• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen manajemen bimbingan dan konseling (Halaman 107-173)

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Bagi kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember

Kepala madrasah sebagai pemegang kebijakan secara umum dalam pendidikan di lembaga diharaphkan mampu memaksimalkan seluruh sumber daya pendidikan dan potensi, dalam konteks bimbingan dan konseling bagi peserta didik agar proses atau kegiatan belajar dan mengajar mampu memberikan implikasi yang positif dalam rangka peningkatan prestasi belajar peserta didik dan psikologi peserta didiknya.

2. Bagi guru bimbingan dan konseling Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru bimbingan dan konseling lebih memahami kondisi peserta didik yang sedang mengalami permasalahan agar mampu membangkitkan minat dan bakat peserta didik dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

3. Bagi peserta didik

Hendaknya lebih memanfaatkan bimbingan dan konseling yang berada di madrasah. Agar permasalahan yang dihadapi peserta didik segera teratasi dengan maksimal.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Semoga penelitian dalam skripsi ini bisa menjadi bahan tambahan referensi untuk model pembelajaran pada karya tulis selanjutnya dan bisa untuk lebih menyempurnakan pada penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, Ulfa Suci. 2008. Upaya Guru Menangani Kesulitan Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 2 Kademangan Blitar . Skripsi: UIN Malang.

Azam, Ulul. 2016. Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah “Teori dan Praktik”. Yogyakarta: Deepublish.

B, Mathew dkk. 2014. Qualitative Data Analysis. America, Aeizona State University.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghony, M. Djumaidi dan Fauzan Almanshur. 2017. Metode Penelitan Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Herujito,Yayat M. t.t. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.

. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press.

Hasim, Farid dan Mulyono. 2010. Bimbingan dan Konseling Religius.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.Hidayat, Dede Rahmat. 2018. Konseling di Sekolah “Pendekatan-pendekatan Kontemporer”. Jakarta: Prenadamedia Group.

Hidayah, Rifa. 2009. Psikologi Pengasuh Anak. Malang: UIN Malang Press.

Ismaya, Bambang . 2015. Bimbingan dan Konseling “Studi, Karier, dan Keluarga” .Bandung: PT Refika Aditama.

Jannah, Faiqotul. 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Diri Siswa di SMP AS-Syafi’i Nogosari Rambipuji Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi: IAIN Jember.Hasim, Farid dan Mulyono.

2010. Bimbingan dan Konseling Religius. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Maliki. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar “Suatu Pendekatan

Imajinatif”. Jakarta: Kencana.

Marsudi, Saring dkk. 2010. Laynan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:

Muhammadiyah Universty Press.

Octavia, Shilphy A. 2019. Imlementasi Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: CV Budi Utama.

95

Parnawi, Afi. 2019. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Deepublish.

Rodliyah, St. 2015. Manajemen Pendidikan: Sebuah Konsep dan Aplikasi.

Jember: IAIN Jember Press.

Salamah, Mashlahatus. 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Kedisiplin Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kholiel Bangsalsari Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi: IAIN Jember.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Saputro, Hendri. 2018. The Counseling Way “Catatan Tentang Konsepsi dan Ketrampilan Konseling”. Yogyakarta: Deepublish.

Sarwan. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jember: Pustaka Radja.

Simamora, Arusma Linda dan Suwarjo. 2013. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta, Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol 1 No 2.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

. 2014 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukitman, Tri. 2015. Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konseling

“Berbasis Pendidikan Karakter”. Yogyakarta: Diva Press

Tohaputra, Ahmad. 1999. Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: CV. Asy-Syifa.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah “Berbasis Integrasi”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

. 2014. Bimbingan d an Konseling di Sekolah dan Madrasah

“Berbasis Integrasi”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

UU Sisdiknas. 2003. RI No. 30 tentang Sitem Pendidikan Nasional. Jakarta: Tim Redaksi Nuansa Aulia.

Bimbingan dan

Konseling dalam mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di MAN 1 Jember Kecamatan Kaliwates Tahun Pelajaran 2019/2020

Bimbingan dan

Konseling

2. Pelaksanaan

kelayaan 2. Penyusunan

program bimbingan dan

konseling.

3. Penyediaan sarana fisik dan teknis.

4. Penentuan sarana

personel dan pembagian tugas

1. Bimbingan pribadi 2. Bimbingan

sosial 3. Bimbingan

belajar 4. Bimbingan

a. Kepala Madrasah b. Guru

bimbingan dan

konseling c. Guru d. Peserta

didik 2. Dokumentasi 3. Kepustakaan

n pendekatan kualitatif jenis study kasus 2. Lokasi

penelitian di Madrsah Aliyah Negeri 1 Jenber 3. Teknik

pungumpula n data::

Observasi, Wawancara, Dokumentasi 4. Analisis data menggunaka n Miles, Huberman dan Saldana:

condensation , display,

strategi manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi

kesulitan belajar di Madrsah Aliyah Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Bagaimana implikasi manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi

kesulitan belajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020?

3.

2. Mengatasi kesulitan belajar

1. Faktor kesulitan belajar

2. mengatasi kesulitan belajar

2. Evaluasi hasil

1. faktor internal 2. faktor

ekternal

1. pengumpulan data

2. pengelolahan data

3. diagnosis 4. pragnosis 5. treatment

triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Wawancara dengan Kepala Madrasah

Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling

Wawancara dengan Peserta Didik Wawancara dengan Peserta Didik

Kegiatan Bimbingan Belajar Kegiatan Bimbingan Karir

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

BIMBINGAN DAN KONSELING

MAN JEMBER 1

KABUPATEN JEMBER

TAHUN 2019/2020

Program Bimbingan dan Konseling MAN JEMBER 1 tahun pelajaran 2019/2020 ini telah disetujui dan di sahkan pada :

Hari : ...

Tanggal : ...

Mengetahui

Kepala MAN 1 JEMBER Guru Bimbingan Konseling

Drs. Anwaruddin, M.Si Drs. Agus Suyatno

NIP 19650812 199403 1 002 NIP. -

melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran 2017/2018.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.

Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada 1. Drs. Anwaruddin, M.Si selaku Kepala MAN 1 JEMBER

2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan MAN 1 JEMBER

Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.

Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin

Jember, Juli 2019 Hormat Kami

Penyusun

pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.

Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh MAN 1 JEMBER memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya. Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.

Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di MAN 1 JEMBER dapat dikatakan cukup baik. Hal ini

bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, MAN 1 JEMBER memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. DASAR HUKUM

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

2. Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa

“pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.

3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang- kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan

Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman minat.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar;

(b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif;

dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir.

9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMA, 2016, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMA- MA ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor dalam merencanakan,

1. Visi dan Misi MAN 1 JEMBER a. Visi

“Terwujudnya prestasi prima, berakhlaqul karimah berlandaskan iman dan taqwa”

b. Misi

a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam dan budaya bangsa sebagai sumber kearifan dalam bertindak.

b. Mengembangkan sistem manajemen berbasis mutu dalam berbagai layanan dan pengembangan madrasah.

c. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelajutan dan bervariatif.

d. Mendayagunakan potensi sumber dana secara efisien dan efektif untuk poengembangan sarana prasarana dan kegiatan inovatif.

e. Mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal sesuai dengan bakat minat melalui proses pembelajaran bermutu.

2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling MAN 1 JEMBER a. Visi

Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan bimbingan dan konseling yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli menuju pribadi unggul dalam imtak, iptek, tangguh, mandiri dan bertanggung jawab

b. Misi

1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.

2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling

3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa.

Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan konseli.

Angket kebutuhan peserta didik di MAN 1 JEMBER, dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli di sekolah yang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan tujuan (4 bidang layanan). Angket diolah dengan aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik. Hasilnya sbb. :

ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK NAMA : _______________________________________, KELAS : ____________________________

Petunjuk :

1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang berbagai masalah yang sering dihadapi siswa.

2. Jawaban Anda sangat bermanfaat untuk membantu keberhasilan belajar di sekolah ini

3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini, dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada kolom Ya / Tidak

4. Jawaban Anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh.

NO P E R N Y A T A A N YA TIDAK

1 Kualitas ibadah saya pada Tuhan YME masih belum baik 2 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME 3 Saya merasa masih sulit untuk selalu berfikir positif 4 Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu tes /ujian 5 Saya belum tahu cara mengendalikan emosi dengan baik

6 Saya belum paham tentang mekanisme pertahanan diri

7 Saya belum tahu cara mengatur waktu yang baik

8 Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja 9

Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta

dampaknya

10 Saya merasa masih sedikit pengetahuhan tentang ilmu kepemimpinan 11 Saya belum paham tentang mental disorder dan permasalahannya

12 Saya jenuh dan enggan masuk sekolah

13

Saya merasa sulit menghilangkan kebiasaan keluar malam

(bermain,begadang)

14 Saya kadang lupa membuang sampah sembarangan

15

Saya tidak suka kalau disuruh antri, sementara yang lain tidak mau tertib

untuk antri

16 Saya sedang memiliki masalah dengan teman dekat (pacar)

23 Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

24 Saya belum memahami etika dalam bergaul

25 Saya belum tahu cara menjaga persahabatan agar tetap langgeng

26 Saya merasa saat ini belum banyak memiliki teman

27 Saya masih sering terbawa arus pergaulaan yang kurang baik 28

Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara

mensikapinya

29 Saya belum memahami tawuran pelajar dan akibatnya

30

Saya belum memahami peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada

di masyarakat

31 Saya belum paham tentang dampak Sek Bebas, LGBT dan HIV/AIDS 32 Saya merasa belum menemukan cara belajar yang efektif

33 Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind mapping)

34 Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan 35 Saya belum tahu cara untuk membangkitkan semangat belajar 36 Saya masih suka menunda-nunda tugas sekolah/pekerjaan rumah (PR) 37 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu 38 Saya semangat belajar, kalau ada tes atau ujian saja

39 Saya merasa sulit untuk belajar kelompok

40 Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan belajar yang baik 41 Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk belajar

42 Saya masih belum bisa belajar secara rutin

43 Saya merasa takut bertanya atau menjawab di kelas

44 Saya jarang sekali mengunjungi perpustakaan untuk membaca 45 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup 46

Saya merasa belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi/pekerjaan di

masyakarat

47 Saya belum memahamai program studi yang ada di Perguruan Tinggi 48 Saya belum paham hubungan antara bakat, minat, pendidikan dan pekerjaan 49 Saya masih memiliki keraguan dengan pilihan cita-cita/karir masa depan 50 Saya belum mengetahui tentang seleksi masuk perguruan tinggi

E. RUMUSAN TUJUAN

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Berikut rumusan tujuannya

BIDANG

LAYANAN RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN PRIBADI Meningkatnya kualitas

Ibadah pada Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat meningkatkan Kualitas Ibadah pada Tuhan YME Selalu bersyukur atas nikmat

dan karunia Tuhan YME

Peserta didik/konseli dapat menyadari nikmat dari pemberian-Nya serta memiliki sikap bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya

ujian tidak baik (tercela), memahami penyebab dan dampak dari perbuatan menyontek serta mampu untuk menghindarinya

Kemampuan mengelola emosi dengan baik

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kecerdasan emosi dan pengendalian diri serta pelunya mentaati norma dan peraturan yang berlaku

Pemahaman mengenai mekanisme pertahanan diri

Peserta didik/konseli dapat memahami akan pentingnya mekanisme pertahanan diri serta berbagai jenis atau bentuk dari mekanisme pertahanan diri yang dapat dilakukan Keterampilan mengatur

waktu kegiatan

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya manajemen waktu serta mampu menerapkan manajemen waktu tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Pemahaman tentang kesehatan repoduksi remaja

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang kesehatan reproduksi , pentingnya merawat organ atau alat reproduksi yanag ada pada pria dan wanita serta menjaga prilaku pelecehan seksual Kemampuan menghindari

obat terlarang dan narkoba

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang jenis dan bentuk narkoba dengan benar, dapat memahami dampak dari mengkonsumsi narboka serta memiliki perasaan positif untuk mencegah dampak negatif narboka

Pemahaman tentang ilmu kepemimpian

Peserta didik/konseli dapat memahami apa yang disebut pemimpin, dapat mengenal fungsi dan tugas kepemimpinan serta gaya kepemimpinan Kemampuan menghindari

diri dari penyakit mental

Peserta didik/konseli dapat memahami tentang penyakit mental (mental disorder) serta tanda- tandanya atau gejalanya, dapat menjadi individu yang sehat secara rohani dan jasmani

Kemampuan mengatasi kejenuhan masuk sekolah

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kejenuhanya masuk sekolah

Kemampuan menghilangkan kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)

Peserta didik/konseli mampu menghilangkan kebiasaan keluar malam (bermain,begadang) Memiliki kebiasaan

membuang sampah pada tempatnya

Peserta didik/konseli memiliki budaya dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya Memiliki budaya antri Peserta didik/konseli memiliki budaya dan

kebiasaan untuk antri Pemahaman tentang dampak

pacaran

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman akan pacaran dan dampak negatif dari pacaran

sehingga dapat memutuskan untuk memfokuskan diri pada tugas pokok pelajar

SOSIAL Memiliki kepekaan diri dan Peserta didik/konseli memiliki kepekaan diri dan

bermasyarakat Pemahaman dampak

pemanasan global

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang pemanasan global (global warning) dan akibat yang ditimbulkan, serta memiliki perasaan positif untuk mengurangi dampaknya

Memiliki etika dan budaya tertib berlalu lintas

Peserta didik/konseli dapat memahami

pentingnya etika dan budaya dalam berlalu lintas, dan mau mematuhinya

Kemampuan mematuhi tata tertib sekolah

Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya tata tertib sekolah, dan mau mematuhinya dalam kehidupan sehari-hari Kebiasaan mengucapkan

kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan

Peserta didik/konseli dapat mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam pergaulan Kemampuan mengendalikan

ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll)

Peserta didik/konseli dapat mengendalikan diri dari ketergantungan pada medsos (fb, wa, dll) Pemahaman tentang etika

bergaul

Peserta didik/konseli dapat memahami arti pentingnya etika bergaul dan menjunjung tinggi nilai yang diyakini oleh masyarakat, serta mampu bergaul dengan menyesuaikan diri sesuai etika yang ada dalam masyarakat

Kemampuan membina persahabatan yang baik

Peserta didik/konseli memiliki perasaan positif untuk membina persahabatan dengan kegiatan positif serta miliki rencana kegiatan untuk mengisi kegiatan persahabatan yang positif Kemampuan membina

hubungan dengan banyak teman

Peserta didik/konseli dapat memiliki banyak teman dalam pergaulan

Kemampuan untuk selektif dalam bergaul

Peserta didik/konseli memiliki kemampuan untuk selektif dalam bergaul sehingga terbebas dari pergaulan yang kurang baik

Pemahaman mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja dan mampu menghindarinya

Kemampuan untuk

menghindari tawuran pelajar

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang tawuran pelajar dan mampu menghindarinya

Pemahaman mengenai peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di

masyarakat

Peserta didik/konseli dapat memahami dan menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma yang ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria dan wanita sesuai dengan norma masyarakat

Pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs

Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang Sek Bebas, LGBT, HIV/AIDs dan mampu menghindarinya

Dalam dokumen manajemen bimbingan dan konseling (Halaman 107-173)

Dokumen terkait