• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN TEKNIS

Dalam dokumen Prinsip Dasar Penentuan Trase Jalan slide (Halaman 31-43)

• Penggunaan data sekunder : peta

(topografi, foto udara, geologi, sosbud,

hidrologi, lingkungan, tata ruang)

• data teknis (lalu lintas, hidrologi, drainase, geologi, geoteknik)

• data lain (tata ruang, jaringan jalan, sosbud, ekonomi, lingkungan)

Menyajikan alt. rute

• Penggunaan data primer dan

sekunder

• Peninjauan lapangan

• Kajian teknis,

finansial, sosial dan lingkungan

Menghasilkan alt.

rute yang paling layak(2-4 alt)

• Survei pendahuluan

Menetapkan trase jalan terpilih

• Membuat desain pendahuluan

• Melakukan survei detail

Membuat perencanaan alinemen

• Membuat

perencanaan teknis rinci

• Menghasilkan

perencanaan teknis akhir

• Kebijakan pemerintah

Menetapkan koridor perencanaan

Menetapkan koridor rute

Penetapan koridor perencanaan

Penetapan koridor rute

Penetapan alternatif trase

Alternatif trase yang layak

Alternatif trase yang terpilih

Perencanaan alinemen

Tahapan penentuan trase jalan

Tahapan penentuan trase jalan

Menggunakan peta kontur dibantu peta-peta lainnya

Memperhatikan kebijakan pemerintah terkait pengembangan jaringan jalan, konsep tata ruang, dll

Menggunakan peta kontur berskala kecil, 1 : 100.000.

Menjadi acuan untuk tahapan lanjutan yang lebih detail.

Penetapan koridor rencana

Tahapan penentuan trase jalan

Penetapan koridor rute

Tahapan penentuan trase jalan

Pencermatan lebih mendalam pada koridor perencanaan (+

200 m ke kiri, 200 m ke kanan.

Diperlukan peta skala yang lebih besar, peta tematik, rencana tata ruang, rencana penggunaan wilayah

Pertimbangan: tata ruang, daerah sensitif dan hasil konsultasi dengan masyarakat.

Koridor rencana dipersempit dengan menandai dan

menghilangkan lokasi-lokasi yang secara logis tidak mungkin dibangun dengan alasan ekonomis, teknis, lingkungan maupun sosial. Sebaiknya didekatkan dengan rute eksisting pada kota, desa atau pusat kegiatan lainnya.

Usahakan alternatif trase tidak melintasi lokasi-lokasi yang

“ditandai” sebelumnya

Penetapan alternatif trase (1/2)

Tahapan penentuan trase jalan

Bagian dari pra studi kelayakan

Pendalaman, dengan data dan dokumen direkomendasikan sbb:

Peta topografi, geologi, hidrologi, jaringan jalan, tata guna lahan, lingkungan, sosial, bencana, atau peta lainnya atau hasil foto udara (peta topografi min 1:25.000, peta geologi 1:100.000)

Data lalu lintas, rencana pengembangan jaringan jalan, geoteknik dan pengujian tanah → aspek lalu lintas dan fisik jalan

Data hidrologi dan drainase (curah hujan, tinggi muka air tanah, lokasi banjir, sumber air → aspek hidrologi dan drainase

Data sosial (kependudukan, kepemilikan lahan, kesejahteraan masy, mata pencaharian, aktivitas sosial, daerah sensitif, dll)

Data ekonomi (harga satuan bahan, alat dan upah, lokasi kegiatan pertanian, perdagangan, industri, dll)

Data lingkungan (lokasi hutan lindung, lokasi situs sejarah, keberadaan flora dan fauna yang dilindungi

Hasil konsultasi dengan masyarakat

Penetapan alternatif trase (2/2)

Tahapan penentuan trase jalan

Beberapa kajian yang diperlukan untuk mendukung penetapan alt trase:

Kajian lalu lintas : prediksi volume lalu lintas rencana (akhir umur rencana)

→ untuk penetapan penampang jalan dan desain perkerasan

Kajian geologi dan geoteknik: perkiraan daya dukung tanah → untuk desain tebal perkerasan dan pondasi jembatan

Kajian hidrologi dan drainase : perkiraan pola curah hujan, potensi

banjir/genangan, lokasi sungai dan drainase alam → untuk penetapan sistem drainase yang dibutuhkan

Kajian lingkungan → dampak dan mitigasi terhadap kerusakan/gangguan lingkungan

Kajian sosial : perub mata pencaharian dan pola interaksi sosial, pelestarian cagar budaya dan sejarah, pengaruh pada pendidikan, kesehatan dan keamanan, pembebasan lahan → dampak dan mitigasi terhadap aspek sosial budaya

Kajian keselamatan jalan

Kajian ekonomi : harga satuan pekerjaan, manfaat ekonomi bagi masy → penentuan biaya dan manfaat proyek

Alternatif trase yang layak

Tahapan penentuan trase jalan

Peninjauan lapangan unuk memastikan kesesuaian data pada peta atau informasi lainnya dengan kondisi di lapangan

Survei dilakukan pada koridor trase : identifikasi trase, peninjauan kelandaian, pencatatan data khusus, dokumentasi dan pelaporan

Data khusus :

Pada sungai : dicari titik yang layak untuk lokasi jembatan

Berdasarkan bekas aliran akhir : mungkin diperlukan gorong-gorong

Lokasi buangan air : hindari agar trase tidak tergenang

Lokasi rawa : daya dukung tanahnya biasanya rendah

Ketinggian muka banjir : jembatan dan sistem drainase

Batu besar, mungkin mengganggu konstrujsi

Lokasi keramat

Lokasi quarry (muber material)

Rencana persilangan dengan jalan atau rel, persilangan dengan utilitas (pipa air, kabel, saluran irigasi

Jenis tanah dan kondisi geologi

Alternatif trase yang terpilih

Tahapan penentuan trase jalan

Pemilihan alt trase bisa menggunakan pendekatan AMK (Analisis Multi Kriteria) dengan metode AHP (Analytical hierarki process)

Bisa juga dengan met lain.

Perencanaan alinemen

Tahapan penentuan trase jalan

Sebelumnya dilakukan survei detail, dengan koridor + 50 m masing-masing ke kanan kiri as jalan

Buat draf al horizontal dan draf al vertikal

Jika acc, lanjutkan ke desain geometric dan perkerasan yg mendetil

Lalukan audit keselamatan jalan (tahap perencanaan)

Survey yang mendukung penentuan lokasi jalan

Tahap 1: awal

Penentuan titik awal dan titik akhir rencana jalan pada peta kontur.

Periksa daerah di antara titik-titik tersebut → koridor perencanaan, koridor rute

Tahap 2: reconnaissance survey

Pengumpulan data lapangan berdasarkan pengamatan visual, pengukuran, dan masukan dari narasumber.

Pemilihan rute yang menghubungkan dua titik tetap, berupa koridor

alt rute

Tentukan beberapa alternatif trase jalan berikut koridornya (yang memenuhi syarat) → hasil desain aman, nyaman, ekonomis → alt rute yang layak (beberapa alt)

Bandingkan masing-masing alternatif trase dan koridornya untuk mencari alternatif yang paling baik, dengan metode SWOT, AHP, dll.

Tahapan penentuan trase jalan

Tahap 3: preliminary survey

Pendataan teknis: lokasi rencana jembatan/bangunan pelengkap lainnya, pola aliran, lokasi quarry, keadaan visual tanah dasar dan lokasinya, lokasi rawan longsor, dokumentasi

Pendataan umum: pekerja lokal, logistik, komunikasi, akomodasi

Data pelengkap: hasil survei topografi, lalu lintas, hidrologi, geoteknik

Evaluasi trase yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor teknis, sosio-ekonomi, lingkungan. → trase terpilih

Tahap ini digunakan sebagai persiapan perencanaan jalan (alinyemen horisontal dan vertikal) dan perhitungan volume pekerjaan konstruksi.

Survey yang mendukung penentuan lokasi jalan (2)

Tahapan penentuan trase jalan

Tahap 4: location survey

Pada tahap ini, hasil alinyemen rencana di atas peta akan dipatok ke lapangan

Lakukan observasi untuk memverifikasi adanya perbedaan antara desain dengan kondisi lapangan. → perencanaan alinemen

Tahap 5: construction survey

Pengukuran-pengukuran untuk membantu pelaksanaan konstruksi

Survey yang mendukung penentuan lokasi jalan (3)

Tahapan penentuan trase jalan

Dalam dokumen Prinsip Dasar Penentuan Trase Jalan slide (Halaman 31-43)

Dokumen terkait