• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas 10

N/A
N/A
23.Lintang Saraswati

Academic year: 2024

Membagikan "Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas 10"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(2)

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II)

SMK/MAK Kelas X

Penulis : Riris Khuzaemah Editor : Jasmira

Desain cover : Irfan Khoerudin Layouter : Edi Setiawan Dicetak oleh BA Printing

Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara Jl. Sawo Raya No. 18

Jakarta 13220

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(3)

iii

Prakata

Prakata

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menciptakan alam semesta ini. Dari ciptaan-Nya, manusia dapat mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Olah karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk belajar dan berpikir.

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK kelas X untuk mempelajari dan memperdalam materi Dasar-Dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis. Buku ini disusun berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 tentang perubahan atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/

KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka. Selain itu, buku ini ditulis secara umum dalam rangka untuk ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia menjelang era globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda dapat mempelajari buku ini sebelum dan sesudah dibahas oleh guru serta dapat mendiskusikannya dengan teman agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Setiap bab dalam buku ini, dilengkapi dengan Elemen, Tujuan Pembelajaran, Kata Kunci, Peta Konsep, Tugas, Info Tokoh, Informasi Tambahan, QR Code, Rangkuman, Refleksi Diri, Uji Capaian Pembelajaran, Proyek Mini, dan Profil Pelajar Pancasila. Uji Capaian Pembelajaran diberikan setelah akhir bab dan setiap akhir semester. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan secara umum ke pembahasan secara khusus. Sebelum membaca rangkuman materi, Anda diharapkan membuat rangkuman sendiri terlebih dahulu, yang nantinya dibandingkan dengan rangkuman dalam buku. Dengan demikian, Anda dapat membandingkan pokok materi yang dianggap penting untuk dirangkum dan meningkatkan pemahaman Anda. Pada akhir buku, juga dilengkapi dengan Glosarium, Daftar Pustaka, Daftar Kredit Gambar, dan Indeks.

Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi teman sekaligus menjadi bacaan yang menyenangkan bagi Anda untuk mempelajari materi Dasar-Dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bagi diri sendiri dan lingkungan serta mendorong Anda untuk mempelajari Dasar-Dasar Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis secara lebih mendalam.

Jakarta Penulis

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(4)

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

iv

Elemen Capaian Pembelajaran

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lingkungan Hidup (K3LH) Pada akhir fase E, peserta didik mampu merapikan area kerja, menyiapkan dan cek peralatan kerja, menerapkan perilaku kerja aman di area kerja, mengidentifikasi bahaya dan pengendalian resiko, menerapkan praktik- praktik kesehatan diri dan keselamatan kerja, memahami upaya perlindungan kerja dengan baik, sehingga selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat kerja serta penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Etika profesi di bidang akuntansi

dan keuangan lembaga Pada akhir fase E, peserta didik mampu melakukan identifikasi pedoman, prosedur, dan aturan yang berkaitan dengan industri jasa keuangan dan profesi-profesi yang ada dalam industri jasa keuangan, mengidentifikasi etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan dalam pelaksanaan pekerjaan, mengidentifikasi kompetensi personal dalam bidang akuntansi dan keuangan.

Prinsip- prinsip dan konsep akuntansi dasar dan perbankan dasar

Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan pengertian akuntansi, tujuan pencatatan akuntansi, pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi, prinsip-prinsip akuntansi serta konsep akuntansi dasar dan perbankan dasar.

Penggunaan aplikasi pengolah

angka/spreadsheet (spreadsheet) Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengoperasikan paket program pengolah angka (spreadsheet), mengolah data berdasarkan karakter, mengolah data berdasarkan rumus, mengolah data menggunakan fungsi, membuat format, serta membuat diagram.

Capaian Pembelajaran

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(5)

v

Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

1. Akhlak beragama 4. Akhlak kepada alam

2. Akhlak pribadi 5. Akhlak bernegara

3. Akhlak kepada manusia

Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis

1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan 2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran 3. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir 4. Mengambil keputusan

Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Elemen kunci kreatif

1. Menghasilkan gagasan yang orisinal 2. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Berkebinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen kunci kebinekaan global 1. Mengenal dan menghargai budaya

2. Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama

3. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci mandiri 1. Kesadaran akan diri

2. Situasi yang dihadapi serta regulasi diri Bergotong Royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan.

Elemen kunci bergotong royong 1. Kolaborasi

2. Kepedulian 3. Berbagi

Profil Pelajar Pancasila

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(6)

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

vi

Petunjuk Penggunaan Buku

Berisi informasi tambahan yang perlu diketahui oleh siswa.

Berisi ringkasan singkat tentang materi yang dipelajari pada setiap bab.

Bagian paling awal yang harus Anda perhatikan dengan cermat sebelum mempelajari isi buku: Judul Bab, Apersepsi, Kompetensi Dasar, dan Kata Kunci.

Berisi informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari pada setiap bab.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(7)

vii

Petunjuk Penggunaan Buku

Lakukan observasi pada beberapa kantor yang menerapkan prinsip- prinsip manajemen perkantoran!

Lakukan pula analsis tingkat k e e f e k t i f a n p e n e r a p a n manajemen tersebut dalam upaya penyelesaian pekerjaan! Hasilnya tuliskan dalam bentuk laporan!

Tugas 1.1

Berisi ceklist untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi.

Berisi soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.

Berisi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

Berupa penulisan gagasan dan karya tulis ilmiah.

Berisi uraian singkat tokoh yang ber- hubungan dengan materi yang dibahas.

Berisi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(8)

Komputer dan Jaringan Dasar SMK/MAK Kelas X

viii

Berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pada semester 2.

Terdapat pada akhir buku yang berisi definisi istilah- istilah penting yang berhubungan dengan materi bab.

Daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan tahun terbit, yang disusun menurut abjad. Buku-buku tersebut merupakan rujukan dalam pembahasan materi buku ini.

Merupakan daftar kata dan istilah penting yang terdapat dalam buku, tersusun menurut abjad, yang memberi- kan informasi mengenai halaman kata atau istilah itu ditemukan, terdapat pada akhir buku.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(9)

ix

Daftar Isi

Daftar Isi

Prakata ... iii

Capaian Pembelajaran ... iv

Profil Pelajar Pancasila ... v

Petunjuk Penggunaan Buku ... vi

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xi

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) ... 1

A. Budaya Kerja 5S/5R ... 3

B. Kecelakaan Kerja ... 7

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 18

Uji Capaian Pembelajaran ... 31

Bab II Etika Profesi Akuntansi dan Keuangan Lembaga ... 39

A. Pedoman, Prosedur, dan Aturan Industri Jasa Keuangan ... 41

B. Kode Etik Profesi Akuntansi dan Keuangan Lembaga ... 49

C. Kompetensi Personal dalam Bidang Akuntansi ... 86

Uji Capaian Pembelajaran ... 100

Bab III Konsep Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga ... 109

A. Pengertian Akuntansi ... 111

B. Tujuan Pencatatan Akuntansi dan Peran Akuntansi ... 114

C. Kegunaan Informasi Akuntansi dan Pihak Pemakai Informasi Akuntansi ... 116

D. Prinsip Pencatatan Akuntansi ... 120

E. Konsep Dasar Akuntansi ... 128

F. Konsep Perbankan Dasar ... 137

Uji Capaian Pembelajaran ... 162

Bab III Aplikasi Spreadsheet ... 173

A. Mengenal Aplikasi Spreadsheet ... 175

B. Menggunakan Aplikasi Spreadsheet ... 186

C. Mengolah Data Berdasarkan Karakter Cell ... 192

D. Penerapan Rumus Matematika pada Spreadsheet ... 202

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(10)

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

x

E. Penerapan Rumus Statistik pada Spreadsheet ... 205

F. Penerapan Rumus Finansial pada Spreadsheet ... 209

G. Penerapan Rumus Date-Time pada Spreadsheet ... 215

H. Penerapan Fungsi Grafik pada Spreadsheet ... 220

Uji Capaian Pembelajaran ... 237

Penilaian Akhir Semester I ... 244

Glosarium ... 252

Daftar Kredit Gambar ... 255

Daftar Pustaka ... 259

Indeks ... 260

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(11)

xi

Daftar Gambar Daftar Tabel

Tabel 2.1 Pengurus kompartemen akuntan pendidik ... 75

Tabel 2.2 Pengurus kompartemen akuntan pajak ... 78

Tabel 3.1 Aturan saldo normal suatu akun ... 132

Tabel 3.2 Aktiva ... 132

Tabel 3.3 Pasiva ... 133

Tabel 3.4 Pendapatan... 133

Tabel 3.5 HPP ... 134

Tabel 3.6 Beban ... 134

Tabel 3.7 Ekuitas ... 134

Tabel 3.8 Sejarah perbankan di dunia ... 138

Tabel 3.9 Sejarah bank di Indonesia ... 139

Tabel 3.10 Landasan aturan dan besarnya modal pendirian bank... 157

Tabel 4.1 Quick access toolbar ... 180

Tabel 4.2 Jenis pointer ... 182

Tabel 4.3 Tombol pointer ... 182

Tabel 4.4 Fungsi tombol mouse ... 183

Tabel 4.5 Fungsi tombol keyboard ... 183

Tabel 4.6 Menu pilihan format ... 197

Tabel 4.7 Pilihan pada kotak horizontal ... 199

Tabel 4.8 Fungsi Delete ... 200

Tabel 4.9 Fungsi matematika ... 203

Gambar 1.1 Tempat kerja yang tidak layak. ... 11

Gambar 1.2 Ergonomi. ... 22

Gambar 1.3 Ilustrasi ruang P3K. ... 25

Gambar 1.4 Paracelsus ... 28

Gambar 2.1 Jam kerja di perusahaan. ... 47

Gambar 2.2 Ilustrasi pakaian kerja... 48

Gambar 2.3 Akuntan pendidik. ... 59

Gambar 2.4 Akuntan pemerintah. ... 59

Gambar 2.5 Akuntan swasta. ... 59

Gambar 2.6 Akuntan publik... 60

Gambar 2.7 Ilustrasi appraisal. ... 60

Gambar 2.8 Internal auditor. ... 61

Gambar 2.9 Notaris. ... 61

Gambar 2.10 Konsultan hukum... 62

Gambar 2.11 Ilustrasi karier. ... 95

Gambar 2.12 Ihyaul Ulum ... 97

Gambar 3.2 Kantor American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) ... 112

Gambar 3.1 AAA. ... 112

Gambar 3.3 Ilustrasi penyampaian laporan keuangan. ... 118

Gambar 3.4 Ilustrasi trend e-commerce. ... 147

Daftar Tabel dan Daftar Gambar

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(12)

Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

xii

Gambar 3.5 Bank Indonesia. ... 150

Gambar 3.6 Salah satu contoh bank umum. ... 152

Gambar 3.7 Salah satu bank perkreditan rakyat. ... 154

Gambar 3.8 Salah satu BPRS. ... 155

Gambar 3.9 Salah satu contoh bank umum syariah. ... 156

Gambar 3.10 Contoh salah satu unit usaha syariah. ... 157

Gambar 3.11 Chairul Tanjung ... 158

Gambar 4.1 Tampilan jendela Microsoft Excel 2013. ... 180

Gambar 4.2 Tampilan menu bar dan ribbon. ... 181

Gambar 4.3 Tombol geser Zoom slider. ... 184

Gambar 4.5 Masuk menu all programs. ... 186

Gambar 4.4 Menu tampilan start. ... 186

Gambar 4.6 Tampilan menu Microsoft Office. ... 187

Gambar 4.7 Lembar kerja Microsoft Excel. ... 187

Gambar 4.8 Penulisan format tanggal (date). ... 188

Gambar 4.9 Memperbaiki kesalahan pengetikan ... 190

Gambar 4.10 Pesan error #NULL! ... 191

Gambar 4.11 Posisi kolom, baris, dan cell. ... 193

Gambar 4.12 Menambah/menyisipkan cell. ... 194

Gambar 4.13 Pengaturan format secara langsung. ... 197

Gambar 4.14 Mengatur tinggi baris ... 198

Gambar 4.15 Kotak dialog Delete. ... 200

Gambar 4.16 Ikon sort & filter. ... 201

Gambar 4.17 Struktur rumus pada Excel menggunakan fungsi CONCATENATE ... 202

Gambar 4.18 Hasil perhitungan... 203

Gambar 4.19 Fungsi auto sum. ... 205

Gambar 4.20 Fungsi COUNTIF ... 207

Gambar 4.21 Fungsi COUNTIFS. ... 207

Gambar 4.22 Fungsi RANK ... 208

Gambar 4.23 Format cell di Excel dengan klik tab Home > dropdown di sebelah kata “Number”. ... 215

Gambar 4.25 Penggunaan nomor serial tanggal ... 216

Gambar 4.24 Penerapan fungsi tanggal ... 216

Gambar 4.26 Penggunaan fungsi tanggal ... 217

Gambar 4.27 Penggunaan fungsi waktu. ... 218

Gambar 4.28 Penggunaan fungsi date & time ... 218

Gambar 4.29 Implementasi grafik ... 220

Gambar 4.30 Grafik kinerja bulanan GS PRO ... 220

Gambar 4.31 Grafik tipe column. ... 221

Gambar 4.32 Grafik tipe bar. ... 221

Gambar 4.33 Grafik tipe XY (scatter) ... 222

Gambar 4.34 Grafik tipe area. ... 222

Gambar 4.35 Menu insert ... 223

Gambar 4.36 Model dari chart. ... 223

Gambar 4.37 Hasil akhir ... 224

Gambar 4.38 Merubah lokasi penempatan chart ... 224

Gambar 4.39 Menambahkan chart title. ... 225

Gambar 4.40 Membuat axis title. ... 226

Gambar 4.41 Menambahkan data label pada chart ... 226

Gambar 4.43 Menambahkan data table ... 227

Gambar 4.42 Merubah lokasi penempatan legend... 227

Gambar 4.45 Bentuk sel absolut ... 229

Gambar 4.44 Excel For Accounting ... 229

Gambar 4.46 Ex Bob Frankston dan Daniel Bricklin ... 234

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(13)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 1

KESELAMATAN KESEHATAN DAN

KERJA

LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)

Bab I

Di dalam menjalankan pekerjaan kita harus mentaati peraturan yang ada sehingga kita dapat bekerja dengan baik dan aman. Banyak perusahaan yang memperhatikan karyawan atau pegawainya dengan dibuatnya peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dimana agar pegawainya tersebut terhindar dari risiko terkena bahaya dari peralatan kerja maupun human eror. Di dalam penerapannya perusahaan menerapkan keselamatan dan kesehataan kerja lingkungan hidup atau yang sering di sebut dengan K3LH.

Sumber: http://referensisiswa.blogspot.com/2018/09/k3lh.html

Proses Bisnis di Bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:

1. menjelaskan budaya kerja;

2. menjelaskan manfaat budaya kerja;

3. menguraikan fungsi dari 5S/5R;

4. strategi menerapkan 5S/5R;

5. menerapkan 5S/5R;

6. menjelaskan faktor penyebab kecelakaan;

7. m e n j e l a s k a n p e n g e n d a l i a gangguan kerja;

Elemen

Kata Kunci Tujuan Pembelajaran

8. m e n j e l a s k a n p e n c e g a h a n kecelakaan kerja;

9. menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja;

10. menguraikan upaya kesehatan tenaga kerja; serta

11. menjelaskan P3K

; APD

; human error

; kecelakaan kerja

; kerja

; kesehatan

; keselamatan

; peraturan

; perusahaan.

; prosedur

; risiko

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(14)

2 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

Peta Konsep

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH)

Budaya Kerja 5S/5R

Pengertian Budaya Kerja 5S dan 5R

Penjabaran 5R

Tujuan dan Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Hal-hal yang Berkaitan dengan Keamanan

Kerja

Prosedur bekerja dengan Aman dan

Tertib

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Ergonomi Penerapan Budaya

Kerja 5S/5R pada Akuntan

Kecelakaan Kerja

Pengertian Kecelakaan Kerja

Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja

Potensi Bahaya dan Risiko

Pencegahan Kecelakaan Kerja

Manajemen Risiko

Faktor Penyebab Kecelakaan Akibat

Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

mempelajari mempelajari mempelajari

meliputi

Pada saat bekerja kita pastinya menghabiskan lebih banyak waktu di kantor atau di tempat kerja. Supaya pekerjaan cepat selesai dan tepat waktu maka kita harus nyaman dengan ruang kerja kita, sehingga kita betah di ruangan tersebut. Biasanya perusahaan atau kantor telah menerapkan K3LH untuk mempertimbangkan aturan- aturan dalam sebuah pekerjaan sehingga dapat menunjang kinerja karyawan.

Selain dengan penataan ruangan, penerapan K3LH ini juga memikirkan bagaimana risiko kerja karyawan, penanganan risiko kecelakaan, dan kesehatan dari pekerja itu sendiri. Bagaimana konsep dari budaya 5S/5R? Bagaimana penyebab dari kecelakaan kerja? Bagaimana mengatur kesehatan dan keselamatan kerja? Guna lebih memahaminya maka ikuti pembelajaran berikut ini.

A. Budaya Kerja 5S/5R

Pada dasarnya prinsip 5R adalah saduran dari 5S yang berasal dari Jepang, yaitu seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan shikute (rajin). Kelima prinsip ini bersinergi satu dengan lainnya sehingga menciptakan budaya kerja yang aman, nyaman, produktif, dan sehat untuk pekerja maupun perusahaan. Adapun dengan menerapkan 5R, perusahaan akan menghindari pemborosan yang tidak perlu dalam aktivitas yang umumnya tidak disadari, misalnya pemborosan dalam stok barang, material, aktivitas karyawan, manajemen waktu, hingga kesalahan yang berulang.

1. Pengertian Budaya Kerja 5S atau 5R

Program 5R merupakan adaptasi program 5S yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak perusahaan di dunia. Singkatan 5R merupakan kependekan dari istilah ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin, istilah ini merupakan hasil penyerapan dari bahasa Jepang kedalam bahasa Indonesia.

Istilah asli dalam bahasa Jepang adalah 5S yang kepanjangannya adalah seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke. Metode ini digunakan sebagai panduan untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja. 5R ini sudah menjadi budaya dan hal wajib bagi berbagai perusahaan ternama dan diterapkan di tempat kerja di seluruh wilayah perusahaan.

2. Penjabaran 5R

Dari budaya kerja 5R ini dapat dijabarkan menjadi lima unsur dengan kata depan berupa huruf R yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Ringkas

Ringkas adalah kegiatan untuk memilah antara barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan di area kerja. Prinsip ringkas adalah hanya barang-barang yang diperlukan saja yang boleh berada di area kerja. Tujuan aktifitas ini adalah efisiensi.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(15)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 3 Pada saat bekerja kita pastinya menghabiskan lebih banyak waktu di kantor atau di tempat kerja. Supaya pekerjaan cepat selesai dan tepat waktu maka kita harus nyaman dengan ruang kerja kita, sehingga kita betah di ruangan tersebut. Biasanya perusahaan atau kantor telah menerapkan K3LH untuk mempertimbangkan aturan- aturan dalam sebuah pekerjaan sehingga dapat menunjang kinerja karyawan.

Selain dengan penataan ruangan, penerapan K3LH ini juga memikirkan bagaimana risiko kerja karyawan, penanganan risiko kecelakaan, dan kesehatan dari pekerja itu sendiri. Bagaimana konsep dari budaya 5S/5R? Bagaimana penyebab dari kecelakaan kerja? Bagaimana mengatur kesehatan dan keselamatan kerja? Guna lebih memahaminya maka ikuti pembelajaran berikut ini.

A. Budaya Kerja 5S/5R

Pada dasarnya prinsip 5R adalah saduran dari 5S yang berasal dari Jepang, yaitu seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan shikute (rajin). Kelima prinsip ini bersinergi satu dengan lainnya sehingga menciptakan budaya kerja yang aman, nyaman, produktif, dan sehat untuk pekerja maupun perusahaan. Adapun dengan menerapkan 5R, perusahaan akan menghindari pemborosan yang tidak perlu dalam aktivitas yang umumnya tidak disadari, misalnya pemborosan dalam stok barang, material, aktivitas karyawan, manajemen waktu, hingga kesalahan yang berulang.

1. Pengertian Budaya Kerja 5S atau 5R

Program 5R merupakan adaptasi program 5S yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak perusahaan di dunia. Singkatan 5R merupakan kependekan dari istilah ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin, istilah ini merupakan hasil penyerapan dari bahasa Jepang kedalam bahasa Indonesia.

Istilah asli dalam bahasa Jepang adalah 5S yang kepanjangannya adalah seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke. Metode ini digunakan sebagai panduan untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja. 5R ini sudah menjadi budaya dan hal wajib bagi berbagai perusahaan ternama dan diterapkan di tempat kerja di seluruh wilayah perusahaan.

2. Penjabaran 5R

Dari budaya kerja 5R ini dapat dijabarkan menjadi lima unsur dengan kata depan berupa huruf R yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Ringkas

Ringkas adalah kegiatan untuk memilah antara barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan di area kerja. Prinsip ringkas adalah hanya barang-barang yang diperlukan saja yang boleh berada di area kerja. Tujuan aktifitas ini adalah efisiensi.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(16)

4 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

b. Rapi

Rapi adalah kegiatan untuk menentukan penataan letak yang baik sehingga kita mudah untuk menemukan barang yang dibutuhkan. Prinsip rapi adalah setiap barang yang berada di tempat kerja memiliki tempat yang jelas, tujuan aktifitas ini adalah kecepatan.

c. Resik

Resik adalah kegiatan untuk menghilangkan, menyingkirkan, atau membuang sampah, kotoran dan barang asing untuk menjadikan tempat kerja yang bersih. Prinsip resik adalah memeriksa dan membersihkan kondisi area kerja. Tujuan aktifitas ini adalah area kerja selalu bersih.

d. Rawat

Rawat berarti memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih, dan sesuai standar.

Prinsip rawat adalah setiap orang memperoleh informasi yang dibutuhkan di area kerja tepat waktu. Tujuannya adalah standarisasi visual control system.

e. Rajin

Rajin berarti melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan. Prinsip rajin adalah lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.

Tujuannya adalah konsistensi.

Kerjakan tugas berikut secara kelompok!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari empat siswa.

2. Lakukan pengamatan terkait dengan proses bisnis yang ada disekitar Anda!

3. Setelah itu lakukan interview kepada owner atau perwakilan dari perusahaan tersebut untuk menjelaskan budaya kerja 5R/5S

4. Hasilnya tuliskan dalam tabel yang telah disediakan berikut ini!

5. Setelah itu hasilnya bacakan di depan kelas Anda secara bergantian dengan teman Anda!

No. Jenis Budaya Kerja 5R Interpretasi

1.

2.

3.

4.

5.

Tugas 1.1

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(17)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 5 3. Penerapan Budaya Kerja 5S/5R pada Akuntan

Mengingat kegiatan akuntan dilakukan di dalam ruangan, maka penerapan budaya kerja 5R dilakukan dengan prosedur berikut.

a. Ringkas

Memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, sehingga barang yang ada di area kerja hanya barang yang dibutuhkan saja.

Adapun langkahnya yang dapat diterapkan sebagai akuntan yaitu.

1) Menentukan dan memisahkan barang atau dokumen yang diperlukan atau tidak diperlukan, harus dibuang atau tidak, sering digunakan atau jarang digunakan, dan barang yang sudah rusak atau masih bisa digunakan.

2) Meletakkan tag/tanda merah pada barang atau dokumen yang tidak diperlukan, sudah rusak, dan/atau harus dibuang.

3) Mengumpulkan barang atau dokumen yang diperlukan sesuai jenisnya.

4) Membuang barang atau dokumen yang tidak diperlukan atau tidak terpakai selama satu tahun terakhir.

5) Bila barang atau dokumen hanya digunakan setiap 6–12 bulan sekali, simpanlah barang atau dokumen tersebut di gudang atau tempat khusus dengan jarak berjauhan dari area kerja Anda.

6) Bila barang atau dokumen sering digunakan hampir setiap hari, simpan didekat area kerja Anda.

b. Rapi

Barang, dokumen, maupun peralatan kerja harus diletakkan sesuai posisi yang telah ditetapkan. Setelah memilah barang atau dokumen yang dibutuhkan dalam pekerjaan, saatnya Anda mengatur tempat penyimpanan dan peletakan barang atau dokumen tersebut sehingga mudah ditemukan dan mudah diidentifikasi dengan posisi yang ergonomis. Adapun langkah yang dapat diterapkan sebagai akuntan yaitu.

1) Menetapkan atau mengatur kembali ruang penyimpanan, rak, lemari, dan lain- lain.

2) Menentukan batas area penyimpanan.

3) Menyusun dan meletakkan semua barang atau dokumen di tempat yang sudah ditentukan. Beri tanda pengenal barang (label) untuk mencegah kesalahan pemakaian/pengambilan hingga pengembalian barang atau dokumen.

4) Membuat denah atau peta penyimpanan.

c. Resik

Membersihkan barang dan area kerja sehingga kondisi barang terjaga baik dan area kerja yang bersih juga berdampak baik untuk kesehatan karyawan. Termasuk pemeriksaan, pembersihan, dan perawatan pada peralatan dan fasilitas.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(18)

6 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

Adapun langkah yang dapat diterapkan sebagai akuntan yaitu.

1) Membuat jadwal piket dan mengalokasikan tanggung jawab kepada karyawan untuk memeriksa dan menjaga kebersihan harian, mencakup area penyimpanan, peralatan dan lingkungan (lantai, tembok, lampu, dan lain-lain.)

2) Menentukan prosedur kebersihan dan pemeriksaan.

3) Membuat daftar pemeriksaan yang meliputi seluruh area.

4) Memeriksa dan membersihkan sesuai prosedur yang telah ditentukan.

5) Menyediakan ruang khusus untuk menyimpan alat-alat kebersihan dan bahan yang dipakai untuk membersihkan.

d. Rawat

Konsep seiketsu meliputi standarisasi dan dokumentasi proses yang akan memastikan berjalannya seiri, seiton, dan seiso (3S). Pada langkah ini, harus dipastikan bahwa tiga langkah sebelumnya sudah berjalan secara konsisten dengan menetapkan standar- standar. Misalnya dengan membuat prosedur kegiatan yang dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, dan seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan. Berikut langkah yang dapat diterapkan sebagai akuntan.

1) Membuat standar cara kerja untuk mempertahankan kebersihan dan kerapian.

2) Melakukan pemeriksaan dengan membuat form checklist terhadap 3S dan melatih karyawan bagaimana melakukannya.

3) Melakukan evaluasi berkala berdasarkan checklist yang dibuat.

4) Gunakan visual management untuk mengenali adanya ketidak-normalan pada proses dalam waktu yang sangat cepat oleh siapa pun, metode yang digunakan, antara lain sebagai berikut.

a) Kode-kode warna, misalnya merah untuk kondisi abnormal dan hijau untuk kondisi normal.

b) Memberikan kode warna pada barang dan perkakas yang menjadi inventor area tertentu. Misalnya, merah untuk area produksi, kuning untuk area perakitan, dan hijau untuk area pengemasan.

e. Rajin

Konsep shitsuke/rajin meliputi pemeliharaan kedisiplinan dan konsistensi dalam menjalankan seluruh tahap 5S. Jika kegiatan 5S sudah terbiasa dilakukan dengan kesadaran penuh tanpa harus selalu diperintah, maka akan tumbuh sebuah karakter.

Karakter inilah yang akan membentuk budaya dan memberikan dampak yang besar bagi kesuksesan kerja di perusahaan. Adapun langkah yang dapat diterapkan sebagai akuntan yaitu.

1) Melakukan pengendalian visual di tempat kerja.

2) Membangun kesadaran dengan mengampanyekan metode 5S. Misalnya, memasang poster tahapan 5S dan poster slogan 5S.

3) Membuat prosedur tentang bagaimana dan kapan 5S akan dilaksanakan.

4) Merumuskan pedoman audit atau evaluasi pelaksanaan 5S.

5) Memberikan dukungan manajemen dengan pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kepemimpinan.

6) Memberikan penghargaan kepada karyawan terbaik yang konsisten menerapkan tahapan 5S.

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Lakukan studi pustaka dari sumber yang relevan baik buku maupun internet mengenai keuntungan perusahaan menerapkan budaya kerja 5R/5S? Kemudian apakah ada keharusan sebuah perusahaan atau kantor untuk menerapkan budaya kerja 5R/5S?

Hasilnya tuliskan dalam buku tugas Anda dan kumpulkan kepada guru Anda!

Tugas 1.2

B. Kecelakaan Kerja

Orang yang bekerja dalam bidang apa pun pasti memiliki risiko kecelakaan kerja.

Begitu banyak bahaya bisa muncul dari sekeliling tempat kita bekerja. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menetapkan prosedur pekerjaan dan melatih para pekerja untuk bisa menjalankan prosedur tersebut.

1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang berhubungan dengan semua kegiatan kerja di mana kecelakaan tersebut bersifat tidak terduga dan tidak dikehendaki. Seperti kecelakaan kerja yang terjadi ketika berangkat ke tempat kerja, ketika di tempat kerja, dan ketika pulang dari tempat kerja. Kecelakaan kerja tersebut mengakibatkan kerugian, bisa berupa kerugian harta benda, korban jiwa diri sendiri, korban jiwa orang lain, atau bahkan merusak lingkungan sekitar yang disebabkan oleh pencemaran.

a. Hal-Hal yang Perlu Dipahami tentang Kecelakaan Kerja

Dari pengertian kecelakaan kerja di atas, ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut, yaitu sebagai berikut.

1) Kecelakaan akibat kerja dapat menyebabkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

2) Kecelakaan akibat kerja merupakan hal yang tidak terduga dan tidak dikehendaki.

3) Kecelakaan akibat kerja biasanya terjadi karena adanya overload atau penempatan objek yang tidak sesuai semestinya.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(19)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 7 4) Merumuskan pedoman audit atau evaluasi pelaksanaan 5S.

5) Memberikan dukungan manajemen dengan pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kepemimpinan.

6) Memberikan penghargaan kepada karyawan terbaik yang konsisten menerapkan tahapan 5S.

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Lakukan studi pustaka dari sumber yang relevan baik buku maupun internet mengenai keuntungan perusahaan menerapkan budaya kerja 5R/5S? Kemudian apakah ada keharusan sebuah perusahaan atau kantor untuk menerapkan budaya kerja 5R/5S?

Hasilnya tuliskan dalam buku tugas Anda dan kumpulkan kepada guru Anda!

Tugas 1.2

B. Kecelakaan Kerja

Orang yang bekerja dalam bidang apa pun pasti memiliki risiko kecelakaan kerja.

Begitu banyak bahaya bisa muncul dari sekeliling tempat kita bekerja. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menetapkan prosedur pekerjaan dan melatih para pekerja untuk bisa menjalankan prosedur tersebut.

1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang berhubungan dengan semua kegiatan kerja di mana kecelakaan tersebut bersifat tidak terduga dan tidak dikehendaki. Seperti kecelakaan kerja yang terjadi ketika berangkat ke tempat kerja, ketika di tempat kerja, dan ketika pulang dari tempat kerja. Kecelakaan kerja tersebut mengakibatkan kerugian, bisa berupa kerugian harta benda, korban jiwa diri sendiri, korban jiwa orang lain, atau bahkan merusak lingkungan sekitar yang disebabkan oleh pencemaran.

a. Hal-Hal yang Perlu Dipahami tentang Kecelakaan Kerja

Dari pengertian kecelakaan kerja di atas, ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kecelakaan kerja. Hal-hal tersebut, yaitu sebagai berikut.

1) Kecelakaan akibat kerja dapat menyebabkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

2) Kecelakaan akibat kerja merupakan hal yang tidak terduga dan tidak dikehendaki.

3) Kecelakaan akibat kerja biasanya terjadi karena adanya overload atau penempatan objek yang tidak sesuai semestinya.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(20)

8 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

b. Faktor Kecelakaan Kerja

Secara garis besar, kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor. Faktor tersebut dikelompokan berdasarkan cara perlakuannya. Kedua faktor tersebut, yaitu sebagai berikut.

1) Unsafe Condition (Kondisi Tidak Aman)

Penyebab kondisi tidak aman dapat berasal dari keadaan mesin, perlatan, dan/atau bahan baku yang tidak sesuai semestinya, lingkungan kerja yang tidak diperhatikan oleh pekerja, proses kerja yang tidak sesuai dengan aturan, dan/atau sifat kerja yang tidak bertanggung jawab dan disiplin.

2) Unsafe Action (Perlakuan yang Tidak Aman)

Perlakuan tidak aman biasanya bersumber dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari para pekerja dalam melakukan pekerjaannya, karakteristik fisik dari para pekerja yang kurang sesuai, karakteristik mental dan psikologis dari para pekerja, sikap dan/atau tingkah laku yang kurang sesuai dan tidak aman.

2. Jenis-jenis Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat digolongkan menjadi empat klasifikasi. Berikut penjelasannya.

a. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Jenisnya

Klasifikasi kecelakaan kerja jenis ini contohnya berupa terjatuh, tertumbuk, tersengat arus listrik tegangan tinggi, tertabrak, terjepit, terpeleset, tertimpa benda, gerak yang melebihi batas wajar, efek dari suhu sekitar yang tidak wajar, terjadinya kontak dengan bahan B3, terkena radiasi bahan B3, dan lain-lain.

b. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Penyebabnya

Jenis kecelakaan kerja berdasarkan penyebab, contohnya berupa sebab dari benda hidup, benda mati, bahan-bahan B3, lingkungan, bahan baku, mesin, dan/atau alat angkut.

c. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Sifat Luka atau Kelainan yang Dialami

Jenis-jenis kecelakaan kerja berdasarkan sifat luka atau kelainan yang dialami contohnya patah tulang, memar, terkilir, kram, keracunan, amputasi, luka-luka, lecet, dan/atau mutasi (efek radiasi).

d. Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut Letak Luka atau Letak Kelainan di Tubuh Korban

Klasifikasi kecelakaan kerja ini diambil dari letak luka atau kelainan yang ada di tubuh pascakecelakaan kerja terjadi. Letak luka atau kelainan ini bisa di bagian kepala, bagian leher, bagian dada, bagian lengan, bagian kaki, berbagai tempat, letak lain yang tidak bisa disebutkan, dan/atau bahkan di seluruh tubuh dari korban.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(21)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 9 3. Manajemen Risiko

Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat kerja merupakan upaya utama dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat serta melindungi dan meningkatkan pemberdayaan pekerja yang sehat, selamat dan berkinerja tinggi. Strategi penerapan manajemen risiko sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan suatu organisasi.

a. Pendekatan Risiko Usaha

Berbagai pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau perusahaan, misalnya sebagai berikut.

1) Mengabaikan sepenuhnya risiko yang ada, karena dianggap merupakan hal yang di luar kendali manajemen.

2) Menghindari semua kegiatan atau proses produksi yang memiliki risiko.

3) Menerapkan manajemen risiko dalam pengertian umum, risiko tinggi yang dihadapi sebenarnya merupakan suatu tantangan yang perlu diatasi dan melalui suatu pemikiran positif diharapkan akan memberikan nilai tambah atau imbalan hasil yang tinggi pula.

b. Prinsipnya Manajemen Risiko

Prinsipnya manajemen risiko ialah usaha untuk meminimalisir dampak negatif risiko yang mengakibatkan kerugian baik berupa manusia, material, mesin, metoda, hasil produksi maupun finansial. Secara sistematik dilakukan pengendalian potensi bahaya serta risiko dalam proses produksi melalui aktivitas, yaitu sebagai berikut.

1) Identifikasi potensi bahaya.

2) Penilaian risiko sebagai akibat manifestasi potensi bahaya.

3) Penentuan cara pengendalian untuk mencegah atau mengurangi kerugian.

4) Penerapan teknologi pengendalian.

5) Pemantauan dan pengkajian selanjutnya.

4. Faktor Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja

Berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, penyebab utama kecelakaan kerja yaitu faktor manusia dan faktor fisik. Kedua faktor tersebut ada dalam masalah pokok dari kecelakaan kerja itu sendiri. Secara detail, faktor-faktor penyebab kecelakaan akibat kerja dijelaskan di bawah ini.

a. Sistem Manajemen

Sudah seharusnya sistem manajemen sebelum, saat, dan setelah pekerjaan dilakukan itu sangat diperhatikan. Kesalahan atau penyimpangan dari sistem manajemen bisa juga menyebabkan kecelakaan akibat kerja. Contoh penyimpangan sistem manajemen, yaitu sikap atau tindakan yang tidak memperhatikan manajemen K3, kurangnya

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(22)

10 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

sistem pengawasan, koordinasi sistem pendidik yang kurang diperhatikan, ketidak jelasan prosedur kerja atau SOP, organisasi atau struktur pengurus yang lemah, dan pemeliharaan sistem penerangan yang kurang diperhatikan, tidak dilaporkannya kelainan atau kecelakaan kerja yang terjadi, tidak adanya standar dalam melakukan pekerjaan, tidak dilakukannya dokumentasi dan penanggulangan bahaya dengan semestinya, dan tidak diperhatikannya ergonomi.

b. Faktor Manusia

Manusia dianggap sering sekali melakukan hal-hal tertentu atau memiliki tingkah laku yang dapat menyebabkan bahaya bagi dirinya sendiri atau lingkungan sekitar. Tindakan yang dimaksud dapat berupa tindakan yang ceroboh, acuh terhadap lingkungan, tidak teliti, lengah, melakukan penyimpangan tindakan, dan lain sebagainya.

Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kekeliruan manusia, yaitu sebagai berikut.

1) Ketidaktahuan

Menggerakkan mesin dan peralatan diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi. Apabila teknisi kurang pengetahuannya, maka dapat menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. Pengetahuan dari operator dalam menggerakkan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing mesin, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi sangat penting bila dilakukan dengan sembarangan, karena dapat membahayakan peralatan atau manusia itu sendiri.

2) Kekuatan yang Kurang

Tingkat pendidikan teknisi sangat diperlukan untuk sistem produksi dan sistem maintenance (perawatan). Orang yang memiliki kekuatan tinggi, biasanya juga akan bekerja dengan lebih baik dan memperhatikan faktor keselamatan kerja pada pekerjaanya. Oleh karena itu, mengasah kemampuan secara rutin sangat diperlukan bertujuan untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan kerja.

3) Keterampilan yang Kurang

Setelah kekuatan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan lewat cara terus menerus agar keterampilan semakin baik. Hal seperti ini untuk meningkatkan keterampilan agar meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka kecelakan kerja.

4) Konsentrasi yang Kurang

Di dalam melakukan pekerjaan, pekerja dituntut untuk konsentrasi tinggi. Mesin- mesin yang beroperasi, berputar-putar, dan bergerak tidak memiliki toleransi bila karyawan salah dalam mengoperasikannya. Banyak hal yang meyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti persoalan pribadi atau keluarga, persoalan ekonomi, maupun beberapa faktor yang datangnya dari lingkungan, seperti kondisi panas, dingin, bising, dan lain-lain.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(23)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 11 5) Bermain-Main

Karakter seorang yang suka bermain-main dalam bekerja dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja yang tergesa-gesa dan sembrono bisa pula menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Oleh karena itu, melakukan pekerjaan, sebaiknya dilakukan dengan cermat, jeli, dan hati-hati agar terhindar dari kecelakaan kerja.

6) Bekerja Tanpa Peralatan Keselamatan

Beberapa pekerjaan tertentu ketika bekerja diharuskan untuk memakai peralatan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja didesain untuk perlindungan beberapa pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang dikerjakannya.

Di dalam pengembangan teknologi saat ini, telah dibuat alat keselamatan yang nyaman dan aman ketika dipakai seperti helm pengaman, kacamata las, kacamata, baju (wearpack), sarung tangan, sepatu safety, masker, penutup telinga, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian, dan lain sebagainya. Apabila pekerja tidak memakai perlatan keselamatan, maka akan sangat berisiko dan berpontensi terjadinya kecelakaan kerja.

7) Mengambil Risiko yang Tidak Tepat

Karena tidak ingin repot dalam bekerja, pekerja terkadang melakukan tindakan yang mencerminkan tindakan yang membahayakan. Contohnya, seperti pekerja las malas mengambil topeng las atau kacamata las di rak keselamatan kerja, pekerja segera mengelas tanpa ada pelindung mata, tanpa diduga ada percikan api yang mengenai mata pekerja. Setelah dilakukan pengobatan,nyatanya biaya pengobatan tidak sebanding dengan beberapa detik untuk mengambil peralatan keselamatan kerja.

c. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya tentu dapat memicu kecelakaan kerja. Sebagai contoh, kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja adalah seperti berikut.

1) Tempat Kerja yang Tidak Layak

Sumber: https://kumparan.com/@kumparanstyle/4-tips-menyesuaikan-diri- dengan-lingkungan-kantor-baru Gambar 1.1 Tempat kerja yang tidak layak.

Tempat kerja harus memenuhi syarat-sarat keselamatan kerja.

Seperti ukuran tempat kerja, ventilasi udara, penerangan, dan lain sebagainya. Apabila tempat kerja tidak memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang diputuskan, maka kecelakaan kerja kemungkinan besar terjadi.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(24)

12 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

2) Kondisi Peralatan yang Berbahaya

Peralatan kerja serta mesin-mesin, pada dasarnya menjadi sumber kecelakaan kerja dan memiliki potensi bahaya. Misalnya, mesin-mesin yang bergerak, berputar- putar, bergesekan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mesin-mesin yang berpontensi bahaya harus diberi pelindung agar tidak membahayakan pekerja.

3) Beberapa Bahan dan Peralatan yang Bergerak

Perpindahan barang-barang yang berat atau yang berisiko dari satu tempat ke tempat yang lain, berisiko dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Guna menghindari kecelakaan kerja tersebut, maka perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang sangat masak, baik cara mengubahkannya alat yang dipakai, jalur yang akan dilalui, siapa yang akan memindahkan, dan lain sebagainya.

Pada peralatan dan bahan-bahan yang berat diperlukan sebuah alat bantu untuk memindahkannya, yaitu forklift.

4) Transportasi

Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup banyak. Dari penggunaan alat yang tidak tepat, beban yang berlebihan (overload), jalan yang tidak baik, kecepatan kendaraan, dan peletakan beban yang tidak baik, hal tersebut mempunyai potensi menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.

d. Pemerintah

Pada dasarnya yang dimaksud pemerintah di sini bukan tindak langsung dari para personil pemerintah melainkan kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang meliputi berbagai bidang. Contohnya sebagai berikut.

1) Di bidang pendidikan, apakah K3 mendapat perhatian khusus? Sebagai contoh materi K3 dimasukkan dan diwajibkan dalam kegiatan belajar, jadi para lulusan terbaru sudah siap paham dengan pengetahuan K3.

2) Di bidang politik, bagaimana peran organisasi perburuhan? Sejauh mana tindakan mereka dalam memperjuangkan perlindungan bagi para pekerja dan pegawai.

3) Di bidang hukum, bagaimana peraturan perundang-undangan mengenai K3?

Apakah peraturan tersebut sudah diterapkan dengan baik dan benar.

e. Teknologi

Ketika muncul teknologi mutakhir biasanya hal tersebut masih terlalu awam bagi para pekerja, sosialisasi tentang teknologi baru harus sangat diperhatikan atau akan menimbulkan kecelakaan kerja. Sehingga dalam menyikapi faktor teknologi harus ada pengkajian dan penelitian lanjut tentang perkembangan tekonologi yang makin pesat belakangan ini karena berguna untuk menekan angka kecelakaan kerja.

f. Sosial

Lembaga-lembaga sosial dalam sektor ketenagakerjaan, misalnya seperti agen asuransi harus sembari memberikan penjelasan pentingnya K3 dalam bekerja. Lembaga tersebut

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(25)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 13 berperan sebagai penjaga atau pelindung konsumen beserta bahan baku dan/atau barang hasil produksi mereka.

g. Ekonomi

Kondisi ekonomi yang mungkin lemah memaksa para pekerja bekerja di lingkungan yang apa adanya, misalnya serba tertekan sehingga menyebabkan lingkungan kerja yang tidak kondusif dan aman.

Dari berbagai faktor penyebab kecelakaan akibat kerja yang ada, tidak boleh hanya satu atau dua faktor saja yang diperhatikan. Penting kiranya semua faktor harus diperhatikan dan dilaksanakan demi tercapainya tujuan dari K3.

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Jenis-jenis kecelakaan kerja sudah dijelaskan di atas secara rinci. Lakukan kegiatan analisa mengenai jenis kecelakaan manakah yang paling sering terjadi? Kecelakaan manakah yang paling berbahaya? Jelaskan pendapat Anda dan tuliskan hasilnya dalam bentuk laporan sederhana!

Tugas 1.3

5. Potensi Bahaya dan Risiko

Potensi bahaya (hazard) ialah segala sesuatu yang berkemungkinan mengakibatkan kerugian pada manusia, harta benda juga lingkungan. Di tempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber risiko khususnya terdapat keselamatan dan kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain sebagai berikut.

a. Faktor fisik, seperti kebisingan, cahaya, radiasi, vibrasi, suhu, atau debu.

b. Faktor kimia, seperti solven, gas, uap, asap, atau logam berat.

c. Faktor biologik, seperti tumbuhan, hewan, bakteri, atau virus.

d. Aspek ergonomi, seperti desain, sikap dan cara kerja

e. Stresor, seperti tekanan produksi, beban kerja, monotoni, atau kejemuan.

f. Listrik dan sumber energi lainnya.

g. Mesin, peralatan kerja, atau pesawat.

h. Kebakaran, peledakan, atau kebocoran.

i. Tata rumah tangga (house keeping).

j. Sistem manajemen peusahaan.

k. Pelaksana/manusia, seperti perilaku, kondisi fisik, atau interaksi.

Risiko adalah manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Melalui cara menganalisis

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(26)

14 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

dan mengevaluasi semua potensi bahaya dan risiko, terdapat upaya lanjutan berupa tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian lainnya.

Rincian langkah umum yang biasanya dilaksanakan dalam penilaian risiko, antara lain sebagai berikut.

a. Menentukan Personil Penilai

Tim penilai risiko bisa diambilkan dari tim perusahaan sendiri atau dibantu oleh petugas penilai dari luar perusahaan yang sudah berkompeten baik dalam pengetahuan, kewenangan, maupun kemampuan lainnya yang berkaitan.

b. Menentukan Objek/Bagian Yang akan Dinilai

Objek atau bagian yang akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian/departemen, jenis pekerjaan, proses produksi, dan sebagainya.

c. Kunjungan/Inspeksi Tempat Kerja

Prinsip utama kegiatannya yaitu mendengar, melihat, dan mencatat semua keadaan di tempat kerja baik mengenai bagian kegiatan, proses, bahan, jumlah pekerja, kondisi lingkungan, cara kerja, teknologi pengendalian, alat pelindung diri, dan hal lain yang terkait.

d. Identifikasi Potensi Bahaya

Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja, misalnya melalui berikut.

1) Inspeksi/survei tempat kerja rutin.

2) Informasi mengenai data kecelakaan kerja dan penyakit, absensi.

3) Laporan yang berasal dari panitia pengawas kesehatan dan keselamatan Kerja (P2K3), supervisor atau keluhan pekerja.

4) Lembar data keselamatan bahan (material safety data sheet).

Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut untuk memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada kemungkinan potensi bahaya tersebut menjadi suatu risiko.

e. Mencari Informasi/Data Potensi Bahaya

Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara studi kepustakaan, mempelajari MSDS, pengalaman, petunjuk teknis, standar, atau informasi lain yang relevan.

f. Analisis Risiko

Di dalam kegiatan ini, semua jenis risiko; akibat yang bisa terjadi; tingkat keparahan;

frekuensi kejadian; cara pencegahannya; atau rencana tindakan untuk mengatasi risiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(27)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 15 g. Evaluasi Risiko

Memperkirakan tingkat besarnya risiko melalui evaluasi hasil penilaian yang akurat merupakan langkah yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko.

h. Menentukan Langkah Pengendalian

Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja, maka perlu ditentukan langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara, seperti berikut.

1) Menerapkan teknologi pengendalian, misalnya isolasi, engineering control, eliminasi, substitusi, pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin atau pelindung diri.

2) Menyusun program pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan risiko.

3) Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan/tempat kerja.

4) Menentukan perlu atau tidaknya surveillance kesehatan kerja melalui pengujian kesehatan berkala, pemantauan biomedik, audiometri, dan lain-lain.

5) Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat/emergency dan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan.

i. Menyusun Pencatatan/Pelaporan

Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan disusun sebagai bahan pelaporan secara tertulis.

j. Mengkaji Ulang Penelitian

Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi, pengembangan informasi terbaru dan sebagainya, guna perbaikan berkelanjutan penilaian risiko tersebut.

6. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Suatu pencegahan kecelakaan kerja yang efektif memerlukan pelaksanaan pekerjaan dengan baik oleh tiap orang di tempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahaya dari bahan dan peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari operasi perusahaan serta cara pengendaliannya.

Oleh sebab itu, diperlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja atau dijadikan satu paket dengan pelatihan lain.

a. Peraturan

Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal, seperti kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(28)

16 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama, dan pemeriksaan kesehatan.

b. Standarisasi

Standarisasi adalah menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi, misalnya mengenai konstruksi yang aman dari jenis peralatan industri tertentu, seperti penggunaan alat keselamatan kerja, kebiasaan yang aman dan sehat, ataupun tentang alat pengaman perorangan.

c. Pengawasan

Guna meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pengawasan berupa usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi. Hal ini dilakukan supaya peraturan yang ada benar-benar dipatuhi atau tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan keselamatan kerja dapat tercapai. Bagi yang melanggar peraturan tersebut sebaiknya diberikan sanksi atau punishment.

d. Riset teknis

Hal yang termasuk dalam riset teknis berupa penyelidikan peralatan dan ciri-ciri dari bahan berbahaya, penelitian tentang perlindungan mesin, pengujian masker pernafasan, dan sebagainya. Riset ini merupakan cara paling efektif yang dapat menekan angka kejadian kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

e. Riset Medis

Hal yang termasuk dalam riset medis berupa penyelidikan dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya kecelakaan. Setelah diketahui faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan, maka seseorang dapat menghindari dan lebih berhati-hati dengan potensi bahaya yang ada.

f. Riset Psikologis

Sebagai contoh adalah penyelidikan pola psikologis yang dapat menyebabkan kecelakaan. Psikologis seseorang sangat membawa pengaruh besar terhadap kecelakaan.

Karena apa yang dirasakan/sedang dialami cenderung terus menerus berada dalam pikiran, hal ini lah yang dapat mempengaruhi konsentrasi ketika bekerja sehingga adanya bahaya kadang terabaikan.

g. Riset Statistik

Riset statistik digunakan untuk mengetahui jenis kecelakaan yang terjadi, berapa banyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, didalam kegiatan seperti apa, dan apa saja yang menjadi penyebabnya. Riset seperti ini dapat dijadikan sebagai pelajaran atau acuan agar dapat terhindar dari kecelakaan karena belajar dari pengalaman yang terdahulu.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(29)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 17 h. Pendidikan

Hal yang termasuk dalam pendidikan meliputi pengajaran subjek keselamatan sebagai mata ajaran dalam akademi teknik, sekolah dagang, ataupun kursus magang. Pemberian pendidikan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada usia sekolah diharapkan sebelum siswa terjun ke dunia kerja sudah memiliki bekal terlebih dahulu tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.

i. Pelatihan

Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi para pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja. Perlunya pemberian pelatihan karena pekerja baru cenderung belum mengetahui hal-hal yang ada di perusahaan yang baru ditempatinya. Karena tiap tempat kerja mempunyai kebijakan dan peraturan yang tidak sama dengan tempat kerja lain. Bahaya kerja yang ada juga sangat berbeda.

j. Persuasi

Penerapan berbagai metode publikasi dan imbauan untuk mengembangkan kesadaran akan keselamatan dapat dijadikan sebagai contoh dari persuasi. Persuasi dapat dilakukan antarindividu maupun melalui media seperti poster, spanduk, dan media lainnya.

k. Asuransi

Dapat dilakukan dengan cara penyediaan dana untuk untuk meningkatkan upaya pencegahan kecelakaan. Selain itu, asuransi juga dapat digunakan untuk membantu meringankan beban korban kecelakaan karena sebagian dari biaya di tanggung oleh asuransi.

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!

Mayoritas Jenis Penyebab Kecelakaan Kerja

Tujuan: Mengetahui urutan dari faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling sering terjadi.

Alat dan bahan: Alat tulis Cara kerja

1. Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yang teridentifikasi sudah dijelaskan di atas!

2. Tunjukkan tiga urutan teratas yang menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja paling sering terjadi!

Tugas 1.4

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(30)

18 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X 3. Berikan alasan Anda dan tuliskan hasilnya dalam bentuk tabel berikut!

No. Urut Faktor Penyebab Alasan

1.

2 3.

4.

5.

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Istilah K3 mengandung arti sebagai keselamatan dan kesehatan kerja di mana untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sesuai dengan peraturan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, serta hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

1. Tujuan dan Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan diadakannya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk memberikan suasana nyaman bagi para pegawai untuk bekerja secara maksimal dan mampu berprestasi dalam pekerjannya. Adapun tiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak- pihak yang bersangkutan. Selain itu, tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Pada dasarnya ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut.

a. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.

b. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan.

c. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

d. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.

e. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.

f. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(31)

Bab I Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) 19 Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan dari bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut.

a. Menjamin keselamatan tiap orang lain yang berada di tempat kerja.

b. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Adapun fungsi dari kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut.

a. Fungsi dari Kesehatan Kerja

Berikut merupakan fungsi dari kesehatan kerja.

1) Memberikan saran, informasi, pelatihan dan pendidikan tentang kesehatan kerja.

2) Memantau kesehatan para pegawai atau karyawan.

3) Terlibat dalam proses rehabilitasi pegawai atau karyawan yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja.

4) Mengelola P3K dan tindakan darurat.

5) Melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja.

6) Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek kerja termasuk desain tempat kerja.

b. Fungsi dari Keselamatan kerja

Berikut merupakan fungsi dari keselamatan kerja.

1) Menerapkan, mendokumentasikan, dan menginformasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya.

2) Mengukur serta memeriksa kembali efektifitas pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya.

3) Mengantisipasi, mengidentifikasi, serta evaluasi kondisi dan praktek yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

4) Membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur, dan program.

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!

Pekerjaan di dalam kantor juga harus menerapkan K3 agar keselamatan kerja pegawai didalam kantor terjamin. Lakukan identifikasi terhadap perbedaan dari penerapan K3 di dalam kantor dengan di outdor/pekerja lapangan. Hasilnya tuliskan dalam lembar kerja di buku tugas!

Tugas 1.5

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

Bu mi Ak sa ra

(32)

20 Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga (II) SMK/MAK Kelas X

2. Hal-hal yang Berkaitan dengan Keamanan Kerja

Hal yang perlu diperhatikan terkait kemananan kerja ketika bekerja adalah melalui penerapan ergonomi, ergometri, automasi dan mekanisasi, peralatan perlindungan diri, waktu kerja, lingkungan kerja, dan faktor manusia yang berupaya untuk melindungi tenaga kerja.

a. Ergonomi

Ergonomi adalah suatu peraturan atau hukum kerja yang mengatur tenaga kerja, sarana kerja, dan pekerjaannya.

b. Ergometri

Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kemampuan kerja atau pemakaian tenaga sendiri oleh pekerja untuk pekerjaanya dan daya kerja fisik maksimum dari tenaga kerja.

c. Automasi

Automasi adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk melakukan pekerjaan.

d. Peralatan Perlindungan Diri Berikut adalah peralatan perlindungan diri.

1) Perlindungan Mata

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan pengembangan produk media pembelajaran akuntansi komik digital berbasis nilai karakter untuk siswa SMK kelas XI kompetensi dasar

B. Berdasarkan peta kedudukan bahan ajar, mata pelajaran Jaringan dasar komputer ini berdiri sendiri dan bersama sama satu kelompok dengan mata pelajaran pemrograman

Nanda Lagan Betara. PENGARUH SUMBER BELAJAR AKUNTANSI DAN INTERAKSI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DASAR KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA

Dari data tabel 4 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar pada siswa mata pelajaran akuntansi dasar kelas X Akuntansi Di SMK Gajah Mungkur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X Akuntansi

Hasil belajar pengetahuan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) pada siswa kelas x SMK Karya Rini berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa 22 siswa

KOMPONEN INTI 2.1 Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu merapikan area kerja, menyiapkan dan cek peralatan kerja, menerapkan perilaku kerja aman di area

Peserta didik dalam kelompok masing-masing atau individual dengan bimbingan guru untuk dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang Sejarah Akuntansi serta memberikan bantuan