• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar Dalam Konteks Ekonomi Modern

BAB II KAJIAN TEORI

D. Pasar Dalam Konteks Ekonomi Modern

Lembaga al-hisbah memiliki peran yang sangat penting. Tugas al-hisbah ada dua macam: pertama, tugas umumnya adalah melakukan pengawasan umum yang berkaitan dengan pelaksanaan kebajikan. Al- hisbah ini merupakan lembaga keagaaman dan hukum.

Kedua, khusus berkaitan dengan kegiatan pasar, lembaga pengawasan secara umum. Pengawasan dilakukan atas berbagai hal seperti perindustrian dan perdagangan berkaitan dengan administratif, pemeliharaan kualitas dan standar produk. Ia secara rutin melakukan pengecekan atas ukuran, takaran, dan timbangan, kualitas barang, menjaga jual beli yang jujur dan menjaga agar harga selalu stabil.33

itu berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan pasar merupakan tempat atau kegiatan mempertemukan pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli tersebut tidak harus secara fisik. Percakpan melalui telepon juga dapat terjadi, dan pasar semacam ini disebut pasar abstrak.34

Bentuk dan mekanisme pasar terus berevolusi sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, sampai pada zaman modern seperti saat ini. Pada masa lampau, pasar mengacu pada lokasi geografis, tetapi sekarang pasar tidak lagi memiliki batas geografis, karena komunikasi modern telah memungkinkan para pembeli dan penjual untuk mengadakan transaksi tanpa harus bertemu satu sama lain. Maka dalam ekonomi modern, pasar lebih dipahami sebagai suatu institusi yang menjadi ajang operasikekuatan-kekuatan yang menentukan harga. Terlebih zaman sekarang ini sudah memasuki era pasar bebas, semua produk dari luar negeri bebas masuk kedalam negeri, begitu pula sebaliknya. Pasar juga sudah merambat dunia maya, dengan menggunakan fasilitas

34 Yulana Sudremi, Pengetahuan Sosial Ekonomi, (Jakarta:PT Bumi Aksara,Tahun 2007), h.92_

Interconnected-networking (internet), sekarang bisnis online makin mewarnai corak pasar di Indonesia, bahkan dunia.35

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dengan teknologi informasi dan komunikasi saat ini begitu mudahnya penyebaran informasi, tentang isu kelangkaan barang misalnya, dalam hitungan detik ribuah bahkan jutaan orang mengetahuinya. Jika tidak ada institusi yang resmi (pemerintah) yang dapat dipercaya sebagai tempat konfirmasi isu, maka kepanikan pasar akan terjadi. Kondisi ini membuat semakin terbuka lebarnya peluang terjadinya manipulasi, kecurangan, penipuan, dan kerancuan, dan lain sebagainya, yang disebut dengan distorsi pasar. Untuk meminimalisir terjadinya distorsi pasar, maka pengendalian pemerintah terhadap pasar adalah sebuah keniscayaan.

35 Khairudin Wahid, Reposisi Negara Dalam Pasar:Analisis Kritis Terhadap Asumsi Intervensi Pasar Oleh Pemerintah Perspektif Ekonomi Islam,(Jurnal , Vol.3, No.1, Tahun 2017), h.11

BIOGRAFI IBNU KHALDUN A. Riwayat Hidup

Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisa pada pada tanggal 27 Mei 1332 M.

ia mempunyai nama lengkap Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibnu Khaldun. Abdurrahman adalah nama kecilnya dan Abu Zaid adalah nama panggilan keluarganya, sedangkan Waliuddin adalah gelar yang diberikan kepadanya sewaktu ia menjabat sebagai qadhi di Mesir. Selanjutnya ia lebih populer dengan sebutan Ibnu Khaldun.36

Ayahnya bernama Abu Abdullah Muhammad juga berkecimpung dalam bidang politik, kemudian mengundurkan diri dari bidang politik dan menekuni ilmu pengetahuan dan kesufian. Ayahnya ahli dalam bahasa dan sastra Arab. Meninggal dunia pada tahun 749H/1348M akibat wabah pes yang melanda Afrika Utara dengan meninggalkan lima orang anak termasuk Abd Al- Rahman Ibnu Khaldun yang pada waktu itu berusia 18 tahun.

Berdasarkan silsilahnya, Ibnu Khaldun masih mempunyai hubungan darah dengan Wail bin Hajr, salah seorang sahabat Nabi SAW yang terkemuka. Nenek moyang Ibnu Khaldun mungkin berasal dari Hadramaut.

Di Tunis keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol Moor. Selama empat tahun di tempat itu ia menyelesaikan Muqaddimah, tahun 1337 M.

36 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Tahun 2010), h.246

39

dunia) dengan perolehan bahan-bahan dari perpustakan kerajaan.

Setelah menjalani hidup di Afrika Utara, Ibnu Khaldun berlayar ke negeri Mesir pada tahun 1383 M. akhirnya Ibnu Khaldun meninggal dunia pada tanggal 26 Ramadhan 808 H/ 16 Maret 1406 M dalam usia 74 tahun menurut hitungan Masehi atau 76 tahun menurut hitungan tahun Hijriah dan ia dimakamkan di kuburan kaum sufi. Selama 24 tahun menetap di Mesir, ia telah telah merevisi karya besarnya al-ibar dengan menambah beberapa pasar dan memperluas cakupan bahasanya, khususnya yang menyangkut dengan sejarah dinasti-dinasti Islam di bagian Timur, sejarah negara purba serta sejarah negara-negara Kristen dan asing. Selain itu ia juga melengkapi pasal- pasal dalam kitab Muqaddimah dan merevisi kitab autobiografi at-Ta‟rif.

B. Guru-guru Dan Murid-Murid Ibnu Khaldun

Seperti telah dijelaskan, bahwa Ibnu Khaldun lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga ilmuwan yang terhormat. Ayahnya Abu Abdullah Muhammad adalah gurunya yang pertama. Dari Ayahnya ia belajar membaca, menulis dan bahasa Arab. Di antara guru-guru yang lain adalah Abu

„Abdullah Muhammad Ibnu Sa‟ad bin Burral Al-Ansari, darinya Ibnu Khaldun belajar Al-Quran dan Al-Qiraat Al-Hasayiri, Muhammad Al- Syawwasy Al-Zarzali, Ahmad Ibnu Al-Qassar dari mereka ia belajar bahasa Arab. Di samping nama-nama di atas Ibnu Khaldun menyebut sejumlah ulama, seperti Syaikh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad Al-Wadiyasyi,

37 Indra Hidayatullah, Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme Pasar & Penetapan Harga, (Jurnal, Vol.01, No.01, Tahun 2017, h. 95

Muhammad Ibnu Abdussalam Ibnu Khaldun mempelajari kitab Al-Muwatta‟

karya Imam Malik. 38

Di antara guru-gurunya yang terkenal dan ikut serta serta membentuk kepribadian Ibnu Khaldun , Muhammad Ibnu Sulaiman Al-Satti „Abd Al- Muhaimin Al- Hadrami, Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Ibili. Darinya ia belajar ilmu-ilmu pasti, logika dan seluruh ilmu (teknik) kebijakan dan pengajaran disamping dua ilmu pokok (Al-qur,an dan Hadis). Namun demikian Ibnu Khaldun meletakan dua orang dari sejumlah guru-gurunya pada tempat yang istimewa, keduanya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan bahasa, filsafat dan hukum Islam, yaitu Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim Al-abilih dalam ilmu-ilmu filsafat dan Syaikh „Abd Al-Muhaimin Ibnu Al-Hadrami dalam ilmu-ilmu agama. Darinya ia mempelajari kitab-kitab hadis, seperti Al-Kutub Al-Sittah dan Al-Muwatta. Pada usia 20 tahun, Ibnu Khaldun berhasil menamatkan pelajarannya dan memperoleh berbagai ijazah mengajar dari sebagian besar gurunya setelah setelah ia menimba ilmu dari mereka.

C. Kunjungan Ibnu Khaldun ke Barat dan Timur

Kehidupan Ibnu khaldun dapat dibagi kepada empat periode dimulai sejak berada di Tunisia sampai meninggal di Kairo dan setiap periode mempunyai ciri tersendiri:39

1. Periode pertumbuhan, belajar dan menuntut ilmu (732-751 H) selama 20 tahun, seluruhnya dihabiskannya di Tunasia. Pada periode ini Ibnu

38 Al-Allamah Abdurrahman, Mukaddimah Ibnu Khaldun,…..h.1081

39 Al-Allamah Abdurrahman, Mukaddimah Ibnu Khaldun,……h.1082

ijazah ilmiah.

2. Periode bekerja pada jabatan-jabatan administrasi, sekretaris dan politik (751-776 H). selama lebih kurang 25 tahun ia berkelana di negeri-negeri Magrib dan beberapa negeri Andalus bekerja pada jabatan-jabatan pemerintah dalam bidang administrasi, sekretaris, dan politik.

3. Periode „uzlah (mengasingkan diri) menulis dan mengadakan penelitian (776-784 H). Pada periode ini Ibnu Khaldun berhasil menulis karyanya yang terkenal “Muqaddimah Ibnu Khaldun”.

4. Periode mengajar dan menjadi hakim (784-808 H). Pada periode ini Ibnu Khaldun meninggalkan kehidupan politik seluruhnya dihabiskan di Mesir.

Ia berhasil menjabat jabatan hakim sebanyak enam kali, di samping menjadi tenaga pengajar di Al-Azhar dan di sekolah-sekolah lain di Mesir.

D. Karya-Karya Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun terkenal sebagai ilmuwaan besar adalah karena karya

Muqaddimah” rasanya memang aneh ia terkenal justru karena Muqaddimahnya bukan karena karyanya yang pokok (al-ibar) namun pengantar al-ibarnyalah yang telah membuat namanya diagung-agungkan dalam sejarah intelektualisme. Karya monumentalnya itu telah membuat para sarjana baik di Barat maupun di Timur begitu mengaguminya. Sampai- sampai Windellband dalam filsafat sejarahnya menyebutnya sebagai “Tokoh ajaib yang sama sekali lepas, baik dari masa lampau maupun masa yang akan datang”.

tulis menulis semenjak masa mudanya takkala ia masih menuntut ilmu pengetahuan, dan kemudian dilanjutkan ketika ia aktif dalam dunia politik dan pemerintahan. Adapun hasil karya-karyanya yang terkenal diantaranya adalah: 40

1. Kitab Muqaddimah, yang merupakan buku pertama dari kitab al-ibar, yang terdiri dari bagian muqaddimah (pengantar). Buku pengantar yang panjang inilah yang merupakan inti dari dari seluruh persoalan, dan buku tersebut pulalah yang mengangkat nama Ibnu Khaldun menjadi begitu harum. Adapun tema muqaddimah ini adalah gejala-gejala sosial dan sejarahnya.

2. Kitab Al- ibar, wa Diwan Al-Mubtada wa Al-Khabar, fi ayyum Al-Arab wa Al-Ajam wa Al-Barbar, wa man Asharurum min dzawi As- Sulthani Al-Akbar. (Kitab pelajaran dan arsip sejarah zaman permulaan dan zaman akhir yang mencakup peristiwa politik mengenai orang-orang Arab, Non- Arab, dab Barbar,serta Raja-raja besar yang semasa dengan mereka), yang kemudian terkenal dengan kitab Ibar, yang terdiri dari tiga buku:

buku pertama,adalah sebagai kitab Muqaddimah atau jilid pertama yang berisi tentang: masyarakat dan ciri-cirinya yang hakiki, yaitu pemerintahan, kekuasaan, pencaharian, penghidupan, keahlian-keahlian dan ilmu pengetahuan dengan segala sebab dan alasan-alasannya. Buku kedua terdiri dari empat jilid yang menguraikan tentang sejarah bangsa

40Al-Allamah Abdurrahman, Mukaddimah Ibnu Khaldun. (Dar Al-Kitab AL,Arabi- Beirut, Tahun 2001), h.1085

terdiri dari dua jilid yaitu jilid keenam dan ketujuh, yang berisi tentang sejarah bahas Barbar dan Zanata yang merupakan bagian dari mereka, khususnya kerajaan dan negara-negara Maghribi (Afrika Utara).

3. Kitab At-Ta’rif bi Ibnu Khaldun wa Rihlatuhu Syarqan wa Gharban atau disebut secara ringkas dengan istilah At-Ta’rif , dan oleh orang-orang Barat disebut dengan otobiografi, merupakan bagian terakhir dari kitab Al-Ibar yang berisi tentang beberapa bab mengenai kehidupan Ibnu Khaldun.

E. Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun 1. Teori Produksi

Menurut Ibnu Khaldun, produksi adalah aktivitas manusia yang diorganisasikan secara sosial dan internasional.41

a. Tabiat Manusia dari Produksi.

Menurutnya, pada satu sisi, manusia adalah binatang ekonomi.

Tujuannya jelas yaitu produksi, karena manusia dapat dibedakan dari makhluk hidup lainnya dari segi upayanya mencari penghidupan dan perhatiannya pada berbagai jalan untuk mencapai dan memperoleh sarana-sarana kehidupan.Sedangkan pada sisi yang lain, faktor produksi yang utama adalah tenaga kerja manusia. Laba produksi adalah nilai utama yang dicapai dari tenaga manusia. Manusia dapat mencapai produksi dengan tanpa usahanya sendiri seperti melalui

41 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,(Depok:Rajawali Pers,Tahun 2017),h.334

sifatnya pendukung saja. Karena itu, manusia harus melakukan produksi guna mencukupi kebutuhan hidupnya dan produksi berasal dari tenaga manusia.

b. Organisasi Sosial dan Produksi.

Melakukan produksi bagi manusia sangat penting. Jika manusia ingin hidup dan mencari nafkah, maka ia harus makan. Ia juga harus memproduksi makanannya, karena hanya dengan tenaganya ia tetap bisa mendapatkan makanan. Namun manusia tidak dapat melakukannya sendiri dapat memproduksi makanan yang cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Jika ia ingin bertahan, maka ia harus mengorganisasikan tenaganya. Melalui modal atau keterampilan, operasi produksi yang paling sederhana mensyaratkan kerja sama dari banyak orang dan latar belakang teknis dari keseluruhan peradaban.

Setiap makanan memerlukan sejumlah kegiatan dan setiap kegiatan memerlukan sejumlah peralatan dan keahlian. Organisasi sosial dari tenaga kerja ini harus dilakukan melalui spesialisasi yang lebih tinggi dari pekerja. Hanya melalui spesialisasi dan pengulangan operasi- operasi sederhanalah orang menjadi terampil dan dapat memproduksi barang dan jasa yang bermutu baik dengan kecepatan yang baik pula.

c. Organisasi Internasional dari Produksi.

Sebagaimana terdapat pembagian kerja di dalam negeri, terdapat pula pembagian kerja secara internasional. Pembagian kerja

negeri-negeri tersebut, melainkan didasarkan pada keterampilan penduduk setempat. Bagi Ibnu Khaldun, tenaga kerja adalah faktor produksi yang paling penting. Semakin banyak populasi yang aktif, maka semakin banyak produksinya. Sejumlah surplus barang yang dihasilkan dapat kiranya diekspor dan dengan demikian akan meningkatkan kemakmuran daerah setempat. Pada bagian yang lain, semakin tinggi tingkat kemakmuran, maka semakin tinggi pula permintaan penduduk terhadap barang dan jasa. Kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan naiknya harga-harga barang dan jasa tersebut serta naiknya gaji yang dibayarkan kepada pekerja- pekerja yang terampil. Dari sini dapat dilihat uraian teori Ibnu Khaldun yang menunjukkan interaksi antara permintaan dan penawaran. Permintaan akan menciptakan penawarannya sendiri yang pada gilirannya akan menciptakan permintaan yang bertambah.

Menurutnya, semakin berkembang suatu negara, maka semakin banyak pula modal intelektualnya dan organisasi infrastruktur intelektualnya. Bagi orang yang terampil akan ditarik oleh infrastruktur ini dan datang untuk hidup di negeri itu, karena hal ini akan meningkatkan modal dan infrastruktur intelektualnya. Dalam perspektif Ibnu Khaldun, karena faktor produksi yang paling utama adalah tenaga kerja dan hambatan satu-satunya bagi pembangunan adalah kurangnya persediaan tenaga kerja yang terampil, proses

tentang pembangunan. Toeri Ibnu Khaldun yang lain tentang organisasi internasional, merupakan embrio teori perdagangan internasional, dengan analisis tentang syarat-syarat pertukaran antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin, tentang kecenderungan untuk mengekspor dan mengimpor, tentang pengaruh struktur ekonomi terhadap perkembangan dan tentang pentingnya modal intelektual dalam proses pertumbuhan.

2. Teori Nilai, Uang dan Harga a. Teori Nilai.

Bagi Ibnu Khaldun, nilai suatu produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya: “Laba yang dihasilkan manusia adalah nilai yang terealisasi dari tenaga kerja yang dikandungnya.”

Demikian pula kekayaan suatu bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yanh dimiliki bangsa tersebut, akan tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan oleh neraca pembayaran yang sehat. Kedua hal ini sangat terkait satu sama lain. Neraca pembayaran yang sehat adalah konsekuensi alamiah dari tingkat produksi yang tinggi.42

b. Teori Uang.

Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran

42 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, Tahun 2004), h.400

kekayaan suatu bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki, ukuran ekonomis terhadap nilai barang dan jasa perlu bagi manusia bila ia ingin memperdagangkannya. Pengukuran nilai ini harus memiliki sejumlah kualitas tertentu. Ukuran ini harus diterima oleh semua pihak sebagai tender legal dan penerbitannya pun harus bebas dari semua pengaruh subjektif. Di mata Ibnu Khaldun, dua logam yang dalam hal ini emas dan perak adalah ukuran nilai.

Logam-logam ini diterima secara alamiah sebagai uang di mana nilainya tidak dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif.Oleh karena itu, Ibnu Khaldun mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter.

c. Teori Harga.

Harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran.

Penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Pertemuan permintaan dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela (saling rela). Pada tingkat harga tersebut, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan dalam Al- quran



























Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS: AN Nisa: 29).

Penentuan dalam penetapan harga di pasar atas sebuah produks adalah faktor permintaan dan penawaran. Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya penurunan penawaran atau kenaikan permintaan akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga yang sangat drastis akan merugikan pengrajin dan pedagang serta mendorong mereka keluar dari pasar, sedangkan kenaikan harga yang drastis akan menyusahkan konsumen. Harga damai dalam kasus seperti ini sangat diharapkan oleh kedua belah pihak, karena ia tidak saja memungkinkan para pedagang mendapatkan tingkat pengembalian yang ditolerir oleh pasar dan juga mampu menciptakan kegairahan pasar dengan meningkatkan penjualan untuk memperoleh tingkat keuntungan dan kemakmuran tertentu. Akantetapi, harga yang

miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah populasi.

Dengan demikian, tingkat harga yang stabil dengan biaya hidup yang relatif rendah menjadi pilihan bagi masyarakat dengan sudut pandang pertumbuhan dan keadilan dalam perbandingan masa inflasi dan deflasi. Inflasi akan merusak keadilan, sedangkan deflasi mengurangi insentif dan efisiensi. Harga rendah untuk kebutuhan pokok seharusnya tidak dicapai melalui penetapan harga baku oleh negara karena hal itu akan merusak insentif bagi produksi.

Faktor yang menetapkan penawaran, menurut Ibnu Khaldun, adalah permintaan, tingkat keuntungan relatif, tingkat usaha manusia, besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, ketenangan dan keamanan, dan kemampuan teknik serta perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Jika harga turun dan menyebabkan kebangkrutan modal menjadi hilang, insentif untuk penawaran menurun, dan mendorong munculnya resesi, sehingga pedagang dan pengrajin menderita.

Pada sisi lain, faktor-faktor yang menentukan permintaan adalah pendapatan, jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum. Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak (yang merupakan standar moneter). Semua barang-barang lainnya bisa terkena fluktuasi harga yang tergantung pada pasar. Apabila suatu barang terjadi kelangkaan dan banyak permintaan, maka harga cenderung tinggi. Jika suatu barang berlimpah, maka harganya cenderung rendah. Oleh karena itu, Ibnu

sebuah teori tentang uang yang kuantitatif dan sebuah teori tentang harga yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.

3. Teori Distribusi

Menurut Ibnu Khaldun, harga suatu produk terdiri dari tiga unsur yaitu gaji, laba dan pajak. Setiap unsur ini merupakan imbalan jasa bagi setiap kelompok dalam masyrakat, gaji adalah imbalan jasa bagi produsen, laba adalah imbalan jasa bagi pedagang, dan pajak adalah imbalan jasa bagi pegawai negeri dan pengusaha. Karenannya, Ibnu khaldun membagi perekonomian kedalam tiga sektor: produksi, pertukaran, dan layanan masyarakat.43

1) Gaji.

Karena nilai suatu produk adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya, gaji merupakan unsur utama dari harga barang-barang. Harga tenaga kerja adalah basis harga suatu barang. Namun harga tenaga kerja itu sendiri ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. Dalam hal ini semuanya diserahkan kepada mekanisme pasar, karena semakin besar gaji yang diperoleh, niscaya semakin menguat pula daya beli yang dimiliki.

2) Laba.

Laba adalah selisih antara harga jual dengan harga beli yang diperoleh oleh padagang. Namun selisih ini bergantung pada hukum permintaan dan penawaran, yang menentukan

43 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,………h.341

Bagi Ibnu Khaldun, hakikat perdagangan adalah membeli dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal. Hal ini secara umum telah dipraktekkan dalam sistem ekonomi global dengan prinsip modal sekecil mungkin dengan hasil laba sebesar mungkin.

3) Pajak.

Negara merupakan faktor penting dalam produksi, yakni melalui pembelanjaannya yang akan mampu meningkatkan produksi dan melalui pajaknya akan dapat melemahkan produksi. Pemerintah akan membangun pasar terbesar untuk barang dan jasa yang merupakan sumber utama bagi semua pembangunan. Penurunan belanja negara tidak hanya menyebabkan kegiatan usaha menjadi sepi dan menurunnya keuntungan, tetapi juga mengakibatkan penurunan dalam penerimaan pajak. Semakin besar belanja pemerintah, semakin baik perekonomian karena belanja yang tinggi memungkinkan pemerintah untuk melakukan hal-hal yang dibutuhkan bagi penduduk dan menjamin stabilitas hukum, peraturan, dan politik.

Oleh karena itu, untuk mempercepat pembangunan kota, pemerintah harus berada dekat dengan masyarakat dan mensubsidi modal bagi mereka seperti layaknya air sungai yang

kejauhan segalanya tetap kering. Pajak bervariasi menurut kekayaan penguasa dan penduduknya. Oleh karena itu, jumlah pajak ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap produk. Dan pada gilirannya menentukan pendapatan penduduk dan kesiapannnya untuk membayar. Semakin diminati produk- produk yang dihasilkaan oleh pasar (masyarakat), maka semakin besar pula pajak yang dikenakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pasar Menurut Ibnu Khaldun dalam Kitab Al-Muqaddimah Pada dasarnya dalam sistem ekonomi Islam, mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan, yakni kebebasan individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Sistem ekonomi Islam menempatkan kebebasan pada posisi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi, walaupun kebebasan itu bukanlah kebebasan mutlak seperti yang dianut paham kapitalis. Namun, kebebasan itu diikat dengan aturan, dengan tidak melakukan kegiatan ekonomi yang bertentangan dengan aturan syariat, tidak menimbulkan kerugian bagi para pihak yang bertransaksi, dan senantiasa melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan kemaslahatan.44

Konsentrasi terhadap pasar telah mendapatkan perhatian memadai dari para ulama klasik seperti Ibnu Khaldun. Salah satu karya fenomenal Ibnu Khaldun adalah kitab Al-Muqaddimah, yang selesai penulisannya pada November 1377. Sebuah kitab yang sangat menakjubkan, karena isinya mencakup berbagai aspek ilmu dan kehidupan manusia pada saat itu. Al- Muqaddimah secara harfiah berarti pembukaan atau introduksi dan merupakan jilid pembuka dari tujuh jilid tulisan sejarah. Al-Muqaddimah mencoba untuk menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan kebangkitan dan keruntuhan dinasti yang berkuasa dan peradaban. Tetapi bukan hanya itu

44 Wulpiah, Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme Pasar, (Jurnal, Vol.1, No.1, Tahun 2016), h. 50

54

Dokumen terkait