BAB III METODE PENELITIAN
B. Pembahasan
2) ( − ) hasil belajar siswa dengan tingkat kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa tingkat kreativitas rendah.
3) ( − ) tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan tingkat kreativitas sedang maupun rendah.
proses pembelajaran terutama pada tahap mengumpulkan data, pada tahap mengumpulkan data secara berkelompok siswa memahami permasalahan yang diberikan, dapat berinteraksi dan saling bertukar pikiran dengan siswa lainnya dan selain itu juga siswa dapat menyelesaikan masalah dengan bebas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan sesuai arahan dari guru. Adapun dalam proses pembelajaran inkuiri pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan guru lebih mudah dikarenakan pada saat proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri, siswa diarahkan untuk mencari solusi sendiri dari suatu permasalahan yang diberikan sehingga pada saat dilakukan tes akhir siswa pada kelas inkuiri lebih paham dikarenakan siswa menemukan sendiri solusi dari suatu masalah sehingga ingatan siswa melekat, sedangkan pada kelas konvensional siswa dalam memahami bentuk soal yang belum maksimal dan ingatan siswa hanya sementara.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan kedua H ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan antara tiap tingkatan dalam kreativitas belajar siswa, setelah dilakukan uji lanjut pasca anova, menunjukkan bahwa 1) (
− ) siswa dengan tingkat kreativitas tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tingkat kreativitas sedang, karena dalam proses pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki kreativitas tinggi mampu memahami masalah, mampu membuat hipotesis penyelesaian, mampu menguji hipotesis serta mampu menjelaskan kesimpulan dari penyelesaian yang diperoleh, sedangkan siswa dengan kreativitas sedang mampu memahami masalah, belum mampu membuat hipotesis penyelesaian, dan belum maksimal
dalam menguji hipotesis serta kurang maksimal dalam menjelaskan kesimpulan dari penyelesaian yang diperoleh. 2) ( − ) siswa dengan kreativitas tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mempunyai kreativitas rendah, karena dalam proses pembelajaran berlangsung siswa yang memiliki kreativitas tinggi mampu memahami masalah, mampu membuat hipotesis penyelesaian, mampu menguji hipotesis serta mampu menjelaskan kesimpulan dari penyelesaian yang diperoleh, sedangkan siswa dengan kreativitas rendah siswa kurang mampu dalam memahami masalah, kurang mampu merumuskan hipotesis, melakukan pengujian hipotesis serta kurang mampu dalam menjelaskan kesimpulan penyelesaian diperoleh. 3) ( − ) tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan kreativitas sedang dan rendah dikarenakan siswa kurang melatih kreativitasnya sehingga siswa tersebut cenderung males dan mudah menyerah jika siswa diberikan suatu permasalahan sehingga dapat menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal. Siswa dengan kreativitas sedang dan rendah pada pembelajaran inkuiri dimana siswa harus memecahkan masalah dengan menemukan dan mencari solusi sendiri dari masalah tersebut sehingga disini diperlukannya kreativitas siswa, apabila siswa kurang melatih kreativitasnya sehingga kreativitasnya tidak berkembang dan hal ini yang menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal. Sedangkan pada pembelajaran konvensional tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan kreativitas sedang dan rendah dikarenakan kreativitas siswa kurang berkembang dimana pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa pada saat dijelaskan oleh guru hanya sebatas mengerti
pada saat dijelaskan kemudian jika ditanya kembali mengenai materi yang dijelaskan tadi siswa tidak bisa menjawab oleh sebab itu pada pembelajaran konvensional ingatan siswa hanya sementara sehingga siswa dengan kreativitas sedang dan rendah jika dihadapkan dengan suatu permasalahan akan merasa kesulitan untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan ketiga H diterima yang berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran inkuiri dan konvensional terhadap hasil belajar dengan kreativitas belajar. Dalam proses pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri ketika siswa dihadapkan dengan suatu permasalahan dan diminta untuk membuat hipotesis dan mengumpulkan data, siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas sedang dan rendah karena siswa yang memiliki kreativits tinggi mampu dalam memahami suatu masalah dengan informasi yang disajikan dan mampu merencanakan atau merumuskan hipotesis, menguji hipotesis sesuai dengan data yang dikumpulkan, serta mampu menjelaskan penyelesaian dan mampu menyimpulkan, sehingga siswa dengan kreativitas tinggi jika dihadapkan dengan soal yang sulit bisa memberikan alternatif jawaban, sedangkan untuk siswa dengan kreativitas sedang dan rendah mampu memahami informasi yang disajikan tetapi kurang mampu dalam merencanakan dan melaksanakan penyelesaian dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa dengan kreativitas sedang dan rendah belum terbiasa dengan metode yang baru dimana siswa belum beradaptasi dengan kondisi kelas dimana pada mulanya siswa dijelaskan oleh guru kemudian diterapkannya
metode baru yang menekankan siswa untuk bereksperimen sendiri, mencari solusi sendiri dari suatu permasalahan akibatnya siswa dengan kreativitas sedang dan rendah belum beradaptasi dengan kondisi kelas yang baru sehingga dapat menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal.
Dalam proses pembelajaran konvensional ketika siswa diberikan suatu permasalahan dan diminta untuk menyelesaikannya, siswa dengan kreativitas tinggi ketika diberikan soal yang sulit oleh guru siswa dengan kreativitas tinggi bisa memberikan alternatif jawaban. Sedangkan siswa dengan kreativitas sedang dan rendah ketika guru menjelaskan contoh siswa dengan kreativitas sedang dan rendah dalam proses pembelajaran siswa menyelesaikan permasalahan seperti apa yang telah dijelaskan dan jika dihadapkan dengan suatu permasalahan yang berbeda dari yang dijelaskan oleh guru, siswa merasa kesulitan dan mudah menyerah dalam menyelesaikan permasalahan dikarenakan ingatan siswa hanya sementara akibatnya hasil belajar siswa kurang maksimal. Siswa dengan kreativitas sedang bisa menyelesaikan soal walaupun masih kurang maksimal dan siswa dengan kreativitas rendah merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar matematika
2. Terdapat pengaruh antara tingkatan kreativitas belajar siswa terhadap hasil belajar matematika (hasil belajar siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa dengan kreativitas sedang, hasil belajar siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibanding hasil belajar siswa dengan kreativitas rendah dan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan kreativitas sedang dan rendah)
3. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kreativitas belajar siswa
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk sekolah, metode pembelajaran inkuiri dijadikan rujukan untuk pembelajaran matematika.
2. Untuk guru, agar lebih melatih kreativitas belajar, misalnya dengan pemberian soal non rutin, sehingga kreativitas siswa dapat berkembang dengan baik.
3. Untuk peneliti lain, kesimpulan dari penelitian ini dapat dikembangkan sebagai acuan atau salah satu referensi untuk penelitian yang relevan dan para peneliti dapat mengembangkan penelitian dan mencoba membandingkan metode pembelajaran inkiri dengan pembelajaran kooperatif lainnya dengan tinjauan yang berbeda. Misalnya, terkait kemampuan pemecahan masalah.
Daftar Pustaka
Arikunto suharsimi, 2014. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (PT Rineka Cipta: Jakarta. 2014)
Bahtiar. 2015. Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA), 2015, IAIN Mataram.
Budiyono. 2013. Statistik Untuk Penelitian, (Surakarta: UNS Press, 2013)
Binti Anisaul Khasanah,dkk. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Gi Dengan Pendekatan Ql Pada Pecahan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Kreativitas Siswa. Vol.2, no.2 : Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.
Endang Novita Tjiptiany,Dkk. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Membantu Siswa Sma Kelas X Dalam Memahami Materi Peluang, Vol. 1, No. 10, Jurnal Pendidikan.
Esthi Wulan Puspita,dkk. 2018. Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kreativitas Dan Motivasi Berprestasi Siswa. Vol. 7, No. 2, 2018 : Jurnal Pendidikan IPA.
Fitriani. 2016. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pokok Eksponen Di Kelas X SMA N 1 Batang Toru. Vol.
2, No. 1, Oktober 2016 : Journal of Mathematics Education and Science.
Indrayani, Wawancara, Penujak, 22 September 2020.
Irma Idrisah. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, (Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Karunia Eka Lestari and Mokhammad Ridwan Yudhanegara, 2017. Penelitian Pendidikan Matematika, ed. Anna (Bandung: PT. Refika Aditama, 2017).
Kristiana Suhartati. 2018. Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar Matematika Materi Luas dan Volume Benda Putar Melalui Model Pembelajaran Mastukargo Pada Siswa Kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Baturetno Semester 2 Tahun Pelajaran 2016 / 2017.
Muri Yusuf A. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian Gabungan (Jakarta: Kencana, 2014).
Nailatul yusro, 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Mts NU 01 Cepiring Kendal Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Tahun Ajaran 2014/2015, ( skripsi: uin walisongo semarang).
Nana Sudjana. 2001. Media Mengajar ( Jakarta : PT. Sinar Aglosindo, 2001) Maria Natalia Wiwik Dwi Artika, 2017. Hubungan Antara Kreativitas Dengan
Hasil Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Keliling Dan Luas Keliling Pada Siswa Kelas VIII B SMP Kanisiun Sleman Tahun Ajaran 2016/2017, ( skripsi: universitas sanata dharma).
May Maya Sari, 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Self-Confidence Siswa Dalam Pelajaran Trigonometri Kelas X Sma Negeri 1 Kota Bumi, ( skripsi: UIN Raden Intan Lampung).
Ratni Purwasih 2015. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Dan Self Confidence Siswa Mts Di Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. vol.9, no. 1 : Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung.
Rezni Surya Ningrum,dkk. 2018. Upaya Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Dilengkapi Lks Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI Ipa 3 Semester Genap SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, Vol. 7 No. 1. Jurnal Pendidikan Kimia.
Richa Karlina Nofitasari, dkk. 2020. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Puzzle. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, vol.3, no.1 : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika.
Roida Eva Flora Siagian dan Maya Nurfitriyanti, 2018. Metode Pembelajaran Inquiry Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar, vol.2 no.1, Jurnal Formatif.
Samidi. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran Student Team Heroic Leadership Terhadap Kreativitas Belajar Matematika Pada Siswa Smp Negeri 29 Medan T.P 2013/ 2014. Vol .1 No 1 Maret 2015 : Jurnal EduTech.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Research And Development, (Bandung: Alfabeta, 2019).
Suharsimi arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (jakarta: PT rineka cipta, 2014).
Syukri. 2019. Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, (jakarta : prenadamedia grup. 2019).
V. Wiratna Sujarweni. 2014, Metodelogi Penelitian Lengkap, Praktis Dan Mudah Dipahami, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014).
Yeni Astria. 2014. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas X SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, ( Skripsi: Universitas Bengkulu).
Yohanes Ovaritus Jagom. 2015. Kreativitas Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Berdasarkan Gaya Belajar Visual-Spatial Dan Auditory- Sequential. Vol.1, No.3, Desember 2015 : Jurnal Pendidikan Matematika.
Lampiran 1 Uji Normalitas
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Lillifors.
Prosedur uji statistiknya sebagai berikut : 1. H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal 2. = 0.05
3. Statistik uji yang digunakan :
Pengamatan pada , , , … dijadikan sebagai angka baku pada
, , , … menggunakan rumus : = �− ̅ dengan i = 1,2,3…n, dimana ̅
= nilai rata-rata dan s = simpangan baku dari sampel.
Menghitung peluang dengan rumus : = � );
Menghitung proporsi , , , … lebih kecil atau sama dengan . Proporsi mean dinyatakan dengan :
= , , ,… �
Menghitung = | − |, dan =
4. Komputasi
A. Hasil Belajar Kelas eksperimen
Adapun rangkuman hasil belajar kelas eksperimen disajikan pada Tabel berikut :
Rangkuman hasil belajar kelas Ekspeimen
X Fi fkom Z f(z) s(z)
|f(z)- s(z)|
58 1 1 -1.292774 0.0985 0.0714 0.0271
60 2 3 -1.140683 0.1271 0.2143 0.0872
65 2 5 -0.760455 0.2236 0.3571 0.1335
70 2 7 -0.380228 0.3520 0.5 0.1480
72 1 8 -0.228136 0.4207 0.5714 0.1507
80 1 9 0.380227 0.7486 0.6429 0.1057
85 2 11 0.760455 0.7486 0.7857 0.0371
90 1 12 1.140683 0.8869 0.8571 0.0298
95 2 14 1.520910 0.9192 1 0.0808
N 14
∑ 1050 L maks 0.1507
̅ 75 L obs 0.227
S 13,15002
1) Daerah kritis kelas eksperimen adalah DK = { L | 0,227 > 0,150}
2) Keputusan uji; H diterima
3) Kesimpulan; data berdistribusi normal B. Hasil belajar kelas kontrol
Adapun rangkuman hasil belajar kelas kontrol disajikan pada Tabel berikut :
X Fi Fkom Z f(z) s(z) |f(z)-s(z)|
45 2 2 -1.18444 0.1131 0.1538 0.0407
48 2 4 -0.99667 0.1539 0.3077 0.1538
55 2 6 -0.55852 0.2877 0.4615 0.1738
65 1 7 0.067407 0.5359 0.5385 0.0025
70 2 9 0.38037 0.6628 0.6923 0.0295
75 1 10 0.753675 0.7734 0.7692 0.0042
80 2 12 1.082459 0.8599 0.9231 0.0632
90 1 13 1.740028 0.9192 1 0.0808
N 13
∑ 826 L maks 0.173
̅ 63.538 L obs 0.237
S 15,2075
1) Daerah kritis kelas kontrol adalah DK = { L | 0,237 > 0,174}
2) Keputusan uji; H di terima
3) Kesimpulan; data berdistribusi normal
C. Data kreativitas belajar tinggi
Adapun rangkuman data kreativitas belajar tinggi disajikan pada Tabel berikut :
X Fi Fkom Z f(z) s(z) |f(z)-s(z)|
80 1 1 -1.56823 0.0594 0.1667 0.1073
85 1 2 -0.71283 0.2389 0.3333 0.0944
90 2 4 0.142566 0.5557 0.6667 0.1109
95 2 6 0.997965 0.8389 1 0.1611
N 6
∑ 535 L mak 0.1611
̅ 89,1667 L obs 0,319
S 5,84522
1) Daerah kritis kreativitas tinggi adalah DK = { L | 0,319 > 0,161}
2) Keputusan uji; H di terima
3) Kesimpulan; data berdistribusi normal D. Data kreativitas belajar sedang
Adapun rangkuman data kreativitas sedang disajikan pada Tabel berikut :
X Fi Fkom z f(z) s(z) |f(z)-s(z)|
55 1 1 -1.39719 0.0823 0.0833 0.0010
58 1 2 -1.08981 0.1401 0.1667 0.0266
60 1 3 -0.88489 0.1894 0.25 0.0606
65 3 6 -0.37258 0.3557 0.5 0.1443
70 2 8 0.139719 0.5517 0.6667 0.1149
72 1 9 0.34464 0.6331 0.75 0.1169
80 2 11 1.164326 0.877 0.9167 0.0396
85 1 12 1.676629 0.9525 1 0.0457
N 12
∑ 825
̅ 68,75 S 9,31396
1) Daerah kritis kreativitas sedang adalah DK = { L | 0,242 > 0,144}
2) Keputusan uji; H di terima
3) Kesimpulan; data berdistribusi normal
E. Data kreativitas belajar rendah
Adapun rangkuman data kreativitas belajar rendah dapat disajikan pada Tabel berikut:
X Fi Fkom Z f(z) s(z) |f(z)-s(z)|
45 2 2 -1.0405 0.1492 0.2222 0.0730
48 2 4 -0.78741 0.2177 0.4444 0.2267
55 1 5 -0.19685 0.4247 0.5556 0.1309
60 1 6 0.224973 0.5871 0.6667 0.0796
70 2 8 1.068622 0.8554 0.8889 0.0335
75 1 9 1.490447 0.9319 1 0.0681
N 9
∑ 516
̅ 57,333 s 11.85327
1) Daerah kritis kreativitas tinggi adalah DK = { L | 0,271 > 0,227}
2) Keputusan uji; H di terima
3) Kesimpulan; data berdistribusi normal
Lampiran 2
Uji Homogenitas Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Fisher.
Prosedur uji statistiknya sebagai berikut:
1. H : data varians homogen H : data tidak varians homogen 2. Taraf signifikansi = 0.05 3. Statistik uji yang digunakan :
ℎ � = 4. Komputasi
A. Data Hasil Belajar
Adapun data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel berikut :
Rangkuman Hasil Belajar Uji Homogenitas
No No
1 58 3364 1 45 2025
2 60 3600 2 45 2025
3 60 3600 3 48 2304
4 65 4225 4 48 2304
5 65 4225 5 55 3025
6 70 4900 6 55 3025
7 70 4900 7 65 4225
8 72 5184 8 70 4900
9 80 6400 9 70 4900
10 85 7225 10 75 5625
11 85 7225 11 80 6400
12 90 8100 12 80 6400
13 95 9025 13 90 8100
14 95 9025 ∑ 831 56183
∑ 1045 80073
a) Varians kelas eksperimen
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
b) Varians kelas kontrol
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
ℎ � = = ,, = .
Berdasarkan data tersebut, nilai dari ℎ � = 1.60. Sedangkan untuk dengan taraf signifikan 0,05, dk pembilang dan penyebut tidak sama dimana dk penyebutnya yaitu 13 dan dk pembilangnya 12, maka = 2,60. Karena ℎ � < , maka data homogen.
B. Data kreativitas belajar Tinggi dan Sedang
Adapun data krativitas tinggi dan sedang disajikan pada tabel berikut :
a) Varians kreativitas belajar tinggi
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
b) Varians kreativitas belajar sedang
� = ∑ − ∑−
= −
−
no Tinggi no Sedang
1 95 9025 1 70 4900
2 90 8100 2 60 3600
3 90 8100 3 72 5184
4 80 6400 4 65 4225
5 95 9025 5 85 7225
6 85 7225 6 58 3364
∑ 535 47875 7 55 3025
8 70 4900
9 58 3364
10 80 6400
11 65 4225
12 65 4225
∑ 795 54023
= −
=
= ,
ℎ � = = ,, = ,
Berdasarkan data tersebut, nilai dari ℎ � = 3,60. Sedangkan untuk dengan taraf signifikan 0,05, dk pembilang dan penyebut tidak sama dimana dk penyebutnya 5 dan dk pembilangnya 11, maka = 4,70. Karena ℎ � < , maka data tersebut homogen.
C. Data kreativitas belajar Tinggi dan rendah
Adapun data kreativitas tinggi dan rendah disajikan pada tabel berikut :
no Tinggi No Rendah
1 95 9025 1 60 3600
2 90 8100 2 70 4900
3 90 8100 3 45 2025
4 80 6400 4 70 4900
5 95 9025 5 48 2304
6 85 7225 6 55 3025
∑ 535 47875 7 75 5625
8 48 2304
9 45 2025
∑ 515 30329
a) Varians kreativitas belajar tinggi
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= , b) Varians kreativitas belajar rendah
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
ℎ � = = ,, = ,
Berdasarkan data tersebut, nilai dari ℎ � = , . Sedangkan untuk dengan taraf signifikan 0,05. dk pembilang dan penyebut tidak sama dimana dk penyebutnya 5 dan dk pembilangnya 8, maka = 4,82. Karena ℎ � < , maka data tersebut homogen.
D. Data kreativitas belajar sedang dan rendah
Adapun data kreativitas sedang dan rendah disajikan pada tabel berikut :
No Sedang No Rendah
1 70 4900 1 60 3600
2 60 3600 2 70 4900
3 72 5184 3 45 2025
4 65 4225 4 70 4900
5 85 7225 5 48 2304
6 58 3364 6 55 3025
7 55 3025 7 75 5625
8 70 4900 8 48 2304
9 58 3364 9 45 2025
10 80 6400 ∑ 515 30329
11 65 4225
12 65 4225
∑ 795 54023
a) Varians kreativitas belajar sedang
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
b) Varians kreativitas belajar rendah
� = ∑ − ∑−
= −
−
= −
=
= ,
ℎ � = = ,, = ,
Berdasarkan data tersebut, nilai dari ℎ � = , . Sedangkan untuk dengan taraf signifikan 0,025, dk pembilang dan
penyebut tidak sama dimana dk penyebutnya 11 dan dk pembilangnya 8, maka = 2,95. Karena ℎ � < , maka data tersebut homogen.
5. Daerah kritis
Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah DK = { F | ℎ � = , < =2,60}
Untuk kreativitas tinggi dan sedang adalah DK = { F | { F | ℎ � = , < =4,70}
Untuk kreativitas sedang dan rendah adalah DK = { F | { F | ℎ � = , < =2,95}
Untuk kreativitas tinggi dan rendah sedang adalah DK = { F | { F |
ℎ � = , < =4,82}
6. Keputusan uji; H di terima
7. Kesimpulan; semua varians populasi homogen
Lampiran 3
1) Model Anava dua jalan sel tidak sama
= � + + + + �
2) Formulasi hipotesis
a). : = untuk setiap i = 1, 2
(tidak terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan konvennsional)
: paling sedikit ada satu yang tidak nol
(terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan konvensional)
b). : = untuk setiap j = 1, 2, 3
(tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada tingkatan kreativitas siswa) : paling sedikit ada satu yang tidak nol
(terdapat perbedaan hasil belajar pada tingkatan kreativitas siswa) c). : = untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2
(tidak terdapat interaksi hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan konvensional pada tingkatan kreativitas siswa)
: paling sedikit ada satu yang tidak nol
(terdapat interaksi hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan konvensional pada tingkatan kreativitas siswa)
3) Taraf signitifikan
= . ;
4) Komputasi
Keterangan = ∑ ; = ∑ −
Rerata dan jumlah rerata
Tinggi ( Sedang ( Rendah ( Total
p. inkuiri 91 68 59 218
p. konvensional 85 64 56 205
Total 176 ( 132 ( 115 ( 423 (G)
Metode Pembelajaran Kreativitas belajar siswa Pembelajaran
Inkuiri
Tinggi Sedang Rendah
� 4 6 4
∑ 365 410 234
̅ 91 68 59
∑ 33375 28498 13986
33306,25 28016,67 13689
68,75 481,33 297
Pembelajaran Konvensional
� 2 6 5
∑ 170 385 281
̅ 85 64 56
∑ 14500 25525 16343
14450 24704,16 15792,2
50 820,84 550,8
a. Untuk memudahkan perhitungan di definisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5), berikut.
(1) G =
× = = ,
(2) ∑ SS = 68,75 +481,33 +297 +50 +820,84 + 550,8 = 2268,72
(3) ∑ = + = + = , + = ,
(4) ∑ PJ = + + = + + = + +
, = ,
(5) ∑ AB̅̅̅̅̅ = + + + + +
= 8281 + 4624 + 3481 + 7225 + 4096 + 3136
= 30843
b. Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat diturunkan formula untuk JKA, JKB, JKAB,JKG, dan JKT sebagai berikut:
JKA = �̅ℎ{ − } = 1,5 ( , − , = 779,745 JKB = �̅ℎ{ − } = 1,5 ( , − , ) = 1468,5
JKAB = �̅ℎ{ + − − } = 1,5 ( , + − , −
, ) = -733,99 JKG = (2) = 2268,72
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG = 779,745+1468,5-733,99+ , = 31305,76
c. Derajat kebebasan untuk masing – masing jumlah kuadrat tersebut adalah :
dkA= − 1 = 2 − 1 = 1 dkB = − 1 = 3 − 1 = 2
dkAB= ( – 1) ( – 1) = (1) (2) = 2 dkG = �− = 27 − 6 = 21
dkT = �− 1 = 27 − 1 = 26
maka diperoleh rerata kuadrat berikut : RKA = = , = 779,75
RKB = = , = 734,25 RKAB = = − , = -366,99 RKG = �
� = , = 108
d. Statistik uji analisis variansi dua jalan sel tak sama 1. , =� �� = , = 7,219
2. , =�� � = , = 6,798 3. , = �� � = − , = - 3,398 e. Daerah Kritis
1. , = { ⎹ > ; −1,�− } = = 0,05,1;21 = 4,32 2. , ={ ⎹ > ; −1,�− } = = 0,05,2;21 = 3,47
3. , = { ⎹ > ; −1 −1 ,�− } = = 0,05,2;21 = 3,47 f. Keputusan uji
H , ditolak, H , ditolak, dan H , diterima.
g. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar matematika
2. Terdapat pengaruh pada tiap – tiap kategori kreativitas belajar siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap hasil belajar matematika
3. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran konvensional terhadap kreativitas belajar siswa
Lampiran 4
Uji lanjut pasca anova menggunakan uji schaff 1) Komparasi rerata antar kolom
c) Menguji hipotesis nol
∶ � = � d) Taraf signifikasi
= . ;
e) Statistik uji yang digunakan
− = ̅̅̅ −. ̅̅̅̅.
�. + �.
− = −
6+ = 17,93
− = − ,
6+9 = 31,00
− = − , +
9 = 3,58 f) Daerah kritis
DK = { | > − �; − , − } = � = . , ; = × 3,47 = 6,94 Tabel
Komparasi rerata antar kolom
�� ���� �. �∝ Kep. Uji
� = � 17,93 6,94 ditolak
� = � 31,00 6,94 ditolak
� = � 3,58 6,94 diterima
LAMPIRAN 5
Kisi-kisi Angket Kreativitas Belajar Siswa No Aspek
Kreativitas Belajar
Indikator
Nomor Instrumen 1 Kelancaran
(fluency)
a. keterampilan menerima materi dengan lancar
b. keterampilan mengerjakan soal dengan lancar
c. keterampilan untuk
memperoleh hal baru dalam pembelajaran
1, 2, 3, 4, 5, 6
2 Kelenturan (fleksibility)
a. keterampilan untuk
menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan soal.
b. keterampilan memilih berbagai macam metode belajar untuk mempermudah proses pembelajaran.
c. keterampilan untuk menyelesaikan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan.
7, 8, 9, 10, 11, 12
3 Keaslian (originality)
a. keterampilan untuk
memunculkan hal baru dalam menyelesaikan soal
b. keterampilan untuk selalu aktif dalam mengemukakan hal baru.
13, 14, 15, 16, 17, 18
4 Penguraian (elaboration)
Keterampilan menguraikan atau mengelaborasi
19, 20, 21, 22, 23, 24
Lampiran 6
Angket Kreativitas Beljar
No Pernyataan Opsi
TP KD SR SL 1. Saya memperhatikan dengan serius setiap guru
menjelaskan materi dalam pelajaran matematika.
2. Saya suka mengikuti diskusi atau kegiatan yang
berhubungan dengan matematika karena ada hal-hal baru yang bisa saya temukan.
3. Saya merasa mudah dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Saya bertanya kepada guru tentang cara berbeda untuk mengerjakan soal matematika dari cara yang diajarkan guru.
5. Saya kesulitan berdiskusi mendapatkan ide baru.
6. Saya lebih mudah menjawab soal matematika dengan cara saya sendiri.
7. Saya bisa menemukan cara lain dari cara yang diberikan guru pada waktu pembelajaran matematika.
8. Saya menggunakan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu daripada menggunakan cara-cara lama.
9. Saya membuat catatan-catatan kecil (poin-poin) pelajaran matematika untuk mempermudah dalam belajar.
10. Saya kesulitan memberikan pertimbangan terhadap masalah yang sama dari yang diberikan teman.
11. Saya tidak dapat mengerjakan soal dengan cara yang berbeda dari cara yang diberikan guru.
12. Meskipun soal yang diberikan guru berbeda dengan contohnya, tetapi saya bisa mengerjakannya.
13. Saya aktif mengemukakan ide-ide baru.
14. Saya dapat mengerjakan soal matematika lebih dari satu cara.
15. Saya mengemukakan pendapat/ gagasan yang berbeda dari teman lain didalam kelas.
16. Saya menggunakan kata-kata baru yang belum dipakai oleh teman lain dalam mengemukakan pendapat/ gagasan.
17. Setelah membaca atau mendengarkan pendapat dari guru, saya menemukan ide baru.
18. Dalam menyelesaikan soal matematika, saya berusaha mencari cara penyelesaian yang lebih singkat.
19. Setiap saya memberikan penjelasan kepada teman, pasti teman saya mudah memahami penjelasan saya.
20. Saya berusaha mengerjakan soal matematika dengan cepat dan benar.
21. Saya dapat mengembangkan/ menambahkan pendapat teman lain.
22. Saya tidak yakin jika eksperimen yang dilakukan teman saya itu benar jika saya tidak melihat atau membuktikan sendiri.
23. Saya berusaha menyelesaikan tugas matematika dengan hasil yang baik meskipun saya mengorbankan waktu dan tenaga yang banyak.
24. Saya kesulitan memberikan penafsiran terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru.
Lampiran 7
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL
NOMOR BUTIR 3.6Menjelaskan sistem
persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual 4.6Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Menentukan koefesien, variabel dan konstanta pada persamaan yang diberikan
Menyelesaikan soal terkait dengan contoh maupun non contoh dari SPLDV yang telah disediakan.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik serta digambarkan
Menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
menggunakan metode gabungan (eliminasi- substitusi)
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
1
2
3
4
5
Lampiran 8
INSTRUMEN SOAL LATIHAN Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Kelas : VIII A dan B MTs Sullamul ma’ad al’maarif penujak Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah doa sebelum mulai mengerjakan soal
b. Tulislah nama, absen, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia c. Dahulukan soal-soal yang dianggap lebih mudah
1. Tentukan koefesien, variabel dan konstatan pada persamaan berikut!
a. − =
b. − =
2. Apakah persamaan-persamaan berikut merupakan SPLDV atau bukan serta berikan alasannya!
a. + = (Persamaan 1)
− = ; (Persamaan 2) a. − = − (Persamaan 1) + = ; (Persamaan 2)
3. Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan − = dan − = − menggunakan metode grafik dan gambarkan!
4. Harga 5 buah permen dan 3 buah buku adalah Rp. 21.000,00, sedangkan 4 buah permen dan 2 buah buku adalah Rp. 16.000,00. Tentukan berapa harga 10 buah permen dan 3 buah buku!
5. Umur ibu 3 kali lipat umur anaknya, selisih umur mereka adalah 26 tahun.
Tentukan umur masing-masing!
LAMPIRAN 9
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Kelas : VIII MTs
Nomor soal Penyelesaian Skor
1 a. − =
Variabel = dan Koefisien = dan − Konstanta = 1
b. − =
Variabel = dan Koefisien = dan − Konstanta = 12
0.5 1 1 1 0.5
1 1 1
2
b. + = …(Persamaan 1) − = …(Persamaan 2)
merupakan SPLDV
karna variabel yang ada pada persamaan 1 dan persamaan 2 sama yaitu x dan y
Selain itu kedua persamaan memiliki variabel yang berpangkat satu.
c. − = − …(Persamaan 1) + = …(Persamaan 2)
Bukan merupakan SPLDV
karna variabel yang ada pada persamaan 1 dan persamaan 2 berbeda.
Variabel pada persamaan 1 adalah � � sedangkan variabel pada persamaan 2 adalah � � .
0.5 0.5 1 1 1 0.5 0.5 1 1
1 3 Diketahui :
+ = − dan − =
Ditanya :
Himpunan penyelesaian dari SPLDV (metode grafik) serta menggambarkan
Penyelesaian :
+ = − …(Persamaan 1)
0.5 0.5 1