BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5 Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan. Ikan bandeng memiliki keunggulan yaitu mudah beradaptasi dan mempunyai toleransi tinggi terhadap kadar garam 0 –158 ppt (Lin et al., 2001 dalam Martinez et al., 2003). Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian disajikan pada Tabel 8:
Tabel 8. Rata-Rata Parameter Kualitas Air Selama Penelitian.
No Parameter Satuan Kisarn Kelayakan
menurut pustaka Sumber
1. Suhu 0C 28 –31 26 – 33 Ahmad 2009
2. Salinitas Ppt 15– 25 0–33 Kordi 2011
3. pH - 6,5–7,5 6 – 8 Coad 2015
43 1. Suhu
Kisaran suhu yang diperoleh selama penelitian adalah 280C-310C.
Kisaran suhu tersebut sangat layak untuk pertumbuhan ikan bandeng karena suhu optimum untuk ikan bandeng berkisar antara 260C-330C, diluar kisaran tersebut ikan bandeng tidak aktif mencari makan (Ahmad, 2009). Menurut Zakaria (2010) bahwa suhu yang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan bandeng berkisar antara 240-310C. Hal ini juga didukung oleh pendapat Kordi dan Tancung (2005) bahwa suhu optimal untuk pemeliharaan ikan bandeng berkisar antara 23-32°C.
Menurut Kordi dan Tancung (2005), bahwa suhu yang rendah berpengaruh terhadap imunitas (kekebalan tubuh) ikan, suhu tinggi akan mempercepat ikan terkena infeksi bakteri. Pada suhu 180C-250C, ikan bandeng masih dapat bertahan hidup, tetapi nafsu makannya mulai menurun, Suhu air 120C- 180C mulai berbahaya bagi ikan, sedangkan pada suhu air di bawah 120C ikan bandeng mati kedinginan (Ahmad, 2009).
2. Salinitas
Kisaran Salinitas selama penelitian berkisar antara 15-25 ppt.
Salinitas yang digunakan selama penelitian disesuaikan dengan salinitas yang terdapat pada habitat anakan ikan bandeng sebelumnya, hal ini di duga bahwa apabila salinitas yang digunakan tidak sesuai dengan salinitas yang terdapat di habitat asal ikan akan mempengaruhi pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan tersebeut.
44 Ikan bendeng memiliki toreransi salinitas yang sangaat luas, mulai dari asin (35 ppt) hingga tawar (0 ppt), hal ini yang menyebabkan ikan dapat dipelihara pada perairan asin dan tawar (Coad 2015).
Menurut Kordi (2011) bahwa ikan bandeng mampu menyesuaikan diri terhadap salinitas air, sehingga dapat hidup di air tawar (salinitas antara 0-5 ppt) maupun air asin (salinitas >30 ppt).
3. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) yang diperoleh selama penelitian adalah 7-8. Hal ini masih berada pada kisaran yang baik untuk pertumbuhan ikan bandeng, Kordi (2009).
pH merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi dan menentukan kecepatan reaksi metabolisme dalam konsumsi pakan.
Jika nilai pH air rendah dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan lendir pada insang dan ikan akan mati lemas. Sedagkan energi dari pakan yang digunakan untuk mempertahankan diri (Eksistensi), (Zonneveld et al., 1991).
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian pakan dengan berbagai sumber protein hewani tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan mutlak ikan bandeng.
2. Pakan yang berbahan baku ikan petek memberikan pertumbuhan lebih tinggi pada anakan ikan bandeng yaitu sebesar 4.33 ± 0.0076.
3. Komposisi proksimat tepung ikan menunjukan bahwa tepung ikan petek memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan tepung ikan teri dan tembang.
4. Kestabilitas pakan masih rendah yaitu 9 menit 40 detik yang ditandai cepat buyar.
5. Kualitas air yang meliputi suhu, pH, dan salinitas masih berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh ikan bandeng
5.2 Saran
1. Sumber protein tepung ikan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber protein pada pakan formula sebaiknya menggunakan tepung ikan petek.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji konvrensi pakan (FCR= Food Convertion Ratio) dan kecernaan pakan.
46 DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. (2005). Pakan Ikan. Penerbit : Kanisius.
Yogyakarta. 145 hlm.
Ahmad. (2009). Budidaya Bandeng. Rineka cipta. Jakarta.
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia.
Jakarta.
Anonim. (2009). Nutrisi dan kegunaan pakan buatan.15 Maret 2009.
[terhubung berkala].
Anonim. (2010). Modul Program Keahlian Budidaya Ikan Membuat Pakan IkanBuatan. http:// pijvedca.depdiknas.go.id/perikanan bdat.pdf. (Kamis, 30 Desember 2010).
Anonim. 2010. Ikan Bandeng Potensial Dibudidayakan Dalam KJA di Laut.Diakses dari(http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/31/ikan- bandeng-potensial-dibudidayakan-dalam-kja-di-laut/).
Anonom. (2013). Analisis dan Data Pokok kelautan dan Perikanan Menurut Propinsi Tahun 2012. Pusat Data Statistik dan Informasi Sekjen KKP. Jakarta
Aslamyah, S. dan M.Y. Karim. (2012). Uji Organoleptik, Fisik, dan Kimiawi Pakan Buatan untuk Ikan Bandeng (Skripsi.
FIKP.Universitas Hasanuddin, Makassar.
Aslamyah, S. (2008). Pembelajaran Berbasis SCL pada Mata Kuliah Biokimia Nutrisi. UNHAS. Makassar.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut(BBPPBL).
(2011). Petunjuk Teknis perbenihan ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal). Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, KementerianKelautan dan Perikanan. 44 hlm.
Buttner, J. K., R. W. Soderberg, dan D. E. Terlizzi. (1993). An Introduction to Water Chemistry in Freshwater Aquaculture.
Northeastern Regional Aquaculture Center. University of Massachusetts Dartmouth. Massachusetts
Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Essensial dalam Ransum Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
47 Cholik dkk. (2005). Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. UNFISH dan
IDRC: Jakarta
Cholik dkk. (1986). Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. UNFISH dan IDRC: Jakarta
Coad BW. (2015). Review of The Milkfishes of Iran (Family Chanidae).
Iranian Journal of Ichthyology, 2(2): 65–70.
Dharmawan, B. (2010). Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Djarijah, A. S. (1995). Pakan Ikan Alami. Kanisius : Yogyakarta
Djangkaru, Z. (1974). Makanan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Djajasewaka. (1985). Pakan ikan. (Makanan Ikan). Yasaguna. Jakarta Djajasewaka, H.Y. 1985. Makanan Ikan. Penerbit : Penebar Swadaya,
Jakarta.
45 hlm.
Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta Effendi MI. (1997). Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri.
Gunawan,Dajadi.(2010).http://www.ditjennak.go.id/regulasi%5CPedoma n%20 Pemb%20Pabrik%20Pakan%20Skala%20Kecil.pdf.Diakses tanggal 24 Oktober 2011, pukul 19.15
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hanafiah, K.A. (2012). Rancangan Percobaan. Ikan Bandeng. Jakarta Handajani, H. (2006). Retensi Protein dan Retensi Energi Ikan Nila Gift
(Kajian Subtitusi Tepung Kedelei dengan Bekatul Fermentasi dalam Ransum Ikan) Prosiding Seminar Nasional Peternakan- Perikanan. ISBN. 979-796- 020-X. Universitas Muhamadiyah Malang.
48 Handajani dan Widodo. (2010). Nutrisi Ikan. Universitas Muhamadiyah
Malang Press, Malang.
Hadadi, A., Herry, Setyorini, Surahman, A., Ridwan, E. (2007).
Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Pakan Ikan.
Hadie, (2000). Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bandeng. http://deradesrita.
blogspot.com/2011/11/ikan-bandeng-chanos-chanos.html.
Diakses tanggal 19 Juni 2013.
Herry, (2008). Pengenalan Bahan Baku Ikan BBPBAT : Sukabumi
Irianto HE, Giyatmi S. (2009). Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
PenerbitUniversitas Terbuka.Jakarta
Kordi, K. (2004). Pakan Ikan : Formulasi, Pembuatan dan Pemberian.
Jakarta : PT Perca.
Kordi. (2011). Budidaya Ikan Laut. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi, G dan Tancung, A. B. (2005). Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi, G dan Tancung, A. B. (2005). Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi, G dan Tancung, A. B. (2014). Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta.
Lin, H. Y., T. Y. Kuo., H. C. Chi, H. L. Huang., C. C. Yu., H. C. Liang and H. L. Yang. (2001). Physiology of Salinity Adaptation in the Milkfish (Chanos chanos). Dalam : F. S. Martinez., M. Tseng and S. Yeh. 2003. Milkfish (Chanos chanos) Culture : Situation and Trends. Taiwan. 33 (3) : 229-244.
Lin, Y. M., C. N. Chen and T. H. Lee.( 2003). The expression of Gill Na, K ATPase in Milkfish, Chanos chanos, acclimated to seawater, brackish water and freshwater. Departement of Life Sciences.
National Chung-Hsing University. Journal of Comparative Biochemistry and Physiology, 135 (A) : 489–497.
Lukito, A. (2007). Panduan Lengkap Lobster Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Lovell, T. 2004. Prabandani, N. (2004). Komposisi Pakan Buatan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius javanicus Blkr.). Jurnal ISSN: 1411-321X.
49 Lovell, R.T. 1969. Nutrition and Feeding of Fish. An A VI Book. Van
Nostrand
Reinhold. Auburn Universitiy, New York. 217 hlm.
Masyamsir. (2001). Membuat Pakan Ikan Buatan Untuk SMK. Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Mudjiman, A. (2001). Makanan Ikan. Cetakan IX. Penebar Swadaya.
Jakarta
Mudjiman, Ahmad. (2004). Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Depok.
Mujiman, A.(1991). Makanan Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya Mudjiman, A. (2004). Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta Murtidjo, B. A. (2001). Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Pascual, C. P., and N. Tabbu. (2002). Freshwater and Agar as Binding in Prawn Diets. Quart Res. Rep. SEAFDEC. 5.
Purnamawati. (2002). Peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan di Kolam. Warta Penelitian Perikanan Indonesia.
8(1): 1-34.
Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. (2007). Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Purnomowati, 2007. Morfologi Ikan Bandeng, Progarm Studi Budidaya perairan. Faperta. UNPAR.
Prahasta, A. dan Hasanawi, M. (2009). Agribisnis Bandeng. Pustaka Grafika. Bandung.
Priyadi, A., Azwar, Z. I. Subamia, I.W. dan Hem, S. (2008). Pemanfaatan Maggot Sebagai Pengganti Tepung Ikan Dalam Pakan Buatan Untuk Benih Ikan Balashark (Balanthiocheilus Melanopterus Bleeker).
Rahardjo . (2011). Usaha perikanan di indonesia. Mutiara sumber widya. Jakarta. 96 hal.
Rahmawati, dwi & hartono. (2012). Gangguan Pernafasan pada Anak:
ISPA.Yogyakarta: Nuha Medika.
50 Sumeru, S. (1992). Pakan Udang Windu (Penaeus Monodon).
Yogyakarta : Kanisius.
Soejono, M. (1990). Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sudarmadji, S. B. Haryono dan E. Suhardi.(1996).Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakart
Suriatna. (1990). Makanan Ikan. ITB : Bandung.
Sudradjat, A. (2008). Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sahwan, F. 2002. Pakan Ikan dan Udang Formulasi, Pembuatan, Analisa Ekonomi. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal.
Tiana, H.A. (2004). Memilih dan Membuat Pakan Tepat untuk Koi.
Jakarta : Agromedia.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo dan S. Prawirokus umo dan S. Lebdosoekojo, (1984). Ilmu Pakan Ternak Dasar.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Watanabe T. (1988). Fish Nutrition Mariculture Jica Texbook The General Aquaculture Course. Departement of Aquatic Biosiences.Tokyo University of Fisheries. Japan 233p.
Wulandari, E.T. (2016). Kajian Tingkat Kecernaan Pakan Ikan Berbasis Tepung Biji Lamtoro Gung (Leucaena Leucocephala) Terfermentasi Pada Ikan Nila Gift (Oreochromis Sp). Universitas Lampung.
[Skripsi].
Zakaria. (2010). Petunjuk Tehnik Budidaya Ikan Bandeng. Diakses dari http://cvrahmat.blogspot.com/2011/04/budidaya-ikan-bandeng.html Zonnev. (1991). Prinsip –Prinsip Budidaya Ikan. PT Gramedia. Jakarta.
318 hlm.
Zeni. (2011). Kriteria Kualias Air Untuk Keperluan Pertanian Dan Perikanan, Pusat Studi Pengelolaan Sumber Dan Lingkungan, IPB, Bsogor.
51 Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan Mutlak Berat pada
Anakan Ikan Bandeng Chanos-chanos.
Berat rata-rata
Perlakuan Ulangan Berat awal Berat akhir Pertumbuhan mutlak
A1 1 2,4 6,6 4.2
A2 2 2,8 5 2.2
A3 3 2,8 7 4.2
B1 1 2,4 7 4.6
B2 2 2 6,8 4.8
B3 3 3,4 5,2 1.8
C1 1 2,4 6,6 4.2
C2 2 2,6 7 4.4
C3 3 2,4 6,8 4.4
D1 1 2,4 4,8 2.4
D2 2 2,8 5 2.2
D3 3 2,8 7,2 4.4
Perlakuan rata-rata Stderor
A 3.53a 0.7698
B 3.73a 1.6242
C 4.33a 0.0076
D 3.00a 0.8544
Lampran 2. Tabel Anova Hasil Analisis Ragam Pertumbuhan Mutlak
Sumber keragaman
Jumlah
kuadrat df Kuadrat
tengah F hitung P-value F tabel Perrlakuan 2.73 3 0.91 0.64539 0.607339 4.066181
Galat 11.28 8 1.41
Total 14.01 11
52 Lampiran 3. Tabel Rata-rata Kelangsungan Hidup Anakan Ikan
Bandeng Chanos-chanos
Pelakuan Jumlah Rata-rata Std. Error
A 3 80 0
B 3 80 11.54701
C 3 80 0
D 3 80 11.54701
Lampiran 4. Anova Analisis Ragam Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng Chanos-chanos.
Sumberkeragaman Jumlah
kuadrat df Kuadrt
tengah F hitung P-value F tabel Perrlakuan 2.73 3 0.91 0.64539 0.607339 4.066181
Galat 11.28 8 1.41
Total 14.01 11
53 Lampiran 5. Foto Kegiatan Selama Penelitian
Ikan Teri Ikan Tembang
Ikan Petek Alat-alat yang digunakan
54
Pengilingan ikan Pengayankan tepung ikan
Menimbang bahan formulasi pakan Mencampur bahan
55 Pakan yang sudah dicetak Tatah letak wadah penelitian
Anakan ikan bandeng Pengukuran kestabilitas pakan
Menimbang berat ikan Mengukur kualitas air