BAB 2 PEMBAHASAN
2.5 Perbedaan Tasawuf dan Tarekat
Tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti ‘’jalan’’ atau ‘’cara’’ yakni jalan yang ditempuh oleh seorang sufi menuju Allah SWT. Dalam konteks Islam, tarekat adalah suatu kelompok dengan aturan, praktik, dan kewajiban tertentu yang diikuti oleh anggotanya dalam rangka mencapai kedekatan dengan Tuhan dan meningkatkan kesempurnaan diri.
Istilah tarekat dalam ajaran tasawuf bukan saja menyangkut aturan dan cara tertentu yang dituntunkan oleh seorang guru tarekat dan bukan pula terhadap kelompok tertentu, tetapi memuat semua aspek yang tertuang dalam ajaran Islam, antara lain yang
disebutkan dalam rukun Islam, adalah bagian dari cara mendekatkan diri kepada Allah swt. Dalam suatu tarekat yang sudah melembaga, termuat di dalamnya semua aspek ajaran Islam, tetapi semua itu memerlukan bimbingan dari seorang guru.
“Tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah swt, sementara tarekat merupakan cara yang ditempuh seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kajian tasawuf secara umum menunjukkan bahwa dalam puncak perkembangan tasawuf pada abad V H dan VI H, antara tasawuf dan tarekat hampir tidak dapat dipisahkan, keduanya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Keduanya mengambil pelajaran dari para guru yang mencontoh peri kehidupan Rasulullah SAW dan keduanya mempunyai sanad yang bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Jika dicoba untuk mencari perbedaan di antara keduanya, maka ditemukan bahwa tasawuf pada masa awal kajiannya bersifat parsial yang dibangun oleh tokoh tasawuf, sementara tarekat kajiannya tidak parsial lagi. Tasawuf adalah prosesi bertaqarrub kepada Allah, sedang tarekat adalah cara atau metodenya, keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tasawuf dari segi riadhah dan mujahadah tidak tergantung pada bimbingan seseorang tetapi atas upaya dan metode diri sendiri sedangkan tarekat mesti mendapatkan bimbingan dari seorang guru yang bersyarat dalam bidang ini.
K.H.A. Sahibulwafa Tajul’arifin (Abah Anom) menjelaskan bahwa tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan sedangkan tarekat adalah metodenya.
Tarekat pada dasarnya adalah suatu wadah untuk mengakomodasi praktik-praktik tasawuf dan metode pengembangan spiritual yang ditekankan oleh seorang syekh.
Banyak tarekat yang terkenal di dunia seperti Naqsyabandiyah, Syadziliyah, atau Qadiriyah menekankan pentingnya bimbingan dari seorang syekh yang telah berpengalaman dalam praktik tasawuf. Para anggota tarekat biasanya mengikuti metode yang ditetapkan oleh syekh untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan dan mengembangkan kehidupan spiritual mereka.
Meskipun tasawuf dan tarekat memiliki tujuan yang sama dalam mencari kedekatan dengan Tuhan, keduanya memiliki perbedaan dalam pendekatan spiritual yang ditekankan. Pada dasarnya, tasawuf cenderung menekankan pengembangan spiritual individu melalui interaksi langsung dengan Tuhan, sementara tarekat lebih menekankan praktik kebersamaan dalam komunitas dan awam.
Para sufi yang menjalani tasawuf seringkali lebih berfokus pada perenungan dan pengalaman batiniah di dalam hati mereka. Mereka memandang bahwa kehadiran
Tuhan dapat dirasakan secara langsung melalui perjalanan spiritual yang mendalam.
Oleh karena itu, praktik-praktik seperti meditasi, dzikir, dan puasa menjadi bagian penting dari kehidupan seorang sufi yang ingin mencapai penyingkapan hakikat ilahi.
Di sisi lain, para anggota tarekat lebih menekankan pentingnya tuntunan dan bimbingan dari seorang syekh dalam perjalanan spiritual mereka. Mereka meyakini bahwa guru yang telah melalui tahapan spiritual tertentu dapat memberikan arahan dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan. Oleh karena itu, praktik-praktik dalam tarekat seringkali melibatkan kegiatan kelompok seperti dzikir bersama, pertemuan rutin dengan syekh, dan pelaksanaan amalan-amalan yang ditunjukkan oleh guru. Tabel di bawah ini merinci perbedaan tasawuf dan tarekat :
Tabel. 1
Perbedaan Tasawuf dan Tarekat
Tasawuf Tarekat
Menekankan pengembangan spiritual individu
Menekankan praktik kebersamaan dalam komunitas
Fokus pada perenungan dan pengalaman batiniah
Fokus pada tuntunan dan bimbingan syekh Mengakomodasi beragam metode spiritual Mengikuti metode dan praktik yang
ditentukan oleh syekh
Berhubungan langsung dengan Tuhan Berkembang melalui bimbingan seorang guru
Penekanan pada introspeksi pribadi Penekanan pada tindakan dalam komunitas Menghargai berbagai interpretasi spiritual Memiliki aturan dan praktik yang lebih kaku Mencari kesempurnaan diri secara
individual Mencari kedekatan dengan Tuhan bersama-
sama
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membuat kita bisa
membedakan antara baik dan buruk, benar dan jelas. Tujuan dari tasawuf yaitu untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah SWT. Tasawuf sudah ada sejak masa tabi’in, sedangkan pada masa nabi dan sahabat tidak ada istilah tasawuf melainkan zuhud.
Dalam perjalanannya tasawuf terus mengalami perkembangan dan mengalami beberapa fase, dimulai dari fase pembentukan, pengembangan, konsolidasi, falsafi, hingga fase pemurnian. Dari masing-masing fase tersebut, para sufi memiliki konsepsi, pemahaman, dan cara yang berbeda-beda antara satu fase dengan fase yang lain.
Perbedaan tersebut terlihat dari adanya aliran-aliran dalam tasawuf. Tepatnya tasawuf muncul pada abad ke-2, kemudian aliran-aliran tasawuf muncul pada abad ke-3 dan 4.
Aliran-aliran itu meliputi aliran Tasawuf Sunni, Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Irfani, dan Tasawuf Falsafi.
Tasawuf Sunni adalah tasawuf yang mempraktikkan atau melaksanakan suatu ajaran yang berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis.
Tasawuf akhlaki merupakan kajian ilmu yang sangat membutuhkan praktik untuk menguasainya.Tidak hanya berupa teori sebagai sebuah pengetahuan, tetapi harus terealisasi dalam rentang waktu kehidupan manusia.
Tasawuf ‘irfani adalah tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran atau makrifat yang diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran, tetapi melalui pemberian Tuhan (mauhibah).
Tasawuf falsafi merupakan salah satu konsep ajaran tasawuf yang meggunakan filsafat sebagai metode untuk mengenal Tuhan bahkan lebih dari ma’rifatullah, yakni wahda al wujud atau kesatuan wujud.
Tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah swt, sementara tarekat merupakan cara yang ditempuh seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Meskipun tasawuf dan tarekat memiliki tujuan yang sama dalam mencari kedekatan dengan Tuhan, keduanya memiliki perbedaan dalam pendekatan spiritual yang ditekankan. Pada dasarnya, tasawuf cenderung menekankan pengembangan spiritual
individu melalui interaksi langsung dengan Tuhan, sementara tarekat lebih menekankan praktik kebersamaan dalam komunitas dan awam.
3.2 Saran
Pemahaman yang komprehensif dapat menjadi salah satu saran untuk makalah ini, dimana makalah sebaiknya mencakup gambaran yang komprehensif mengenai berbagai aliran keagamaan dalam Islam bidang tasawuf. Lalu, penulis yang masih terbatas dengan sumber rujukan yang relevan, diharapkan untuk penulis berikutnya dapat mencari lebih banyak sumber rujukan yang relevan dan untuk penelitian lebih lanjut pada penulis selanjutnya yang tertarik untuk mendalami lebih jauh mengenai aliran-aliran keagamaan dalam Islam.