• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data

Dalam dokumen pengaruh penerapan model pembelajaran (Halaman 66-78)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) berbantuan media audio visual sebagai sumber belajar pada materi Sistem Eksresi Manusia Kelas VIII Semester Genap di MTs Unggulan Al Qodiri 1 Jember.

Penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe NHT dibagi menjadi 4 tahap yaitu penomoran (Numbering), mengajukan pertanyaan (Questoining), berfikir bersama (Heads Together), pemberian jawaban (Answering). Pada setiap tahapan terdapat kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Adapun rincian aktivitas tersebut terdapat dalam lembar observasi berikut ini:57

57 Trianto. Mendisain model pembelajaran yang inovatif-progresif: Konsep landasan pada KTSP.

Jakarta(2010)

Tabel 4.1

Lembar Observasi Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together)

No. Komponen Penilaian Skor Ket.

1 2 3 4 1. Penomoran

(Numbering )

Guru menyiapkan materi pembelajaran

V Peserta didik memahami

materi pembelajaran

V Guru membagi siswa ke dalam

kelompok

V Guru memberikan nomor yang

berbeda kepada setiap peserta didik

V

2. Mengajukan pertanyaan (Questoinin g)

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

V

3. Berfikir bersama (Heads Together)

Peserta didik diberi waktu untuk berfikir dan bekerja

V Kelompok menentukan

jawaban dari hasil diskusi

V

4. Pemberian jawaban (Answering)

Guru memanggil nomor siswa untuk menjawab pertanyaan

V Peserta didik yang dipanggil

guru menjawab pertanyaan

V Guru memberi penghargaan

kepada kelompok yang menjawab dengan baik

V

Jumlah 4 6

Jumlah Skor 36

Nilai Presentase 90,5%

Kategori Tinggi

Ket:

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

4 = Sangat Baik

Tabel 4.2

Interpretasi Lembar Observasi Interpretasi

75 ≥ 100 Tinggi

55 ≥ 74 Sedang

< 54 Rendah

Pada tahap penomoran (numbering), aktivitas pada tahap ini antara lain pertama, guru menyiapkan materi pembelajaran. Kedua, peserta didik memahami materi pembelajaran yang disiapkan oleh guru. Ketiga, guru membagi siswa ke dalam kelompok. Keempat, guru memberikan nomor yang berbeda kepada setiap peserta didik.

Tahap 2 mengajukan pertanyaan (Questoining), pada tahap ini Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan guru dituangkan dalam LKPD yang selanjutnya dikerjakan oleh siswa secara berkelompok sesuai kelompok yang telah di bentuk guru pada tahap sebelumnya.

Tahap 3 berfikir bersama (Heads Together), pada tahap ini peserta didik diberi waktu untuk berfikir dan bekerja dan Kelompok menentukan jawaban dari hasil diskusi dari seluruh anggota kelompok.

pada tahap ini peneliti menyertakan guru dan teman sejawat untuk melakukan kegiatan observasi (pengamatan), kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang proses pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil pengamatan kepada peserta didik ketika kegiatan pembelajaran di kelas :

Tabel 4.3

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Komponen Penilaian Skor Ket.

1 2 3 4 1. Aktif dalam pembelajaran dengan model

kooperatife tipe NHT

V 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan

baik

V 3. Antusias mengerjakan tugas yang diberikan V

4. Berani mengemukakan pendapat V

5. Siswa berani dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru

V 6. Siswa dapat bekerja sama dengan anggota

kelompok

V 7. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran V 8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan baik

V 9. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan

benar

V 10. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal dan

latihan

V

Jumlah 2 8

Jumlah Skor 38

Nilai Presentase 95,5%

Kategori Tinggi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwasanya aktivitas siswa dinilai tinggi dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terkait materi sistem eksresi manusia. Sehingga siswa dapat menanggapi dan percaya diri ketika menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Tahap selanjutnya Pemberian jawaban (Answering), pada tahap ini guru memanggil nomor siswa untuk menjawab pertanyaan, kemudian peserta didik yang dipanggil guru menjawab pertanyaan.

Aktivitas yang terahir pada tahap ini guru memberi penghargaan kepada kelompok yang menjawab dengan baik.

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar pada materi Sistem Eksresi Manusia Kelas VIII Semester Genap di MTs Unggulan Al Qodiri 1 Jember.

Untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian harus di uji terlebih dahulu agar valid dan reliable sebelum digunakan. Adapun analisis datanya sebagai berikut:

a. Uji validitas

Pengujian validitas dapat digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan soal tes. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk yang bertujuan untuk menyesuaikan kisi-kisi dan soal yang telah dibuat.

1) Validitas Isi

Uji validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli sesuai bidang yang akan diuji. Instrumen yang telah divalidasi oleh ahli dapat dihitung untuk mengetahui kriteria kevalidan instrumen. Hasil uji validitas yang dilakukan oleh para ahli dapat dilihat pada lampiran 8, rincian hasil validitas para ahli disajikan pada tabel 4.4:

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Para Ahli

No. Nama Ahli Keterangan Kesimpulan

1. Laila Khusnah, M. Pd. Perangkat Pembelajaran dan

Instrumen tes

Dapat digunakan dengan sedikit

revisi 2. Wardatus Sholecha,

S.Pd.

Perangkat Pembelajaran

Dapat digunakan dengan sedikit

revisi 2) Uji Validitas Konstruk

Setelah diuji cobakan maka hasil dari uji coba instrumen ini diuji menggunakan SPSS v.25 dengan , hasilnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan diperoleh 20 item pertanyaan valid untuk soal tes. Sehingga 20 butir pertanyaan dalam soal tes inilah yang akan digunakan dalam penelitian sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rincian hasil uji validitas soal pretest dan posttest disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Soal Item r Tabel Corrected Item –

Total Correlation

Keterangan

1 0,361 0,578 Valid

2 0,361 0,559 Valid

3 0,361 0,685 Valid

4 0,361 0,592 Valid

5 0,361 0,732 Valid

6 0,361 0,685 Valid

7 0,361 0,142 Tidak Valid

8 0,361 0,578 Valid

9 0,361 0,109 Tidak Valid

10 0,361 0,518 Valid

11 0,361 0,107 Tidak Valid

12 0,361 0,578 Valid

13 0,361 0,732 Valid

14 0,361 0,571 Valid

15 0,361 0,559 Valid

16 0,361 0,732 Valid

17 0,361 0,671 Valid

18 0,361 0,191 Tidak Valid

19 0,361 0,708 Valid

20 0,361 0,728 Valid

21 0,361 0,141 Tidak Valid

22 0,361 0,374 Valid

23 0,361 0,728 Valid

24 0,361 0,685 Valid

25 0,361 0,374 Valid

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 25 item instrumen soal tes yang di uji menggunakan SPSS v.25 dengan Corrected Item Total Correlation mendapatkan r hitung > r tabel berjumlah 20 item, sehingga dapat disimpulkan bahwa 20 butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai soal pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupuun kelas kontrol.

b. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan perhitungan KuderRichadson (KR 21) manual dalam Microsoft Excel 21 pada lampiran 12 disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Uji

Reliabilitas

Jumlah Item Soal

0.735 20

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa soal memiliki nilai reliabilitas 0.735, angka ini berada pada rentang 0,70 < r11 0,90, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

c. Daya Pembeda

Uji daya pembeda pada penelitian ini menggunakan SPSS v.25 dengan mengecek nilai ℎ𝑖 𝑢 𝑔 setiap butir dan dibandingkan dengan kriteria yang mengacu pada Ruseffendi. Adapun kriteria interpretasi daya beda yang mengacu pada Ruseffendi dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Kriteria Interpretasi Daya Beda No Nilai Daya Beda Kriteria 1 0,40 atau lebih Sangat baik

2 0,30 – 0,39 Cukup baik, mungkin perlu diperbaiki 3 0,20 – 0,29 Minimum, perlu diperbaiki

4 0,19 kebawah Jelek, dibuang atau dirombak

Hasil uji statistik daya pembeda menggunakan SPSS v.25 dapat dilihat pada lampiran 13. Adapun rincian hasil perhitungan daya pembeda instrumen tes soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Daya Pembeda

No Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 0,600 Sangat Baik

2 0,609 Sangat Baik

3 0,717 Sangat Baik

4 0,606 Sangat Baik

5 0,753 Sangat Baik

6 0,717 Sangat Baik

7 0,600 Sangat Baik

8 0,535 Sangat Baik

9 0,600 Sangat Baik

10 0,705 Sangat Baik

11 0,535 Sangat Baik

12 0,609 Sangat Baik

13 0,753 Sangat Baik

14 0,657 Sangat Baik

15 0,717 Sangat Baik

16 0,733 Sangat Baik

17 0,347 Cukup Baik

18 0,733 Sangat Baik

19 0,717 Sangat Baik

20 0,347 Cukup Baik

Hasil uji daya pembeda pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa soal tes rata-rata memiliki predikat sangat baik dengan intrepetasi nilai di atas 0,40 dan 2 soal dengan predikat cukup baik dengan intrepetasi nilai 0,30 – 0,39 yakni soal nomor 17 dan 20.

d. Tingkat Kesukaran

Adapun kriteria interpretasi tingkat kesukaran akan dijelaskan lebih rinci pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Interpretasi Tingkat Kesukaran No Nilai Kesukaran Kriteria 1 0,00 – 0,30 Sukar 2 0,31 – 0,70 Sedang 3 0,71 – 1,00 Mudah

Tingkat kesukaran pada penelitian ini dihitung menggunakan SPSS v.25 dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14 dan rincian hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran No Tingkat Kesukaran (TK) Interpretasi

1 0,6333 Sedang

2 0,7000 Sedang

3 0,6667 Sedang

4 0,6000 Sedang

5 0,6667 Sedang

6 0,6667 Sedang

7 0,6333 Sedang

8 0,5667 Sedang

9 0,6333 Sedang

10 0,6667 Sedang

11 0,7000 Sedang

12 0,7000 Sedang

13 0,6667 Sedang

14 0,4667 Sedang

15 0,6667 Sedang

16 0,7000 Sedang

17 0,8333 Mudah

18 0,7000 Sedang

19 0,6667 Sedang

20 0,8333 Mudah

Hasil uji tingkat kesukaran pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa soal tes rata-rata memiliki predikat tingkat kesukaran sedang dengan intrepetasi nilai 0,31 – 0,70 dan 2 soal dengan predikat tingkat kesukaran mudah dengan intrepetasi nilai 0,71 – 1,00 yakni soal nomor 17 dan 20.

Setelah penelitian ini dilakukan, maka diperoleh data hasil belajar siswa yang difokuskan pada ranah kognitif siswa. Pada penelitian ini, data digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar pada materi Sistem Eksresi Manusia Kelas VIII Semester Genap di MTs Unggulan

Al Qodiri 1 Jember dengan menggunakan instrument tes. Berikut ini rekapitulasi hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen:

Tabel 4.11 Hasil Belajar Pretest

No Nilai

Eksperimen Kontrol

1 50 45

2 50 40

3 70 70

4 30 30

5 60 50

6 60 50

7 60 60

8 45 45

9 60 50

10 60 35

11 70 60

12 60 80

13 75 45

14 40 65

15 45 35

16 65 55

17 55 35

18 75 55

19 55 40

20 45 60

21 50 40

22 70 60

23 35 55

24 60 65

25 75 45

26 60 60

27 75 65

28 85 55

29 55 50

30 55 55

31 70 50

32 50 70

33 75 50

34 75 65

35 75 50

36 70

37 85

Jumlah 2.095 1.996 Rata-rata 59,14 53,92

Skor maksimum pada hasil belajar ini adalah 85 untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan data hasil belajar, kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 59,14 dan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 53,92.

Data hasil belajar peserta didik posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.12 di bawah ini:

Tabel 4.12 Hasil Belajar Posttest

No Nilai

Eksperimen Kontrol

1 80 50

2 70 50

3 90 80

4 55 55

5 75 70

6 70 65

7 50 70

8 75 50

9 70 65

10 85 55

11 85 75

12 70 85

13 50 55

14 65 75

15 70 60

16 70 65

17 65 55

18 75 60

19 70 55

20 60 65

21 70 50

22 60 65

23 90 65

24 50 70

25 65 55

26 90 65

27 90 80

28 90 70

29 90 80

30 80 65

31 80 70

32 80 75

33 55 65

34 90 70

35 90 60

36 75

37 85

Jumlah 2.570 2.425 Rata-rata 73,43 65,54

Skor maksimum pada hasil belajar ini adalah 90 untuk kelas eksperimen dan 85 untuk kelas kontrol. Berdasarkan data hasil belajar, kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 73,43 dan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 65,54.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen pengaruh penerapan model pembelajaran (Halaman 66-78)

Dokumen terkait