• Penggunaan data sekunder : peta
(topografi, foto udara, geologi, sosbud,
hidrologi, lingkungan, tata ruang)
• data teknis (lalu lintas, hidrologi, drainase, geologi, geoteknik)
• data lain (tata ruang, jaringan jalan, sosbud, ekonomi, lingkungan)
• Menyajikan alt. rute
• Penggunaan data primer dan
sekunder
• Peninjauan lapangan
• Kajian teknis,
finansial, sosial dan lingkungan
• Menghasilkan alt.
rute yang paling layak(2-4 alt)
• Survei pendahuluan
• Menetapkan trase jalan terpilih
• Membuat desain pendahuluan
• Melakukan survei detail
• Membuat perencanaan alinemen
• Membuat
perencanaan teknis rinci
• Menghasilkan
perencanaan teknis akhir
• Kebijakan pemerintah
• Menetapkan koridor perencanaan
• Menetapkan koridor rute
Penetapan koridor perencanaan
Penetapan koridor rute
Penetapan alternatif trase
Alternatif trase yang layak
Alternatif trase yang terpilih
Perencanaan alinemen
Tahapan penentuan trase jalan
Tahapan penentuan trase jalan
Menggunakan peta kontur dibantu peta-peta lainnya
Memperhatikan kebijakan pemerintah terkait pengembangan jaringan jalan, konsep tata ruang, dll
Menggunakan peta kontur berskala kecil, 1 : 100.000.
Menjadi acuan untuk tahapan lanjutan yang lebih detail.
Penetapan koridor rencana
Tahapan penentuan trase jalan
Penetapan koridor rute
Tahapan penentuan trase jalan
Pencermatan lebih mendalam pada koridor perencanaan (+
200 m ke kiri, 200 m ke kanan.
Diperlukan peta skala yang lebih besar, peta tematik, rencana tata ruang, rencana penggunaan wilayah
Pertimbangan: tata ruang, daerah sensitif dan hasil konsultasi dengan masyarakat.
Koridor rencana dipersempit dengan menandai dan
menghilangkan lokasi-lokasi yang secara logis tidak mungkin dibangun dengan alasan ekonomis, teknis, lingkungan maupun sosial. Sebaiknya didekatkan dengan rute eksisting pada kota, desa atau pusat kegiatan lainnya.
Usahakan alternatif trase tidak melintasi lokasi-lokasi yang
“ditandai” sebelumnya
Penetapan alternatif trase (1/2)
Tahapan penentuan trase jalan
Bagian dari pra studi kelayakan
Pendalaman, dengan data dan dokumen direkomendasikan sbb:
Peta topografi, geologi, hidrologi, jaringan jalan, tata guna lahan, lingkungan, sosial, bencana, atau peta lainnya atau hasil foto udara (peta topografi min 1:25.000, peta geologi 1:100.000)
Data lalu lintas, rencana pengembangan jaringan jalan, geoteknik dan pengujian tanah → aspek lalu lintas dan fisik jalan
Data hidrologi dan drainase (curah hujan, tinggi muka air tanah, lokasi banjir, sumber air → aspek hidrologi dan drainase
Data sosial (kependudukan, kepemilikan lahan, kesejahteraan masy, mata pencaharian, aktivitas sosial, daerah sensitif, dll)
Data ekonomi (harga satuan bahan, alat dan upah, lokasi kegiatan pertanian, perdagangan, industri, dll)
Data lingkungan (lokasi hutan lindung, lokasi situs sejarah, keberadaan flora dan fauna yang dilindungi
Hasil konsultasi dengan masyarakat
Penetapan alternatif trase (2/2)
Tahapan penentuan trase jalan
Beberapa kajian yang diperlukan untuk mendukung penetapan alt trase:
Kajian lalu lintas : prediksi volume lalu lintas rencana (akhir umur rencana)
→ untuk penetapan penampang jalan dan desain perkerasan
Kajian geologi dan geoteknik: perkiraan daya dukung tanah → untuk desain tebal perkerasan dan pondasi jembatan
Kajian hidrologi dan drainase : perkiraan pola curah hujan, potensi
banjir/genangan, lokasi sungai dan drainase alam → untuk penetapan sistem drainase yang dibutuhkan
Kajian lingkungan → dampak dan mitigasi terhadap kerusakan/gangguan lingkungan
Kajian sosial : perub mata pencaharian dan pola interaksi sosial, pelestarian cagar budaya dan sejarah, pengaruh pada pendidikan, kesehatan dan keamanan, pembebasan lahan → dampak dan mitigasi terhadap aspek sosial budaya
Kajian keselamatan jalan
Kajian ekonomi : harga satuan pekerjaan, manfaat ekonomi bagi masy → penentuan biaya dan manfaat proyek
Alternatif trase yang layak
Tahapan penentuan trase jalan
Peninjauan lapangan unuk memastikan kesesuaian data pada peta atau informasi lainnya dengan kondisi di lapangan
Survei dilakukan pada koridor trase : identifikasi trase, peninjauan kelandaian, pencatatan data khusus, dokumentasi dan pelaporan
Data khusus :
Pada sungai : dicari titik yang layak untuk lokasi jembatan
Berdasarkan bekas aliran akhir : mungkin diperlukan gorong-gorong
Lokasi buangan air : hindari agar trase tidak tergenang
Lokasi rawa : daya dukung tanahnya biasanya rendah
Ketinggian muka banjir : jembatan dan sistem drainase
Batu besar, mungkin mengganggu konstrujsi
Lokasi keramat
Lokasi quarry (muber material)
Rencana persilangan dengan jalan atau rel, persilangan dengan utilitas (pipa air, kabel, saluran irigasi
Jenis tanah dan kondisi geologi
Alternatif trase yang terpilih
Tahapan penentuan trase jalan
Pemilihan alt trase bisa menggunakan pendekatan AMK (Analisis Multi Kriteria) dengan metode AHP (Analytical hierarki process)
Bisa juga dengan met lain.
Perencanaan alinemen
Tahapan penentuan trase jalan
Sebelumnya dilakukan survei detail, dengan koridor + 50 m masing-masing ke kanan kiri as jalan
Buat draf al horizontal dan draf al vertikal
Jika acc, lanjutkan ke desain geometric dan perkerasan yg mendetil
Lalukan audit keselamatan jalan (tahap perencanaan)
Survey yang mendukung penentuan lokasi jalan
Tahap 1: awal
Penentuan titik awal dan titik akhir rencana jalan pada peta kontur.
Periksa daerah di antara titik-titik tersebut → koridor perencanaan, koridor rute
Tahap 2: reconnaissance survey
Pengumpulan data lapangan berdasarkan pengamatan visual, pengukuran, dan masukan dari narasumber.
Pemilihan rute yang menghubungkan dua titik tetap, berupa koridor
→ alt rute
Tentukan beberapa alternatif trase jalan berikut koridornya (yang memenuhi syarat) → hasil desain aman, nyaman, ekonomis → alt rute yang layak (beberapa alt)
Bandingkan masing-masing alternatif trase dan koridornya untuk mencari alternatif yang paling baik, dengan metode SWOT, AHP, dll.
Tahapan penentuan trase jalan
Tahap 3: preliminary survey
Pendataan teknis: lokasi rencana jembatan/bangunan pelengkap lainnya, pola aliran, lokasi quarry, keadaan visual tanah dasar dan lokasinya, lokasi rawan longsor, dokumentasi
Pendataan umum: pekerja lokal, logistik, komunikasi, akomodasi
Data pelengkap: hasil survei topografi, lalu lintas, hidrologi, geoteknik
Evaluasi trase yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor teknis, sosio-ekonomi, lingkungan. → trase terpilih
Tahap ini digunakan sebagai persiapan perencanaan jalan (alinyemen horisontal dan vertikal) dan perhitungan volume pekerjaan konstruksi.
Survey yang mendukung penentuan lokasi jalan (2)
Tahapan penentuan trase jalan
Tahap 4: location survey
Pada tahap ini, hasil alinyemen rencana di atas peta akan dipatok ke lapangan
Lakukan observasi untuk memverifikasi adanya perbedaan antara desain dengan kondisi lapangan. → perencanaan alinemen
Tahap 5: construction survey
Pengukuran-pengukuran untuk membantu pelaksanaan konstruksi