• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Teoritis

5. Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Ekonomi Islam merupakan turunan dari Islam, bukan turunan dari kegiatan ekonomi, sebab kehidupan manusia muslim itu tercelup ke dalam Islam secara seluruhnya. Masalahnya hanyalah apakah manusia itu sudah berserah diri sepenuhnya kepada celupan Allah SWT atau belum.

Hukum ekonomi adalah pernyataan mengenai kecenderungan suatu pernyataan hubungan sebab akibat antara dua kelompok fenomena. Hukum-hukum ekonomi pada hakikatnya bersifat hipotetik. Semua hukum ekonomi memuat isi anak kalimat bersyarat sebagai berikut “hal-hal lain diasumsikan sama keadaanya (ceteris paribus)”, yakni anggapan bahwa dari seperangkat fakta-fakta tertentu, akan menyusul kesimpulan-kesimpulan tertentu jika tidak terjadi perubahan pada faktor- faktor lain pada waktu yang bersamaan.

Sistem ekonomi Islam memaknakan bagaimana berproduksi, yaitu mengolah dan mengelola sumber daya alam; bagaimana berdistribusi, yaitu menyalurkan produk-produk hasil alam dan kelolaan sumber daya alam dan kelolaan alam dalam bentuk barang dan jasa; dan bagaimana berkomsumsi, yaitu menggunakan produk- produk barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan sesama manusia dengan mengikuti ketentuan-ketentuan Islam, baik dalam hubungan antar manusia dengan barang dan jasa maupun antar manusia dengan manusia.25

24Wibowo, Y., Ma‟rif, M. S., Fauzi, A. M., dan Adrianto, L, “Strategi Pengembangan Klaster Industri Rumput Laut yang Berkelanjutan”, Jurnal Agritek, 2011.

25Nasri Hamang, “Pokok-Pokok Fiqih Muamalah (Hukum Ekonomi Islam)” Parepare: Galaxi, 2020.

18

Perspektif hukum ekonomi syariah penjelasan pandangan Al-Qur‟an tentang pemanfaatan laut dalam hal ini membudidayakan rumput laut, ditemukan sekian banyak ayat-ayat Al-Qur‟an yang memuji kecukupan. Bahkan Al-Qur‟an menganjurkan untuk memperoleh kelebihan. Sebagaimana firman Allah dalam QS.

Al-Jumu‟ah/62:10.

َ هللَّٱْاوُرُك ۡذٱ َو ِ هللَّٱ ِل ۡضَف نِم ْاوُغَت ۡبٱ َو ِض ۡرَ ۡلۡٱ ًِف ْاوُر ِشَتنٲَف ُة ٰوَلهصلٱ ِتٌَ ِضُق اَذِإَف َنوُحِل ۡفُت ۡمُكهلَعهل ا ارٌِثَك

ٔٓ

Terjemahnya

َ

Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.26 Sumber daya alam yang disiapkan untuk umat manusia tidak ada batasnya.

Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berkata bahwa sumber daya alam terbatas.

Tetapi sikap manusia terhadap pihak lain, dan sikapnya terhadap dirinya itulah yang menjadikan sebagai manusia yang tidak memperoleh sumber daya alam tersebut.

Padahal potensi sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir dan peraiaan pantai masih dapat diharapkan untuk mencari nafkah.27

Dalam ayat lain juga Allah berfirman QS. Fathir/35: 12.

ّّٖلُك نِم َو َۖٞجاَجُأ ٌحۡلِم اَذ َٰه َو ۥُهُباَرَش ٞغِئٓاَس ٞتا َرُف ٞب ۡذَع اَذ َٰه ِناَر ۡحَبۡلٱ يِوَت ۡسٌَ اَم َو َرِخا َوَم ِهٌِف َكۡلُف ۡلٱ ى َرَت َو َۖاَهَنوُسَبۡلَت اةٌَ ۡلِح َنوُج ِر ۡخَت ۡسَت َو ا اٌّ ِرَط ا ام ۡحَل َنوُلُكۡأَت وُغَت ۡبَتِل َنوُرُك ۡشَت ۡمُكهلَعَل َو ۦِهِل ۡضَف نِم ْا

ٕٔ

26 QS. Al-Jumu‟ah/62: 10

27 Kusnadi, “Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir”.

19 Terjemahnya:

“Dan tidak sama (antara) dua lautan; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari (masing-masing lautan) itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai, dan di sana kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur”.28

Banyak hal yang telah diajarkan oleh Islam bagaimana memanfaatkan potensi-potensi alam yang diberikan Tuhan kepada manusia. Sumber alam yang melimpah ditambah dengan kualitas yang bagus akan sangat membantu manusia untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya dan mampu memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Termasuk dari potensi hasil yang diperoleh dari laut.

Kekayaan di laut dapat dikelola menjadi produk-produk yang menguntungkan bagi manusia, misalnya pemandangan karang laut yang menjadi objek wisata, ikan-ikan yang bisa dikonsumsi dan diproduksi, terumbu karang, garam hasil proses pengeringan dari air laut serta pembudidayaan rumput laut.

Disinilah letak andil etos kerja islam dalam meningkatkan pengelolaan hasil kelautan. Apabila manusia mengikuti petunjuk-petunjuk Islam secara benar, maka meningkat dan sejahtera dalam aspek ekonominya. Islam telah memberikan panduan- panduan etis sekaligus praktis bagaimana memanfaatkan hasil kelautan. Ayat yang menyatakan bahwa kelautan merupakan salah satu sumber daya yang melimpah ruah untuk dipergunakan bagi kepentingan manusia.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an (QS. Ibrahim/14: 34).

َن َٰسنِ ۡلۡٱ هنِإ ٓۗٓاَهوُص ۡحُت َلٗ ِ هللَّٱ َتَم ۡعِن ْاوُّدُعَت نِإ َو ُُۚهوُمُتۡلَأَس اَم ِّلُك نِّم مُك ٰىَتاَء َو ٞراهفَك ٞموُلَظَل

ٖٗ

28 Departemen Agama

20 Terjemahnya:

َ

“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.29

Sumber daya alam yang disiapkan untuk umat manusia tidak ada batasnya.

Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berkata bahwa sumber daya alam terbatas.

Tetapi sikap manusia terhadap pihak lain, dan sikapnya terhadap dirinya itulah yang menjadikan sebagai manusia yang tidak memperoleh sumber daya alam tersebut.

Dalam ayat lain juga Allah berfirman dalam QS. Fathir/35: 12.

ّّٖلُك نِم َو َۖٞجاَجُأ ٌحۡلِم اَذ َٰه َو ۥُهُباَرَش ٞغِئٓاَس ٞتا َرُف ٞب ۡذَع اَذ َٰه ِناَر ۡحَبۡلٱ يِوَت ۡسٌَ اَم َو َرِخا َوَم ِهٌِف َكۡلُف ۡلٱ ى َرَت َو َۖاَهَنوُسَبۡلَت اةٌَ ۡلِح َنوُج ِر ۡخَت ۡسَت َو ا اٌّ ِرَط ا ام ۡحَل َنوُلُكۡأَت ۡمُكهلَعَل َو ۦِهِل ۡضَف نِم ْاوُغَت ۡبَتِل َنوُرُك ۡشَت

ٕٔ

Terjemahnya:

َ

Dan tidak sama (antara) dua lautan; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari (masing-masing lautan) itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai, dan di sana kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.30

Penjelasan dari ayat tersebut bahwa, selain kelompok hewan yang hidup di laut, terdapat pula kelompok tumbuhan yang disebut tumbuhan laut yang juga banyak memiliki nilai gizi dan ekonomi. Zuhaili (1998) Informasi mengenai tumbuhan laut tampaknya dapat pula dikaitkan dan digali dari kata َٙ ِا ع طdalam ayat diatas.

29 Departemen Agama

30 QS. Fathir/35: 12.

21

Salah satu produk yang sudah lama diketahui manfaatnya adalah Makro Algae Laut yang dikenal dalam dunia perdagangan dengan sebutan rumput laut atau Seaweed.

Dari hasil analisis terhadap sembilan jenis rumput laut menunjukkan bahwa kandungannya meliputi karbohidrat berkisar antara 39% - 51%, protein antara 17,2%

- 27,15%, lemak berkisar antara 0,08% - 1,9%, vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan C, serta mineral kalium, kalsium, natrium, ferrum, dan iodium. Masyarakat wilayah pantai terutama di negara-negara Asia Pasifik telah terbiasa menjadikan rumput laut sebagai makanan (Thobroni, 2008).31

Islam mewajibkan setiap umatnya untuk mencari rezeki dan pendapatan untuk melangsungkan hidup, memperoleh berbagai kemudahan, dan sarana mendapatkan rezeki atau penghasilan. Berikut hadisnya:

َ ٓ١ ٍ ؼ ط ّ ٌاَ ٗ تَ ط ِ أَا ّ تَ ٓ١ ٕ ِ ؤ ّ ٌاَ ط ِ أَ اللََّْ إ َٚاًثِّ١ طََّلا إَ ً ث م ٠َ لاَ ةِّ١ طَ اللَ َّْ إ

َ: يا م ـ

َ}ََََ٘ٗ٘ﮩَﮨﮦَﮦَﮥَﮤَﮣَﮢَﮡ{

َ: يا ل ٚ

َ}ﮄَﮃَﮂَﮁَﮀَﭿَﭾَﭽ{

َ ً جَّطٌاَ ط و شََُّ ح

َ ً١ ط ٠

َ ٗ ّ ع ط ِ َٚ؛ ِّب ضَا ٠َ، ِّب ضَا ٠َ: ءا َّّؽٌاَ ٌٝ إَ ٗ ٠ س ٠َ س ّ ٠َ ط ث ؼ أَ ج ع ش أَ ط فَّؽٌا َ

َ ه ٌ ص ٌَ با ج ت ؽ ٠ََّٝٔ أ ـَ،َا ط ح ٌا تَ ٞ ص ؼ َٚ َا ط حَ ٗ ؽ ث ٍ ِ َٚ َا ط حَ ٗ ت ط ش ِ َٚ َا ط ح

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik, dan sungguh Allah perintahkan mukminin dengan apa yang Allah perintahkan kepada para Rasul, maka Allah berfirman: „Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan dan berfirman: „Hai orang- orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu. Lalu Nabi menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut masai, tubuhnya berdebu, ia

31Rikmat Ismatullah, “Paradigma Ekonomi Kelautan Dalam Perspektif Ekonomi Islam”

(Reinterpretasi Ayat-Ayat Kelautan Yang Berdimensi Ekonom).

22

menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap: “Wahai Rabbku, wahai Rabbku”. Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, disuapi gizi yang haram, bagaimana mungkin doanya terkabul?” (HR.

Muslim dan At-Tirmidzi).32

Dokumen terkait