• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut J.F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakanbarang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.20

Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan harga atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan.

Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan.

Kebutuhan akan memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam memperolehnya. Sementara motivasi yang memberi tenaga atau dorongan untuk menggerakkan seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang dimunculkan oleh konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi dari dalam diri konsumen tersebut.21

Perilaku yang dapat diamati oleh pemasar adalah seperangkat dari keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya.

Keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya. Minat berbelanja

20 Kurniati, “Teori Perilaku Konsumen Perspektif Ekonomi Islam,” JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) (2016).

21 Adiato. Danung Putra, “Manajemen ... Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam. Pemasaran.,” Ghalia Indonesia, Jakarta (2007).

16

termasuk suatu perilaku konsumen. Kosumen akan merespon suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga yang rendah akan menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung meningkatkan minat yang tinggi. Promosi yang intens akan membangkitkan keinginan konsumen untuk tertarik membeli suatu produk. Dan tempat yang strategis akan membuat konsemen ingin berbelanja di tempat tersebut.22

2. Etika perilaku Konsumen dalam Islam

Dalam agama Islam, anugerah Allah SWT merupakan milik semua manusia. Dan ketika sebagian diantara anugerah itu berada di antara orang-orang tertentu itu bukan berarti orang tersebut dapat memanfaatkan anugerah yang Allah SWT berikan untuk mereka sendiri dengan sesuka hatinya.

Setiap orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan cara mematuhi perintah Allah SWT dan memuaskan diri sendiri dengan barang-barang dan anugerah yang diciptakan Allah SWT untuk umat manusia demi kemaslahatan umat.

Konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan tidak diperbolehkan dalam Islam dan disebut dengan ișraf atau tabzir.23 Ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi yang mengunakan harta secara wajar dan berimbang.

Etika Islam dalam prilaku konsumen sebagai berikut:

a. Tauhid

Di dalam agama Islam kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam hukum Islam. Oleh karena itu seorang muslim harus senantiasa mencari kenikmatan

22 Ibid.

23 Kurniati, “Teori Perilaku Konsumen Perspektif Ekonomi Islam.”

dengan menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.24 (Q.S Az-Zariyat:56)















“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

b. Amanah (Responsibility/Pertanggungjawaban)

Manusia merupakan khaliyyfah di bumi sebagai pengemban amanah dari Allah SWT. Manusia diberikan kekuasaan untuk melaksanakan tugasnya sebagai khaliyyfah dan untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak- banyaknya atas ciptaan Allah SWT. Dalam hal ini melakukan konsumsi, manusia dapat berkehendak bebas tetapi akan mempertanggung jawabkan atas kehendak bebas tersebut.

c. Halal

Halal merupakan salah satu batasan bagi manusiauntuk memaksimalkan kegunaan. Kehalalan suatu barang konsumsi merupakan antisipasi adanya keburukan yang ditimbulkan barang tersebut. (Q.S Al- Baqarah:168)



































“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti

24 Yulita Amalia and Fauziah, “PERILAKU KONSUMEN MILLENNIAL MUSLIM PADA RESTO BERSERTIFIKAT HALAL DI INDONESIA:

IMPLEMENTASI TEORI PERILAKU TERENCANA AJZEN.”

18

langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

d. Sederhana

Sederhana adalah jalan tengah dalam berkonsumsi.

Ajaran Al-Qur‟an menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros dan kikir. (Q.S Al-Furqan:67)

























“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

3. Indikator Perilaku Konsumen

(Sunyoto, 2018) Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:

a. Konsumen Individual

Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen, kebutuhan persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.

b. Lingkungan yang memengaruhi konsumen

Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin

seseorang membeli suatu merek produk karena meniru orang lain.

c. Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran

Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu- satunya variabel dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini pemasar berusaha memengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli stimuli pemasaran seperti iklan dan jenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produksinya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen.

B. Mobile Banking

1. Pengertian Mobile Banking

Mobile Banking (m-banking) adalah transaksi keuangan yang dilakukan menggunakan perangkat mobile dimana pada umumnya berupa ponsel atau smartphone yang sumber dananya berasal dari tabungan para nasabah di bank.25 Pengertian lain dari M-banking adalah suatu layanan perbankan yang diberikan oleh pihak bank untuk mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan.26 Sehingga dapat dipahami bahwa M-banking ini merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabahnya untuk mempermudah dalam bertransaksi yang berupa aplikasi dalam ponsel atau smartphone.

25 Ayu Nursari, i wayan Suparta, and Moelgini Yoke, “Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang Diminta Masyarakat (M1) Dan Perekonomian,” JEP (2019).

26 Syamsul Hadi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Layanan Mobile Banking, jurnal pendidikan, Universitas Islam Indonesia, Maret 2014, hlm. 55

20

Keefektifan dan keefisienan dalam penggunaan m-banking tidak akan berjalan jika tanpa didukung oleh smartphone dan internet. Setiap orang yang memiliki smartphone dapat memanfaatkannya untuk menggunakan fasilitas m-banking ini untuk bertransaksi sehingga transaksi akan lebih mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja. Adanya layanan kemudahan yang diberikan bank tersebut diharapkan memberikan kepuasan bagi nasabah mengenai berbagai layanan jasa yang diberikan.

Hampir semua bank di Indonesia telah menyediakan fasilitas mbanking. Jika Dilihat dari segi teknologi, m- banking dibedakan menjadi empat tipe jasa layanan, yaitu:27

a. Tipe pertama, yaitu dengan menggunakan IVR (interactive voice response) atau disebut phone- banking, karena nasabah harus menelpon untuk kemudian dipandu oleh pesan elektronik di dalam memilih menu-menu transaksi lewat telepon.

b. Tipe Kedua, yaitu dengan menggunakan SMS (Short Message Service) layanan berbasis SMS dipadukan dengan SIMtolkit dan sim card masing-masing operator sehingga akses layanan bisa melalui menu, tidak perlu mengetik perintah melalui SMS.

c. Tipe ketiga, yaitu dengan menggunakan WAP (Wireless Access Protocol), layanan ini merupakan layanan m-banking yang mereplika atau meniru i- banking kedalam sebuah ponsel yang didukung oleh teknologi WAP. Layanan yang disediakan mirip dengan i-banking, hanya saja tampilannya lebih sederhana sehingga dapat ditampilkan pada layar handphone.

27 Aditya Wardhana, Pengaruh Kualitas Layanan Mobile Banking (M- Banking) terhadap Kepuasan Nasabah di Indonesia, Jurnal Manajemen Vol. 10 No.

2, September 2015, hlm. 275

d. Tipe terakhir, yaitu dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, misalnya dengan menggunakan aplikasi berbasis Java, yaitu aplikasi yang mampu menghubungkan handphone berteknologi Java dengan pihak bank melalui layanan data.

2. Keunggulan dan Kelemahan Mobile Banking

Banyak nasabah yang memilih menggunakan m-banking karena mempermudah dalam transaksi, seperti kegiatan transfer uang karena nasabah hanya perlu menggunakan aplikasi pada smartphone. Berbed dengan sebelum ada layanan elektronik ini, nasabah harus datang ke bank dan mengisi form pengiriman uang, juga harus mengantri.

Dibandingkan dengan itu, mengunakan Mobile Banking lebih praktis.

Keunggulan Mobile Banking

Berikut merupakan beberapa keunggulan dalam menggunakan Mobile Banking, yaitu:

a) Layanan 24 jam.

b) Bisa menyimpan data transfer.

c) Mudah digunakan.

d) Dapat mempunyai info produk terbaru bank terkait.

e) Transaksi lebih aman.28

Menurut Suryo, kelebihan m-banking menggunakan jaringan pengaman ganda atau berlapis, yaitu dari operator yang menyediakan jaringan seluler dan jaringan perbankan itu sendiri, sehingga tidak perlu dikhawatirkan penggunaannya.29

28 Nurdin et al., “Pengaruh Pelayanan Mobile Banking Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Pada Mahasiswa Perbankan Syariah IAIN Palu).”

29 Syasul Hadi, hlm. 56

22

a. Kelemahan Mobile Banking

Kelemahan dari m-banking adalah ketergantungan terhadap ketersediaan jaringan seluler operator yang bersangkutan. Jika terjadi blankspot atau ketidaktersediaan jaringan, maka layanan m-banking tidak bisa dilakukan.

Hal tersebut sebenarnya bukanlah tanggung jawab bank melainkan tanggung jawab penyedia operator seluler dan internet provider yang digunakan oleh nasabah untuk mengakses layanan m-banking.

b. Kelemahan lainnya yang lebih sering terjadi adalah ketergantungan terhadap ketersediaan jaringan seluleroperator yang bersangkutan. Jika terjadi blankspot atau ketidaktersediaan jaringan, maka layanan m-banking tidak bisa dilakukan. Hal tersebut sebenarnya bukanlah tanggung jawab bank melainkan tenggung jawab penyedia operatorseluler dan internet provider yang digunakan oleh nasabah untuk mengkses layanan m-banking.

c. Kemudahan Penggunaan Mobile Banking

Menurut Jogiyanto dalam Risma, kemudahan penggunaan (easy of use) diartikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa suatu teknologi dapat digunakan untuk memudahkan pengguna dan bebas dari suatu upaya.30 Selain itu menurut Davis dalam Silvia, pengertian kemudahan penggunaan adalah sebuah keyakinan seseorang bahwa menggunaan teknologi informasi merupakan hal mudah dimana pemakai tidak memerlukan usaha keras dalam menggunakannya.31

Persepsi kemudahan memberikan indikasi bahwa suatu sistem dirancang bukan untuk menyulitkan pemakainya, tetapi justru mempermudah seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Artinya, seseorang yang

30 Mislah Hayati Nasution and Sutisna Sutisna, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP INTERNET BANKING,”

NISBAH: JURNAL PERBANKAN SYARIAH (2015).

31 Ibid.

menggunakan sistem bekerja lebih mudah dibandingkan dengan yang tidak menggunakan sistem, maka sistem disini membantu memudahkan pekerjaan pemakainya.32 Dari pemaparan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemudahan adalah seseorang percaya menggunakan suatu sistem dapat memudahkan pekerjaannya.

3. Indikator Mobile Banking

Menurut Davis dalam Rithmaya membagi indikator kemudahan penggunaan kedalam lima indikator, yang jika ditarik korelasinya dengan Mobile Banking adalah sebagai berikut:33

1. Mudah dipelajari.

2. Fleksibel.

3. Dapat mengontrol pekerjaan.

4. Mudah digunakan.

5. Terjamin keamanannya.

Pendapat lain yaitu Rigopoulos, Askounis, dan Yahyapour menyebutkan bahwa kemudahan penggunaan dapat diukur melalui tiga (3) indikator, yaitu:34

1. Jelas

Pengguna tidak mengalami kebingungan dalam menggunakan layanan Mobile Banking karena tampilan yang jelas.

32 Hadi, Novi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Layanan Mobile Banking. Jurnal Ekonomi dan Bisnis OPTIMUM. 5(1): 55-67, 2015

33 Citra Laksmi Rithmaya, Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kemanfaatan, Sikap, Risiko dan Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank BCA dalam Menggunakan Internet Banking, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 16, No.1 160-177, hlm. 164

34 Citra Laksmi Rithmaya, Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kemanfaatan, Sikap, Risiko dan Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank BCA dalam Menggunakan Internet Banking, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 16, No.1 16

24

2. Mudah dimengerti

Pengguna dapat dengan mudah mempelajari layanan Mobile Banking dan tidak melakukan kesalahan- kesalahan pada saat menggunakannya.

3. Mudah dikuasai

Pengguna dapat dengan cepat menguasai penggunaan Mobile Banking dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan bantuan orang lain.

Dari dua pendapat tentang indikator yang dapat mengukur kemudahan penggunaan diatas peneliti mengambil pendapat menurut Davis, karena keempat indikator yang dikemukakan oleh Davis merepresentasikan apa yang dapat diukur dalam kemudahan penggunaan suatu teknologi. Bahwa seseorang menggunakan suatu teknologi tidak hanya karena kemudahan kemudahannya saja seperti mudah dipelajari/dimengerti dan mudah digunakan namun bagaimana teknologi tersebut dapat membantu aktifitas/pekerjaan penggunanya dan fleksibel atau menyesuaikan penggunanya dalam menggunakan teknologi.35

Dokumen terkait