• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

Dalam dokumen perlindungan hukum terhadap keselamatan dan (Halaman 70-83)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Dasar Hukum Go-Ride Sebagai Kendaraan Umum Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2014 Pasal 23 Ayat (3) Tentang Angkutan Jalan

Berdasarkan dari data yang peneliti peroleh terkait bagaimana hukum terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna layanan Go- Ride Jember berdasarkan PP No. 74 Tahun 2014 pasal 23 Ayat (3) Tentang Angkutan Umum, transportasi online terdiri dari dua jenis kendaraan beroda empat (Go Car/ mobil) dan kendaraan beroda dua (Go-Ride/ sepeda motor), dan hanya kendaraan beroda empat yang diakui pemerintah sebagai kendaraan umum, sedangkan kendaraan beroda dua dalam hal ini Go-Ride tidak diakui pemerintah sebagai kendaraan umum.

Jika merujuk pada Peraturan Perintah di atas, memang Go-Ride dan ojek online lainnya sangat jelas bukan termasuk kendaraan umum.

Misalnya saja kendaraannya tidak berpelat nomor kuning seperti angkutan umum lainnya.

Adapun kaitannya dengan perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna layanan Go-Ride Jember berdasarkan PP No. 74 Tahun 2014 pasal 23 Ayat (3) Tentang Angkutan Umum yaitu sepeda motor bukan termasuk angkutan umum dan perusahaan PT Go-Jek menyatakan bahwa

“untuk menghindari keragu-raguan, kami adalah perusahaan teknologi, bukan perusahaan transportasi atau kurir dan kami tidak memberikan layanan transportasi atau kurir.50

50 https://www.go-jek.com (diakses pada Tanggal 11 Agustus 2018 pada pukul 21.17 WIB).

Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Ardiansyah sebagai driver sekaligus ketua komunitas di Jember

“Benar memang jika sepeda motor bukan termasuk angkutan umum, kemaren juga sempet rame tentang rekan kami yang menggugat pemerintah agar melegalkan sepeda motor itu bukan apa dek, kami juga ingin pekerjaan kami ini mendapat perlindungan hukum. Toh meskipun tidak diatur dalam perundang-undangan, Go-Jek dan ojek lainnya tetap ngebeat (istilah para driver yang berarti tetap beroperasi)”51

Hal serupa juga disampaikan oleh driver lainnya, Bapak Hariyanto

“Memang masih belum ada kebijakan yang mengatur, jika kendaraan roda dua memang tidak diperbolehkan untuk beroperasi dari atasan kita tidak dapat pemberitahuan larangan beroperasi. Ya kalau keinginan kami semua para driver kalau bisa sih ada peraturan yang bisa jaga nasib para pengemudi ojek online dek. ”52

Bapak Harjo menambahkan bahwa :

“Sakjane enak di podokno karo liane (angkutan umum lainnya) lek alesane perkoro keamanan, tubrukan iso nandi ae, gak mesti kereno Go-Jek tok”53

(“sebenarnya lebih baik disama ratakan aja dengan angkutan umum lainnya. Jika alasannya karena keamanan, kecelakaan bisa terjadi diamana saja, bukan karena Go-Jek saja”)

Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011, terungkap bahwa 72% dari kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor.54

51 Ardiansyah, wawancara, Jember 30 Juli 2018

52 Hariyanto, wawancara, Jember 27 Juli 2018

53 Harjo, wawancara, Jember 27 Juli 2018

54 http://dephub.go.id/ (di akses pada Tanggal 13 Agustus 2018 pukul 21.59 WIB)

Dalam hal ini belum jelas adanya peraturan mengenai ojek kendaraan bermotor, maka jika terjadi kecelakaan adalah kecelakaan murni, karena Go-Ride belum terdaftar sebagai angkutan umum dan belum juga ada dasar. Hanya saja perusahaan jasa transportasi online kemudian diperbolehkan beroperasi kembali melalui tweet (kicauan) Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo di salah satu media sosial melalui akunnya, yang intinya memberikan perintah Menteri Perhubungan untuk mengijinkan jasa transportasi online tetap beroperasi, karena sangat dibutuhkan rakyat indonesia.55

PP No. 74 Tahun 2014 Pasal 23 Ayat (3) menyatakan bahwa kendaraan yang dipergunakan untuk pelayanan Angkutan orang dalam trayek meliputi: a. Mobil penumpang umum; dan/atau b. Mobil Bus umum. Ayat (2) pasal 99 jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perusahaan PT Go-Jek melakuka semua upaya wajar untuk menghubungkan penyedia layanan (driver) kepada konsumen atau penumpang, namum selalu pastikan bahwa penyedia layanan (driver) yang menjemput sama dengan data pribadi yang tertera di aplikasi pada telepon konsumen, baik foto, naman maupun nomor kendaraan.

Dan untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan maka berikut merupakan standar pelayanan dari PT Go-Jek Indonesia:

55 https://m.cnnindonesia.com/teknologi (di akses pada Tanggal 14 Agustus 2018 pada pukul 22.02 WIB)

TABEL 4.2

STANDAR PELAYANAN

*Jika Anda (driver) melanggar hal yang bertanda bintang merah diatas, maka Anda (driver) dapat terkena suspend selama 24 Jam.56

2. Tanggung Jawab PT Go-Jek Dalam Mewujudkan Keselamatan Dan Kenyamanan Konsumen

Terlepas dari status kendaraan umum yang masih belum jelas dari Go-Ride sebagai transportasi online, pengguna jasa layanan Go-Ride tetap mendapatkan perlindungan hukum melalui UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Pasal 19 UU No.

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa

“pelaku usaha bertanggung jawab memberkan ganti rugi atas

56 https:/driver.go-jek.com (di akses pada Tanggal 16 Agustus 2018 pukul 19.53)

kerusakan, pencemaran, dan/ atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.”

Dari hasil penemuan dilapangan, maka kami dapatkan informasi tentang tanggung jawab PT Go-Jek apabila terjadi kecelakaan seperti yang dipaparkan oleh bapak Ardiansyah selaku driver yang sekaligus merupakan ketua komunitas Go-Jek sejember dan Jawa Timur.

”Untuk menjamin keselamatan driver sendiri dari perusahaan tidak memberikan asuransi jiwa apabila terjadi kecelakaan baik kepada driver maupun konsumen. Namun perusahaan menganjurkan untuk mendaftarkan diri pada BPJS ketenagakerjaan untuk berjaga-jaga bagi driver sendiri.”57

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Hariyanto

“jika driver sebagian ikut BPJS ketenagakerjaan. Untuk jaga- jaga pribadi. Ikut BPJS ketenagakerjaan ini tidak wajib. Dari perusahaan tidak mewajibkan namun sangat di anjurkan untuk kebaikan dan keselamatn diri sendiri, karena perusahaan tidak menyediakan menanggung asuransi.”58

Sedangkan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen di jelaskan bapak Agus berikut.

“Untuk konsumen mengenai asuransi kecelakaan PT Go-Jek tidak bertanggung jawab, dikarenakan hal tersebut merupakan bukan kewenangan perusahaan. Melainkan tanggung jawab driver sendiri. Namun PT Go-Jek peduli akan keselamatan pengguna dengan memberikan santunan apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan cidera atau sampai meninggal saat di jemput oleh driver.59

57 Ardiansyah, Wawancara, Jember , 30 Juli 2018.

58 Hariyanto, Wawancara, Jember , 29 Juli 2018.

59 Agus, Wawancara, Jember, 30 Juli 2018.

Hal ini diperkuat dengan data dokumentasi yang didapatkan malalui situs resmi PT Go-Jek Indonesia.

“kami tidak bertanggung jawab atas setiap cidera, kematian, kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh perilaku dari para penyedia layanan (driver). Kami juga tidak bertanggung jawab atas kesalahan, termasuk pelanggaran lalu lintas, atau tindakan kriminal yang dilakukan oleh penyedia layanan (driver) selama pelaksanaan layanan. Penyedia layanan (driver) hanya merupakan mitra kerja kami, bukan pegawai, agen atau perwalian kami.60

Tentu hal ini tidak sesuai dengan tidak sesuai dengan Pasal 19 huruf a UU Perlindungan Konsume yang menyatakan bahwa “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.”

3. Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan Dan Kenyamanan Pelayanan Go-Ride Terhadap Konsumen Perspektif UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Untuk mengetahui bagaimana menciptakan kenyamanan dan keselamatan dalam layanan Go-Ride di Jember, diperlukan beberapa informan yang dapat memberikan informasi terkait dengan hal tersebut.

Langkah pertama peneliti melakukan wawancara tentang dasar hukum terhadap keselamatan dan keselamatan pengguna layanan Go- Ride di Jember dengan dokumentasi dari situs resmi PT Go-Jek Indonesia dan beberapa driver dan pengguna layanan Go-Jek itu sendiri. Berikut pernyataan dari website PT Go-Jek Indonesia :

60 https://www.go-jek.com (diakses pada Tanggal 11 Agustus 2018 pada pukul 21.17 WIB).

“Kami tidak memberikan pernyataan, jaminan atau garansi untuk dapat diandalkannya, ketepatan waktu, kualitas, kesesuaian, ketersediaan, akurasi atau kelengkapan dari Layanan, Situs web dan/atau perangkat lunak Aplikasi, Semua kondisi, pernyataan dan jaminan, baik tersurat, tersirat, yang diwajibkan oleh undang- undang atau sebaliknya, termasuk, namun tidak terbatas pada, jaminan yang tersirat mengenai jual beli, kesesuaian untuk tujuan tertentu, atau tidak adanya pelanggaran hak pihak ketiga, dengan ini dikecualikan dan dikesampingkan dengan batas tertinggi dan maksimum. Anda (driver) mengakui dan menyetujui bahwa seluruh risiko yang timbul dari penggunaan Layanan oleh anda (driver) tetap semata-mata dan sepenuhnya ada pada anda (driver) dan anda (driver) tidak akan memiliki hak untuk meminta ganti rugi apapun dari perusahaan.61

Berikut informasi yang peneliti dapatkan saat wawancara mengenai Perlindungan konsumen dengan Bapak Ardiansyah selaku driver Go- Ride Jember yang sekaligus merupakan ketua komunitas Go-Jek sejember dan Jawa Timur memaparkan bahwa:62

“driver ini mitra, bukan karyawan. Kenapa kita sebagai driver di sebut mitra karena tidak ada kontrak kerja, sehingga kami sebagai driver tidak memiliki ikatan apa-apa dengan perusahaan. Dan apabila ada kehilangan atau kerusakan barang (Go-Send) yang ganti ya driver perusahaan tidak mau tau, jika Customer komplain ke kantor bisa jadi nanti driver kena suspen manual atau auto suspen. Jadi agar tidak terjadi hal seperti itu driver akan langsung meminta maaf dan segera mengganti kerusakan atau kehilangan barang tersebut secara pribadi.”

Hal ini diperkuat dengan data dokumentasi yang didapatkan malalui situs resmi PT Go-Jek Indonesia.

“kami tidak bertanggung jawab atas setiap cidera, kematian, kerusakan atau kerugan yang disebabkan oleh perilaku dari para penyedia layanan (driver). Kami juga tidak bertanggung jawab atas kesalahan, termasuk pelanggaran lalu lintas, atau tindakan

61 https://www.go-jek.com (diakses pada Tanggal 11 Agustus 2018 pada pukul 21.17 WIB).

62 Ardiansyah, Wawancara, Jember, 30 Juli 2018.

kriminal yang dilakukan oleh penyedia layanan (driver) selama pelaksanaan layanan. Penyedia layanan (driver) hanya merupakan mitra kerja kami, bukan pegawai, agen atau perwalian kami.63

Sistem yang diterapkan oleh perusahan Go-Jek ini tidak melakukan kontrak kerja atau perjanjian kerja. Jadi semua hal yang seharusnya di dapatkan oleh driver seperti jaminan sosial tenaga kerja, perlindungan kecelakaan kerja, dan keselamatan kerja, perlindungan terhadap konsumen serta pengupahan tidak ada. Sistem pengupahan atau pemberian gaji di sini tidak mengikuti upah minimun daerah, tetapi dengan sistem pembagian hasil.

Hal yang sama dingkapkan oleh bapak Oni sebagai driver Go-Jek Jember.64

“iya dek, disini ini kita sebagai mitra bisnis dari perusahaan PT.

Go-Jek. Kalo ada kontrak kerja kan logikanya harus ada gaji pokok yang diberikan perusahan kepada karyawan. Kalo di sini pembagian hasil dengan perusahaan adlah 80 banding 20. Jka saya dapat 14 trip kita dapat 15, jika 20 trip globalnya dapat 80 ribu”

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Agus selaku driver Go- Jek Jember.65

“sistem pengupahan di perusahaan PT Go-Jek ini bukan dengan sistem gaji dek, karna itu tadi kita disini bukan karyawan yang melakukan kontrak kerja di awal, melainkan sebagai mitra dan dengan sistem pembagian hasil 80 banding 20. Kita tidak terikat dengan perusahaan jadi jam kerja kita sendiri yang tentukan dalam sehari itu tidak tentu saya trip (mengantar konsumen atau mengantar makanan pesanan konsumen). Biasanya saya baru

63 https://www.go-jek.com (di akses pada Tanggal 11 Agustus 2018 pada pukul 21.17 WIB).

64 Oni, Wawancara, Jember, 30 Juli 2018.

65 Agus, Wawancara, Jember, 30 Juli 2018.

keluar sore dek. Untuk urusan penggantian barang yang hilang juga dek, perusahan tidak mau tau, jadi yaa mau gak mau kita sebagai driver yang menggantinya secara pribadi.”

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwasanya setiap driver Go-Jek akan segera mengganti setiap kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada pesanan konsumen secara pribadi hal ini dikarenakan pihak perusahaan tidak melakukan perjanjian kerja.

Namun setiap konsumen berhak mendapatakan pelayanan terbaik dari sebuah jasa yang diberikan pelaku usaha dengan tujuan agar konsumen mendapatkan kepuasan maksimal dari jasa yang ditawarkan.

Sebagaimana dikatakan oleh Rogivah selaku konsumen, mengatakan bahwa

“Untuk pelayanan dari setiap driver berbeda-beda ya mas, tergantung usia dari bapak gojeknya. Terkadang saya mendapatkan pelayanan yang maksimal ketika driver-nya masih muda, karena usia itu tadi mas kecepatan dan efisiensi waktu dapat tercapai. Kalo dapet yang bapak-bapak biasanya lebih hati- hati dan terkadang saya juga kaya takut gitu kalo pas di bonceng sama bapak gojeknya.”66

Hal senada juga dikatakan oleh Mirna sebagai konsumen Go-Jek

“kalo buat standar keselamatannya sih sudah cukup memenuhi standar. Seperti konsumen di sediakan pengaman kepala atau helm, jika hujan juga sudah disediakan jas hujan oleh driver.

Untuk kenyamanannya sendiri saya pribadi tergantung kepada setiap driver. Pernah dapet pengemudi yang wangi banget¸ jadi nyaman gitu kan suasananya.”67

66 Rogivah, wawancara, Jember 12 Agustus 2018

67 Mirna, wawancara, Jember 12 Agustus 2018

Berbeda halnya dengan yang di ungkapkan oleh Dieta seorang mahasiswa yang juga pernah menggunakan layanan ojek online, yaitu :

“saya kurang merasa nyaman dengan driver atau pengemudi yang sok deket, atau istilahnya basa-basi dijalan. Mungkin hal itu untuk membuat perjalanan tidak terasa, namun bagi saya itu hal yang membosankan.68

Hal ini juga dirasakan oleh konsumen yang lain sebagai berikut:

“pernah suatu kali saya mendapat driver yang ugal-ugal, kurang nyaman juga karna pas itu saya pesen siang mau kuliah, jdi si bapaknya kaya kurang segar, bau keringat gitu. Juga biasa sih kalo dalam hal ngobrol yaa sewajarnya.69

Salah seorang mahasiswi juga pernah mengalami hal serupa, yang diungkapkan dalam wawancara berikut:

“kesannya biasa aja sih mas, soalnya saya juga cuek di jalan meski di tanya-tanya gitu yaa jawab seadanya dan memang saya menunjukkan gestur keberatan jika di ajak ngobrol jadi yaa cuek gitu. Oh iya mas, pernah saya tu di WA (privat chat) sama mas- mas drivernya, bener masih muda sih tapi kan nakutin gitu yaa kalo sampe di hubungi secara pribadi gitu juga bilang mau menyimpan nomer saya, itu kan privasi konsumen kok malah di salah gunakan.70

Agar mendapat data yang lebih akurat, peneliti mewawancari konsumen yang sering menggunakan jasa Go-Ride mengatakan :

“dalam berkendara biasanya para driver akan menyapa dengan ramah. Kemudian selalu menjaga kecepatan kendaraan di batas yang wajar ketika berkendara. Menjaga jarak aman kendaraan dengan kendaraan yang lain. Dan selalu mentaati rambu-rambu lalu lintas.”71

Hal ini senada dengan yang dikatakan dengan Mahasiswi IAIN Jember, yang mengatakan bahwa:

68 Dieta, Wawancara, Jember 13 Agustus 2018

69 Diana Rahmawati, Wawancara, Jember 1 November 2018

70 Nuroh, Wawancara, Jember 27 Oktober 2018

71 Anam, wawancara, Jember, 13 Agustus 2018

“bapaknya pas dateng langsung konfirmasi nama dan alamat, kemudian menawarkan masker dan pelindung kepala atau helm juga berkendara dengan baik, yaa bisa dibilang pelan sih padahal waktu itu kondisi jalanan juga gak begitu ramai.72

Ada pula yang memaparkan hal yang berbeda dengan data sebelumnya:

“pernah suatu ketika pas saya pesan itu telat jemput, bingung lokasi penjemputan. Pernah juga ada yang tanya-tanya secara pribadi gitu, mau kemana mbak, malah ada yang sampe nanya masalah hubungan sudah punya pacar apa belum. Nah itu kan masalah pribadi yaa risih aja gitu kalo ngga kenal tiba-tiba harus ngobrol secara terbuka gitu.73

Hal ini juga di ungkapkan oleh seorang konsumen Mahasiswa UNMUH Jember:

“pernah pas saya dapat driver awalnya biasa sih, memberikan salam senyum sapa, di perjalanan juga biasa ajaa, ngga ngobrol yang aneh-aneh. Terus pas keesokanharinya malah si mas itu chat pribadi coba pake aplikasi yang bukan milik perusahaan PT Go-Jek. Kan ngeri juga mas.74

Seorang mahasiswa lain juga menaambahkan pendapatnya :

“lumaan sering sih pake jasa Go-Ride, soalnya lokasi kos sama kampus lumayan jauh. Yaa kadang ditanya-tanya gitu mas kan udah tau yaa kalo mahasiswa dari lokasi yang dituju, nanya- nanyasemester berapa, jursan apa gitu. Eemm biasa saja sih, saya juga nimpalin yaa seadanya, gak mau terlalu dekat.75” Hal serupa juga di katakan oleh Nurul, seorang mahasiswi baru di UNEJ yaiitu :

“baru beberapa kali menggunakan jasa Go-Ride, pernah dapat driver yang wangi, juga kadang ada yang berbau apek, kan jadi

72 Maulidia, Wawancara, Jember 1 NOvember 2018

73 Ayu, Wawancara, Jember, 27 Oktober 2018

74 Laila, Wawancara, Jember 1 NOvember 2018

75 Isroul, Wawancara, Jember 1 NOvember 2018

saya ngerasa kurang nyaman, terus sering tanya-tanya jalan, lewat manaa mbak gitu gak hafal jalan.76

Berbeda dengan yang dikatakan oleh seorai pegawai swasta :

“pas saya menggunakan jasa Go-Ride santai sih mas, drivernya juga gak begitu neko-neko mungkin karna saya juga cowok yaa jadi gak begitu yg gimana-gimana.77

Seorang karyawan lain memaparkan :

“biasa aja sih mas, mungkin karna saya cowok dan drivernya cowok, jadi yaa biasa aja sih. Yaa perlakuannya wajar pertama pasti menawarkan pelindung kepala, memberikan senyum salam sapa. Yaa intinya biasa aja sih menurut saya, sewajarnya seorang penyedia layanan dan konsumen.78” Diperkuat dengan pernyataan dari seorang mahasiswa IAIN Jember yang menyatakan :

“kalo saya biasa aja mas, kadang ngobrol kadang engga.

Tergantung dari drivernya kalo ngajak ngobrol yaa di timpali gitu mas.79

Seorang Mahasiswi memaparkan hal yang berbeda:

“yaa ada juga sih mas driver yang pas jemput tidak memakai sepatu, juga tidak memakai jaket resmi Go-Jek. Dari segi pelayanannya sih sopan, Cuma kurang nyaman dengan penampilannya itu lo mas.80

Dari wawancara diatas dengan konsumen dapat diketahui bahwa kadar keselamatan dan kenyamanan penumpang berda di tangan para pengemudi Go-jek (driver) yaitu dengan selalu mentaati standar pelayanan seperti helm dan jaket Go-Jek, pakaian dan celana panjang

76 Nurul, Wawancara, Jember 1 NOvember 2018

77 Nur Kholis, Wawancara, Jember, 1 November 2018

78 Bahul, Wawancara, Jember 27 Oktober 2018

79 Rafi Kadafi, Wawancara, Jember 1 November 2018

80 Ainin, Wawancara, Jember 1 November 2018

rapih, sepatu tertutu, siapkan dua Jas hujan, siapkan uang kembalian, nyaman dipandang dan Wangi, membawa dokumen yang masih berlaku seperti SIM, STNK dan KTP.

Namun ada beberapa aspek yang tidak sesuai dengan pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen huruf a yang menyatakan “hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa”. Hak konsumen yang tercantum diatas meliputi masalah kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penumpang. Jika penyedia jasa transportasi online tidak dapat memberikan kenyamanan, terlebih lagi tidak aman, atau membahayakan keselamatan penumpang jelas tidak dianjurkan beroiperasi lagi sebagai transportasi umum bagi masyarakat.

Dalam dokumen perlindungan hukum terhadap keselamatan dan (Halaman 70-83)

Dokumen terkait