BAB IV HASIL PENELITIAN
4.3. Analisis Simpang
4.3.1. Permodelan Simulasi Simpang Eksisting
Gambar 4.16 Distribusi Kecepatan Kendaraan Berat Kaki Simpang Barat
dengan realita yang ada di lapangan dengan cara mengubah parameter – parameter perilaku pengemudi (driving behaviour) yang diuraikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.10 Perubahan Parameter Nilai Kalibrasi Vissim
Parameter Sebelum Sesudah
Average Standstill Distance 2 0.5
Add. Part of Desired Safety
Distance 2 0.5
Mul. Part of Desired Safety
Distance 3 1
No. of Observed Vehicle 4 2
Lane Change Rule slow lane rule Free lane Desired position at free flow middle of lane Any
Lateral Distance Driving 1 0.5
Lateral Distance Standing 0.2 0.2
Safety Distance Reduction Factor 0.6 0.5
Minimum Headway 0.5 0.5
Sumber: Manual book Vissim
Secara visualisasi, hasil permodelan simulasi Vissim sebelum dan sesudah dikalibrasi terlihat berbeda. Pada kondisi permodelan lalu lintas sebelum dikalibrasi arus kendaraan sangat teratur dan berada pada lajur masing- masing, serta jarak kendaraan pun begitu renggang.
Sedangkan pada kondisi permodelan lalu lintas setelah dikalibrasi arus kendaraan tidak teratur dan jarak kendaaran begitu rapat.
Berdasarkan kondisi tersebut menunjukan bahwa perilaku pengemudi lalu lintas sudah sesuai dengan kondisi lapangan sehingga model diterima. Visualisasi hasil
permodelan simulasi sebelum dan sesudah kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.18.
Gambar 4.17 Kondisi Simulasi Vissim Sebelum Kalibrasi
Gambar 4.18 Kondisi Simulasi Vissim Sesudah Kalibrasi
2) Validasi Vissim
Setelah melakukan proses kalibrasi pada software Vissim sesuai dengan kondisi eksisting dilapangan, Untk mengukur ketepatan model dan parameter- parameter yang sudah dibentuk sebelumnya maka dilakukan proses validasi terhadap model simulasi tersebut. Perhitungan
validasi model Vissim ini menggunakan rumus dasae statistik Geoffrey E. Havers (GEH).
Tabel 4.21 Hasil Uji GEH Vissim
Kaki simpang Arah Volume Lalu Lintas Nilai
GEH Ket.
Observasi Vissim Utara (Jalan
MonumenEmmy Saelan)
Kanan 575 540 1,48 Diterima Kiri 615 600 0,61 Diterima
Timur (Jalan Sultan Alauddin)
Kanan 387 336 2,68 Diterima Lurus 6920 6672 3,01 Diterima Barat (Jalan Sultan
Alauddin)
Kiri 593 528 2,75 Diterima Lurus 5288 5070 3,03 Diterima Sumber: Hasil Simulasi Vissim, 2022
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai dari uji GEH pada simulasi masing-masing kaki simpang simpang menunjukan nilai kurang dari 5,0 yang artinya simulasi pada Vissim dapat diterima dan dinyatakan valid, untuk kemudian simulasi tersebut dapat digunakan dalam membuat simulasi penanganan Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan.
3) Kinerja Simpang Kondisi Eksisting
Pada kondisi eksisting, Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan memiliki nilai arus lalu lintas (Q) mencapai 6098 smp / jam. Untuk mengetahui tingkat pelayanan pada suatu simpang maka perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui kinerja pada suatu simpang. Pada penelitian ini perhitungan dalam menentukan kinerja
simpang dilakukan dengan menggunakan analisis Manual dan analisis menggunakan Vissim. Kinerja simpang tersebut dapat dilihat dari nilai tundaan kendaraan / Veh.
Delay, dan panjang antrian kendaraan / Q. Len. Berikut merupakan hasil perhitungan manual dari kinerja pada simpang tak bersinyal Monumen Emmy Saelan Kota Makassar.
a) Kapasitas
Adapun Langkah – Langkah perhitungan kapasitas bisa dilihat dibawah ini :
- Kapasitas Dasar (Co)
Penentuan Kapasitas dasar simpang tidak bersinyal mengacu pada pedoman MKJI 1997, dimana tipe simpang Monumen Emmy Saelan adalah tipe 324.
Nilai dari kapasitas dasar pada simpang tipe 324 adalah 3200 smp/jam.
- Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw)
Faktor penyesuaian lebar pendekat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang terdapat dalam pedoman MKJI 1997. dengan variabel masukan lebar rata-rata semua pendekat WI dan tipe sirnpang IT. Penentuan faktor penyesuaian lebar pendekat (Fw) masing – masing kaki simpang dapat diketahui berdasarkan rumus berikut :
Wi=(W1+W2+W3+W4)/4
Berdasarkan pedoman MKJI 1997, maka didapatkan rumus Perhitungan faktor penyesuaian lebar pendekat simpang adalah :
Wi = (2,6+7,43+10,76)/3
= 9,09
Fw = 0,61 + 0,0740 Wi
= 0,61 + 0,0740 (9,09)
= 1,07
Jadi, faktor penyesuaian lebar pendekat pada simpang Monumen Emmy Saelan adalah sebesar 1,07 dengan nilai lebar rata –rata pendekat adalah sebesar 9 m.
- Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama (Fm)
Faktor penyesuaian median jalan utama diperoleh dengan menggunakan pedoman MKJI 1997 dengan variabel masukan adalah tipe median jalan utama. Jalan utama pada Simpang Monumen Emmy Saelan memiliki median dengan lebar < 3 meter sehingga Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama (FM) memiliki nilai 1,05.
- Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)
Faktor penyesuaian ukuran kota ditentukan pada pedoman MKJI 1997 dengan variabel masukan adalah ukuran kota. Total populasi penduduk Kota Makassar per tahun 2022 adalah 1.517.814 orang, sehingga Kota Makassar memiliki jenis ukuran kota besar dengan nilai Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs) adalah 1,00.
- Faktor Penyesuaian Arus Belok Kanan (Frt)
Faktor penyesuaian belok kanan ditentukan dengan menggunakan persamaan yang ada pedoman MKJI 1997 dengan variabel masukan rasio belok kanan (PRT).
Penentuan rasio belok kanan menggunakan perhitungan :
PRT = (335+225+0)/ 6098 = 0,06
FRT = 1.09 – (0.922 *PRT)
=1.09 – (0.922* (0,06) = 1,03
Perhitungan penentuan penyesuaian arus belok kanan dari perhitungan di atas sebesar 1,03.
- Faktor Penyesuaian Arus Belok Kiri (Flt)
Faktor penyesuaian belok kiri ditentukan dengan menggunakan persamaan yang berpedoman
pada MKJI 1997 dengan variabel masukan rasio belok kiri (PLT). Penentuan rasio belok kiri menggunakan perhitungan :
PLT = (371+0+348)/ 6098 = 0,08
FLT = 0,84 + 1,61 PLT = 0,84 + 1,61 (0,08) = 0,97
Perhitungan penentuan penyesuaian arus belok kiri dari perhitungan di atas sebesar 0,97.
- Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (Frsu)
Sedangkan menurut hasil survei di lapangan dan melihat tata guna lahan, banyaknya perumahan dan toko sehingga banyak akses keluar masuk pada daerah tersebut maka di asumsikan simpang ini mempunyai kelas hambatan samping tinggi.
Berdasarkan Pedoman MKJI 1997, maka diperoleh FRSU = 0,94.
- Faktor Penyesuaian Arus Jalan Minor (Fmi)
Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan- persamaan yang terdapat pada pedoman MKJI 1997 dengan variabel masukan rasio arus jalan minor (PMI).
Perhitungan PMI didapatkan dengan hasil pembagian
jumlah arus jalan minor dan jumlah arus seluruh kaki simpang.
FMI = 1,11 x PMI2 - 1,11 x PMI + 1,11
= 1,11 x (0,077)2 - 1,19 x (0,077) + 1,11 = 3,24
- Kapasitas
Setelah seluruh faktor penyesuaian diketahui maka, dapat mengetahui kapasitas masing – masing kaki simpang. Berikut hasil perhitungan kapasitas simpang :
Tabel 4.22 Kapasitas Simpang Kondisi Eksisting Kapasitas
Dasar (Co)
Faktor Penyesuaian Kapasitas (F)
Kapasitas Simpang
3200 smp / jam
Lebar Kaki Simpang
Rata-Rata (Fw) 1,07
10901 smp / jam Median Jalan Utama
(Fm) 1,05
Ukuran Kota (Fcs) 1,00 Hambatan Samping
(Frsu) 0,94
Belok Kiri (Flt) 0,97 Belok Kanan (Frt) 1,03 Rasio Minor / Total
(Fmi) 3,24
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Berdasarkan perhitungan manual, maka diketahui bahwa nilai kapasitas (C) Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan pada kondisi eksisting adalah 10901 smp / jam.
b) Derajar Kejenuhan
Derajat kejenuhan dapat diketahui dengan membandingkan jumlah arus total masing – masing kaki simpang pada jam sibuk (Q) dengan kapasitas masing – masing kaki simpang (C).
Derajat Kejenuhan dihitung dengan rumus berikut : DS = Qsmp / C
= 6098 / 10901 = 0,85 smp/jam
Tabel 4.23 Derajat Kejenuhan Simpang Kondisi Eksisting Nama Simpang Q tot C DS Simpang Monumen Emmy
Saelan 6098 10901 0,85
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan secara umum memiliki nilai Derajat Kejenuhan melebihi angka 0,75. Hal tersebut mengindikasikan bahwa simpang tersebut telah mencapai pada titik jenuhya sehingga perlu dilakukan adanya penanganan dalam bentuk pengaturan lalu lintas pada simpang tersebut.
c) Peluang Antrian
Rentang nilai peluang antrian ditentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian (QP%) dan derajat kejenuhan (DS).
Untuk batas bawah :
QP % = 9,02 x DS + 20,66 x DS2 + 10,49 x DS3 = 9,02 x 0,85 + 20,66 x 0,852 + 10,49 x 0,853 = 28,74 %
Untuk batas atas :
QP % = 47,71 x DS - 24,68 x DS2 + 56,47 x DS3 = 47,71 x 0,85 - 20,66 x 0,852 + 56,47 x 0,853 = 56,83 %
Tabel 4.24 Peluang Antrian Simpang Kondisi Eksisting
Nama Simpang QP%
Simpang Monumen Emmy Saelan 28,74% - 56,83%
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Dari tabel di atas diketahui bahwa peluang antrian yang terjadi pada simpang monumen emmy saelan yakni mencapai angka 28,74% - 56,83 % dari total nilai 100%.
d) Tundaan
Nilai tundaan (D) pada simpang tak bersinyal diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tundaan lalu lintas (DTi) dengan nilai tundaan geometrik (DG).
D = DTi + DG
Adapun Langkah – Langkah menghitung tundaan sebagai berikut :
- Tundaan Lalu Lintas (DTi)
Tundaan lalu lintas pada simpang monumen emmy saelan adalah rata – rata waktu tunggu kendaraan yang masuk dalam persimpangan tersebut.
Perhitungan tundaan lalu lintas merupakan hubungan dari tundaan dengan derajat kejenuhan, dimana derajat kejenuhan sebesar 0,85. Berikut perhitungan penentuan tundaan lalu lintas :
Untuk mendapatkan tundaan nilai tundaan lalu Jintas simpang dapat digunakan persamaan berikut ini.
Untuk DS > 0,6 :
DTi = 1,0504 : (0,2742-(0,2042*DS))-(1-DS)*2
= 1,0504 : (0,2742-(0,2042*0,85))-(1-0,85)*2
= 10,03 detik/smp
Perhitungan diatas, dapat diketahui nilai dari tundaan lalu lintas pada sebesar 10,03 detik/smp dimana merupakan waktu menunggu akibat interaksi lalu lintas yang berkonflik di persimpangan.
- Tundaan Geometrik Simpang (DG)
Tundaan geometrik rata-rata seluruh kendaraan bennotor yang masuk simpang dan dihitung dengan rumus berikut:
DG = (1-DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4 Untuk DS < 1,0
= ((1 - 085) x (0,14x 6 + (1 – 0,14) x 3) + 0,85 x 4 = 3,91 detik/smp
Tundaan geometrik simpang pada simpang yang di dapat dari perhitungan di atas adalah 3,91 detik/smp dimana merupakan akibat perlambatan dan percepatan kendaraan yang terganggu dan tak terganggu pada saat melewati persimpangan.
- Tundaan Simpang (D)
Perhitungan Tundaan simpang pada simpang dapat diketahui dengan cara:
D = DT + DG = 10,03 + 3,91 = 13,94
Jadi, nilai tundaan simpang berdasarkan hasil perhitungan yang didapat adalah 13,94 detik/smp dimana waktu tersebut merupakan waktu tunggu maksimal kendaraan saat melewati simpang tersebut.
Tabel 4.25 Tundaan Simpang Kondisi Eksisting
Nama Simpang DTi DG D
Simpang Monumen Emmy
Saelan 10,03 3,91 13,94
Sumber: Hasil Analisis, 2022
e) Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan adalah ukuran kualitas kondisi lalu lintas di suatu jalan atau persimpangan. Tingkat pelayanan umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh dari akibat adanya peningkatan volume setiap ruas jalan atau persimpangan yang dapat digolongkan pada tingkat tertentu yaitu antara A sampai F.
Berdasarkan perhitungan manual, didapatkan nilai dari tingkat pelayanan Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 26 Tingkat Pelayanan Simpang Kondisi Eksisting
Nama Simpang Tundaan LOS Simpang Monumen
Emmy Saelan 13,94 B
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa tingkat pelayanan pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan berada dalam kategori “Baik” jika dilihat dari average nilai tundaan lalu lintas pada simpang tersebut.
Namun jika dilihat dari nilai derajat kejenuhannya, simpang tersebut hampir mencapai titik jenuh atau kurang baik karena memiliki nilai Derajat Kejenuhan melebihi angka 0,75. Sehingga perlu dilakukan upaya penanganan berupa pengaturan lalu lintas pada simpang tersebut.
Sementara itu dari hasil simulasi Vissim, kinerja simpang eksisting juga menunjukan hasil yang tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan manual jika dilihat dari nilai tundaan dan panjang antrian pada simpang. Berikut merupakan hasil kinerja simpang eksisting yang merupakan hasil simulasi pada Vissim.
Tabel 4. 27 Kinerja Simpang Eksisting Hasil Simulasi
Kaki Simpang
Tundaan (Veh.
Delay)
Panjang Antrian (Q. Len)
LOS
Utara 9,01 0,22 A
Timur 33,72 30,37 C
Barat 67,77 225,26 F
Rata - Rata 44,23 51,17 E
Sumber: Hasil Simulasi Vissim, 2022
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa tingkat pelayanan pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Emmy Saelan termasuk kategori E dengan waktu tundaan rata- rata 44,23 detik sehingga diperlukan alternatif penanganan.
4.4. Alternatif Penanganan Simpang