• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada BAB V merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan dan rekomendasi dari hasil temuan yang sudah dilaksanakan peneliti. Kemudian pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penelitian skripsi, serta lampiran-lampiran selama melakukan penelitian.

25 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Grand Theory

1. Teori Lingkaran Kemiskinan

Teori yang dikemukakan oleh Ragnar Nurkse mengatakan bahwa, teori lingkaran kemiskinan merupakan konsep yang mengandaikan hubungan melingkar dari sumber-sumber daya yang cenderung saling mempengaruhi satu sama lain secara sedemikian rupa. Dengan kata lain, lingkaran kemiskinan merupakan analogi yang mengumpamakan bahwa kemiskinan itu ibarat sebuah lingkaran yang tidak memiliki pangkal ujung, sehingga akan terus berputar pada lingkaran yang sama. Dalam mengemukakan teorinya tentang lingkaran kemiskinan, pada hakikatnya Nurkse berpendapat bahwa kemiskinan bukan saja disebabkan oleh ketiadaan pembangunan masa lalu tetapi juga disebabkan oleh hambatan pembangunan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal ini Nurkse mengatakan : ―Suatu negara menjadi miskin karena ia merupakan negara miskin‖ (A country is poor because it is poor).

Menurut pendapatnya, inti dari lingkaran kemiskinan adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terhadap terciptanya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Di satu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak oleh perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat, yaitu dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal. Dari segi penawaran modal lingkaran kemiskinan dapat dinyatakan secara berikut.

Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan

menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan dapat menyebabkan suatu negara menghadapi kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah. Dari segi permintaan modal, corak lingkaran kemiskinan mempunyai bentuk yang berbeda. Di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar untuk berbagi jenis barang terbatas, dan hal yang belakangan disebutkan ini disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang rendah. Sedangkan pendapatan yang rendah disebabkan oleh produktivitas yang rendah yang diwujudkan oleh pembentukan modal yang terbatas serta daya beli masyarakat juga rendah.

Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan oleh kekurangan perangsang untuk menanam modal. Di sisi lain Nurkse menyatakan bahwa peningkatan pembentukan modal bukan saja dibatasi oleh lingkaran perangkap kemiskinan seperti yang dijelaskan di atas, tetapi juga oleh adanya international demonstration effect.

B. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Secara etimologis, ‗‘Kemiskinan‘‘ berasal dari kata ‗‘miskin‘‘

yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Badan Pusat Statistik mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang disebut garis kemiskinan atau disebut juga batas kemiskinan.19

Menurut Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan sebagai

‗‘poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Proverty is not being able to go to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear of

19 Debrina Vita Ferezagia, ―Analisis Tingkat Kemiskinan Di Indonesia,‖

Jurnal Sosial Humaniora Terapan 1, no. 1 (2018).

the future, living one day at a time. Poverty is being child to illness brought about by unclean water., Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom‘‘. Kemiskinan berkenaan dengan ketiadaan tempat tinggal, sakit dan tidak mampu untuk berobat ke dokter, tidak mampu untuk sekolah dan tidak tahu baca tulis. Kemiskinan adalah bila tidak memiliki pekerjaan sehingga takut menatap masa depan, tidak memiliki akses akan sumber air bersih. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, kurangnya representasi dan kebebasan.

Definisi kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain: Kemiskinan menurut standar kehidupan kebutuhan layak. Artinya, kondisi dimana tidak terpenuhinya kebutuhan pokok atau kebutuhan dsar sehingga standar hidup layak tidak tercapai. Kebutuhan dasar yang dimaksud seperti makanan, pakaian, rumah atau tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan menurut tingkat pendapatan, Pandangan ini berpendapat bahwa kemiskinan terjadi disebabkan oleh kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.20 2. Teori Kemiskinan

a. Teori Neo Liberal dari Shanon et. al

Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya apabila kekuatan pasar diperluas sebesar- besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi- tingginya. Cara menangani kemiskinan secara langsung melalui keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran negara hanya sebagai penjaga yang baru boleh campur tangan apabila lembaga-lembaga tadi sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.

b. Teori Sosial Demokrat

Teori ini menganggap bahwa kemiskinan bukanlah persoalan

20 Indra Maipita, Memahami Dan Mengukur Kemiskinan (Absolute Media, 2013).

individu tetapi persoalan struktural. Kemiskinan disebabkan adanya ketidak adilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses kelompok kepada sumber-sumber kemasyarakatan terutama sumber ekonomi. Teori Sosial Demokrat menyarankan peranan pemerintah untuk menanggapi kemiskinan yang ada.

c. Teori Marjinal dari Lewis

Teori ini menganggap bahwa kemiskinan dinperkotaan terjadi disebabkan adanya kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu. Konsep Lewis yang terkenal mengatakan ‖Cuilture of Poverty‖. Menurut Lewis masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter, apatis, kurang usaha, hanya menyerah pada nasib, sistem keuangan yang tidak mantap, kurang pendidikan, kurang mabisi untuk membangun masa depan, kesejahteraan dan kekerasan banyak terjadi.21

3. Macam-macam Kemiskinan a. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah bentuk kemiskinan yang dialami seseorang atau keluarga yang memiliki penghasilan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi. Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan ,pendidikan, dan kesehatan. Contoh kemiskinan absolut :keluarga yang kurang mampu.

b. Kemiskinan Subjektif

Kemiskinan subjektif adalah jenis kemiskinan yang terjadi karena seeorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang tersebut tidak terlalu miskin.

21 Sadono Sukirno, ―Teori Pengantar Ekonomi Makro,‖ Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Kemiskinan seperti ini berkaitan dengan mental penduduk atau masyarakat. Meskipun kebutuhannya sudah tercukupnya terpenuhi masih tetap ia merasa miskin dan masih kekurangan. Contohnya seorang pengemis musiman yang muncul dikota kota besar pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan seperti bulan puasa, hari raya, dan lain-lain.

Kemiskinan seperti ini paling susah untuk diberantas, dan mental yang berperan , maka pentingnya menanamkan kepada masyarakat bahwa meminta- minta adalah pekerjaan hina dan perlu dihindari.

c. Kemiskinan relatif

Kemiskinan adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar kesejahteraan.

Contohnya : banyaknya pengangguran karena lapangan pekerjaan sedikit.

d. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan alamiah adalah merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan sumber daya alam.

Hal menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas yang rendah. Beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, kondisi alamnya tandus dan kering, sehingga kadang masyarakatnya ada yang miskin karena kondis alam, mereka sudah berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kehidupannya, tetapi tetap saja mengalami kemiskinan.22 e. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki

22 Harun Samsudin, Dimas Sadiman, and Irwan P Ratu Bangsawan, Kajian Sosial: Menuju Kemiskinan Satu Digit (Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin, 2020).

tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.

f. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan Struktural adalah dimana situasi kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidakmendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan.

4. Faktor Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan yang terjadi di negara-negara berkembang disebabkan karena kebutuhan manusia yang bermacam-macam, adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya, yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang, hal ini terlihat bahwa mayoritas penduduk miskin hanya memiliki sumber daya alam dalam jumlah yang terbatas. Selain itu, tingkat pendidikan juga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, tingkat pendidikan yang rendah tentunya akan mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengembangkan diri dan menyebabkan sempitnya peluang dalam mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran.

Tingginya tingkat pengangguran disuatu Negara ini, yang selanjutnya dapat menyebabkan kemiskinan. Selain itu, terdapat tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf hidup, rendahnya rasa percaya diri dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut memiliki hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya investasi perkapita.

Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan menurut Kuncoro, diantaranya adalah tingkat dan laju pertumbuhan output, tingkat upah neto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja, tingkat

inflasi, pajak dan subsidi. Selain itu ada faktor dari investasi, alokasi serta kualitas sumber daya alam. Ketersediaan fasilitas umum, penggunaan teknologi, tingkat dan jenis pendidikan juga menjadi faktor penyebab kemiskinan. Dan terakhir kondisi alam, politik dalam negeri, bencana alam, dan peperangan.23

C. Kemiskinan dalam Perspektif Ekonomi Islam 1. Pengertian Kemiskinan

Islam memandang kemiskinan merupakan satu hal yang mampu membahayakan aklak, kelogisan berfikir, keluarga, dan juga masyarakat islam pun menganggapnya sebagai musibah dan bencana yang seharusnya memohon perlindungan ke pada Allah atas kejahatan yang tersembunyi di dalamnya. Islam melarang kepada umatnya untuk meninggalkan keluarganya dalam keadaan lemah dan miskin sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. An Nisa‟ ayat 9 sebagai berikut:

اْىُفبَخ بًف ٰعِض ًتَّيِّسُر ْمِهِفْلَخ ْهِم اْىُكَشَت ْىَل َهْيِزَّلا َشْخَيْلَو ْْۖمِهْيَل َع

اًذْيِذَس ًلْْىَق ا ْىُلْىُقَيْلَو َ ّٰاللّ اىُقَّتَيْلَف

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.

Kemiskinan dalam perspektif Islam dikategorikan dalam dua golongan yaitu fakir dan miskin. Fakir adalah keadaan seseorang dimana ia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya. Ia tidak mampu melakukan usaha apapun seperti cacat dan orang lanjut usia. Sedangkan miskin adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki kemampuan untuk mencari nafkah tetapi pendapatannya masih

23 Mudrajat Kuncoro, ―Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi Dan Peluang,‖ 2004.

tidak dapat untuk mencukupi kebutuhan dasarnya.24 Menurut Al Ghozali kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ketidakmampuan memnuhi apa yang tidak dibutuhkan bukan merupakan kemiskinan.25 Al Ghazali membagi kemiskinan menjadi dua bagian yaitu kemiskinan dalam kaitannya dengan kebutuhan material dan kemiskinan yang berkaitan dengan kebutuhan rohani atau spiritual. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan bukan hanya merupakan perampasan barang dan jasa, akan tetapi juga kurangnya kemiskinna dalam roh. Rehman juga berpendapat bahwa umat Islam dapat meningkatkan kehidupan rohani mereka dengan menigkatkan kehidupan material mereka.

Dengan demikian, dimensi kebutuhan pokok ini bersifat multidimensi, di mana tidak hanya material namun juga spiritual, serta tidak hanya bersifat duniawi, melainkan juga ukhrawi. Oleh karena itu, dalam mendefinisikan kemiskinan perlu adanya perhitungan dan standarisasi terhadap kebutuhan minimal ibadah dan spiritual dan harus dapat dikalkulasikan serta didefinisikan dengan baik, sehingga definisi kemiskinan pun dapat dikembangkan menjadi kemiskinan materiil dan kemiskinan spiritual.26

2. Bahaya Kemiskinan

Islam sebagai agama yang sempurna berusaha mengatasi kemiskinan dan mencari jalan keluarnya serta mengawasi kemungkinan dampaknya. Tujuannya, menyelamatkan akidah,akhlak, dan amal perbuatan; memelihara kehidupan rumah tangga; melindungi kestabilan dan ketenteraman masyarakat, serta mewujudkan jiwa persaudaraan antara sesama kaum muslimin. Karena itu, Islam menganjurkan agar

24 Siti Humanira Annisa, ―Kredit Berbasis Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan (Study Kasus: Gramen Bank, Bangladesh),‖ Jurnal The Moslem Plamer 1 (n.d.).

25 Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam (Prenada Media, 2017).

26 Naerul Edwin Kiky Aprianto, ―Kemiskinan Dalam Perspektif Ekonomi Politik Islam,‖ Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam 8, no. 2 (2018).

setiap individu memperoleh taraf hidup yang layak di masyarakat Pada umumnya kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa dampak kemiskinan yang sering terjadi:

1) Merusak aqidah

Salah satu faktor yang bisa merusak akidah adalah ekonomi. kemiskinan bisa membuat akidah seseorang menjadi goyah. Kemiskinan bisa membuat orang berpindah keyakinan. Sebagaimana Sabda Rasulullah yang Artinya:―Kemiskinan itu hampir menjadi kekafiran, dan kedengkian itu hampir mendahului takdir. ‖Kufur itu ada tiga yaitu; kufur aqidah, kufur syari‘ah dan kufur nikmat.

Kenyataannya banyak orang menjual aqidahnya gara- gara ekonomi.

2) Merusak beribadah

Tugas manusia diciptakan Allah adalah untuk beribadah.

Namun tidak sedikit yang lalai dan enggan beribadah sebagaimana firman Allah. Artinya: ―Sudah dekat ajal mereka namun mereka masih lalai dan enggan beribadah.‖

Salah satu faktornya adalah ekonomi (kemiskinan).

Seringkali menjadiakan alasan bahwa kemiskinan membuat manusia jauh dari ibadah (agama).

3) Merusak moral (ahlak)

Budaya kemiskinan inilah yang disadari atau tidak, cukup banyak mempengaruhi psikologis seseorang dan banyak membuat sebagian dari mereka depresi. Budaya kemiskinan inilah yang sebenarnya membuat masyarakat kalangan menengah ke bawah merasa tertekan dan beban terhadap tuntutan daya beli kebutuhan sehari-hari. Dalam masyarakat menengah ke bawah, perlahan-lahan moralitas akan tergeser oleh realitas.Suatu realitas dimana moralitas tidak dibutuhkan lagi dan digantikan oleh uang yang lebih dibutuhkan banyak orang. Tidak heran ditemui saatini dimana susah menemukan seseorang yang jujur, yang ada hanyalah mereka yang berkeluh kesah dan tidak lagi

memandang moralitas sebagai prioritas utama. Namun faktor ekonomilah yang membuat banyak orang kehilangan arah menjadi gelap hati melakukan hal-hal yang menghancurkan marwah sebagai manusia.

4) Meningkatnya kriminalitas

Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan tanpa sebab, karen masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan.27

3. Solusi Kemiskinan Perspektif Islam

Salah satu ulama yang memberikan pemikirannya mengenai konsep pengentasan kemiskinan adalah Yusuf Qordhowi. Ada beberapa sarana yang ditawarkan pengentasan kemiskinan versi Yusuf Qordhowi sebagai berikut:

1) Bekerja

Yang dimaksud dengan bekerja menurut Qordhowi adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau bersama orang lain untuk memproduksi barang atau memberikan jasa.

Bekerja semacam inilah yang dimaksud Qordhowi sebagai senjata pertama untuk memerangi kemiskinan. Islam membukakan pintu kerja bagi setiap muslim agar dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pilihannya. Bekerja merupakan factor utama untuk memperoleh penghasilan dan unsur terpenting untuk memakmurkan bumi, yang merupakan tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Menurut Qordhowi, ketika menciptakan bumi, Allah sekaligus memberi berkah kepadanya. Ia menakar makanan segenap makhluk hidup yang hidup diatas bumi lalu meletakkan

27 Mawardi Dalimunthe, ―Mengatasi Kemiskinan Dalam Islam (Kajian Al- Quran Dan Al-Hadis),‖ Journal of Islamic Law El Madani 1, no. 1 (2021).

berkah dan kebaikan yang melimpah di perut bumi dan diatasnya. Berkah yang ada di bumi ini memungkinkan semua hamba Allah hidup berkecukupan.

2) Zakat

Tidak semua orang miskin mempunyai kerabat. Apa yang dapat dilakukan oleh mereka yang lemah seperti anak yatim, para janda, ibu yang sudah tua renta, atau ayah yang sudah udzur, mereka yang buta dan mereka yang cacat, sedang mereka tidak memiliki saudara. Menurut Qordhowi, islam tidak pernah melupakan mereka, secara tegas dan pasti islam telah menentukan hak mereka dalam harta orang yang berada yaitu berupa zakat. Jadi tujuan utama zakat adalah menghapus kemiskinan.

3) Sedekah Sukarela dan Kemurahan Hati Individu

Islam tidak hanya menetapkan berbagai kewajiban dan ketentuan di kalangan pengikutnya. Ia pun berupaya menciptakan jiwa yang bersih, pemurah dan penyantun.

Kepada umattnya ia mengajarkan kerelaan untuk untuk memberikan lebih dari permintaan, melaksanakan kewajiban lebih dari tuntutan, mengulurkan tangan tanpa diminta, dan berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit, dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.28

Dari beberapa sarana pengentasan kemiskinan yang ditawarkan oleh Qardhawi, dapat kita lihat bahwasanya sarana sosial mempunyai andil yang besar dalam membantu pengentasan kemiskinan. Islam mengajarkan agar setiap manusia hidup saling tolong menolong dalam bermasyarakat, menjalin keadilan antara umat sehingga tercapai kesejahteraan bagi masingmasing individu dalam masyarakat.

28 Qardhawi Yusuf, ―Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan‖

(Jakarta: Gema Insani Press, 1995).

D. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara umum yaitu menunjukkan aktivitas perekonomian suatu Negara atau daerah dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat dalam suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Menurut Todara dan Smith, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar. Menurut Sadono, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan perekonomian suatu negara yang berkesinambungan setiap tahun dan menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan masyarakat bertambah sehingga menghasilkan tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori trickle-down effect yang dikembangkan pertama kali oleh Arthur Lewis (1954) dan diperluas oleh Ranis dan Fei (1968). Didalam teori jelaskan bahwa kemakmuran yang diperoleh oleh sekelompok masyarakat akan sendirinya menetes ke bawah sehingga menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomi yang pada gilirannya akan menumbuhkan berbagai kondisi demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi yang

merata. Teori tersebut mengimplikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi dengan sendirinya diawali oleh aliran vertikal dari penduduk kaya ke penduduk miskin.

Manfaat pertumbuhan ekonomi akan dirasakan penduduk kaya terlebih dahulu, dan kemudian pada tahap selanjutnya penduduk miskin mulai memperoleh manfaat ketika penduduk kaya mulai membelanjakan hasil dari pertumbuhaan ekonomi yang telah diterimanya.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penuruan angka kemiskinan merupakan efek tidak langsung oleh adanya aliran vertikal dari penduduk kaya ke penduduk miskin. Hal ini berarti juga bahwa kemiskinan akan berkurang dalam skala yang sangat kecil bila penduduk miskin hanya menerima sedikit manfaat dari total manfaat yang ditimbulkan dari adanya pertumbuhan ekonomi.

Kondisi ini dapat membuka peluang terjadinya peningkatan kemiskinan sebagai akibat dari meningkatnya ketimpangan pendapatan yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih memihak penduduk kaya dibanding penduduk miskin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif bagi pengurangan kemiskinan apabila pertumbuhan ekonomi yang terjadi berpihak pada penduduk miskin.

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Menurut para ahli teori-teori pertumbuhan ekonomi di atas, ada 5 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :

a. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM sama halnya dengan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung pada sejauh mana sumber daya manusia selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan

proses pembanguna dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.

b. Faktor Sumber Daya Alam (SDA) Sebagian besar negara berkembang bertumpu pada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam ynag tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud di antaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin- mesin canggih berdampak pada aspek efesiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

d. Faktor Budaya Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan di antaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan di antaranya sikap anarkis, egois, boros, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan sebaginya.

e. Sumber Daya Modal Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengelola SDA dan meningkatkan kualitas Iptek. Sumber daya modal berupa barang- barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran

Dokumen terkait