• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis Data

Dalam dokumen manajemen bimbingan dan konseling (Halaman 70-98)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Penyajian Data dan Analisis Data

5. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling MAN 1 Jember Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember

konsleing yang sesuai dengan pendekatan para ahli. Adanya strategi guru bimbingan dan konseling dalam membina peserta didik dapat mengantarkan peserta didik pada pencapaian standard dan kemampuan profesional dan akademis, serta perkembangan diri yang produktif.

Disini strategi guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik sebagaimana hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, sebagai berikut:

a. Perencanaan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

Bimbingan dan konseling di madrasah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan serta memiliki konstibusi dalam proses pendidikan di madrasah. Hal ini berarti proses pendidikan di madrasah tidak akan optimal tanpa didukung oleh penyelenggaraan manajamen bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara baik apabila diprogramkan secara baik pula. Agar program-program tersebut berjalan efektif maka program harus disusun secara terencana dan sistematis dan dibutuhkan kerjasama yang kuat anatar guru bimbingan dan konseling, kepala madrasah, wali kelas, dan orang tua peserta didik.

Berdasarkan wawancara Agus Suyatno selaku koordinator BK menyatakan bahwa:1

Dalam proses perencanaan disini mas kita bekerjasama dengan seluruh komponen yang ada di sekolah, karena nantinya dengan adanya kerjasama dengan seluruh komponen yang ada di sekolah memudahkan BK sendiri untuk menyusun program yang akan dilaksanakan. Untuk perencanaan BK sendiri dilakukan setiap tahunnya, karena disini kan pastinya ada perubahan-perubahan yang perlu di perbaiki maupun diperbarui.

Perencanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Anwaruddin selaku kepala madrasah, selaku Kepala Madrasah yang menyatakan bahwa:2

Perencanaan bimbingan dan konseling disini disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik mas, misalnya pada aspek kesulitan belajar. Jadi saya dan guru BK di sini mencari informasi-informasi terlebih dahulu, apa saja yang diperlukan dan hal apa saja yang nantinya akan menjadi sebuah keputusan.

Diperkuat pernyataan Humaida Aini selaku guru mata pelajaran, bahwa:3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu pedoman dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan efektif dan efisien. Di MAN 1 ini mas, bimbingan dan konseling selain merencanakan bimbingan di kelas dengan bekerjasama dengan guru, juga melakukan perencanaan di luar kelas bahkan di luar sekolah dengan bekerjasama dengan orang tua peserta didik. Perencanaan yang dilakukan sangatlah baik dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik juga dalam mengatasi kesulitan belajar.

1 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

2 Anwaruddin, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

3 Humaida Aini, wawancara, Jembr, 24 Agustus 2019.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat diketahui bahwa dalam perencanaan bimbingan dan konseling perlu adanya kerjasama dengan semua pihak yang ada di sekolah. Untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan peserta didik. Dalam proses penyusunan program bimbingan dan konseling dilakukan setiap tahunnya.

Dalam proses perencanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember memiliki beberapa proses kegiatan, yaitu:

1) Pembagian tugas guru bimbingan dan konseling

Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember di awali dengan pembagian tugas guru bimbingan dan konseling. Seperti yang disampaikan Agus Suyatno selaku koordinator menyatakan bahwa:4

Dalam perencanaan bimbingan dan konseling mas, langakah awal saya lakukan sebagai koordinator BK, yaitu membagi tugas personel BK. Dalam penunjukan koordinator sendiri, disini ditunjuk langsung oleh kepala sekolah. Jadi setelah saya mendapatkan tugas dari kepala sekolah, saya langsung menunjuk personel BK untuk mempermudah saya dalam menjalankan BK sendiri, apalagi disini tidak hanya satu orang yang di tangani. Jadi, tidak mungkin saya sendiri yang menangani siswa satu persatu.

Pernyataan diatas diperkuat oleh Anwaruddin selaku kepala sekolah, yang menyatakan bahwa:5

4 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

5 Anwaruddin, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

Dalam pembagian semua tugas disini, saya sendiri yang yang menunjuk. Termasuk pembagian tugas di BK. Disini saya memberikan wewenang kepada Bapak Agus sebagai koordinator di BK. Kemudian saya menyerahkan semua tanggung jawab yang ada di BK kepada Bapak Agus yang nantinya di bantu dengan guru BK yang lainnya.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember

Jadi dari hasil observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembagian tugas bimbingan dan konseling yaitu ditunjuk langsung oleh kepala madrasah, kemudian koordinator bimbingan dan konseling membagi tugas guru bimbingan dan konseling.

2) Study kelayaan

Dalam proses kegiatan penyusunan program bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember, langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan study kelayaan. Untuk mengetahui

apa saja kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan penyataan Agus Suyatno selaku koordinator, bahwa:6

Setelah pembagian personel yang ada di BK, selanjutnya kami melihat dan observasi terlebih dahulu untuk merumuskan suatu perencanaan. Karena bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah atau tempat untuk peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, potensi peserta didik dalam membentuk karirnya dan tempat penyelesaian masalah bagi peserta didik, baik masalah pribadi maupun kesulitan belajar itu sendiri. Maka, perencanaan yang dilakukan oleh BK itu sendiri harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, agar tercipta kepribadian peserta didik yang baik. Dalam penyusunannya, saya melakukan observasi pada tiap- tiap kelas, kemudian menyusun program sesuai kebutuhan peserta didik.

Pernyataan diatas diperkuat oleh M. Hariyanto prserta didik kelas X IPS IV yang menyatakan bahwa:7

Iya mas, setiap awal semester ganjil atau tahun ajaran baru guru BK memberikan selembaran untuk di isi.

Ditambah pernyataan Ihsan Amiruddin selaku guru mata pelajaran bahwa:8

Perencanaan awal saya itu menyebar angket kepada perserta didik. Kemudian dari hasil itu, barulah saya membuat acuan dasar untuk menangani permasalahan setiap peserta didik. Disini mas, saya bekerjasama dengan guru BK, orang tua peserta didik. Kemudian perencanaan guru yakni membuat RPP sebaik mungkin yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

6 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

7 M. Hariyanto, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019

8 Ihsan Amiruddin, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

Gambar 4.3

Angket Kebutuhan Peserta Didik

Jadi dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses perencanaan bimbingan dan konseling dibutuhkan adanya study kelayaan dengan melakukan observasi langsung dan menyebarkan angket kepada peserta didik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses pembuatan program bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

3) Penyusunan program

Program bimbingan dan konseling merupakan perangkat wajib yang harus disusun oleh guru bimbingan dan konseling di madrasah. Berikut pernyataan Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, bahwa:9

Setelah kami mengetahui apa saja kebutuhan siswa, barulah kami membuat programnya. Program yang di buat itu kami jadikan dalam bentuk Prota dan Promes.

Nah, itu kan program BK sudah kami susun, tugas

9 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

selanjutnya kami laporkan kepada kepala sekolah, karena kepala sekolah wajib mengetahui program yang akan di laksanakan selanjutnya. Dengan adanya laporan tersebut, kepala sekolah biasa memberikan masukan-masukan dan saran.

Pernyataan diatas diperkuat oleh Anwaruddin selaku kepala madrasah, yang menyatakan bahwa:10

Untuk penyusunan program BK nya sendiri saya menyerahkan sepenuhnya ke BK dengan pengawasan saya, artinya setelah program itu di buat, BK wajib melaporkan hasilnya. Bukan hanya program BK saja, tapi semua program yang ada di sini itu, harus di laporkan ke saya terlebih dahulu untuk saya cek.

Dalam penyusunan program disini, di lakukan setiap tahunnya.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember yaitu dilakukan sepenuhnya oleh guru bimbingan dan konseling dengan persetujuan dari kepala madrasah. Dalam program bimbingan dan konseling tertuang dalam program tahunan dan program semesteran.

4) Pengadaan sarana dan prasarana

Dalam melaksanakan semua kegiatan bimbingan dan konseling di madrsah tentunya harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini tentunya menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi untuk tercapainya sebuah tujuan bimbingan dan konseling di madrasah.

10 Anwaruddin, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

Hal tersebut sesuai pernyataan Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, bahwa:11

Dalam kegiatan BK disini mas, kami tidak luput memerlukan yang namanya sarpras. Seperti ruangan BK ini, meja, kursi, almari, komputer dan semua peralatan yang menunjang pelaksanaan BK. Jadi untuk BK sendiri memang ada tempat khusunya, apalagi melihat tugas BK kan mengatasi apa yang terjadi pada siswanya, nanti kalau semisal BK di campur dengan ruang guru kan , gak bisa berjalan dengan efektif.

Jadi dalam pengadaan sarana dan prasarana bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember sangat dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Jadi dari hasil wawancara dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember berkerjasama dengan seluruh stekaholder madrasah. dalam kegiatan perencanaan bimbingan dan konseling di madrasah dilakukan setap tahunnya. Ada beberapa proses dalam kegiatan perencanaan bimbingan dan konseling yaitu: pembagian tugas guru bimbingan dan konseling, study kelayaan, pembuatan program dan penyediaan sarana prasarana bimbingan dan konseling.

11 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

b. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

Pelakasanaan adalah fungsi fundemental dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling di sekolah.

Dalam penyelenggaraan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus melibatkan personil sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan dan tanggung jawabnya sebagai team work.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di MAN 1 Jember. Dalam observasi yang peneliti lakukan bahwasanya:12 1) Peneliti mengamati peserta didik di panggil oleh guru

bimbingan dan konselng untuk diberikan bimbingan.

2) Peneliti mengamati ada beberapa siswa yang datang untuk melakukan bimbingan mengenai permasalah yang di alami peserta didik.

3) Peneliti mengamati guru bimbingan dan konseling memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami masalah.

12 Peneliti, Observasi, Jember, 24 Agustus 2019.

Sesuai data yang diperoleh oleh peneliti tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember. Menurut Anwaruddin selaku kepala madrasah mengungkapkan, bahwa:13

Keaktifan peserta didik dan guru dalam mengelola layanan bimbingan dan konseling agar mampu mengentaskan problem yang dialami peserta didik. Pelaksanaan bimbingan dan konseling disini, bekerjasama dengan orang tua peserta didik dan pelaksanaannya dilakukan dirumah, agar peserta didik tetap pada pendirian dan mampu mempunyai wawasan yang positif.

Pernyataan diatas diperkuat oleh Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, bahwa:14

Pelaksanaan bimbingan dan konseling disini, ketika mendapati peserta didik yang mengalami kesulitan, kami selaku guru BK bekerjasama dengan guru. Karena jika kami tidak bekerjasama dengan guru, maka kami kesulitan mendeteksi siapa saja peserta didik yang bermasalah di dalam proses KBM.

Gambar 4.4

Mekanisme Penangan Kasus Peserta Didik

13 Anwaruddin, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

14 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

Pelaksanaan yang digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di MAN 1 Jember dengan bekerja sama dengan semua guru. Orang tua juga melaksanakan pelaksanaannya ketika peserta didik berada dirumah. Pelaksanaan tersebut dilaksanakan setiap hari di dalam sekolah, dengan itu bimbingan dan konseling dapat dengan mudah mengetahui permasalahan siswa setiap harinya.

Berikut pemaparan dari Ihsan Amiruddin selaku guru mata pelajaran, mengungkapkan bahwa:15

Disini mas saya selaku guru mata pelajaran dalam menindak lanjuti program bimbingan dan konseling khususnya dalam kesulitan belajar siswa saya melakukan observasi langsung ketika akhir pembelajaran. Disana biasanya saya menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham mengenai pelajaran yang di bahas atau biasanya ketika saya sudah menjelaskan ke siswa biasanya saya memberi pertanyaan-pertanyaan. Jadi kan nanti kelihatan mas, mana siswa yang paham sama yang tidak.

Biasanya mas, banyak faktor kesulitan belajar yang di alami oleh siswa, contohnya pada jam-jam siang itu rentang sekali siswa mengantuk jadi untuk menerima pelajaran tidak bisa diterima dengan baik, kemudian karena faktor dari siswanya yang tidak menyukai pelajaran itu sendiri. Dari sana biasanya saya memberikan informasi kepada BK khususnnya mengenai kesulitan belajar yang di alami oleh siswa.

Diperkuat oleh penuturan Elok peserta didik kelas XII IPA 2 mengungkapkan bahwa:16

Iya mas, biasanya guru ketika sudah menerangkan menanyakan ke teman-teman sudah paham apa belum.

Kan biasanya anak-anak pas guru tanya kayak gitu

15 Ihsan Amiruddin, wawaancara, Jember, 20 Agustus 2019.

16Elok Zulfatul Lail, wawancara, 20 Agustus 2109

bilangnya paham semua, jadi guru ngasih pertanyaan ke teman-teman atau gak nanti guru membuat game di akhir pelajaran. Biasanya mas, faktor yang menyebabkan kita tidak bisa paham dari apa yang di terangkan guru itu karena ketika guru menerangkan itu terlalu monoton, jadi saya sendiri merasa bosan kadang ngantuk.

Berdasarkan keterangan tersebut Humaida Aini selaku guru mata pelajaran juga memaparkan:17

Guru yang profesional merupakan pendidik yang dapat merubah siswanya ke arah yang baik yang mampu memotivasi siswa dalam pencapaian prestasinya. Karna untuk saya pribadi mas ketika menemukan siswa yang mengelami kesulitan dalam menerima pembelajaran, saya berfikir bahwa tidak ada anak yang bodoh selagi kita mau merubahnya. Jadi kita sebagi pendidik harus mampu mengetahui karakter-karakter siswanya. Dan pastinya harus mampu menangani dan mengayomi setiap siswa yang bermasalah. Mengingat tugas BK sendiri merupakan sebagai fasilitator membantu mencari jalan keluar.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik berkerja sama dengan guru mata pelajaran dan orang tua untuk mengetahui permasalah yang terjadi peada peserta didik. faktor yang menyebabkan kesulitan belajar yang di alami peserta didik yaitu faktor interna dan eksternal

Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarahkan seseorang pada kesuksesan. Didalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, BK merupakan fasilitator yang dapat mencari jalan keluar permasalahan yang terjadi pada peserta didik.

17 Humaida Aini, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terdapat beberapa bimbingan, yaitu:

1) Bimbingan pribadi

Bimbingan pribadi merupakan jenis bimbingan yang membantu peserta didik dalam mengahadapi dan memecahkan masalah pribadinya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, bahwa:18

Fungsi dari bimbingan pribadi disini mas, biasanya ketika ada siswa yang mengalami masalah. Misalnya ada siswa yang di ketahui merokok, bertengkar, bolos disini kami sebagai guru BK harus mampu mengatasi masalah tersebut, agar tidak merembat kemana-mana.

2) Bimbingan sosial

Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam sosial. Sebagaiman pemaparan Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, bahwa:19

Untuk bimbingan sosial ini biasanya kita temukan siswa yang mengalami masalah dalam sosialnya.

Contohnya sulitnya berinteraksi dengan temannya, kesulitan mencari teman, merasa terasingkan di dalam kelas banyak lagi contoh yang lain. Nah dari kejadian itu, nantinya siswa merasa tidak betah di disini, jadi kita sebagai guru BK memberikan bantuan bimbingan sosial.

18 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

19 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

3) Bimbingan belajar

Bimbingan belajar merupakan kegiatan pelaksanaan dalam bimbingan dan konseling dalam masalah belajar peserta didik. Berikut wawancara Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, yang menyatakan bahwa:20

Dalam pelaksanaan bimbingan belajar disini, kami selaku guru BK memanfaatkan layanan ini untuk proses kegiatan belajar siswa. Jadi misal kami menemukan atau mendapat informasi dari guru mata pelajaran mengenai kesulitan belajar yang di alami siswa, kami disini langsung menindak lanjuti untuk mecari jalan keluar apa saja sebab akibat dari pemasalah itu dengan cara memanggil siswa yang bersanggutan. Sehingga siswa disini merasa dibantu dengan adanya BK. Selain masalah belajar siswa, manfaat dengan adanya bimbingan belajar disini juga untuk siswa yang memilki prestasi yang baik, jadi kami bimbing untuk nantinya kemampuat tersebut diasah.

Diperkuat pernyataan Elok Zulfatul Lail, bahwa:21 Biasanya mas guru BK memanggil teman-teman yang mengalami masalah. Mereka disuruh ke ruangan BK, biasanya mereka ditanyain terkait masalahnya.

Gambar 4.5 Bimbingan Belajar

20 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

21 Elok Zulfatul Lail, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

4) Bimbingan karir

Bimbingan karir merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam memahami diri dan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menggapai apa diinginkan.

Berdasarkan wawancara dari Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, yang menyatakan bahwa:22

Bimbingan karir disini fungsinya yaitu mengarahkan siswa untuk mengenal potensi yang dimilikinya, seperti bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya serta memperkenalkan seluruh dunia dan berbagai jenis pekerjaan yang diminatinya sesuai dengan cita-cita peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ada ada empat bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir.

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik di terdapat beberapa lima bimbingan yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan ahklakul karimah, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Dalam masalah kesulitan belajar yang di alami peserta didik di sebabkan dua faktor, yaitu faktor internal dan

22 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

eksternal. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, guru bimbingan dan konseling melakukan bimbingan belajar dengan memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk nantinya mendapatkan bimbingan belajar dan mencari jalan keluar atas permasalah yang dialami peserta didik

c. Evaluasi Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020.

Evaluasi program bimbingan dan konseling adalah upaya untuk menelaah program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilakasanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan.

Kriteria atau patokan yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yakni mengacu pada terpenuhi tidaknya kebutuhan- kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik untuk memperoleh perubahan-perubahan perilaku, sikap, dan pribadi kearah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Ihsan Amiruddin selaku guru mata pelajaran, menyatakan bahwa:23

Evaluasi peserta didik disini sangatlah penting, dengan peran orang tua didalamnya. Seperti saat pembagian raport, sebagian besar banyak orang tua yang tidak bisa hadir dan diwakilkan oleh wali peserta didik yaitu saudaranya.

Dengan begitu banyak orang tua yang tidak mengetahui permasalahan peserta didiknya. Jadi, peran orang tua adalah faktor utama penunjang suatu keberhasilan dan keterpurukan peserta didik. Evaluasi yang dilakukan diadakan di sekolah dengan cara melihat perubahan yang terjadi di dalam diri peserta didik, baik sikap maupun perubahan sifat peserta didik itu sendiri. Evaluasi juga diadakan dengan meninjau kembali pelaksanaan yang sudah dilaksanakan. Sehingga, evaluasi ini mempunyai dampak positif terhadap kepribaidan peserta didik.

Penuturan tersebut dibenarkan oleh M. Hariyanto peserta didik kelas X IPS bahwa:24

Keluarga adalah faktor utama didalam keberhasilan belajar.

Kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua dirumah sangatlah dibutuhkan bagi anak yang sekolah. Seharusnya evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam kelas harus lebih teliti lagi, seperti pada saat UH, UTS dan lainnya. Karena terkadang kita enggan untuk berfikir sendiri, melainkan melihat pekerjaan temannya.

Jadi, agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang optimal maka guru pembimbing dalam mengevaluasi harus benar-benar mengetahui perubahan peserta didik baik disekolah, keluarga, dan lingkungannya. Sehingga evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

23 Ihsan Amiruddin, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

24 M. Hariyanto, wawancara, Jember, 13 Agustus 2019.

Elok Zulfatul Lail peserta didik kelas XII IPA2 menjelaskan bahwa:25

Evaluasi yang dilakukan oleh guru itu mengenai kesulitan belajar yang menjadi permasalahan peserta didik. Karena metode pembelajaran yang kurang menarik dan tidak tepat.

Sehingga mengakibatkan suasana kelas yang monoton, tidak produktif. Akhirnya peserta didik bosan dan keluar saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Evaluasi bagi peserta didik yang bermasalah dilakukan setiap hari ketika peserta didik sudah menerima wejangan dan mendapatkan pencerahan oleh guru maupun guru BK.

Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah, dituntut proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu dievaluasi, terutama yang terkait dengan pengelolaan bimbingan dan konseling.

Seperti yang dijelaskan oleh Agus Suyatno selaku koordinator bimbingan dan konseling, mengungkapkan bahwa:26

Evaluasi dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling dilakukan untuk meningkatkan mutu program BK. Evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam kelas selaku Dalam kegiatan evaluasi disini dilakukan setiap saat setiap ada permasalahan yang terjadi dan setiap akhir tahun BK membuat hasil laporan dari pelaksanaan dalam BK.

Dalam proses evaluasi disini BK melaporkan kepada kepala sekolah.

25 Elok Zulfatul Lail, wawancara, Jember, 20 Agustus 2019.

26 Agus Suyatno, wawancara, Jember, 24 Agustus 2019.

Dalam dokumen manajemen bimbingan dan konseling (Halaman 70-98)

Dokumen terkait