wawancara. Materi yang diujikan meliputi pengetahuan umum tentang kesehatan, psikotest, dan kemampuan pengoperasian komputer.

4. Menyelenggarakan pelatihan secara berjenjang. Pelatih utama dilatih oleh tim inti Riskedas yang diharapkan dapat membantu melatih pelatih nasional. Pelatih utama dan tim inti Riskesdas melatih Penanggung Jawab Teknis (PJT) provinsi, beberapa Penanggung Jawab Teknis (PJT) Kab/Kota (yang memenuhi syarat sebagai pelatih), serta pelatih nasional

12 Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 yang lulus seleksi untuk dapat menyamakan persepsi dalam melatih enumerator.

5. Melakukan supervisi teknis maupun manajemen pelaksanaan. Supervisi dilakukan oleh PJT Provinsi, Penanggung Jawab Operasional(PJO), maupun tim teknis untuk melihat permasalahan yang ditemukan saat pengumpulan data.

6. Validasi eksternal bersifat independen dilakukan oleh Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia(APKESI).

7. Kualitas pengumpulan sangat dipengaruhi faktor kemampuan dan integritas enumerator (tenaga pengumpul data), oleh karena itu diberikan syarat latar belakang :

a. Minimal D3 bidang kesehatan bagi tenaga pewawancara b. Dokter Gigi bagi pemeriksa gigi dan mulut

c. Analis/ perawat untuk pengambil sampel darah

8. Melakukan kalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan pemeriksaan.

9. Proses manajemen data dimulai dari pengiriman sampai dengan analisis data meliputi:

a. Entry data dilakukan langsung oleh enumerator saat berada di lokasi penelitian dan dikoreksi oleh PJT Kabupaten/Kota

b. Pengiriman data oleh PJT Kabupaten/Kota kepada penanggungjawab manajemen data provinsi

c. Umpan balik terkait kelengkapan dan duplikasi data, langsung diberikan oleh penanggung jawab manajemen data provinsi kepada enumerator yang ada di lokasi penelitian

d. Pengendalian inkonsistensi data (cleaning data) oleh tim pengendali data

e. Pengendalian kekuatan data untuk dilakukan disagregasi dan inkonsistensi analisis dengan menggunakan beberapa metode analisis 10. Pembahasan output analisis dalam penulisan laporan dilakukan bersama antara Tim Teknis, Tim Pakar, dan Penanggung Jawab Laporan Provinsi.

Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 13 2.6. Indikator

Pemilihan indikator berdasarkan: (1) SDGs; (2) RPJMN; (3) Renstra;

(4) SPM; (5) IPKM; (6) PIS-PK; (7) Germas. Indikator-indikator utama yang diukur berkaitan dengan:

1. Akses pelayanan kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Tradisional 3. Kesehatan dan Gangguan Jiwa 4. Kesehatan Lingkungan

5. Penyakit Menular 6. Penyakit Tidak Menular 7. Kesehatan Gigi Mulut 8. Disabilitas dan Cedera 9. Perilaku

10. Kesehatan Ibu dan Reproduksi 11. Gizi

12. Kesehatan anak 2.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh enumerator setempat dengan pengawasan teknis oleh PJT Kabupaten/kota dan pengawasan administratif oleh PJO Kabupaten/kota. Dalam pengumpulan data 1 tim bertanggung jawab terhadap 11 hingga 12 BS. 1 BS terdiri dari 10 Rumah Tangga (Ruta) sehingga 1 tim bertanggung jawab terhadap 110 hingga 120 Ruta.

Pengumpulan data dimulai dengan PJT Kabupaten/Kota mengambil salinan blok I-IV dari kuesioner Susenas di BPS Kab/ Kota.Enumerator, PJT kabupaten, dan PJO kabupaten melakukan identifikasi lokasi sampel.

Berdasarkan identifikasi tersebut diharapkan enumerator mendapatkan gambaran lokasi sampel sehingga dapat disusun rencana jadwal pengumpulan data, dan strategi pengumpulan data yang akan dilakukan agar efisien dan efektif.

Pengumpulan data Riskesdas 2018 dilakukan dengan wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan. Wawancara menggunakan 2 instrumen yaitu: Instrumen Rumah Tangga dan Instrumen Individu.

14 Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 Instrumen Rumah Tangga terdiri dari 7 blok dengan rincian sebagai berikut:

1. Blok I: Pengenalan tempat

2. Blok II: Keterangan pengumpul data 3. Blok III: Keterangan Rumah Tangga

4. Blok IV: Keterangan Anggota Rumah Tangga

 Satus pendidikan terakhir hanya ditanyakan kepada ART umur >5 tahun.

 Status pekerjaan hanya ditanyakan kepada ART umur >10 tahun.

5. Blok V: Akses pelayanan kesehatan 6. Blok VI: Gangguang Jiwa Berat 7. Blok VII: Kesehatan lingkungkungan

Instrumen Individu terdiri dari 14 blok dengan rincian sebagai berikut:

1. Blok IX Keterangan wawancara individu 2. Blok X Keterangan individu

a. Blok A Penyakit menular b. Blok B Penyakit tidak menular c. Blok C Kesehatan Jiwa

d. Blok D Disabilitas e. Blok E Cedera

f. Blok F Pelayanan kesehatan tradisional g. Blok G Perilaku

h. Blok H Pengetahuan dan sikap terhadai HIV/AIDS i. Blok I Pemberian tablet tambah dari pada remaja putri j. Blok J Kesehatan Ibu

k. Blok K Kesehatan Balita

l. Blok L Pengukuran dan pemeriksaan

Pengukuran antropometri dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan digital (tingkat ketelitian 0,1 kg), alat ukur tinggi/

panjang badan (tingkat ketelitian 1 mm), dan alat ukur LILA (tingkat

Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 15 ketelitian 1 mm). Pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensimeter digital.

Pemeriksaan darah dilakukan di lokasi penelitian dan laboratorium.

Pemeriksaan yang dilakukan di lokasi penelitian adalah:

1. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah berdasarkan panjang gelombang fotometri, dilakukan secara cepat menggunakan alat Hemocue.

2. Pemeriksaan gula darah (puasa dan 2 jam setelah pembebanan, atau sewaktu) berdasarkan reaksi enzimatik perubahan glukosa menjadi gluconolactone yang dapat dideteksi melalui arus listrik pada alat Accuchek Performa.

3. Pemeriksaan RDT malaria berdasarkan reaksi antigen-antibodi, menggunakan kit komersial.

Pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium Nasional Badan Litbangkes adalah:

1. Pemeriksaan kimia klinis dilakukan secara automatis menggunakan prinsip enzimatik dan berbeda dengan metode Jaffe- Picrate.Pemeriksaan kadar kreatinin serum sudah mempertimbangkan metode penghitungan estimasi laju filtrasi glomerulus sehingga hasil yang keluar dapat memberikan gambaran umum terkait fungsi ginjal.

2. Pemeriksaan malaria dengan sediaan apus tebal dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x100 menggunakan minyak immersi.

Pembacaan dilakukan pada seluruh lapangan pandang, sedangkan penentuan spesies dan kepadatan parasit dihitung dalam minimal 200 leukosit.

Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan di lokasi penelitian.

Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh dokter gigi yang telah dilatih sesuai standar panduan WHO dengan menggunakan formulir dan alat sesuai standar WHO. Pemeriksaan meliputi kelainan pada mahkota gigi, akar gigi, gusi, dan jaringan lunak lainnya pada mulut.

16 Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 2.8 Manajemen Data dan Analisis Data

Tahapan manajemen data adalah salah satu bagian yang cukup penting dalam Riskesdas, selain pengumpulan data. Pemrosesan data dimulai dari edit kuesioner dan pemberian kode di lokasi penelitian yang dilakukan oleh enumerator. Kuesioner yang telah dilakukan edit dan pemberian kode dengan benar, dilanjutkan dengan memasukkan data ke dalam aplikasi yang sudah ditentukan. Setelah data dientri, kemudian data dikirim melalui email ditujukan kepada tim manajemen data Badan Litbangkes untuk dilakukan penggabungan data dan cleaning data.

Cleaning data melihat dan melakukan veifikasi data yang tidak konsisten dan pencilan data.Data yang tidak konsisten dan pencilan ditelusuri kembali ke kuesioner untuk melakukan cek kebenaran dari data yang dihasilkan.

Raw datadiberi nilai penimbang setelah data “bersih” (konsisten dan bebas dari pencilan). Nilai penimbang dihitung oleh BPS untuk menggambarkan jumlah penduduk dengan memperhitungkan proporsi di perkotaan/perdesaan dan jenis kelamin. Raw data yang sudah bersih dan diberi nilai penimbang merupakan rawdata final yang dapat digunakan untuk analisis

Tahapan pertama adalah analisis indikator. Indikator dapat dibentuk dengan menggunakan modifikasi data yaitu melakukan komposit beberapa variabel atau mengelompokkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Sebagai contoh untuk indikator pengetahuan akses pelayanan kesehatan pada BAB 3, diukur melalui indeks yang dihitung dengan menggunakan principal componentanalysis (PCA) yaitu salah satu teknik statistik yang menyatukan beberapa variabel menjadi indikator tunggal. Metode PCA digunakan untuk menyederhanakan banyak variabel menjadi satu dengan membuat skor variabel-variabel tersebut, skor variabel dibentuk berdasarkan kekuatan korelasi antara variabel. Indeks pengetahuan kemudahan akses pelayanan kesehatan pada Riskesdas 2018 menggunakan tiga jenis akses pelayanan kesehatan yang dihitung yaitu: (1) Akses ke fasilitas rumah sakit; (2) Akses ke fasilitas puskesmas; (3) Akses ke fasilitas klinik/praktik mandiri.

Pada tahap kedua adalah analisis proporsi dan prevalensi menggunakan nilai penimbang yang sudah dinormalisasikan dari jumlah penduduk ke jumlah sampel. Nilai penimbang digunakan untuk menyamakan

Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 17 peluangyang tidak sama antar subyek terpilih akibat pengambilan sampel multistage random sampling. Nilai penimbang digunakan pada saat melakukan analisis di tingkat nasional dan provinsi untuk menggambarkan kondisi penduduk yang sesungguhnya. Jumlah sampel yang disajikan padahasil analisis tingkat nasional mengacu jumlah penduduk di Indonesiasetelah diberi nilai penimbang yang dinormalisasikan ke jumlah sampel di tingkat nasional. Jumlah sampel yang disajikan pada hasil analisis tingkat provinsi mengacu jumlah penduduk di masing-masing provinsisetelah diberi nilai penimbang yang dinormalisasikan ke jumlah sampel masing-masing provinsi.

Seluruh hasil analisis proporsi dan prevalensiindikator disajikan dalam bentuk tabulasi.Jika N tertimbang kurang dari 50 maka akan diberi tanda bintang (*). Artinya jika angka proporsi/prevalensi suatu indikator akan digunakan untuk merepresentasikan suatu wilayah/karakteristik, maka angka tersebut harus dipertimbangkan kelayakannya.Oleh karena itu, beberapa indikator untuk kabupaten/kota tidak disajikan dalam laporan ini, karena sebagian besar kabupaten/kota tidak memiliki jumlah sampel yang mencukupi.

18 Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018

Laporan Provinsi DI Yogyakarta Riskesdas 2018 19 BAB 3

AKSES FASILITAS KESEHATAN

Dalam dokumen CETAK LAPORAN RISKESDAS DIY 2018 (Halaman 51-59)

Dokumen terkait