• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Merokok

Dalam dokumen Rizky Saputra - 14030120P.pdf (Halaman 65-71)

BAB V. PEMBAHASAN

5.2. Perilaku Merokok

5.2.1.Hubungan Iklan Luar Ruang Dengan Pengetahuan Merokok Responden

Pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan seseorang individu agar ia berbuat sesuatu, adapun salah satu unsurnya adalah keyakinan dan kebenaran dari apa yang akan dilakukannya. Menurut Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan informasi.

Hal berbeda yang didapatkan peneliti ketika melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari sumber informasi yang telah disosialisasikan baik dari guru, orang tua, teman maupun iklan luar ruang yang ada. Oleh karena itu, iklan luar ruang harus menjadi suatu hal yang harus diperhatikan karena iklan luar ruang sekarang sudah menjadi salah satu tempat sosialisasi yang efektif diantara media lainnya.

Dari hasil penelitian ini yang berada pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 89,4% berpengetahuan baik, 10.6% berpengetahuan cukup.

Hal ini dapat terjadi karena sosialisasi iklan yang saat ini sangat gencar dalam melakukan sosialisasi mengenai produk mereka dan salah satunya

adalah rokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), dan kemudian organisme tersebut merespon, dimana dalam hal ini media luar ruang menjadi sumber pemberi stimulus (rangsangan dari luar) yang dapat mempengaruhi respons reaksi seseorang terhadap dirinya.

Menurut Addini (2011) bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, faktor pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Sagala (2010), segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau aktivitas otak termasuk ke dalam dimensi kognitif. Tujuan belajar pada dimensi kognitif lebih mengarah pada perilaku dalam aspek berfikir atau kemampuan intelektual sehingga proses belajar yang didapatkan oleh setiap orang ketika melihat, mendengar adalah sebuah dimensi kognitif.

Hal sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Berdasarkan hasil penelitian ini, iklan luar ruang mempunyai hubungan dengan perilaku merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun, dimana pada tabel 4.1 jumlah responden yang berpendapat bahwa iklan luar ruang

merupakan bagian baik ada sebanyak 47 responden ( 71,2% ) dan yang mengatakan bagian buruk ada sebanyak 19 responden ( 28,8% ).

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.5 yang menunjukkan bahwa sebanyak (89,4%) berpengetahuan baik dan sebanyak (10,6%) berpengetahuan cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel iklan luar ruang memiliki hubungan yang signifikan dimana p = 0,002 (p<0,05) terhadap pengetahuan merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun. Hasil penelitian ini dapat disebabkan variabel iklan luar ruang menjadikan responden memiliki pengetahuan tentang merokok.

Menurut Azwar (2009) semakin tinggi pernyataan yang di dapat siswa tentang iklan luar ruang maka akan berdampak kepada pengetahuan siswa. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan seseorang dapat didukung oleh stimulus yang diperolehnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Risky (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Iklan luar ruang Dengan Sikap dan pengetahuan Merokok Pada Remaja di SMA negeri 4 Semarang. Dimana hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pernyataan siswa mengenai iklan luar ruang baik (76,2%), dan memiliki pengetahuan yang baik (81,4%)

5.2.2.Hubungan Iklan Luar Ruang Dengan Sikap Merokok Reponden

Menurut Notoadmodo (2003) yang menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial

Rokok sebagai salah satu produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat tentunya ingin memberikan citra yang baik kepada masyarakat agar produk yang mereka pasarkan dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat sehingga iklan rokok terkadang terkesan memberikan informasi dan mencoba mempengaruhi konsumennya dengan motto dan slogan yang umumnya terkenal di masyarakat. Hal ini sesuai menurut Terence (2003) yang menyatakan iklan memiliki fungsi memberikan informasi, mempersusasi, mengingatkan dan memberi nilai tambah. Pada dasarnya merokok merupakan suatu tindakan yang dapat membahayakan kesehatan, akan tetapi menurut beberapa orang yang merokok bahwa merokok memiliki pengaruh yang positif sehingga mereka tetap melakukan perilaku tersebut dan ditambah dengan sosialisasi yang diberikan olehpihak produsen rokok yang terus berusaha mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi produknya melalui iklan yang dilakukan sehingga banyak yang terpengaruh terhadap iklan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini, iklan luar ruang mempunyai hubungan dengan Sikap merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun, dimana jumlah responden yang berpendapat bahwa iklan luar ruang merupakan bagian baik ada sebanyak 47 responden ( 71,2% ) dan yang mengatakan bagian buruk ada sebanyak 19 responden ( 28,8% ).

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa sebanyak (63,6%) bersikap positif dan sebanyak (36,4%) bersikap negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel iklan luar ruang memiliki hubungan yang signifikan dimana p = 0,001 (p<0,05) terhadap sikap merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun.

Hasil penelitian ini dapat disebabkan variabel iklan luar ruang menjadikan responden memiliki sikap tentang merokok.

Menurut Azwar (2009) semakin tinggi pernyataan yang di dapat siswa tentang iklan luar ruang maka akan berdampak kepada sikap siswa.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) bahwa sikap seseorang dapat didukung oleh stimulus yang diperolehnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Risky (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Iklan rokok Dengan Sikap dan pengetahuan Merokok Pada Remaja di SMA negeri 4 semarang. Dimana hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pernyataan siswa mengenai iklan luar ruang baik (74,6%), dan memiliki sikap yang positif sebesar (77,5%)

5.2.3.Hubungan Iklan Luar Ruang Dengan Tindakan Merokok Reponden Sebuah tindakan merupakan suatu bentuk perilaku yang yang sudah konkrit berupa perbuatan terahadap situasi dan rangsangan dari luar yang dapat dibedakan menjadi bentuk persepsi, respon terpimpin, mekanisme dan adopsi. Suatu tindakan perlu diamati dan dilakukan penelitian yang

dikarenakan sebuah sikap dan pengetahuan yang sudah baik belum tentu terwujud menjadi suatu tindakan yang baik. Hal ini sesuai menurut Notoadmodjo (2007) yang menyatakan bahwa suatu sikap belum terwujud dalam bentuk tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, iklan luar ruang mempunyai hubungan dengan tindakan merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun, dimana jumlah responden yang berpendapat bahwa iklan luar ruang merupakan bagian baik ada sebanyak 47 responden ( 71,2% ) dan yang mengatakan bagian buruk ada sebanyak 19 responden ( 28,8% ).

Iklan luar ruang merupakan salah satu iklan yang saat ini digunakan produsen rokok untuk mempromosikan produk mereka dan iklan luar ruang menjadi salah satu hal yang dapat memengaruhi tindakan kelompok sasaran dan dengan iklan luar ruang tertentu dapat menjadi suatu komunikasi massa yang dapat menyampaikan pesan lebih efektif dikarenakan perbedaan lokasi,ukuran dan kegunaan sehingga iklan luar ruang ini memiliki arti yang penting dalam memengaruhi penyampaian pesan yang juga dapat memengaruhi tindakan responden

Hal ini sesuai menurut teori S-O-R dalam Notoadmodjo (2007) yang menyatakan bahwa responden setelah mendapatkan stimulus akan mengalami proses perubahan perilaku yaitu stimulus dapat diterima atau ditolak, stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) dan organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa sebanyak (56,1%) merokok dan sebanyak (43,9%) menyatakan tidak merokok. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel iklan luar ruang memiliki hubungan yang signifikan dimana p = 0,001 (p<0,05) terhadap tindakan merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun.

Hasil penelitian ini dapat disebabkan variabel iklan luar ruang menjadikan responden memiliki tindakan merokok. Hal ini sesuai dengan teori S-O-R dalam Notoadmodjo (2007) yang menunjukkan bahwa setelah organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya, sehingga wajar jika variabel iklan luar ruang memiliki hubungan yang signifikan terhadap tindakan merokok siswa SMA Negeri 1 Barumun.

Dalam dokumen Rizky Saputra - 14030120P.pdf (Halaman 65-71)

Dokumen terkait