Peta Konsep
C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
5. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan upaya pertolongan serta perawatan untuk sementara agar korban kecelakaan keadaannya bisa lebih baik sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedic. Kecelakaan merupakan musibah yang artinya merupakan kondisi yang tidak terduga akan terjadi baik karena kesalahan kita, orang lain, maupun keadaan. Ada banyak macam luka yang dapat disebabkan karena kecelakaan bisa infeksi maupun tidak infeksi, bahkan bisa juga darurat dan tidak darurat. Jika seseorang mengalami kecelakaan dan kondisinya darurat harus segera diberi pertolongan pertama maka dari itu dibutuhkan P3K, yaitu pertolongan pertama pada kecelakaan tingkat keselamatan dari korban lebih tinggi sebelum mendapat pertolongan dari rumah sakit.
a. Prosedur agar P3K dapat Dilakukan dengan Baik
Adapun prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bisa dilakukan dengan baik, yaitu sebagai berikut.
1) Lihat dan perhatikan kondisi lingkungan sekitar.
2) Lihat dan periksa tingkat kesadaran korban.
3) Lihat kondisinya dan berikan bantuan pernafasan.
4) Lihat dan periksa luka korban.
Sebaiknya tiap orang membawa kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) agar jika suatu saat kondisi yang tidak diinginkan terjadi pada kita maupun
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 25 orang yang berada di dekat kita bisa kita berikan pertolongan untuk meminimalisir luka yang didapat dari kecelakaan.
b. Tata Ruang P3K dalam Kantor
Tempat kerja dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih, atau tenaga kerja kurang dari 100 tetapi dengan potensi bahaya tinggi wajib mempunyai ruang P3K di tempat kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan Ruang P3K yaitu sebagai berikut.
1) Lokasi ruang P3K harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut.
a) Dekat dengan toilet/kamar
Sumber: http://srssafetyndo.com/assets/img/post/491023787a2c92aab9268 c934f1f0588.jpg Gambar 1.3 Ilustrasi ruang P3K.
mandi.
b) Dekat dengan jalan keluar.
c) Mudah dijangkau dari area kerja.
d) Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
6) Luas ruang P3K minimal cukup untuk menampung atau tempat tidur pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi seorang petugas P3K serta penempatan fasilitas P3K lainnya.
7) Ruang P3K harus bersih dan terang, memiliki ventilasi yang baik, memiliki pintu, dan jalan yang cukup lebar untuk memindahkan korban.
8) Ruang P3K diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat.
9) Ruang P3K sekurang-kurangnya dilengkapi, sebagai berikut.
a) Wastafel dengan air mengalir.
b) Kertas tisu/lap.
c) Usungan/tandu.
d) Bidai/spalk.
e) Termometer/alat pengukur suhu badan.
f) Kotak P3K dan isi.
g) Tempat tidur dengan bantal dan selimut.
h) Tempat untuk menyimpan alat-alat seperti tandu dan kursi roda.
i) Sabun dan sikat.
j) Pakaian bersih untuk penolong.
k) Tempat sampah.
l) Kursi tunggu bila diperlukan.
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
26 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X
c. Kotak P3K
Kotak P3K di tempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya, serta mudah diangkat apabila akan digunakan. Adapun ketentuan dari isi kotak P3K yaitu sebagai berikut.
1) Kotak P3K tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja.
2) Penempatan kotak P3K harus memenuhi ketentuan, seperti jumlah dan tipe kotak P3K disesuaikan dengan jumlah pekerja, jumlah unit, dan tata letak/layout sebagai berikut.
Jumlah Pekerja Tipe Kotak Jumlah Kotak Tiap 1 Unit Kerja
< 25 pekerja A 1 kotak A
26–50 pekerja B/A 1 kotak B atau 2 kotak A
51–100 pekerja C/B/A 1 Kotak C, atau 2 kotak B, atau 4 kotak A, atau 1 kotak B, dan 2 kotak A
Tiap 100 pekerja C/B/A 1 kotak C, atau 2 kotak B, atau 4 kotak A, atau 1 kotak B, dan 2 kotak A
d. Prosedur-Prosedur dalam Keadaan Darurat
Adapun beberapa prosedur tindakan atau perlakukan dasar yang harus diambil apabila terjadi keadaan darurat berupa kecelakaan kerja, antara lain sebagai berikut.
Berikut beberapa perlakuan dasar ketika terjadi kecelakaan kerja.
1) Pindahkan penderita dari tempat bahaya.
2) Utamakan memberi pertolongan pada korban yang mengalami kesulitan bernapas, syok, dan pendarahan.
3) Penderita yang tidak sadar dimiringkan tidurnya atau miringkan kepala penderita ke samping.
4) Penderita yang tidak sadar tidak boleh diberikan sesuatu melalui mulutnya. Hal ini juga berlaku pada penderita pendarahan atau muntah-muntah.
5) Tidak boleh diberikan perangsang yang mengandung alkohol yang dapat berakibat kurang baik terhadap pusat-pusat vital.
6) Tenangkan penderita dengan baik. Hal ini sangat membantu kepercayaan penderita yang merupakan salah satu pertolongan juga.
7) Pihak yang awam tentang P3K tetapi mengetahui terjadinya suatu kecelakaan andil memberikan pertolongan untuk membantu, misalya menelpon dokter, rumah sakit, atau menelpon ambulans.
8) Perlakukan penderita sebaik mungkin.
9) Penting berpikir cepat untuk menolong penderita segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan dokter atau pengangkutan ke rumah sakit.
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 27 Perlakuan-perlakuan di atas merupakan tindakan yang bisa dilakukan secara umum ketika terjadi kecelakaan. Secara khusus berikut disajikan tindakan yang bisa dilakukan ketika terjadi kecelakaan.
1) Kesulitan Pernapasan
Bila pernapasan terhenti, atasi dengan memberikan pernapasan buatan. Antara lain dengan cara sebagai berikut.
a) Menghindarkan suatu hambatan dari mulut, dengan cara membuka mulut si korban dengan jari.
b) Memegang tengkuk atau leher korban dengan hati-hati dan membaringkannya, sambil kepalanya di arahkan ke bawah.
c) Tekan sudut rahangnya ke depan dari belakang untuk meyakinkan bahwa lidahnya terjulur dan jalan napasnya bebas.
d) Buka mulutmu lebar-lebar dan tank napas dalam-dalam. Pijit lubang hidungnya dan padukan mulutmu kepada mulutnya. Hembus dengan keras ke dalam paru-parunya sampai penuh. Lepaskan mulutmu dan perhatikan gerakan-gerakan dari korban. Bila penghembusannya sempurna ulangi lagi cara tadi hingga korban bernapas kembali.
2) Pendarahan yang Berat
a) Tekan kira-kira lima menit lebih pada bagian anggota badan yang berdarah.
b) Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung) meninggikan badan yang berdarah lebih tinggi dari jantung, lalu bersihkan luka.
c) Letakkan kapas yang bersih (jika luka kecil beri betadine untuk mencegah infeksi).
d) Beri penutup luka.
3) Syok
Apabila terjadi syok maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanangannya sebagai berikut.
a) Bawa penderita ke tempat teduh dan aman.
b) Pakaian penderita dilonggarkan.
c) Cegah kehilangan panas tubuh dengan memberi selimut.
d) Tenangkan penderita.
e) Pastikan jalan pernapasan baik.
f) Kontrol pendarahan dan rawat luka lainnya bila ada.
g) Berikan oksigen bila ada.
h) Periksa tanda vital secara berkala.
i) Rujuk ke fasilitas kesehatan.
j) Tidurkan terlentang, tungkai tinggikan 20–30 cm bila tidak ada patah tulang belakang/tulang tungkai, bila menggunakan papan spinal/tandu maka angkat bagian kaki.
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
Bu mi Ak sa ra
28 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X Paracelsus
Sejarah K3 menunjukkan bahwa perkembangan keselamatan dan kesehatan kerja telah terjadi semenjak zaman pra sejarah di seluruh dunia. K3 akan selalu dipikirkan oleh manusia sepanjang manusia tersebut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada abad ke-16, salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialamai oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.
Sumber: https://sites.google.com/site/sysmak3/contact-us/knowledge/
sejarahperkembangank3didunia