BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum terhadap Penumpang ojek Online Maxim .39
(tech-based business platforms59) yang berfungsi untuk mempertemukan masyarakat yang berupa yang berupa “Pembeli” dan “Penjual” secara cepat dan praktis.60 Dengan kata lain, transaksi antara penyedia layanan ojek sebagai penjual dan konsumen MAXIM sebagai pembeli dihubungkan melalui aplikasi MAXIM ini.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 8 September 2022 di PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim cabang Palopo, Bapak Akmal Syam,S.Pd selaku Customer Service menuturkan bahwa PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim merupakan perusahaan pelaku usaha penghubung, dalam artikel Maxim Bukan Perusahaan Transportasi Umum juga dinyatakan bahwa mereka adalah “Perusahaan Teknologi” yang tidak diwajibkan untuk memiliki izin usaha ransportasi yang mereka hubungkan. Dalam hal ini PT Tekonologi Perdana
59 Teknologi Aplikasi (tech-based business platforms) merupakan buah kreativitas para pelaku usaha yang melihat adanya peluang bisnis dalam wilayah abu-abu di antara
“Pembeli” dan “Penjual” jasa. Wilayah itulah yang dikembangkan para pelaku usaha dengan memanfaatkannya untuk berbisnis “hubungan”, dengan menciptakan teknologi aplikasi yang digunakan untuk menghubungkan masyarakat dan pelaku usaha. Akses ke pasar secara mudah dan cepat menjadi nilai jual dari Teknologi Aplikasi.
60 Bimo Prasetio dan Sekar Ayu Primandani, Peran Pemerintah Dalam Mengatur Bisnis Jasa Berbasis Teknologi Aplikasi, diakses di http://strategihukum.net/peran-pemerintah- dalam-mengatur- bisnis-jasa-berbasis-teknologi-aplikasi, pada 5 September 2022.
40 Indonesia Maxim menghubungkan pengendara dan konsumen Maxim untuk dapat melakukan transaksi.”61
Untuk memahami tanggung jawab hukum perusahaan penyedia aplikasi transportasi, harus dipahami bahwa “usaha melalui teknologi aplikasi” bukan merupakan suatu klasifikasi bidang usaha. Hal ini dikarenakan teknologi aplikasi dalam hal ini berfungsi sebagai penghubung atau opsi kegiatan usaha dan bukan bidang usaha secara khusus.
Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan seperti Maxim menyatakan diri sebagai perusahaan teknologi, karena kegiatan usaha mereka adalah menjalankan dan mengembangkan suatu teknologi aplikasi yang kemudian digunakan untuk menghubungkan penyedia usaha dan pengguna jasa. Sebagai perusahaan teknologi PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim tidak perlu mengurus izin usaha di bidang transportasi karena bukan merupakan perusahaan transportasi.
Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Ade Hermawan,S.S.,M.Hum selaku Legal Staff dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim cabang Kota Palopo, mengatakan bahwa “Terdapat perbedaan bentuk pertanggung jawaban hukum antara perusahaan penyedia aplikasi transportasi dengan perusahaan penyedia transportasi umum.”62
Dilihat dari penyataan diatas, beliau menambahkan bahwa “Dari perbandingan tersebut ditunjukkan bahwa persyaratan dan tanggung jawab hukum yang harus dipenuhi oleh perusahaan penyedia aplikasi
61 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
62 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
41 transportasi berbeda dengan tanggung jawab perusahaan penyedia transportasi umum.”63
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan tanggung jawab hukum perusahaan penyedia aplikasi transportasi yang terbatas seperti yang telah diuraikan di atas, penulis menganalisis bahwa perlu adanya partisipasi dari pemerintah untuk memastikan bahwa masyarakat pengguna aplikasi tersebut tidak dirugikan dan tetap mendapatkan perlindungan hukum.
Ade Hermawan,S.S.,S.Hum yang merupakan Staff legal dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim juga menuturkan “Meskipun penyedia aplikasi transportasi tersebut memiliki tanggung jawab hukum yang terbatas terhadap jasa transportasi yang dijalankan, untuk tetap menjaga citra perusahaan dan agar tetap dapat bersaing dengan penyedia aplikasi transportasi serupa maka upaya bentuk pertanggungjawaban tersebut harus diupayakan semaksimal mungkin, mengingat jika terjadi suatu hal yang merugikan konsumen”. Hal ini juga dibenarkan Ridwan Harianto,S.P selaku costumer service, “Perusahaan penyedia aplikasi transportasi harus mengupayakan bentuk pertanggunjawaban semaksimal mungkin agar tidak mendapatkan reputasi buruk.”64
Berdasarkan hasil wawancara, Irma Rizky,S.E sebagai Admin PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim cabang Kota Palopo mengatakan bahwa, “Pada dasarnya PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim juga
63 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
64 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
42 menerapkan komunikasi secara digital kepada pengendaranya dengan membuat laman khusus untuk pengendara MAXIM yang memuat informasi- informasi penting terkait cara kerja MAXIM, termasuk sanksi- sanksi bagi pengendara.”65 Pernyataan yang sama, disampaikan oleh Herlina Wati,S.Pd., selaku admin bahwa aturan kerja dan sanksi – sanksi bagi pengendara telah diatur dalam Aturan kerja Maxim yang dapat dilihat pada Aplikasi Maxim itu sendiri.
PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim juga memberikan pelatihan pengoperasian aplikasi dan berkendara yang aman (safety riding). Adanya laman dan pelatihan tersebut ialah sebagai upaya tindakan preventif (pencegahan) yang dilakukan oleh PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim untuk mencegah adanya kerugian-kerugian yang dapat diderita oleh konsumen maupun pengendara itu sendiri.
Meskipun tindakan preventif (pencegahan) sudah dilakukan, tidak dapat dipungkiri bahwa masih dapat terjadi adanya tindakan tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh pengendara.
Bapak Ade Hermawan, S.S.,M.Hum, menuturkan bahwa “Sebagai bentuk pertanggung jawaban PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim, selain memberikan ganti rugi kepada konsumen yang dirugikan, PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim juga memberikan sanksi kepada oknum pengendara. Terdapat 2 (dua) macam kategori sanksi :66
65 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
66 Aturan Kerja Maxim.Aplikasi Maxim.Diakses pada tanggal 9 September 2022
43 a) Auto Suspend: Rekan pengendara akan mendapatkan sanksi dari pelanggaran yang dilakukan berdasarkan deteksi kecurangan dari sistem MAXIM.
b) Manual Suspend: Rekan pengendara akan mendapatkan sanksi dari pelanggaran yang dilakukan berdasarkan laporan dari pelanggan ataupun pihak lain terhadap layanan yang diberikan.”67
Kemudian Ade Hermawan menambahkan bahwa “Bagi pengendara yang melakukan pelanggaran yang sama berkali- kali, maka sanksi yang diberikan akan berlaku kelipatan. Sebagai contoh: Apabila pengendara terlambat menjemput pelanggan sekali, maka sanksi yang didapat adalah peringatan verbal. Kemudian jika pengendara kembali mengulangi perbuatannya (melakukan pelanggaran yang sama) maka sanksi yang diberikan akan menjadi peringatan verbal dan peringatan 1, begitu seterusnya.”68
Tabel 4.1 Data Peristiwa Pengaduan Konsumen Juni – September 2022
Bulan Frekuensi Presentase
Juni 0 0%
Juli 0 0%
Agustus 0 0%
September 4 4%
Sumber data : Maxim kota Palopo
67 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
68 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
44 Dari data tersebut diatas, terlihat bahwa bulan Juni terdapat 0 pengaduan konsumen, diikuti dengan Juli hingga Agustus, Namun pada bulan September terdapat 4 orang yang melakukan pengaduan konsumen dengan tingkat presentase 4%.69
Tabel 4.2 Data Suspend Driver Periode Juni - September 2022 Keterangan Frekuensi Presentase
Auto Suspend 4 4%
Manual Suspend 0 0%
Sumber data : Maxim kota Palopo
Berdasarkan data yang diambil dari PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim kota Palopo ,Sebanyak 4% pada bulan September 2022 MAXIM Palopo memberlakukan auto suspend kepada sejumlah driver, hal ini disebabkan karena pengendara melakukan perjalanan fiktif, dan ada juga sedikit adu argument dengan beberapa konsumen sehingga MAXIM memberlakukan auto suspend. Namun terkait dengan Manual Suspend, MAXIM kota Palopo mengatakan bahwa belum ada yang pernah melakukan pelanggaran – pelanggaran yang merugikan konsumen sampai MAXIM dapat memberlakukan manual suspend ini.70
Hal ini dibenarkan oleh Bapak Agus Riyanto, selaku driver PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim, “ Saya sejauh ini masih mentaati aturan, dan Alhamdulillah saya selalu memperlakukan kostumer saya sebaik mungkin”, begitu pula bapak Kamaruddin, selaku driver PT
69 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
70 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
45 Teknologi Perdana Indonesia Maxim bahwa “Kalau yang saya lihat, disini masih kurang yang menggunakan ojol online, paling anak kuliah atau anak sekolah”. Wahyu selaku driver juga membenarkan hal tersebut,
“Saya paling sering mendapat orderan kalau di dekat area sekolah apalagi pas jam pulang sekolah”.71
Wawancara penulis bersama konsumen pengguna Maxim di Kota Palopo Rega Purwanto menuturkan bahwa, , “Saya pernah menggunakan Maxim dimana plat tersebut berbeda denga apa yang tertera di aplikasi, hal ini menimbulkan kecurigaan saya, setelah itu saat saya dalam perjalanan, driver tersebut tidak menggunakan rute tercepat malah menggunakan rute yang lumayan jauh sehingga saya lama sampai ditujuan.” Hal yang berbeda dituturkan oleh Joshua Matius, yang juga pengguna Maxim kota Palopo “Ya, saya biasa pake maxim lebih murah, dan tidak perlu menunggu lama lagi kalau mau kemana – mana lebih mudah.”, namun hal yang berbeda yang dirasakan oleh Andi Tenri selaku pengguna Maxim ia menuturkan bahwa “Saya buru – buru jadi saya minta tolong kepada drivernya untuk sedikit melajukan kendaraanya tapi dia tetap ingin mengikuti standar yang diterapkan Maxim agar selalu berhati – hati dan tidak ngebut, jadi saya agak menekan dengan nada yang sedikit tinggi , bilang tolong pak cepatki, sampai ditujuan dia marah – marah ke saya, jadi saya lapor ke costumer service dan setelah di proses saya mendapatkan discount perjalanan selama 1 bulan ”. Tenri juga menuturkan bahwa, driver tersebut terkena sanksi auto suspend sementara karena ternyata pengendara tersebut telah 3 kali berkata –
71 Hasil wawancara dengan driver dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
46 kata kasar kepada pelanggan. Hal berbeda terjadi pada Abidzar Muhammad, ia menuturkan bahwa “ Setelah saya pesan, mungkin dia salah jalan, dan saya lama sekali menunggu, dia sudah telfon saya, dan saya juga sudah jelaskan tapi tetap saja dia tidak mengerti jadi dia marah dan suruh saya cancel tapi pas saya pesan ulang saya dapat dia lagi, jadi dia marah marah dichat. Jadi saya lapor ke CS Maxim, dan setelah di proses saya mendapatkan discount perjalanan selama 1 bulan”. Rifkah Mufidah, juga mendapatkan peristiwa yang kurang menyenangkan, dimana ia mendapati drivernya berbeda dengan di aplikasi, terlebih lagi drivernya tersebut meminta uang lebih, Rifkah mengatakan bahwa
“Setelah kejadian itu saya langsung melaporkannya di costumer service setelah di proses oleh costumer service Maxim dan driver tersebut terkena auto suspend dan saya mendapatkan voucher discount perjalanan selama 1 bulan.72
Dari wawancara tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa, masih kurangnya intensitas pengguna Maxim di kota Palopo, hal ini juga dapat menjadi dasar dengan kurangnya intensitas pengguna maka pelanggaran yang terjadi juga kurang. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Adhe selaku Staff Legal PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim kota Palopo yang mengatakan bahwa “Pengaduan yang sampai pada kami, sejauh ini belum ada yang sampai ke pihak Kepolisian hingga kepengadilan. Kami masih bisa menyelesaikannya dengan kekeluargaan”73
72 Hasil wawancara dengan Konsumen dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
73 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
47 Berdasarkan wawancara yang dilakukan di Kota Palopo, bapak Adhe selaku staff legal dari PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim kota Palopo juga dapat melakukan atau memfasilitasi proses atas pelanggaran tersebut (baik dengan atau tanpa laporan pelanggan) apabila diperlukan dengan instansi yang terkait sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (termasuk tapi tidak terbatas berdasarkan ketentuan hukum perdata dan/atau hukum pidana). Dan setelah pengaduan pelanggaran selain akun driver yang di suspend, costumer juga mendapatkan berupa voucher perjalanan.
Pengendara dapat melakukan proses banding apabila merasa tidak melakukan sanksi terkait. Banding dapat dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan setelah terkena suspend. Akun akan diaktifkan kembali apabila pengendara terbukti tidak bersalah. Namun apabila terbukti bersalah, dikenakan putus mitra dan saldo dianggap hangus.74
Tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh pengendara dalam penelitian ini termasuk kedalam kategori “menyelesaikan order dengan waktu atau kecepatan yang tidak wajar” sehingga sanksi yang dapat dikenakan kepada pengendara tersebut ialah suspend (menon- aktifkan) akun pengendara dan apabila terbukti diasosiasikan dengan order fiktif, maka sanksinya berupa putus mitra dan saldo dianggap hangus.
Pihak yang merasa dirugikan akibat adanya wanprestasi bisa menuntut pemenuhan perjanjian, pembatalan perjanjian, atau meminta ganti kerugian pada debitur atau pelaku usaha. Kerugian yang dapat dimintakan penggantian tidak hanya yang berupa biaya-biaya yang
74 Hasil wawancara dengan perwakilan dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
48 sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang sungguh-sungguh menimpa harta benda si berpiutang (schaden), tetapi juga yang berupa kehilangan keuntungan (interessen).75
Pada praktiknya, pesanan atau order tidak mungkin dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat karena membutuhkan waktu beberapa menit untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan menyelesaikan pesanan atau order. Kecuali dalam hal lain apabila pelanggan sendirilah yang meminta untuk menyelesaikan pesanan atau order tersebut karena sudah terlanjur memesan dan ingin membatalkannya.
Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Djamaluddin selaku driver, “ Saya pernah di cancel beberapakali, ada juga lupa cancel jadi saya jalan sendiri ke tempat yang dituju”, hal ini juga di benarkan oleh Bapak Hendra selaku driver “iya kadang, ada anak sekolah yang lupa cancel, jadi pas saya datang itu anak sudah tidak ada kata temannya, tapi ada juga temanku yang pake cara orderan tuyul, dia pake hpnya temanya order ke suatu tempat, baru dia kesanami sendiri terus dia selesaikan, ini untuk mencapai target saja.”76
Dengan diberlakukannya sanksi tersebut, diharapkan para oknum pengendara yang berbuat curang akan merasa jera sehingga kedepannya tidak akan ada kerugian-kerugian yang dialami oleh konsumen karena tindakan yang tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh pengendara.
75 R Subekti.(2003).Pokok – Pokok Hukum Perdata.Jakarta:Internusa,hlm 148
76 Hasil wawancara dengan Driver dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang Palopo, 8 September 2022
49 Analisis penulis, bahwa tindakan terhadap pertanggung jawaban atas perlindungan konsumen yang dilakukan oleh PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim sesuai dengan tanggung jawab pelaku usaha pada pasal 19 Undang – undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dimana pasal terebut menjalaskan bahwa pelaku usaha wajib mengganti rugi kepada konsumen yang dirugikan. Hal ini dibenarkan oleh bapak Adhe selaku staff legal dari PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim kota Palopo karena, pelaku usaha memberi sanksi kepada driver, dan melakukan ganti rugi kepada pihak konsumen atas waktu yang dirugikan.
Pada pasal 4 Undang – undang Perlindungan Konsumen pada huruf G yang menyebutkan bahwa konsumen memiliki hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
Dan pada huruf H juga disebutkan bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima sesuai dengan perjanjian.
Oleh karena itu apabila terdapat wanprestasi yang dilakukan oleh driver sebagai kompensasi kepada konsumen, pelaku usaha memberi discount perjalanan selama beberapa waktu, sebagai implementasi dari pasal 4 Undang – Undang perlindungan Konsumen.
Hemat penulis, adapun bentuk perlindungan hukum konsumen berdasarkan KUHPerdata,
a. Perlindungan Hukum secara preventif
Dasar perlindungan hukum secara preventif ini berada dalam ketentuan penggunan pada aplikasi Maxim. Dalam
50 ketentuan penggunaan pada aplikasi memuat hak dan kewajiban dari dua belah pihak tersebut, sehingga bentuk – bentuk perlindungan hukum terhadap konsumenakan muncul dalam pasal pasal yang menyangkut hal dari konsumen Maxim.
Ketentuan yang mengatur bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu Kata sepakat dari mereka yang mengikat dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu dan suatu sebat yang halal. Penekanan perlindungan hukum secara preventif difektifkan sebagai perlindungan hukum bagi konsumen dlam perjanjian pada aplikasi Maxim. Sehingga pihak dalam aplikasi Maxim tidak semena – mena dalam menjalankan usahanya kepada konsumen.
b. Perlindungan Hukum Represif
Hukum diciptakan sebagai sarana untuk mengatur hak dan kewajiban subyek hukum, baik orang maupun badan hukum untuk dapat menjalankan dengan baik dan mendapatkan haknya secara wajar, hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia, untuk itu huku memang harus dijalankan.
Sanksi pidana bukanlah yang diharapkan konsumen.
Konsumen lebih mengharapkan ganti rugi atas kerugian yang dideritanya. Dalam hal konsumen Layanan Tranportasi dalam Aplikasi Maxim dimungkinkan untuk mengajukan gugatan ganti rugi berdasarakan wannprestasi atau perbuatan melawan hukum.
51 Analisis penulis, jadi dapat disimpulkan bahwa pelanggaran terhadap driver atau pengaduan konsumen yang terjadi PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim di kota Palopo masih sangat minim hal ini dikarenakan Maxim di Kota Palopo juga masih sangat baru beroperasi pada bulan Maret tahun 2022. Adapun bentuk perlindungan hukum bagi pengguna maxim di Kota Palopo dilakukan telah dilakukan dengan cara preventif dan represif.
B. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Konsumen Terkait Ojek Online Maxim Antar Moda Transportasi Darat (Studi Di Kota Palopo)
Hasil wawancara oleh bapak Adhe selaku legal Staff Pt Tekonologi Perdana Indonesia Maxim menuturkan bahwa “Pada dasarnya jika konsumen mengalami kerugian, maka dapat dilakukan penyelesaian ganti rugi secara damai antara pelaku usaha dan konsumen. Akan tetapi, jika upaya perdamaian tersebut gagal, maka konsumen juga berhak untuk melakukan upaya hukum untuk menyelesaikan sengketanya tersebut.”77
Sesuai dengan hasil wawancara diatas,penulis menyimpulkan bahwa konsumen bisa menyelesaikan permasalahannya melalui litigasi maupun non litigasi. Hal ini tercantum pada Pasal 45 Ayat (1) Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen :
“Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.”
77 Hasil wawancara dengan Staff dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang
Palopo, 8 September 2022
52 Selanjutnya dalam Pasal 45 Ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 dijelaskan bahwa:
“Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa”.
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Adhe selaku legal Staff Pt Tekonologi Perdana Indonesia Maxim bahwa kronologi kasus yang terjadi di Kota Palopo masih dapat diselesaikan dengan melalui jalur non litigasi, yaitu negosiasi, dimana dengan cara ini dilakukan secara kekeluargaan tanpa melalui jalur pengadilan dan non litigasi78.
Kesimpulan analisis penulis, bahwa upaya hukum yang diapat dilakukan konsumen terkait ojek online Maxim di kota Palopo juga dapat melalui jalur litigasi, maupun non litigasi sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
1. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan
Merujuk pada Pasal 1 angka 10 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengekata, alternatif penyelesaian sengketa (APS) terdiri dari penyelesaian di luar pengadilan dengan menggunakan metode konsultasi, negosiasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Jenis-jenis APS sebagaimana diatur dalam pasal di atas tersebut dapat dipilih baik oleh para pelaku bisnis maupun masyarakat
78 Hasil wawancara dengan Staff dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang
Palopo, 8 September 2022
53 pada umumnya untuk menyelesaikan persengketaan perdata yang mereka alami.79
a) Alternatif Penyelesaian Sengketa 1) Mediasi
Mediasi adalah penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator. (Pasal 1 Angka 6 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan).
Berdasarkan penelitian di Maxim Kota Palopo, peneliti tidak menemukan penyelesaian masalah melalui proses mediasi. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Adhe selaku legal Staff Pt Tekonologi Perdana Indonesia Maxim yang mengatakan bahwa sejauh ini belum ada kasus yang melakukan proses mediasi, karena semuanya dapat diselesaikan secara kekeluargaan tanpa melalui proses perundingan yang dibantu oleh mediator. Jadi kami tanpa mediator.80
2) Negosiasi
Negosiasi adalah suatu upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melakukan proses pengadilan dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerjasama yang lebih harmonis dan kreatif.81
79 Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa – Arbitrase Nasional dan Internasional, (Jakarta: Sinar Grafiika, 2013), h. 15.
80 Hasil wawancara dengan Staff dari PT Teknologi Perdana Indonesia Maxim Cabang
Palopo, 8 September 2022
81 Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan (Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 44.
54 Berdasarkan penelitian di Maxim Kota Palopo, peneliti menemukan penyelesaian masalah sejauh ini hanya melalui proses Negosiasi. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Adhe selaku legal Staff PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim yang mengatakan bahwa sejauh ini kasus yang ada di PT Tekonologi Perdana Indonesia Maxim sebanyak 4% yang terjadi dalam kurun waktu Juni – September 2022, atau berjumlah 4 kasus dapat diselesaikan melalui jalur negosiasi. Yang pertama yaitu konsumen yang Bernama Rega Purwanto menuturkan bahwa, ,
“Saya pernah menggunakan Maxim dimana plat tersebut berbeda denga apa yang tertera di aplikasi, hal ini menimbulkan kecurigaan saya, setelah itu saat saya dalam perjalanan, driver tersebut tidak menggunakan rute tercepat malah menggunakan rute yang lumayan jauh sehingga saya lama sampai ditujuan.Saya lalu mengadukan nya di Costumer Service, dan melakukan auto suspended ditambah memberikan saya voucher discount perjalanan selama 1 Bulan.”. Adapun kasus ke 2, yang dirasakan oleh Andi Tenri selaku pengguna Maxim ia menuturkan bahwa “Saya buru – buru jadi saya minta tolong kepada drivernya untuk sedikit melajukan kendaraanya tapi dia tetap ingin mengikuti standar yang diterapkan Maxim agar selalu berhati – hati dan tidak ngebut, jadi saya agak menekan dengan nada yang sedikit tinggi , bilang tolong pak