• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Pondok Pesantren

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran dalam beragama.42

lembaga pendidikan yang membahas dan mengkaji pendidikan keagamaan terutama agama Islam.44

Keberadaan pesantren telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, dengan pengajaran yang modern dalam mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan santriwan dan santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren itu sendiri.

Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan batasan yang tegas, melainkan mengandung pengertian yang memenuhi ciri-ciri yang memberikan pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5 ciri yang berada dalam lembaga suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian, Asrama, dan masjid dengan akivitasnya, Sehingga bila dirangkumkan semua unsur-unsur tersebut, dapatlah dibuat suatu pengertian pondok pesantren yang bebas.45

2. Tipologi Pondok Pesantren

Secara garis besar pondok pesantren dapat di bagi menjadi empat kategori diantaranya yaitu:

a. Pesantren Salafiyah

Pesantren salafiyah yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab islami klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sistem madrasah diterapkan untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai

44Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, (Jakarta : Puslitbang Kehidupan Beragama, Cet 1, 2005), h. 103

45M. Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, Cet ke-2, 2004), h. 90

dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum.46

b. Pesantren Khalafiyah

Pondok pesantren khalafiyah yang telah memasukkan pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau membuka tipe sekolah-sekolah umum dalam lingkungan pesantren.47

Hasbullah menyebutkan dalam hal penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren sekarang ini, dapat digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu:

1) Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara non klasik (sistem bandungan dan sorogon), dimana seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut.

2) Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam yang paling dasar sama dengan pondok pesantren di atas, tetapi para santrinya tidak disediakan pondokkan dikompleks

46Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, ( Jakarta: LP3ES, 2011), h. 49

47Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, ( Jakarta: LP3ES, 2011), h. 49

pesantren, namun tinggal tersebar disekitar penjuru desa sekeliling pesantren tersebut yang mana mereka disebut santri kalong. Di mana cara dan metode pendidikan dan pengajaran agama islam diberikan dengan system weton yaitu para santri dating berduyun-duyun pada waktu tertentu.

3) Pondok pesantren dewasa ini merupakanlembaga gabungan antara system pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam dengan system bandungan, sorogan ataupun wetona dengan para santri disediakan pondokan atau pun merupakan santri kalong yang dalam istilah pendidikan.48 Pondok pesantren modern memenuhi kriteria pendidikan non formal serta menyelenggarakan juga pendidikan formal berbentuk madrasah dan bahkan sekolah umum dalam berbaga bentuk tingkatan dan aneka kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-masing.49

c. Pondok Pesantren Campuran

Pondok Pesantren campuran dalam arti kombinasi antara pesantren salafiyah dan modern. Pondok pesantren salafiyah berarti mengkaji kitab-kitab kuning, sedangkan pesantren modern sistem pembelajarannya menggunakan kelas dan berjenjang.

48 M. Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, Cet ke-2, 2004), h. 90

49 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, h. 42

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa tipe atau karasteristik pondok pesantren ada tiga yaitu pertama pesantren tradisional atau salafiyah dimana pondok pesantren menyelenggarakan pembelajaran secara tradisional yaitu dengan metode sorogan, wetona, dan lainnya.

Kedua, Pondok pesantren klasik atau khalafiyah yaitu pondok pesantren yang mana menyelenggarakan pendidikan secara formal atau madrasah dengan pendidikan modern. Ketiga, pesantren campuran yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan sistem pondok pesantren sekaligus sistim sekilah atau madrasah.

3. Unsur-Unsur Pondok Pesantren a. Pondok atau Asrama

Zamakhsyari Zhafier menegaskan bahwa pondok pesantren yang merupakan asrama bagi para santri, merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan dengan sistem pendidikan tradisiaonal di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah di negara-negara lain.50

b. Masjid

Masjid yang juga merupakan unsur dari pesantren mempunyai dua fungsi selain merupakan tempat sholat berjamaah juga merupakan tempat belajar. Sejak zaman Rasulullah SAW, masjid merupakn tempat belajar bagi kaum muslimin, terlebih lagi pada pesantren-pesantren tradisional

50Zamakhsyari Zhafier, Tradisi Pesantren, (Jakarta:1984), h. 45

yang belum terdapat kelas-kelas untuk belajar, masjid merupakan tempat yang paling penting untuk belajar.51

c. Santri

Santri adalah murid yang mempelajari agama dari seorang kyai atau syaikh di pondok pesantren. Pada umumnya mereka tinggal disuatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, bale-bale, aula dan masjid.

Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan pesantren. Santri terbagi menjadi dua:52

1) Santri Mukim

Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama) pesantren. Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari luar daerah sekitar dimana pondok pesantren tersebut, jadi santri tersebut dinamakan dengan santri yang mukim atau santri yang tinggal di pondok pesantren.

2) Santri Kalong

Santri Kalong adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di pondok pesantren mereka bolak balik dari rumahnya masing-masing.

51Zamakhsyari Zhafier, Tradisi Pesantren, (Jakarta:1984), h. 56

52Aminudin Rasyad dan Baihaki, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta:

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), h. 59

Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan menetap dalam pondok pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung pulang kerumah setelah belajar di pesantren.

d. Kyai

Gelar Kyai diberikan oleh masyarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama islam dan memiliki pondok pesantren serta mengajarkan kitab-kitab klasik pada santri. Gelar ini sebenarnya merupakan wujud penghormatan masyarakat terhadap kedudukan sebagai pengajar ilmu-ilmu agama, bahkan di daerah tertentu seperti Jawa Timur kedudukan kyai lebih kuat dari pada pejabat pemerintah.

Kyai merupakan tokoh atau figur utama pada sebuah pesantren.

Peran kyai selain mengajar di pesantren, mereka juga merupakan tempat masyarakat bertanya tentang agama. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di nusantaraini karena sistem pendidikan serupa ini sudah dikenal sebelum datangnya islam kebudayaan negeri ini, yaitu pada masa Hindu Budha, dan pesantren juga merupakan kebudayaan islam asli Indonesia.53

4. Kepemimpinan Pondok Pesantren

Pada prinsipnya, setiap pengelolaan suatu lembaga pendidikan masyarakat adanya tipe pemimpin dan kepemimpinan yang khas. Dalam

53M. Dawam Raharjo, Pergaulan Dunia Pesantren, (Jakarta: PPPM, 1985), h. 3

pesantren kepemimpinan dilaksanakan didalam kelompok kebijakan yang melibatkan semua pihak, di dalam tim program, di dalam organisasi guru, orang tua dan santri. Kepemimpinan yang membaur ini menjadi faktor pendukungaktivitas sehari-hari di lingkungan pondok pesantren.

Lembaga pendidikan pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menganut sistem terbuka sehingga amat fleksibel dalam mengakomodasi harapan-harapan masyarakat dengan cara-cara yang khas dan unik. Namun karena kelembagaan pesantren semakin hari terus berubah, antara lain menyelenggarakan sistem persekolahan didalamnya, maka dengan sendirinya lembaga ini selayaknya melaksanakan fungsi-fungsi layanannya secara sistematik pula.54

Kepemimpinan pondok pesantren mempunyai beragam kepemimpinan. Secara umum kepemimpinan di Pondok pesantren yaitu:

a. Kepemimpinan Otoriter, hal ini menunjukan bahwa semua kebijakan yang ada di pesantren adalah kebijakan kyai.

b. Kepemimpinan berwibawa, bahwa seorang kyai mempunyai kharismatik di lingkungan pondok pesantren. Pra santri mempunyai rasa takut kepada seorang kyai, karena kyai dianggap satu-satunya figur yang harus dihormati dan dilaksanakan perintahnya.

c. Kepemimpinan demokratis, dimana seorang kyai minta pendapat dan saran para santri yang dianggap sebagai pengurus pondok pesantren Darul Arqam untuk bersama-sama mengembangkan pondok

54M. Sulthon Masyud, Dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), h. 92

pesantren tersebut agar lebih maju. Jadi semua kebijakan di pesantren tersebut tidak semuanya dari kyai tetapi pengurus pondok juga mempunyai andil.

d. Kepemimpinan Delegatif, dimana seorang kyai menyerahkan kebijakan pondok pesantren kepada pengurus karena keadaan seorang kyai sibuk dalam beraktifitass di luar pondok pesantren.

Dokumen terkait