• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi dan Sampel

Dalam dokumen implementasi pendekatan keterampilan proses (Halaman 40-47)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2010). Sedangkan menurut Suharsimin Arikunto adalah populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua pendapat tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam ruang dan waktu tertentu. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu.

Berdasarkan pernyataan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 32 Cece kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Dengan jumlah murid sebanyak 12 orang murid.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi contoh yang diambil dengan cara-cara tertentu. Penggunaan sampel dilatar belakangi karena adanya jumlah populasi yang besar sehingga untuk mencapai efisiensi penggunaan waktu,

tenaga, dan biaya maka digunakan sampel. Menurut Sugiyono (2008:85) sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relative kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. `

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SDN 32 Cece kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dengan jumlah 12 orang murid.

C. Instrument Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data. Menurut Gay, Sukardi (2008:121) suatu instrument dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Hal ini dapat dikatakan bahwa keberadaan instrument merupakan salah satu unsur penting dalam penelitian untuk menunjang keberhasilan hasi penelitian.

Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes merupakan prosedur sistematik diberikan kepada individual yang kemudian direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat ditunjukkan ke dalam angka Sukardi (2008:138). Sedangkan menurut Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes pada umumnya digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan pemahaman seorang peserta didik dalam belajar setelah menerima pembelajaran dari guru. Tes hasil belajar dengan jenis pretest digunakan sebelum

menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran, sedangkan post test digunakan setelah murid mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data, penulis menempuh beberapa tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengelolahan data.

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, penulis terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti membuat instrument, melengkapi persuratan akademik, surat-surat izin penelitian dan merancang apa- apa yang perlu diteliti pada lokasi penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan, peneliti memberikan perlakuan terhadap subjek penelitian yang akan diteliti. Dari tahap inilah akan diperoleh data dari lapangan yang kemudian akan di analisis dengan bantuan metode statistik. Adapun beberapa langkah-langkah yang ditempuh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pre-test terhadap subjek penelitian untuk mengetahui hasil belajar murid. Langkah ini dilakukan pada pertemuan pertama dari proses penelitian yang dilakukan jika materi tersebut sudah diajarkan, jika belum maka peneliti akan mengajarkan terlebih dahulu materi tersebut.

b. Memberikan penjelasan tetang materi yang akan menjadi bahan pembelajaran pada penelitian ini.

c. Pada pertemuan selanjutnya akan dilakukan praktikum pada materi yang akan menjadi bahan pembelajaran untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran.

d. Memberikan post-test kepada subjek penelitian untuk mengetahui hasil belajar murid setelah diberikan perlakuan berupa penjelasan materi serta kegiatan praktikum.

3. Tahap pengelolahan data

Pada tahap pengelolahan data peneliti melakukan pemeriksaan dan pengecekan data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung kemudian mengelolah data tersebut sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari sampel melalui instrument yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Oleh sebab itu, data perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna yang kemudian akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif, yaitu untuk menggambarkan permasalahan yang berbentuk hasil penelitian yang diperoleh dari tes hasil belajar murid serta berbagai dokumen di lokasi penelitian.

Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif dananalisi sinferensial.

1. Analisis Deskriptif

Analisi sdeskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono (2008:207-208). Analisis statistic deskriptif di sini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua.

Jenis data berupa hasil belajar kongnitifsiswa selanjutnya dikategorikan secara kualitatif berdasarkan standar teknik kategorisasi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003) yaitu:

Tabel 3.2 Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa Nilai Hasil Belajar Kategori

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistic inferensial merupakan statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Selain itu, statistik inferensial juga menyediakan aturan tertentu dalam rangka penarikan kesimpulan (conclusion), penyusunan atau pembuatan ramalan (prediction), penaksiran (estimation), dan sebagainya. Dengan demikian statistik inferensial sifatnya lebih mendalam dan merupakan tindak lanjut dari statistik deskriptif Anas Sudijono (2009:5).

Dalam penelitian ini analisis statistic inferensial digunakan untuk menjawab rumusan masalah ada tidaknya peningkatan hasil belajar murid pada pembelajaran IPA kelas IV SDN 32 Cece kecamatan Alla kabupaten Enrekang

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Menguji hipotesis dengan langkah-langkah sebagaiberiut:

1) Menetukan kriteria pengujian

Jika t Tabel t Hitung t Tabelmaka Hoditerima.

Jika t Hitung t Tabelatau t Hitung - t Tabelmaka Hoditolak

b) Menentukan nilai t hitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menetukan gain (d) post test-pre test, dengan rumus:

d :nilaipost test – nilai pre test

Keterangan: d = gain (selisih antara nila ipre test dengan nilai post test) 2) Membuat table penolong untuk mencari nilai t

3) Menghitung mean dari perbedaan pre test dengan post test, dengan rumus:

Md = Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test

∑d = jumlah dari gain (post test – pre test) N =subjek pada sampel.

(Arikunto, 1993:307)

4) Menghitung jumlah kuadrat deviasi (∑x2d), dengan menggunakan rumus:

∑x2d = ∑d2 Keterangan

:

∑x2d = jumlah kuadrat deviasi

∑d2 = jumlah kuadrat gain (d) masing-masing subjek N = jumlah subjek penelitian.

5) Menghitung nilai t hitung, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

t =

Keterangan:

Md

=

mean dari perbedaan pre-test dan post-test

∑x2d = jumlah kuadrat deviasi N = banyaknya subjek penelitian

6) Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t table untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak.

a. Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti implementasi pendekatan keterampilan proses dapat menigkatkan hasil belajar IPA murid kelas IV SDN 32 Cece kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

b. Jika t Hitung< t Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti implementasi pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPA murid kelas IV SDN 32 Cece kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menunjukkan Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses meningkatkan hasil belajar murid pada materi sumber energi bunyi. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, digunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid sebelum dan sesudah implementasi Pendekatan Keterampilan Proses, dan analisis statistik inferensial digunakan untuk mendeskripsikan Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses terhadap peningkatan hasil belajar murid.

1. Hasil Belajar Murid Kelas IV pada Bidang Studi IPA SDN 32 Cece Sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui instrumen tes (pre-test) pada proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN 32 Cece pada murid kelas IV tentang hasil belajar IPA sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses, maka untuk mengetahui deskripsi skor hasil pre-test murid sebelum diberikan perlakuan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Skor Hasil Pre-test murid SDN 32 Cece Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel 12

Skor Tertinggi Murid 82 Skor Terendah Murid 25

Skor Maksimal 100

Rentang Skor 57

Skor Rata-Rata Murid 51

0 20 40 60

0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100 Presentase Nilai Hasil Belajar Sebelum Implementasi Pendekatan

Keterampilan Proses

Dari Tabel 4.1 kita dapat mengetahui bahwa skor rata-rata hasil belajar dari 12 murid pada pre-test yang telah diberikan adalah 51 dari skor maksimal 100. Skor tertinggi yang dicapai murid adalah 82 dan skor terendah adalah 25, dengan rentang skor sebesar 57. Jika dikategorikan pada pedoman Depdikbud, maka hasil belajar murid dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kategori Hasil Belajar Murid Sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

Interval Frekuensi Presentase Kategori

0 – 34 1 8,33% Sangat Rendah

35 – 54 6 50% Rendah

55 – 64 4 33,33% Sedang

65 – 84 1 8,33% Tinggi

85 – 100 - - Sangat Tinggi

Jumlah 12 100%

Berdasarkan hasil pengkategorian pada pedoman Depdikbud, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar murid sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses dikategorikan rendah. Hal ini terlihat pada presentase terbesar berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 50 % murid yang mendapat skor rendah dari 12 murid. Sedangakan pada kategori sangat rendah sebanyak 8,33 %, kategori sedang sebanyak 33,33%, kategori tinggi sebanyak 8,33%, dan kategori sangat tinggi tidak terdapat siswa yang dapat mencapainya.

8,33

50

33,33

8,33 0

Gambar 1 Histogram Hasil Belajar Sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

2. Hasil Belajar Murid Kelas IV pada Bidang Studi IPA SDN 32 Cece Setelah Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses.

Pada bagian ini, penulis selanjutnya akan menganalisis data hasil belajar murid kelas IV SDn 32 Cece Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang telah dikumpulkan melalui instrumen tes (post-test) yang telah dilakukan pada pembelajaran IPA dengan mengimplementasikan Pendekatan Keterampilan Proses pada proses belajar mengajar di kelas. Selanjutnya untuk mengetahui deskripsi skor hasil post-test murid setelah diberikan perlakuan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Skor Hasil Post-testt Siswa SDN 32 Cece Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel 12

Skor Tertinggi Siswa 100 Skor Terendah Siswa 70

Skor Maksimal 100

Rentang Skor 30

Skor Rata-Rata Murid 85

Dari Tabel 4.3 kita dapat mengetahui bahwa skor rata-rata hasil belajar dari 12 murid SDN 32 Cece Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang setelah diberikan perlakuan berupa Pendekatan Keterampilan Proses yang kemudian diberikan tes berupa post-test adalah 85 dari skor maksimal 100. Skor tertinggi yang dapat diperoleh murid adalah 100 dan skor terendah adalah 70, dengan rentang skor sebesar 30.

0 20 40 60 80

0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100 Presentase Nilai Hasil Belajar Sesudah Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

Dari hasil pre test dan post tes terdapat peningkatan rata - rata skor siswa yaitu 34 di mana skor rata - rata siswa sebelumnya (pre test) adalah 51 dan skor rata - rata siwa pada post tes adalah 85.

Jika dikategorikan pada pedoman Depdikbud, maka hasil belajar murid dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kategori Hasil Belajar Murid Setelah Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

Interval Frekuensi Presentase Kategori

0 – 34 - - Sangat Rendah

35 – 54 - - Rendah

55 – 64 - - Sedang

65 – 84 4 33,33% Tinggi

85 – 100 8 66,67% Sangat Tinggi

Jumlah 12 100%

Gambar 2 Histogram Hasil Belajar Sesudah Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

Berdasarkan hasil pengkategorian dengan menggunakan pedoman Depdikbud dan gambar histogram maka dapat kita simpulkan bahwa setelah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses hasil belajar siswa mengalami

0 0

33,3

66,67

0

peningkatan. Hal ini terlihat pada presentase terbesar berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 66,67% siswa berhasil mencapai kategori sangat tinggi, sedangkan kategori tinggi sebanyak 33,33%, kategori sedang, rendah, dan sangat rendah tidak ada satupun murid yang memperoleh skor pada ketiga kategori tersebut.

3. Peningkatan Hasil Belajar Murid Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN 32 Cece.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SDN 32 Cece. Dalam penelitian ini dilakukan tes awal yang disebut pre-test dan pada tahap akhir dilakukan tes akhir yang disebut dengan post-test.

Hasil belajar murid sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dapat kita lihat pada tabel kategori peningkatan hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 4.5 Kategori Peningkatan Hasil Belajar Murid Pada Pembelajaran IPA sebelum dan Sesudah Implementasi Pendekatan

Keterampilan Proses.

Interval Kategori

Frekuensi Sebelum Implementasi

Presentase Sebelum Implementasi

Frekuensi Setelah Implementasi

Presentase Setelah Implementasi 0 – 34 Sangat

Rendah

1 8,33% - -

35 – 54 Rendah 6 50% - -

55 – 64 Sedang 4 33,33% - -

65 – 84 Tinggi 1 8,33% 4 33,33%

85– 100 Sangat Tinggi

- - 8 66,67%

Jumlah 12 100% 12 100%

0 20 40 60 80

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

Sebelum Penerapan Setelah Penerapan

Gambar 3 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Murid Sebelum dan Sesudah Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, tentang peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA sebelum dan sesudah penerapan Implementasi Keterampilan Proses, maka dapat diketahui bahwa pada tes awal (pre-test) yaitu kegiatan pemberian tes sebelum Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses skor hasil belajar siswa rata-rata sebesar 51 dari skor maksimal 100. Dari hasil pengkategorian dapat ditunjukkan bahwa terdapat 8,33% siswa berada pada kategori sangat rendah, 50% pada kategori rendah, 33,33% pada kategori sedang, dan kategori tinggi sebanyak 8,33% dari jumlah siswa sebanyak 12 orang. Dan dari hasil pengkategorian tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar murid tergolong rendah. Hal ini dapat diperhatikan pada nilai presentase yang terbesar ditunjukkan pada kategori rendah sebesar 50% dari jumlah murid sebanyak 12 murid.

Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan cara mengelompokkan murid menjadi beberapa kelompok yang

8,33

0 0

0

33,33 66,67

50

33,33

8,33

0

beranggotakan empat sampai lima orang dalam satu kelompok setelah guru memberikan materi pelajaran. Kemudian peneliti memberikan lembar kegiatan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan praktikum. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan dan langkah-langkah kerja praktikum. Kemudian murid di instruksikan untuk mengikuti langkah-langkah kerja pada lembar kegiatan tersebut.

Dari data observasi dan hasil belajar afektif dan psikomotorik murid menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh murid sangat memuaskan, hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar murid di tiap-tiap indikator yang melewati angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, hal tersebut menandakan bahwa hasil belajar murid dalam setiap praktikum yang dilaksanakan dengan mengimplementasikan Pendekatan Keterampilan Proses pada pembelajaran IPA tergolong tinggi.

Pada bagian ini, penulis akan menindak lanjuti data yang telah diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan analisis statistik inferensial untuk mengolah data tersebut sehingga akan diketahui sejauh mana peningkatan hasil belajar murid pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 32 Cece. Dalam hal ini, peneliti menggunakan uji t sebagai uji statistik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SDN 32 Cece. Dalam penelitian ini dilakukan tes awal yang disebut pre-test dan pada tahap akhir dilakukan tes akhir yang disebut dengan post-test.

Pada pelaksanaan penelitian ini penulis melakukan tes awal (pre-test) untuk mengetahui skor rata-rata yang diperoleh siswa pada pembelajaran sebelumnya tanpa menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses. Kemudian pada pembelajaran selanjutnya penulis memberikan perlakuan pada responden berupa pembahasan materi dalam hal ini materi yang menjadi acuan adalah Sumber Energi Bunyi. Untuk mendukung perlakuan maka dilakukan praktikum sederhana, dalam praktikum tersebut maka kita dapat melihat aktifitas, kreatifitas, dan keterampilan murid dalam proses pembelajaran, kemudian setelah proses pembelajaran selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan tes akhir (post- test).

Pada tahap tes akhir (post-test) yaitu setelah diterapkanya Pendekatan Keterampilan Proses diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 85 dari skor maksimal 100. Hal ini sangat menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar murid dari hasil belajar sebelumnya dimana murid hanya mampu memperoleh nilai rata-rata sebesar 51 dari skor maksimal 100, jadi terjadi peningkatan nilai rata-rata murid sebanyak 34. Kemudian dari hasil pengkategorian juga menunjukkan adanya peningkatan dimana tidak ada lagi murid yang menempati kategori sangat rendah, rendah, dan sedang. Dimana siswa telah mampu mencapai kategori tinggi sebanyak 33,33% dan pada kategori sangat tinggi sebesar 66,67%. Dari pengkategorian ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA meningkat dengan mengimplementasikan Pendekatan Keterampilan Proses dengan memperhatikan presentase terbesar berada pada kategori sangat tinggi.

Selain data hasil belajar kongnitif, terdapat pula data lain yang diambil dalam penelitian yaitu data hasil belajar afektif dan psikomotorik melalui lembar observasi ke aktifan murid yang diperoleh dari hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan murid dalam aspek Afektif dan psikomotorik.

Penerapn Pendekatan Ketrampilan Proses dalam pembelajaran IPA dapat menambah wawasan dan mengembangkan keterampilan-ketrampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri murid. Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, murid akan mampu menemukan sendiri fakta-fakta dan konsep-konsep yang telah ada sehingga tugas guru untuk memberikan penjelasan dari apa yang telah murid temukan. Hal ini berarti bahwa dengan keterampilan proses setiap murid mampu untuk menggali setiap potensi yang ada dalam dirinya, tentunya dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang motoriknya sehingga setiap murid dapat berfikir secara sistematis.

Hal tersebut di atas, sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002:138-139) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh murid, diantaranya adalah:

a. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada murid pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Murid dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

b. Mengajar dengan menggunakan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan. Tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan, namun disisi lain murid akan merasa bahagian sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif.

c. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat murid belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

Keterampilan proses membuat murid merasakan hakikat sains dan memungkinkan murid “berbuat” sains, dan dengan “berbuat” sains murid belajar fakta-fakta dan konsep-konsep sains, (M. Nur 1998:21). Jadi dengan diterapkanya pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA maka murid akan mampu untuk melakukan kegiatan sains dan akan mudah untuk menghasilkan produk sains.

Penelitian dengan menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses juga dilakukan oleh Hasriani (2009:71) untuk mengetahui hasil belajar murid. Hasil dari penelitian tersebut dapat digambarkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus 1 nilai rata-rata tes hasil belajar IPA siswa sebesar 71,68% dan nilai tertinggi adalah 80,00 sedangkan nilai terendah adalah 55,00, sementara pada siklus ke 2 nilai rata-rata hasil belajar adalah 83,41% dan nilai tertinggi adalah 100,00, sedangkan nilai tes terendah yaitu 56,00, hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar biologi pada murid kelas XI IPA MAN Baraka Kab.

Enrekang melalui pendekatan keterampilan proses.

Hal yang senada juga dilakukan oleh Fitriah (2009:71) dalam penelitianya yang membahas tentang Praktikum Bandul Sederhana dengan analisis Pendekatan Keterampilan Proses IPA yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, berdasarkan hasil analisis gambaran keterampilan proses IPA pada pokok bahasan bandul sederhana di kelas XI Man Model Makassar dimana pada tahap I hasil belajar dikategorikan sedang dengan nilai rata-rata 42,86%, dan pada tahap II dikategorikan tinggi dengan nilai rata-rata 57,14%, hal ini menandakan adanya peningkatan hasil belajar murid dengan menerapkan keterampilan proses sains dalam melakukan praktikum bandul sederhana.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Keterampilan Proses efektif untuk meningkatkan hasil belajar murid baik pada bidang studi IPA, Biologi, Fisika, maupun dalam bidang studi lainya.

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya tentang penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam meningkatkan hasil belajar IPA terhadap murid kelas IV SDN 32 Cece, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Keterampilan Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN 32 Cece

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka saran yang diajukan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

1. Kepada guru kelas/bidang studi IPA diharapkan dapat menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran IPA agar murid dapat lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Jika menggunakan Pendekatan Keterampilan proses guru hendaknya menyesuaikan dan memperhatikan materi, alat dan bahan, serta kondisi lingkungan sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Pendekatan Keterampilan Proses tidak hanya dapat diterapkan pada bidang studi IPA saja tetapi juga dapat diterapkan pada bidang studi lainya seperti Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, serta bidang studi lainya, sehingga guru dapat menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses pada pembelajaran lainya.

Dalam dokumen implementasi pendekatan keterampilan proses (Halaman 40-47)

Dokumen terkait