• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TAHUN 2011-2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TAHUN 2011-2021"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM TAHUN 2011-2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Oleh:

Naila Aulia Rahmah NPM. 1951010142

Program Studi : Ekonomi Syariah FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H/2023 M

(2)

ii

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN

DI PROVINSI LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TAHUN 2011-2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat- syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh :

Naila Aulia Rahmah NPM. 1951010142

Program Studi: Ekonomi Syariah

Pembimbing I : Dr. H. Nasruddin, M. Ag Pembimbing II : Taufiqur Rahman, S.E., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG 1444 H/ 2023 M

(3)

iii ABSTRAK

Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak‐ hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Kemiskinan di Provinsi Lampung merupakan salah satu masalah sosial yang terus menjadi pusat perhatian lebih dari pemerintah.

Karena, Keberhasilan atau kegagalan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah bisa dilihat dari tingkat perkembangan kemiskinannya. Mengamati kecenderungan penduduk miskin, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran yang tidak kunjung membaik dan mengalami fluktuasi setiap tahunnya, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian wilayah yang dibangun selama ini di Provinsi Lampung sepertinya belum sepenuhnya menciptakan dampak bagi kesejahteraan riil penduduk. Hal ini dapat disebabkan oleh ketimpangan distribusi pendapatan, pertambahan penduduk miskin, inflasi dan pengangguran. Oleh karena itu, upaya pengentasan harus dilakukan secara tepat dan mencakup berbagai aspek kehidupan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan penelitian secara kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data time series tahun 2011-2021. Penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda dengan bantuan program E-views 9 serta menggunakan Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Secara Parsial (uji t) variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung. Sedangkan, inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan Provinsi Lampung dan Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan Provinsi Lampung. Sedangkan secara bersama-sama (uji F), pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan Provinsi Lampung. Dalam Perspektif ekonomi islam Kemisikinan merupakan masalah yang sangat kompleks yang sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Islam melarang kepada umatnya untuk meninggalkan keluarganya dalam keadaan lemah dan miskin.

Kata Kunci: Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Inflansi, Pengangguran, Perspektif Ekonomi Islam

(4)

iv ABSTRACT

Poverty is defined as a condition in which a person or group of people are unable to fulfill their basic rights to maintain and develop a dignified life. Poverty in Lampung Province is one of the social problems that continues to be the focus of more attention from the government. Because, the success or failure of the economic development of a country or region can be seen from the level of poverty development. Observing the tendency of the poor population, economic growth, inflation and unemployment which have not improved and fluctuated every year, it can be said that the regional economy that has been built so far in Lampung Province does not seem to have fully created an impact on the real welfare of the population. This can be caused by unequal distribution of income, increase in the poor population, inflation and unemployment.

Therefore, alleviation efforts must be carried out appropriately and cover various aspects of life.

The research method used is a quantitative research approach using secondary data from the Central Bureau of Statistics (BPS) of Lampung Province. The secondary data used in this study is in the form of time series data for 2011-2021. This study uses Multiple Linear Regression with the help of the E-views 9 program and uses the Classical Assumption Test and Hypothesis Test.

Based on the results of multiple linear regression analysis, the following conclusions are obtained: Partially (t test) the economic growth variable has a positive and significant effect on poverty in Lampung Province. Meanwhile, inflation has a positive and insignificant effect on poverty in Lampung Province and unemployment has a positive and significant effect on poverty in Lampung Province. Meanwhile, together (F test), economic growth, inflation, unemployment have a significant effect on poverty in Lampung Province. In Islamic economic perspective Poverty is a very complex problem which is highly discouraged in Islam. Islam forbids its followers to leave their families weak and poor. Poverty must be eliminated because it can endanger faith, morality and can even cause divisions in society.

Keywords: Poverty, Economic Growth, Inflation, Unemployment, Perspektif Ekonomi Islam

(5)
(6)
(7)
(8)

viii MOTTO

اوُشُكْراَو ِ ّٰاللّ ِلْضَف ْهِم اْىُغَتْباَو ِضْسَ ْلْا ًِف اْوُشِشَتْوبَف ُةىٰلَّصلا ِتَيِضُق اَرِبَف ُت ْمُكَّلَعَّل اًشْيِثَك َ ّٰاللّ

َن ْىُحِلْف

“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

agar kamu beruntung” (Q.R Al-Jumu‘ah:10)

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah dan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya.

Dengan segala kerendahan hati, penuh kebahagiaan, kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta, kasih dan hormat tak terhingga kepada : 1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai Bapak Effendy Wijaya

dan Ibu Sumawiyah atas ketulusan mereka dalam mendidik, membesarkan, dan membimbing dengan penuh kasih dan sayang, yang selalu mendoakan disetiap waktu, support dan dukungan merekalah sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Raden Intan Lampung. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, memberikan kebahagiaan, kemurahan rezeki dan keberkahan umur. Aamiin.

2. Kakakku Irham Faizul Aulia serta Adikku Imam Ashrofi ,yang amat sangat saya cintai, yang selalu memberi dukungan kepada ku dan menjadi penyemangat dalam setiap langkahku.

3. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, tempat menimba ilmu dan pengalaman semoga semakin maju, menjadi Universitas terbaik, dan juga berkualitas.

(10)

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Naila Aulia Rahmah lahir di Sukarame, Bandar Lampung, pada tanggal 03 Juni 2000, sebagai anak kedua dari Bapak Effendy Wijaya dan Ibu Sumawiyah serta mempunyai satu kakak laki-laki dan adik laki-laki. Adapun riwayat pendidikan penulis, adalah sebagai berikut :

1. TK Ananda Sukareme Bandar Lampung, yang diselesaikan pada Tahun 2007.

2. Melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar di MIN 5 Bandar Lampung diselesaikan pada Tahun 2013.

3. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PGRI 6 Bandar Lampung, yang diselesaikan pada tahun 2016.

4. Melanjutan pendidikan di MA Mathlaul Anwar Kedondong, Kabupaten Pesawaran tamat dan mendapatkan IJAZAH tahun 2019.

5. Kemudian Pada tahun 2019 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada Program Studi Ekonomi Syariah sampai sekarang.

(11)

xi

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, ilmu pengetahuan, kekuatan, rahmat-Nya dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Lampung dalam Perspektif Ekonomi Islam tahun 2011-2021” .

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada sang baginda Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah memberikan tuntunan menuju jalan yang terang (ilmu pengetahuan) dengan akhlak yang mulia.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, pada program strata satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan serta kekeliruan, semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis merasa perlu menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Tulus Suryanto, M.M., Akt., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung.

2. Ibu Dr. Erike Anggraini, M.E.Sy. selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Dr. H. Nasruddin, M. Ag selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi dan arahan kepada saya.

4. Bapak Taufiqur Rahman, S.E., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dari awal proses hingga penyusunan skripsi ini selesai.

5. Bapak/Ibu penguji yang telah menguji dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

(12)

xii

6. Para staf Akademik dan Kemahasiswaan yang telah membantu kelancaran administrasi kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Staf Akademik dan Pegawai Perpustakaan yang memberikan informasi dan pelayanan yang baik dalam mendapatkan informasi dan sumber referensi bagi penulis.

9. Bagian Publikasi Bandan Pusat Statistik Provinsi Lampung yang telah membantu memberikan informasi data guna menyelesaikan skripsi ini baik.

10. Teman-teman terbaikku terkhusus kepada Muthiatu Thoyibah, Novita Sari, Indah Anjar, Roro Miftahul Jannah dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2019 khususnya kelas B Ekonomi Syariah terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.

11. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Semoga Allah SWT membalas budi baik kalian semua.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, dana dan kemampuan yang penulis miliki.

Bandar lampung, 06 April 2023 Penulis,

Naila Aulia Rahmah NPM. 1951010142

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

ABSTRAK ... iii

SURAT PERNYATAAN ... v

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... vi

PENGESAHAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul... 1

B. Latar Belakang... 2

C. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 15

D. Rumusan Masalah ... 15

E. Tujuan Penelitian ... 16

F. Manfaat Penelitian ... 16

G. Kajian Penelitian Terdahulu ... 17

H. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Grand Theory ... 25

B. Kemiskinan ... 26

1. Pengertian Kemiskinan ... 26

2. Teori Kemiskinan ... 27

(14)

xiv

3. Macam-macam Kemiskinan ... 28

4. Faktor Penyebab Kemiskinan ... 30

C. Kemiskinan Dalam Perspektif Ekonomi Islam ... 31

1. Pengertian Kemiskinan ... 31

2. Bahaya Kemiskinan ... 32

3. Solusi Kemiskinan Dalam Perspektif Islam ... 34

D. Pertumbuhan Ekonomi ... 36

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi... 36

2. Teori Pertumbuhan ... 37

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 37

E. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam ... 39

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi... 39

2. Asas-asas Pertumbuhan Ekonomi ... 40

F. Inflasi ... 42

1. Pengertian Inflasi ... 42

2. Teori Inflasi ... 43

3. Jenis-jenis Inflasi ... 43

G. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam ... 44

1. Pengertian Inflasi ... 44

2. Dampak Inflasi ... 45

H. Pengangguran ... 46

1. Pengertian Pengangguran ... 46

2. Teori Pengangguran ... 46

3. Faktor Penyebab Pengangguran ... 47

I. Pengangguran Dalam Perspektif Ekonomi Islam ... 48

1. Pengertian Pengangguran ... 48

2. Jenis-jenis Pengangguran Menurut Qardhawi ... 49

J. Kerangka Berpikir ... 51

K. Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 59

B. Sumber Data ... 59

C. Populasi dan Sampel ... 59

D. Metode Pengumpulan Data ... 60

E. Definisi Operasional Variabel ... 60

(15)

xv

F. Metode Pengolahan Data ... 63

G. Metode Analisis Data ... 63

1. Uji Asumsi Klasik ... 64

2. Uji Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

1. Kondisi Geografis Provinsi Lampung ... 71

2. Topografi Provinsi Lampung ... 72

3. Sejarah Provinsi Lampung ... 73

B. Gambaran Hasil Penelitian ... 76

1. Kemiskinan ... 76

2. Pertumbuhan Ekonomi ... 78

3. Inflasi ... 79

4. Pengangguran ... 80

C. Analisis Data ... 82

1. Uji Asumsi Klasik ... 82

2. Uji Hipotesis ... 84

D. Pembahasan ... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98 DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kemiskinan Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-

2021 ... 4

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021 ... 5

Tabel 1.3 Inflasi Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021 ... 7

Tabel 1.4 Pengangguran Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011- 2021 ... 8

Tabel 1.5 Kemiskinan Provinsi Lampung tahun 2011-2021 ... 10

Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung 2011- 2021 ... 12

Tabel 1.7 Inflasi Provinsi Lampung tahun 2011-2021 ... 13

Tabel 1.8 Pengangguran Provinsi Lampung ... 14

Tabel 1.9 Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 2.1 Kemiskinan Provinsi Lampung 2011-2021 ... 77

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Lampung 2011-2021 ... 78

Tabel 2.3 Inflasi Provinsi Lampung 2011-2021 ... 80

Tabel 2.4 Pengangguran Provinsi Lampung tahun 2011-2021 ... 81

Tabel 2.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 83

Tabel 2.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 83

Tabel 2.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 84

Tabel 2.8 Hasil Uji T Petumbuhan Ekonomi ... 85

Tabel 2.9 Hasil Uji T Inflasi ... 86

Tabel 3.1 Hasil Uji T Pengangguran ... 86

Tabel 3.2 Hasil Uji F... 87

Tabel 3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 88

Tabel 3.4 Indeks Gini Ratio Provinsi Lampung 2011-2021 ... 92

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kemiskinan Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021

Lampiran 2: Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021

Lampiran 3: Inflasi Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021 Lampiran 4: Pengangguran Provinsi Se-pulau Sumatera tahun 2011-2021

Lampiran 5: Kemiskinan Provinsi Lampung tahun 2011-2021 Lampiran 6: Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung tahun 2011-2021

Lampiran 7: Inflasi Provinsi Lampung tahun 2011-2021

Lampiran 8: Pengangguran Provinsi Lampung tahun 2011-2021 Lampiran 9: Hasil Uji Normalitas

Lampiran 10: Hasil Uji Multikolinearitas Lampiran 11: Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 12: Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 13: Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

(18)

xviii

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul

Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, langkah pertama untuk memperjelas pokok bahasan pada proposal penelitian ini untuk menghindari kekeliruan bagi pembaca. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut disini diperlukan adanya pembatasan terhadap arti kalimat dalam proposal ini dengan harapan memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Lampung Dalam Perspektif Ekonomi Islam Tahun 2011-2021”. Penjabarannya adalah sebagai berikut yaitu:

1. Pengaruh

Pengaruh dalam penelitian disebut dengan akibat asosiatif yaitu suatu penelitian yang mencari atau pertautan nilai antara satu variabel dengan variabel yang lain.1

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu.2

3. Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang secara terus-menerus atau suatu keadaan perkonomian yang menunjukan adanya kecendrungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level).3

4. Pengangguran

1Sugiono, Penelitian Administratif (Bandung: Alfa Beta 2007),.

2 Ninda Noviani Charysa, ―Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Upah Minimum Regional Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011,‖ Economics Development Analysis Journal 2, no. 4 (2013).

3 Siwi Indriyani, ―Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 2005–2015,‖ Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana 4, no. 2 (2016).

(20)

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan.4

5. Kemiskinan

Kemiskinan dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum.5 6. Perspektif

Perspektif adalah cara melukiskan suatu benda dan lain-lain yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi atau sudut pandang.6

7. Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat).7

B. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap Barang dan Jasa, Lokasi, Geografis, Gender dan Lokasi lingkungan. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi. Tetapi, juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya Kebutuhan Pangan, Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan, Perumahan, Air bersih, Pertanahan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Rasa aman dari

4 Sukirno, Sadono. 2008. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

5 Devi Arfiani, Berantas Kemiskinan (Alprin, 2020).

6 Dendy Sugiono, ―Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat,‖ Jakarta, Indonesia: PT. Gramedia. Pustaka Utama, 2008.

7 P P Islam, ―Ekonomi Islam,‖ Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

(21)

perlakuan atau ancaman Tindak kekerasan, dan Hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.8

Kemiskinan adalah salah satu masalah yang terus menjadi pusat perhatian di negara manapun, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang salah satu nya Negara Indonesia. Di Indonesia masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus-menerus. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang cukup penting dan sangat perlu untuk dientaskan. Karena, Indonesia sebagai Negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga tidak dapat terhindar dari masalah kemiskinan tersebut.9

Keberhasilan atau kegagalan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah bisa dilihat dari tingkat perkembangan kemiskinannya. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan harus dipilih strategi yang dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian nasional. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Secara umum kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak‐ hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi yang sangat luas ini menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan masalah multi dimensional, sehingga tidak mudah untuk mengukur kemiskinan dan perlu kesepakatan pendekatan

8 Mohamad Arif Novriansyah, ―Pengaruh Pengangguran Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Gorontalo,‖ Gorontalo Development Review 1, no. 1 (2018): 59–73.

9 Mira Hastin and Ferry Siswadhi, ―Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Tingkat Inflasi, Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jambi,‖ Jurnal Ekonomi Sakti (Jes) 10, no. 1 (2021): 1–22.

(22)

pengukuran yang dipakai.10 Untuk mengatasi kemiskinan salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan daerah yang dilakukan pemerintah di berbagai wilayah Indonesia, baik secara provinsi, kabupaten/kota, kecamatan maupun desa seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Provinsi Lampung.

Tabel 1.1 Kemiskinan Provinsi Se-Pulau Sumatera (persen), tahun 2020-2021

NO Provinsi se- Sumatera

Kemiskinan 2020

Provinsi se- Sumatera

Kemiskinan 2021

1 Bengkulu 15,03 Aceh 15,33

2 Aceh 14,99 Bengkulu 15,22

3 Sumatera Selatan

12,66 Sumatera Selatan

12,84

4 Lampung 12,34 Lampung 12,62

5 Sumatera Utara

8,75 Sumatera Utara

9,01

6 Jambi 7,58 Jambi 8,09

7 Riau 6,82 Riau 7,12

8 Sumatera Barat

6,28 Sumatera Barat

6,63

9 Kep.

Bangka Belitung

4,53 Kep.

Riau

6,12

10 Kep Riau 3,92 Kep.

Bangka Belitung

4,90

Sumber:Kompilasi Provinsi Dalam angka 2020-2021, data diolah

Berdasarkan tabel diatas, bahwa Kemiskinan Provinsi Se- pulau Sumatera pada tahun 2020 Provinsi Bengkulu menempati posisi ke-1 tingak kemiskinan sebesar 15,03%. Posisi ke-2 ditempati oleh provinsi Aceh sebesar 14,99%. Posisi ke-3 oleh

10 A Mahendra, ―Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin,‖ Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 2017, 113–38.

(23)

provinsi Sumatera Selatan sebesar 12,66%. Lalu, provinsi Lampung menempati posisi ke-4 yakni dengan tingkat kemiskinan sebesar 12,34%. Provinsi Sumatera Utara menempati posisi ke-5 dengan tingkat kemiskinan sebesar 8,75%.

Sedangkan, posisi ke-6 ditempati provinsi Jambi sebesar 7,58%.

Provinsi Riau menempati posisi ke-7 dengan persentase sebesar 6,82%. Kemudian, posisi ke-8 ialah provinsi Sumatera Barat sebesar 6,28%, disusul posisi ke-9 yaitu provinsi Kep. Bangka Belitung sebesar 4,53% dan posisi terakhir yakni ke-10 diempati oleh provinsi Kep. Riau sebesar 3,92%.

Pada tahun 2021, Kemiskinan Provinsi Se-pulau Sumatera posisi ke-1 ditempati oleh provinsi Aceh sebesar 15,33%. Yang dimana pada tahun 2020 posisi ke-1 ditempati oleh provinsi Bengkulu tetapi sekarang ditempati proivnsi Aceh. Lalu, Provinsi Bengkulu mengalami penurunan posisi menjadi posisi ke-2 yakni sebesar 15,22%.Sedangkan, posisi ke-3 masih tetap ditempati oleh provinsi Sumatera Selatan sebesar 12,84%. Provinsi Lampung masih menempati posisi ke-4 dengan presentase 12,62%. Posisi ke-5 masih ditempati oleh Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan, provinsi Jambi, Riau dan Sumatera Barat masih menempati posisi ke-6, posisi ke-7 dan posisi ke-8.

Sedangkan, provinsi Riau mengalami kenaikan posisi menjadi posisi ke-9 dan Provinsi Kep.Bangka Belitung mengalami penurunan menjadi posisi ke-10 atau terendah tingakt kemiskinan dari provinsi se-pulau Sumatera yakni sebesar 4,90%.

Selanjutnya, mengenai Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi se- pulau Sumatera dengan data sebagai berikut:

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Sumatera (Persen), tahun 2020-2021

NO Provinsi Pulau Sumatera

Pertumbuhan Ekonomi 2020

Provinsi Pulau Sumatera

Pertumbuhan Ekonomi 2021

1 Kep. Riau -3,80 Kep.

Bangka

5,05

(24)

Belitung 2 Kep.

Bangka Belitung

-2,29 Jambi 3,69

3 Lampung -1,67 Sumatera

Selatan

3,58 4 Sumatera

Barat

-1,61 Kep. Riau 3,43 5 Riau -1,13 Riau 3,36 6 Sumatera

Utara

-1,07 Sumatera Barat

3,29 7 Jambi -0.51 Bengkulu 3,27 8 Nanggroe

Aceh

-0,37 Lampung 2,79 9 Sumatera

Selatan

-0,11 Nanggroe Aceh

2,79

10 Bengkulu -0,02 Sumatera

Utara

2,61 Sumber: Kompilasi Provinsi Dalam Angka 2020-2021, data diolah

Berdasarkan tabel diatas, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Se-pulau Sumatera pada tahun 2020 provinsi Kep. Riau menempati posisi ke-1 sebesar -3,80%. Posisi ke-2 ditempati oleh provinsi Kep. Bangka Belitung sebesar -2,29%. Lalu, provinsi Lampung menempati posisi ke-3 dengan persentase sebesar - 1,67%. Sedangkan, posisi ke-4 ditempati oleh provinsi Sumatera Barat sebesar -1,61%. Posisi ke-5 ditempati provinsi Riau sebesar - 1,13%. Kemudian, provinsi Sumatera Utara menempati posisi ke-6 dengan presentase sebesar -1,07%. Posisi ke-8 ditempati provinsi Aceh sebesar -0,37%. Lalu, posisi ke-9 ditempati oleh provinsi Sumatera Selatan. Dan yang terakhir posisi ke-10 ditempati oleh provinsi Bengkulu sebesar -0,02%.

Pada tahun 2021, Kep. Bangka Belitung mengalami kenaikan posisi dari posisi ke-2 menjadi posisi ke-1 sebesar 5,05%, posisi ke-2 ditempati provinsi Jambi sebesar 3,69%. Sedangkan, posisi ke 3 ditempati provinsi Sumatera Selatan sebesar 3,58%.

Lalu, provinsi Kep.Riau mengalami penurunan dari posisi ke-1

(25)

tahun 2020 sekarang menjadi posisi ke 4 di tahun 2021 sebesar 3,43%. Kemudian, provinsi Riau menempati posisi ke-5 sebesar 3,36%. Disusul, posisi ke-6 oleh provinsi Sumatera Barat sebesar 3,29%. Posisi ke-7 ditempati oleh provinsi Bengkulu. Sedangkan, provinsi Lampung mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi se-pulau Sumatera dari posisi ke-3 tahun 2021 menempati posisi ke-8 sebesar 2,79% Posisi ke-9 ditempati oleh Provinsi Aceh sebesar 2,79%. Dan posisi ke-10 ditempati oleh provinsi Sumatera utara sebesar 2,61%. Selanjutnya, mengenai perkembangan inflasi di provinsi se-pulau Sumatera dengan data sebagai berikut:

Tabel 1.3 Inflasi Provinsi se- Pulau Sumatera (persen) tahun 2020-2021

Sumber: Kompilasi Provinsi dalam angka 2020-2021, data diolah

Berdasarkan tabel diatas, Inflasi Provinsi Se-pulau Sumatera pada tahun 2020 posisi ke-1 di tempati oleh provinsi Aceh sebesar 3,59% posisi ke-2 di tempati oleh provinsi Jambi sebesar 3,09%.

Lalu, provinsi Riau menempati posisi ke-3 sebesar 2,42%, posisi NO Provinsi

Pulau Sumatera

Inflasi 2020

Provinsi Pulau Sumatera

Inflasi 2021

1 Aceh 3,59 Kep. Bangka

Belitung

3,75

2 Jambi 3,09 Bengkulu 2,42

3 Riau 2,42 Kep.Riau 2,26

4 Sumatera Barat

2,11 Aceh 2,24

5 Lampung 2,00 Lampung 2,19

6 Sumatera Utara

1,96 Sumatera Selatan

1,82 7 Sumatera

Selatan

1,55 Sumatera Utara

1,71

8 Kep. Riau 1,18 Jambi 1,67

9 Kep. Bangka Belitung

1,08 Riau 1,54

10 Bengkulu 0,89 Sumatera

Barat

1,46

(26)

ke-4 di tempati oleh provinsi Sumatera Barat sebesar 2,11%.

Sedangkan, provinsi Lampung menempati posisi ke-5 dengan presentase sebesar 2,00%, posisi ke-6 ditempati oleh provinsi Sumatera Utara sebesar 1,96%. Kemudian, Posisi ke-7 di tempati oleh provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,55%, posisi ke-8 di tempati oleh provinsi Kep. Riau dengan presentase sebesar 1,18%.

Posisi ke-9 provinsi Kep.Bangka Belitung yakni sebesar 1,08% dan posisi terakhir atau ke-10 ditempati oleh provinsi Bengkulu dengan presentase 0,89%.

Pada tahun 2021, tingkat inflasi provinsi se-pulau Sumatera bahwa posisi ke-1 ditempati oleh Kep. Bangka Belitung dimana provinsi ini mengalami kenaikan dimana tahun 2020 provinsi Kep.Bangka Belitung berada di posisi ke-9 tetapi pada tahun 2021, Kep. Bangka Belitung naik menjadi posisi ke 1 dengan presentase sebesar 3,75%. Posisi ke-2 ditempati oleh provinsi Bengkulu sebesar 2,42%. Lalu, provinsi Kep.Riau menempati posisi ke-3 dengam presentase sebesar 2,26% , posisi ke-4 ditmepati oleh provinsi Aceh sebesar 2,24%. Sedangkan, Provinsi Lampung masih tetap berada di posisi-5 dengan presentase 2,19%. Provinsi Sumatera Selatan menempati posisi ke-6 sebesar 1,82% , posisi ke- 7 oleh provinsi Sumatera Selatan, posisi ke-8 oleh provinsi Kep.

Riau , posisi ke-9 oleh provinsi Kep. Bangka Belitung dan posisi yang terakhir ditempati provinsi Sumatera Barat sebesar 1,46%.

Selanjutnya, tingkat pengangguran provinsi se-pulau Sumatera dengan data sebagai berikut:

Tabel 1.4 Pengangguran Provinsi di Pulau Sumatera (persen), tahun 2020-2021

NO Provinsi pulau Sumatera

Pengangguran 2020

Provinsi pulau Sumatera

Pengangguran 2021

1 Kep. Riau 10,34 Kep. Riau 9,91

2 Sumatera Utara

6,91 Sumatera Barat

6,52 3 Sumatera

Barat

6,88 Sumatera Utara

6,33

(27)

4 Nanggroe Aceh

6,59 Nanggroe Aceh

6,30

5 Riau 6,32 Jambi 5,09

6 Sumatera Selatan

5,51 Kep.

Bangka Belitung

5,03

7 Kep.

Bangka Belitung

5,25 Sumatera Selatan

4,98

8 Jambi 5,13 Lampung 4,69

9 Lampung 4,67 Riau 4,42

10 Bengkulu 4,07 Bengkulu 3,65

Sumber: Kompilasi Provinsi dalam angka 2020-2021, data diolah

Berdasarkan tabel diatas, tingkat pengangguran provinsi se-pulau Sumatera pada tahun 2020 provinsi Kep. Riau menempati posisi ke-1 dengan presentase 10,34%, lalu posisi ke-2 provinsi Sumatera Utara sebesar 6,91% Provinsi Sumatera Barat menempati posisi ke-3 sebesar 6,88%, posisi ke-4 ditempati oleh provinsi Aceh dengan tingkat pengangguran sebesar 6,59%. Sedangkan, posisi ke-5 ditempati oleh provinsi Riau sebesar 6,32%, posisi ke-6 ditempati oleh Sumatera Selatan dengan tingkat pengangguran sebesar 5,51%. Kemudian, provinsi Kep. Bangka Belitung menempati posisi ke-7 dengan presentase 5,25%, posisi ke-8 ditempati oleh provinsi Jambi dengan presentase 5,13%. Provinsi Lampung menempati posisi ke-9 dengan tingkat pengangguran sebesar 4,67% dan posisi ke-10 atau paling rendah ditempati oleh provinsi Bnegkulu sebesar 4,07%

Pada tahun 2021, posisi ke-1 masih tetap di tempati oleh provinsi Kep.Riau dengan presentase 9,91%, posisi ke-2 ditempati oleh provinsi Sumatera Barat dengan tingkat pengangguran sebesar 6,52%. Lalu, posisi ke-3 di tempati oleh provinsi Sumatera Utara sebesar 6,33%.

Kemudian, provinsi Aceh menempati posisi ke-4 dengan presentase sebesar 6,30% disusul posisi ke-5 oleh provinsi Riau sebesar 5,09%.

Sedangkan, posisi ke-6 ditempati oleh provinsi Kep. Bangka Belitung sebesar 5,03%, provinsi Lampung berubah posisi menjadi naik ke-8 dengan tingkat pengangguran sebesar 4,69% dan posisi ke-9 ditempati

(28)

provinsi Riau sebesar 4,42%, provinsi Bengkulu masih tetap berada di posisi ke-10.

Jadi, Berdasarkan data dari empat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada Tabel 1.1 Kemiskinan Provinsi di pulau Sumatera tahun 2020, Provinsi Lampung Menempati posisi ke-4 yakni sebesar 12,34%

lalu tahun 2021 Lampung masih menempati posisi ke-4 meskipun tingkat kemiskinan nya naik sebesar 0,28% menjadi 12,62%.

Kemudian, pada tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Sumatera tahun 2020, Provinsi Lampung menempati posisi ke-3 sebesar -1,67%. Sedangkan, pada tahun 2021 provinsi Lampung menurun menempati posisi ke-8 yakni sebesar 2,79%.

Pada Tabel 1.3 Inflasi Provinsi di Pulau Sumatera tahun 2020, Provinsi Lampung berada di posisi ke-3 sebesar 2,00%. Pada tahun 2021, Lampung masih tetap berada di posisi ke-3 dengan tigkat inflasi sebesar 2,19%. Kemudian, pada table 1.4 Provinsi Lampung menempati posisi ke-9 sebesar 4,67% dalam pengangguran provinsi se-pulau Sumatera pada tahun 2020. Sedangkan, 2021 Lampung menmpati posisi ke-8 sebesar 4,42%.

Oleh karena itu, Kemiskinan pun akhirnya menjadi sebuah topik dan perhatian utama, bukan hanya bagi pemerintah dan masyarakat yang berada di Indonesia saja, tetapi masyarakat di seluruh belahan dunia pun memperhatikan tentang masalah kemiskinan ini. Sehingga dalam penelitian ini menarik untuk diteliti khususnya pada provinsi Lampung.

Tabel 1.5 Kemiskinan di Provinsi Lampung (persen) 2011-2021

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(%)

2011 16,16

2012 15,65

2013 14,39

2014 14,21

2015 14,35

(29)

Sumber: Provinsi Lampung dalam angka 2011-2021, data diolah

Berdasarkan, Data Bps Provinsi Lampung bahwa angka kemiskinan di provinsi Lampung mengalami naik turun setiap tahunnya. Pada 5 tahun terakhir paling tertinggi ialah pada tahun 2017 yakni 13,69%

Kemudian, Pada Maret 2021 angka kemiskinan di provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 12,62%.

Kemiskinan di Indonesia khususnya provinsi Lampung dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya tingkat inflasi yang berfluktuasi, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan tingkat pengangguran yang masih tinggi.11 Faktor pertama, yakni pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh negara berkembang salah satunya Indonesia.

Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan tenaga kerja lebih tinggi dari pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada. Dalam sudut pandang makro ekonomi, pengangguran yang tinggi merupakan masalah bagi suatu perekonomian.12

Pengangguran di Provinsi Lampung mengalami peningkatan setiap tahunnya bahkan semenjak pandemic masyarakat mengalami PHK membuat masyarakat menjadi pengangguran salah satunya Provinsi Lampung mengalami Dampak Tersebut yaitu pengangguran terbuka

11 Windra Windra, Pan Budi Marwoto, and Yudi Rafani, ―Analisis Pengaruh

Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Indonesia,‖ Jurnal Progresif Manajemen Bisnis 14, no. 2 (2016): 19–27.

12Ibid.

2016 14,29

2017 13,69

2018 13,14

2019 12,62

2020 12,34

2021 12,62

(30)

4,67 persen. Hal ini banyak faktor yang mempengaruhi pengangguran terbuka.

Tabel 1.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Lampung (persen) 2011-2021

Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

2011 6,38

2012 5,20

2013 5,69

2014 4,79

2015 5,14

2016 4,62

2017 4,33

2018 4,04

2019 4,03

2020 4,67

2021 4,69

Sumber: Provinsi Lampung dalam angka 2011-2021, data diolah

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Lampung tersebut mengalami fluktuatif dari tahun 2011-2021. Keadaan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Lampung masih tergolong tinggi. Tingkat pengangguran terbuka mempunyai arti yaitu pengangguran yang dialami tenaga kerja yang sungguh sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini memang jenis pengangguran yang bisa di bilang cukup banyak, karena memang belum mendapatkan pekerjaan meskipun sudah berusaha dengan maksimal untuk mencari pekerjaan yang semua hal itu disebabkan karena petumbuhan penambahan tenaga kerja lebih tinggi dari pada pertumbuhan lapangan pekerjaan dampak dari situasi seperti ini mereka tidak melakukan suatu pekerjaan, jadi pengangguran yang dilihat itu sangat nyata oleh karena itu disebut dengan pengangguran terbuka.

(31)

Selain pengangguran, factor kedua yang mempengaruhi diduga memiliki pengaruh terhadap kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diduga merupakan salah satu faktor penting untuk lepas dari jerat kemiskinan, karena pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran adanya perkembangan ekonomi untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu syarat suatu bangsa untuk memajukan bangsanya atau menaikan kesejahteraan warganya. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa sebelumnya.

Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (Persen), tahun 2011-2021

TAHUN PRESENTASE (%)

2011 6,56

2012 6,44

2013 5,77

2014 5,08

2015 5,13

2016 5,14

2017 5,16

2018 5,23

2019 5,26

2020 -1,66

2021 2,77

Sumber: Provinsi Lampung dalam angka 2011-2021, data diolah

Faktor ketiga, yang mempengaruhi kemiskinan ialah tingkat inflasi. Inflasi merupakan salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap kemiskinan. Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu negara dimana naik turunnya inflasi cenderung. mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi.13 Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami

13 Engla Desnim Silvia, Yunia Wardi, and Hasdi Aimon, ―Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Inflasi Di Indonesia,‖ Jurnal Kajian Ekonomi 1, no. 2 (2013).

(32)

kenaikan secara terus menerus.inflasi secara umum berarti suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan harga-harga secara umum. Inflasi memiliki dampak positif dan negatif tergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi tersebut.

Tabel 1.8 Tingkat Inflasi Provinsi Lampung (persen) 2011-2021

Tahun Tingkat Inflasi

(%)

2011 4,24

2012 4,30

2013 7,56

2014 8.06

2015 4,34

2016 2,78

2017 3,02

2018 2,73

2019 3,44

2020 2,00

2021 2,19

Sumber: Provinsi Lampung dalam angka 2011-2021, data diolah Menurut data dari BPS, bahwa inflasi provinsi Lampung dari tahun 2012-2021 mengalami naik turun. Bisa dilihat dari 5 tahun terakhir bahwa, Pada tahun 2019 merupakan inflasi provinsi Lampung yang tertinggi sebesar 3,44 %. Lalu, mengalami penurunan kembali di tahun 2020 sebesar 2,00 % dan mengalami peningkatan kemsbali tahun 2021 sebesar 2,19 %. Mengamati kecenderungan penduduk miskin, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran yang tidak kunjung membaik dan fluktuasi setiap tahunnya, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian wilayah yang dibangun selama ini di Provinsi Lampung sepertinya belum sepenuhnya menciptakan dampak yang positif bagi kesejahteraan riil penduduk. Hal ini dapat disebabkan oleh ketimpangan distribusi pendapatan, pertambahan penduduk miskin, inflasi dan pengangguran.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memiliki ketertarikan untuk menganalisis lebih lanjut terkait pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung dalam perspektif ekonomi Islam. Dengan

(33)

mengangkat judul penelitian “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Lampung Dalam Perspektif Ekonomi Islam Tahun 2011-2021”.

C. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :

a. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi dengan pemerataan pendapatan akan menyebabkan efek kearah kemiskinan.

b. Inflasi yang tidak terkendali akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehinggal menimbulkan efek kemiskinan.

c. Banyaknya jumlah pengangguran akan membuat pendapatan perkapita rendah sehingga akan menimbulkan efek kearah kemiskinan.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti perlu membatasi ruang lingkup pembahasan agar penelitian ini dapat diteliti secara fokus dan mendalam. Dengan ini peneliti memfokuskan penelitian pada Pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung tahun 2011-2021.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka pokok masalah yang dapat dirumuskan adalah:

1. Apakah Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengangguran Secara Parsial berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung tahun 2011-2021?

2. Apakah Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Pengangguran Secara Bersama-sama berpengaruh terhadap Kemiskinan di Provinsi Lampung tahun 2011-2021?

3. Bagaimana Kemiskinan dalam Perspektif Ekonomi Islam?

(34)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk:

1. Untuk Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran secara parsial terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung tahun 2011-2021.

2. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran secara bersama-sama terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung tahun 2011-2021.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pandangan ekonomi islam tentang kemiskinan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan penambahan ilmu pengetahuan dalam kajian ilmu Ekonomi Syariah. Dan menjadi referensi untuk peneliti lain yang mengkaji tentang ilmu ekonomi syariah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi serta menambah wawasan mengenai bagaimana masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang terkait dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi,inflasi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung.

b. Bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk perencanaan pembangunan daerah.

c. Bagi Akademik, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan bahan literatur, referensi, informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca mengenai kepentingan keilmuan yang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung.

(35)

G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relavan N

O

Nama Penelitian

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian 1 Naomi Feibe

Ise, George M.

V. Kawung, Ita Pingkan F.Rorong (2022).14

Pengaruh Inflasi dan Penganggu ran Terhadao Kemiskina n di Kota Manado Periode 2007- 2020.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahu i pengaruh inflasi dan penganggu ran secara bersama- sama terhadap kemiskina n di kota Manado.

Penelitian ini

menggunak an

penelitian kuantitatif dengan Data yang digunakan adalah data sekunder yang berbentuk time series, yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Manado.

Data sekunder yang digunakan adalah data inflasi, penganggu ran, dan kemiskinan di Kota Manado tahun 2007-2020.

Metode analisis

Hasil penelitian menunjukk an bahwa inflasi dan penganggur an secara bersama- sama berpengaru h signifikan terhadap kemiskinan di kota Manado tahun 2007-2020.

Inflasi secara parsial tidak berpengaru h signifikan terhadap kemiskinan di kota Manado.

Penganggu ran secara parsial berpengaru h signifikan terhadap kemiskinan di Kota Manado.

14 Naomi Feibe Ise, George M V Kawung, and Ita Pingkan F Rorong,

―PENGARUH INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA MANADO PERIODE 2007–2020,‖ Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 22, no. 6 (2022): 97–108.

(36)

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda dengan menggunak an SPSS 22.

2 Asmanata, Laura Nindya (2022)15

Pengaruh Pertumbuh an Ekomi, Tingkat Pendidikan dan Penganggu ran Terhadap Kemiskina n di Provinsi Sumatera Selatan Dalam Perspektif Ekonomi Islam tahun 2017- 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu i hubungan antara pertumbuh an ekonomi, tingkat pendidikan dan penganggu ran terhadap tingkat kemiskina n di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2017 – 2020

Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan diperoleh data sekunder dari Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan dan sampel 17 kabupaten dan kota.

Teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi data panel dengan E- Views 10.

Hasil penelitian ini menunjukk an bahwa pertumbuh an ekonomi, tingkat pendidikan dan penganggur an

berpengaru h signifikan terhadap tingkat kemiskinan secara simultan, sedangkan secara parsial tingkat pendidikan dan penganggur

15 Laura Nindya Asmanata, ―Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Selatan Dalam Perspektif Ekonomi Islam Tahun 2017-2020‖ (UIN Raden Fatah Palembang, 2022).

(37)

an

mempengar uhi tingkat kemiskinan dan kebalikan dari pertumbuh an ekonomi tidak berpengaru h pada tingkat kemiskinan 3 Denny

Sangkaen, Vecky A.J.

Masinambow, Daisy S.M.

Engka.

(2021)16

Analisis Pengaruh Inflasi, Belanja Pemerinta h Terhadap Tingkat Kemiskina n Kota Manado.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganali sis pengaruh inflasi dan belanja pemerinta h terhadap kemiskina n di Kota Manado.

Untuk menganali sis pengaruh inflasi dan belanja pemerinta h terhadap kemiskina n melalui pertumbuh an

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.

Teknik analisis yang dilakukan adalah analisis jalur (Path Analsys).

Hasil yang didapat inflasi dan belanja pemerintah berpengaru h negatif akan tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap pertumbuh an ekonomi.

inflasi dan belanja pemerintah berpengaru h negatif akan tetapi tidak signifikan secara statistik

16 Denny Sangkaen, Vecky A J Masinambow, and Daisy S M Engka,

―Analisis Pengaruh Inflasi Belanja Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Kota Manado,‖ Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah 19, no. 2 (2021):

17–33.

(38)

ekonomi di Kota Manado.

Untuk menganali sis pengaruh pertumbuh an ekonomi terhadap kemiskina n di Kota Manado.

terhadap kemiskinan .

Pertumbuh an ekonomi berpengaru h positif akan tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap kemiskinan .

4 Novegya Ratih Primandari(20 18)17

Pengaruh pertumbuh an ekonomi, inflasi dan penganggu ran terhadap tingkat kemiskina n di Sumatera Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu i pengaruh pertumbuh an ekonomi, inflasi dan penganggu ran terhadap tingkat kemiskina n di Sumatera Selatan.

Metode yang digunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapka n model regresi linier dengan Estimasi Kuadrat Terkecil Biasa (OLS)

Hasil penelitian ini menunjukk an bahwa secara parsial dan simultan Pertumbuh an Ekonomi, Inflasi dan Penganggu ran berpengaru h signifikan terhadap Tingkat Kemiskina

n di

Provinsi Sumatera Selatan 5 Novera

Wandira,

Pengaruh Inflasi Dan

Penelitian ini

Metode penelitian

Hasil penelitian

17 Novegya Ratih Primandari, ―Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Selatan,‖ Jurnal Ekonomi Pembangunan 16, no. 1 (2018): 1–10.

(39)

Maya Panorama.

(2021)18

Pertumbuh an Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskina n Di Kota Palembang .

bertujuan iuntuk imengetah ui dan menganali sis pengaruh inflasi idan pertumbuh an ekonomi terhadap tingkat kemiskina n.

yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunak an data sekunder dan metode analisis datanya dengan analisis regresi linear, analisis korelasi, analisis determinasi , dan uji hipotesis.

menunjukk an bahwa Inflasi mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kemiskina n

dikarenaka n nilai thitung

>ttabel, tetapi Pertumbuh an Ekonomi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tingkat Kemiskina n

dikarenaka n nilai thitung

<ttabel.

Inflasi dan Pertumbuh an Ekonomi secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

18 Novera Wandira and Maya Panorama, ―Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Palembang,‖ Medina- Te: Jurnal Studi Islam 17, no. 2 (2021): 103–12.

(40)

Tingkat Kemiskina n yang ditunjukka n oleh nilai Fhitung F t abel.

Sumber: Kompilasi Jurnal 2019-2022

Dari tabel penelitian terdahulu diatas bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya.

Perbedaaan: Dari kelima penelitian terdahulu yang membedakan dengan penelitian ini adalah dalam varibel yang digunakan pada masing-masing penelitian yang dilakukan, objek atau tempat penelitian yang dilakukan, periode atau tahun yang digunakan dalam penelitian serta metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian.

Kemudian, persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama membahas mengenai masalah kemiskinan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika merupakan pembahasan suatu hal yang menjadi materi dalam penelitian. Sistematika pembahasan terkait dengan penelitian yang akan diteliti. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini bertujuan mempermudah pemahaman dan penelahaan dari penjelasan dan poin permasalahan, maka penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada BAB 1 menjelaskan tentang penegasan judul, latar belakang , focus bahasan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian terdahulu yang relavan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Pada BAB II ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, mulai dari teori kemiskinan,

(41)

pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran serta adanya pengajuan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada BAB II ini berisikan jenis penelitian, sumber data yang digunakan, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode penganalisis data dan uji hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini berisikan mengenai gambaran obyek yang diteliti secara umum dan Hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada BAB V merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi kesimpulan dan rekomendasi dari hasil temuan yang sudah dilaksanakan peneliti. Kemudian pada bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penelitian skripsi, serta lampiran-lampiran selama melakukan penelitian.

(42)
(43)

25 BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Grand Theory

1. Teori Lingkaran Kemiskinan

Teori yang dikemukakan oleh Ragnar Nurkse mengatakan bahwa, teori lingkaran kemiskinan merupakan konsep yang mengandaikan hubungan melingkar dari sumber-sumber daya yang cenderung saling mempengaruhi satu sama lain secara sedemikian rupa. Dengan kata lain, lingkaran kemiskinan merupakan analogi yang mengumpamakan bahwa kemiskinan itu ibarat sebuah lingkaran yang tidak memiliki pangkal ujung, sehingga akan terus berputar pada lingkaran yang sama. Dalam mengemukakan teorinya tentang lingkaran kemiskinan, pada hakikatnya Nurkse berpendapat bahwa kemiskinan bukan saja disebabkan oleh ketiadaan pembangunan masa lalu tetapi juga disebabkan oleh hambatan pembangunan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal ini Nurkse mengatakan : ―Suatu negara menjadi miskin karena ia merupakan negara miskin‖ (A country is poor because it is poor).

Menurut pendapatnya, inti dari lingkaran kemiskinan adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terhadap terciptanya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Di satu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak oleh perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat, yaitu dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal. Dari segi penawaran modal lingkaran kemiskinan dapat dinyatakan secara berikut.

Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan

(44)

menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan dapat menyebabkan suatu negara menghadapi kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah. Dari segi permintaan modal, corak lingkaran kemiskinan mempunyai bentuk yang berbeda. Di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar untuk berbagi jenis barang terbatas, dan hal yang belakangan disebutkan ini disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang rendah. Sedangkan pendapatan yang rendah disebabkan oleh produktivitas yang rendah yang diwujudkan oleh pembentukan modal yang terbatas serta daya beli masyarakat juga rendah.

Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan oleh kekurangan perangsang untuk menanam modal. Di sisi lain Nurkse menyatakan bahwa peningkatan pembentukan modal bukan saja dibatasi oleh lingkaran perangkap kemiskinan seperti yang dijelaskan di atas, tetapi juga oleh adanya international demonstration effect.

B. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Secara etimologis, ‗‘Kemiskinan‘‘ berasal dari kata ‗‘miskin‘‘

yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Badan Pusat Statistik mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang disebut garis kemiskinan atau disebut juga batas kemiskinan.19

Menurut Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan sebagai

‗‘poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Proverty is not being able to go to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear of

19 Debrina Vita Ferezagia, ―Analisis Tingkat Kemiskinan Di Indonesia,‖

Jurnal Sosial Humaniora Terapan 1, no. 1 (2018).

(45)

the future, living one day at a time. Poverty is being child to illness brought about by unclean water., Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom‘‘. Kemiskinan berkenaan dengan ketiadaan tempat tinggal, sakit dan tidak mampu untuk berobat ke dokter, tidak mampu untuk sekolah dan tidak tahu baca tulis. Kemiskinan adalah bila tidak memiliki pekerjaan sehingga takut menatap masa depan, tidak memiliki akses akan sumber air bersih. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, kurangnya representasi dan kebebasan.

Definisi kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain: Kemiskinan menurut standar kehidupan kebutuhan layak. Artinya, kondisi dimana tidak terpenuhinya kebutuhan pokok atau kebutuhan dsar sehingga standar hidup layak tidak tercapai. Kebutuhan dasar yang dimaksud seperti makanan, pakaian, rumah atau tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan menurut tingkat pendapatan, Pandangan ini berpendapat bahwa kemiskinan terjadi disebabkan oleh kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.20 2. Teori Kemiskinan

a. Teori Neo Liberal dari Shanon et. al

Teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya apabila kekuatan pasar diperluas sebesar- besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi- tingginya. Cara menangani kemiskinan secara langsung melalui keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran negara hanya sebagai penjaga yang baru boleh campur tangan apabila lembaga-lembaga tadi sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.

b. Teori Sosial Demokrat

Teori ini menganggap bahwa kemiskinan bukanlah persoalan

20 Indra Maipita, Memahami Dan Mengukur Kemiskinan (Absolute Media, 2013).

(46)

individu tetapi persoalan struktural. Kemiskinan disebabkan adanya ketidak adilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses kelompok kepada sumber-sumber kemasyarakatan terutama sumber ekonomi. Teori Sosial Demokrat menyarankan peranan pemerintah untuk menanggapi kemiskinan yang ada.

c. Teori Marjinal dari Lewis

Teori ini menganggap bahwa kemiskinan dinperkotaan terjadi disebabkan adanya kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu. Konsep Lewis yang terkenal mengatakan ‖Cuilture of Poverty‖. Menurut Lewis masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter, apatis, kurang usaha, hanya menyerah pada nasib, sistem keuangan yang tidak mantap, kurang pendidikan, kurang mabisi untuk membangun masa depan, kesejahteraan dan kekerasan banyak terjadi.21

3. Macam-macam Kemiskinan a. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah bentuk kemiskinan yang dialami seseorang atau keluarga yang memiliki penghasilan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi. Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan ,pendidikan, dan kesehatan. Contoh kemiskinan absolut :keluarga yang kurang mampu.

b. Kemiskinan Subjektif

Kemiskinan subjektif adalah jenis kemiskinan yang terjadi karena seeorang memiliki dasar pemikiran sendiri dengan beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun orang tersebut tidak terlalu miskin.

21 Sadono Sukirno, ―Teori Pengantar Ekonomi Makro,‖ Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

(47)

Kemiskinan seperti ini berkaitan dengan mental penduduk atau masyarakat. Meskipun kebutuhannya sudah tercukupnya terpenuhi masih tetap ia merasa miskin dan masih kekurangan. Contohnya seorang pengemis musiman yang muncul dikota kota besar pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan seperti bulan puasa, hari raya, dan lain-lain.

Kemiskinan seperti ini paling susah untuk diberantas, dan mental yang berperan , maka pentingnya menanamkan kepada masyarakat bahwa meminta- minta adalah pekerjaan hina dan perlu dihindari.

c. Kemiskinan relatif

Kemiskinan adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar kesejahteraan.

Contohnya : banyaknya pengangguran karena lapangan pekerjaan sedikit.

d. Kemiskinan Alamiah

Kemiskinan alamiah adalah merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan sumber daya alam.

Hal menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas yang rendah. Beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, kondisi alamnya tandus dan kering, sehingga kadang masyarakatnya ada yang miskin karena kondis alam, mereka sudah berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kehidupannya, tetapi tetap saja mengalami kemiskinan.22 e. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki

22 Harun Samsudin, Dimas Sadiman, and Irwan P Ratu Bangsawan, Kajian Sosial: Menuju Kemiskinan Satu Digit (Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin, 2020).

Gambar

Tabel 1.1 Kemiskinan Provinsi Se-Pulau Sumatera (persen),  tahun 2020-2021
Tabel 1.4  Pengangguran Provinsi di Pulau Sumatera (persen),  tahun 2020-2021
Tabel 1.5 Kemiskinan di Provinsi Lampung (persen)  2011-2021
Tabel 1.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Lampung (persen)  2011-2021
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Conceptualisation of resilience Conceptualisation of risk Conceptualisation of protective factors Operationalisation of resilience Measurement scale and sample sizePotential data