Hasil Observasi Pembelajaran Berbasis Riset (dalam %)
Tahap 4. Rigor / Mathematical
B. Disposisi Matematis
III. PENUTUP
Berpikir abstraksi matematis sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika.
Abstraksi matematis merupakan suatu kemampuan menemukan cara-cara dalam menyelesaikan masalah tanpa hadirnya obyek permasalahan secara nyata. Alat-alat dalam matematika adalah abstraksi, representasi simbolik, dan manipulasi secara simbolik. Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ali Mahmudi. (2010). Tinjuan Asosiasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis. Makalah Disajikan Pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 17 April 2010.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016
Pengembangan Penelitian Pendidikan Matematika Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
[2] Elah Nulaelah. (2010). Abstraksi Refleksitif Dalam Berpikir Matematik Tingkat Tinggi. Makalah. SPS UPI. [online]: file.upi.edu>FMIPA,MK-Elah.22.pdf.
Diakses 12 April 2016.
[3] Hudoyo. H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang Press.
[4] Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Matematika SMP. Jakarta.
[5] Mitchelmore, M, C., &White.P. (2004). Abstration in Mahematics and Mathematics Learning. Proccedings of the 28th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 2004.Vol. 3 pp329-336.[Online]:
[6] Mukhtar. (2013). Peningkatan Kemampuan Abstraksi Dan Generalisasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. [online] : http//repository.upi.edu.Diakses 24 Juni 2016.
[7] Mumun, S. (2009). Menumbuhkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pembelajaran Investigasi. Educationist. Vol. III. No.
2 Juli 2009. [Online] tersediafile.upi.edu>08-Mumun-syaban. Diakses 10 Juli 2016.
[8] NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, Virginia: NCTM. INC.
--- (1991). Principles and Standars for School Mathematics. Reston, Virginia:
NCTM.
[9] Nurhasanah. F. (2010). Abstraksi Siswa SMP Dalam Belajar Geometri Melalui Penerapan Model Van Hiele dan Geometri ‘sketchpad’.
[10] Silver,E. A. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Posing. [Online]. Tersedia http://www.fz.karlsrate.de/fiz/publiction/zdm973.a3.pdf. Diakses 7 Maret 2015.
[11] Soejadi, R.(2001). Kiat Pendidikan Matematika diIndonesia. Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
[12] Sumarmo.U. (2005). Pengembangan Berpikir MatematisTingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata satu melalui berbagai pendekatan Pembelajaran. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana. Dikti. Tidak Dipublikasikan.
--- (2010). Pendidikan Karakter, Berpikir dan Disposisi Logis, Kritis, dan Kreatif Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Disajikan dalam Perkuliahan Evaluasi Matematika 2011. Pascasajana UPI. Tidak Dipublikasikan.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016
Pengembangan Penelitian Pendidikan Matematika Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
--- (2012). Pendidikan Karakter Serta Pengembangan Berpikir Dan Disposisi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Disajikan Dalam Seminar Pendidikan Matematika di NTT, Tanggal 25 Pebruari 2012.
[13] Yuliati, Ati. (2013). Penerapan Pendekatan Concrete Representasionalabstract (CRA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Abstraksi Matematis Siswa SMP Dalam Pembelajaran Geometri. Bandung: UPI. [online] tersedia http://repository.upi.edu/3... Diakses 3 Agustus 2016.
[14] Widodo. Ner.nat. (2012). Keindahan Matematika. PPPPTK Matematika. Editorial Maret 2012. [Online]: p4tkmatematika.org 2012/04 keindahan... Diakses 20 Juli 2016.
[15] Wiriyanto, 2014. Level-Level Abstraksi Dalam Pemecahan Masalah Matematika.
[online] tersediaejournal.unesa.ac.id, article>article. Diakses 2 Juli 2016.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016
Pengembangan Penelitian Pendidikan Matematika Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI TABUNG DAN
KERUCUT Oleh Hanisa Tamalene
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura
ABSTRAK
Kemampuan siswa dalam menguasai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan lingkungan serta dapat mengkomunikasikan ide-ide merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran matematika. Penguasaan tersebut akan memudahkan siswa mengembangkan berbagai kemampuan yang dimilikinya. Namun kenyataannya kemampuan ini kurang dimiliki oleh siswa, karena proses pembelajaran selalu terpusat pada guru yang mengakibatkan lemahnya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan secara teoritis tetntang Metode Discovery Learning. Metode Discovery Learning merupakan salah satu metode yang menitikberatkan pada cara belajar siswa aktif, menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, berpikir analisis dan mencoba memecahkan masalah sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Sehingga metode Discovery Learning akan mempunyai kontribusi yang baik pada kemampuan yang diharapkan.
Kata Kunci: Metode Discovery Learning, Pembelajaran Matematika I. Pendahuluan
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena dengan belajar matematika siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif, serta memiliki kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006: 9).
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016
Pengembangan Penelitian Pendidikan Matematika Untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
Suwarsono (Jaeng, 2004: 3) mengatakan bahwa matematika masih saja dianggap sebagai suatu bidang studi yang cukup sulit oleh siswa, dan masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan lemahnya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Oleh karena itu, implementasi tujuan Sistem Pendidikan Nasional menekankan pada kurikulum Pendidikan Dasar yang berkenaan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah pada kemampuan siswa dalam menguasai dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan lingkungan.
Penguasaan tersebut akan memudahkan siswa mengembangkan berbagai kemampuan yang dimilikinya. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk secara professional merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2014: 99).
Kegiatan belajar mengajar efektif apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru harus bisa memilih metode mengajar yang cocok untuk diterapkan dan dapat menciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran dikelas. Pemilihan metode pembelajaran yang efektif akan memicu siswa untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif mereka. Metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dapat membuat siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satunya melalui metode Discovery learning.
Metode discovery learning selain dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengkomunikasikan matematika dan keterampilan sosial.