BAB III METODE PENELITIAN
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowa yang berjumlah sebanyak 50 orang. Seluruh populasi ini dijadikan sampel penelitian (Sampel Jenuh).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan kuesioner (angket)menggunakan bentuk checklist, guna membantu responden di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowa untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda check(√) pada tempat yang telah disediakan.
Peneliti membuat 2 (dua) buah kuesioner untuk penelitian ini, satu kuesioner untuk memperoleh data terkait keselamatan kerja (variabel X) dan satu kuesioner untuk memperoleh data terkait kinerja pegawai (variabel Y). Kedua kuesioner tersebut peneliti berikan kepada pegawai atau responden yang berada di kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowa guna mempermudah proses pembuatan kuesioner maka terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian.
Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data kuantitatif. Skala Likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di kantorDinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowatentang variabel keselamatan kerjadan variabel kinerja pegawai Ada 5 (lima) pilihan jawaban pada setiap item pertanyaan, yaitu:
1. Jawaban Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 4 3. Jawaban Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3 4. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS): diberi skor 1
Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. Uji validitas dilakukan untuk menguji keakuratan/ kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan/ konsistensi kuesioner penelitian.Peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan softwareSPSS version 24.0. Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel Product Moment (lihat Lampiran). Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data
<
0.05.Peneliti akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan softwareSPS version 24.0. Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan ralpha atauangka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, yaitu:
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data kuesioner yang telah terkumpul dari jawaban responden pada kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowa sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (generalisasi).
Teknik analisis statistik deskriptif yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tabel, perhitungan median, modus, dan mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%). Penentuan persentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing variabel menggunakan rumus perhitungan persentase:
% = x 100%
Keterangan rumus:
n = Skor yang diperoleh N = Skor ideal
% = Persentase
Data yang sudah dipersentasikan nantinya akan ditafsirkan dengan kalimat- kalimat yang bersifat kualitatif, dimana hasil persentasi itu dapat digolongkan sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1. Kriteria Jawaban Responden
Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif 80% - 100%
60% - <80%
40% - <60%
20% - < 40%
0% - < 20%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Tidak Baik (Arikunto, 2010:246)
2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran pengaruh variable keselamtaan kerja terhadap variabel kinerja pegawai pada kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Gowa. Digunakan pula untuk membangun adanya persamaan serta menggunakan persamaan tersebut guna membuat perkiraan (prediction).
Adapun rumus persamaan regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
Ý = a + bX
Keterangan rumus:
Ý = variable keselamatan kerja X = variable kinerja pegawai a = konstanta
b = koefisien regresi
Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS version 24.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis yang sudah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:
a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16’ Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6’ Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administasinya antara 12°33.19’ hingga 13°15.17’ Bujur Timur dan 5°5’
hingga 5°34.7’ Lintang Selatan dari Jakarta. Kabupaten yang berada pada bagian Selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan tujuh Kabupaten/Kota lain, yaitu :
a. Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng disebelah Timur b. Kabupaten Takalar dan Jeneponto disebelah Selatan
c. Kabupaten Takalar dan Kota Makassar disebelah Barat
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitive sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu.
Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan 38 topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu,
Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.
2. Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Gowa
Dinas Pemadam Kebakaran adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran. Pasukan berbaju biru disebut juga para ksatria penantang api yang bekerja selama 24 jam dengan slogan : “Pantang Pulang Sebelum Padam”.
Korps Pemadam di Indonesia sudah ada sejak jaman Hindia Belanda.
Mereka disebut institusi elit pengaman kota. Berdasarkan sejarah, pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk satuan pemadam tahun 1873 dengan nama Brandweer dan secara hukum dibentuk oleh Resident op Batavia melalui ketentuan Reglement op de Branweer in de Afdeeling stand Vorstenden Van Batavia.
Di Kabupaten Gowa, awalnya pemadam kebakaran berada di bawah naungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2012. Pada januari 2017 pemadam kebakaran berdiri sendiri menjadi Dinas Pemadam Kebakaran.
3. Visi dan Misi Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa a. Visi
Terwujudnya Dinas Pemadam Kebakaran yang professional dan berorientasi pada pelayanan public.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan pencegahan, penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, serta penanganan bahan berbahaya dan beracun yang efektif, efisien, terarah dan modern dengan melibatkan seoptimal mungkin pemberdayaan masyarakat.
2. Menyelenggarakan peningkatan kapasitas aparatur pemadaman kebakaran dan kapasitas masyarakat serta melaksanakan penelitian dan pengembangan.
3. Menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran dan penyelamatan.
4. Meningkatan interkoneksitas wilayah maupun antar lembaga dalam pelayanan pemadam kebakaran.
4. Struktur Organisasi
Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa
Kepala Dinas Drs. Rostam
Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretaris Ary Mahdi Asfari,.M. Si
Kepala SUB Bagian Umum Muhammad Kaherani
Haris, SE., MM
Muhamm
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
keuangan Sitti Mardhiyah Akib, SE
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Drs. Mustamin Raga, MS
Kepala Bidang Pengembangan Teknik dan Perbekalan Arwansyah Dwi Pratama, S. STP
Kepala Seksi Pencegahan Pemeriksaan Amiruddin,
SE
Kepala Seksi Pengendalian Operasional
Kebakaran Syamsul Bahri, SH
Kepala Seksi Penyelamatan
dan Evakuasi Korban
Muh.
Orbawijaya SE
Kepala Seksi Bina Kualitas
Personil Moh Rizky Abe , S. STP
Kepala Seksi Peralatan dan Pembekalan Ali Werdha Jabar, S.SOS
Kepala Seksi Pergudangan dan Distribusi Taufik Rasyid
ANGGOTA SATUAN DINAS DAMKAR
B. Data Responden
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data para responden yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa. . Data ini diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan kepada 50 Orang Pegawai yaitu 5 PNS dan 45 Honorer. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua variabel. Variabel X (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terdiri dari 2 indikator yaitu, Keadaan Tempat dan Lingkungan Kerja dan Pemakaian Peralatan Kerja serta Variabel Y (Kinerja Pegawai) yang terdiri dari 3 indikator yaitu Kualitas, Kuantitas dan Ketepatan Waktu . Penyajian data meliputi data-data tentang identitas dan distribusi jawaban PNS dan Pegawai Honorer terhadap pertanyaan ataupun pernyataan yang diajukan yang akan diuraikan dalam tabel frekuensi.
1. Jenis Kelamin Responden
Karakteristik responden menurut jenis kelamin bertujuan untuk mengetahui tingkat perbandingan responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
Laki – laki 45 90
Perempuan 5 10
Total 50 100
Sumber : hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, total responden yang merupakan pegawai kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Gowa adalah 50 orang, jumlah responden laki-laki sebanyak 45 orang (90%) dan responden perempuan sebanyak 5 orang
(10%). Jadi keterlibatan pegawai laki-laki pada Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa lebih dominan.
2. Usia Responden
Usia pegawai di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa memberikan pengaruh dalam proses pemberian tugas pokok dan juga terhadap peningkatan produktivitasnya. Distribusi frekuensi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Usia Responden
Usia (Tahun) Frekuensi Presentase %
20 – 25 27 54
26 – 30 15 30
31 – 35 2 4
36 – 40 4 8
>41 2 4
Total 50 100
Sumber : hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas pegawai Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa adalah berusia 20-25 tahun dengan tingkat presentase 54%. Pegawai dengan usia yang relatif masih muda akan mempunyai fisik yang lebih baik daripada pegawai yang lebih tua dan lebih cenderung cocok di tempatkan di bagian lapangan. Akan tetapi seorang pegawai yang sudah berusia lebih tua akan mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki oleh karyawan yang masih berusia muda. Oleh karena itu akan lebih baik apabila kantor menggabungkan atau memadukan pegawai berusia tua dengan usia muda.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan yang dimaksud yaitu tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh responden sesuai dengan latar belakang pendidikan. Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh responden akan membentuk cara berfikir dan bertindak dengan baik terutama dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Berdasarkan tingkat pendidikan, distribusi frekuensi responden yang dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan
Terakhir
Frekuensi Presentase %
SMA 22 44
SMK 17 34
D IV 1 2
S1 9 18
S2 1 2
Total 50 100
Sumber : hasil olah data SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.3 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas dengan tingkat presentase sebesar 44%, hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan pegawai di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gowa dari segi keilmuan sudah cukup memadai dan pada dasarnya pegawai cukup mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya
C. Hasil Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan kesehatan kerja di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Kabupaten Gowa ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober s/d 26 Desember 2019. Berikut hasil dari penelitian tersebut :
1. Variabel X (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Manajemen sumber daya manusia adalah penyatuan dari kebijakan, praktik dan system yang berupa pengarahan, pengawasan, kompensasi, pemeliharaan dan pemutusan kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja ini lah yang nantinya sedikit banyak di harapkan memberikan pengaruh peningkatan kinerja pegawai kearah yang lebih baik dan memberikan kepuasan pada para pegawai serta memberikan rasa aman dan nyaman saat bekerja dalam suatu instansi.
Setelah keseluruhan data yang diperoleh pada saat penelitian dari hasil kuesioner dikumpulkan, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis data tentang variabel X “Keselamatan dan kesehatan kerja” yang terdiri atas 2 (dua) indikator, yakni : (1)Keadaan tempat lingkungan kerja; dan (2)Pemakaian peralatan kerja. Hasil dari penelitian ini juga menjawab pertanyaan dari rumusan masalah pertama peneliti yaitu untuk mengetahui seberapa baik penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja pegawai di kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Gowa.
Adapun indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah yaitu sebagai berikut : a. Indikator Keadaan Tempat dan Lingkungan Kerja
Keadaan tempat lingkungan kerja merupakan lokasi dimana para pegawai Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana kabupaten Gowa melaksakan aktifitas kerjanya. Dalam hal ini meliputi : Penyusunan dan
penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya dan ruang yang padat dan sesak.
Maka dari itu untuk mengetahui indikator keadaan tempat dan lingkungan kerja diukur melalui sub indikator dalam 5 Pernyataan, yaitu :
1. Kondisi lingkungan kerja di kantor ini bersih dan membawa kenyamanan bagi para pegawai.
2. Lingkungan kerja pegawai tenang dan bebas dari kebisingan mesin 3. Ruangan kerja para pegawai tidak padat dan sesak
4. Lingkungan kerja sangat baik dan menghindarkan pegawai dari stress 5. Kantor ini menjamin keamanan pegawai dalam bekerja
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke lima puluh responden terhadap sub indikator keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilihat pada pengolahan data pada Tabel 4.4 sampai 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kondisi Lingkungan Kerja Dari Segi Kenyamanan Dan Kebersihan Kategori Responden Persentase (%) Skor
Sangat Nyaman dan bersih - - -
Nyaman dan bersih 14 38.0 56
Kurang Nyaman dan kurang bersih
32 64.0 96
Tidak Nyaman dan tidak bersih
4 8.0 8
Sangat Tidak Nyaman dan tidak bersih
- - -
Total 50 100 160
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan kondisi lingkungan kerja di kantor dinas DAMKAR bersih
dan membawa kenyamanan bagi para pegawai, didominasi dengan jawaban saya kurang nyaman dengan memperoleh tanggapan sebanyak 32 responden atau sebesar 64% dan jawaban yang terendah adalah jawaban saya tidak nyaman yaitu sebanyak 4 responden atau sebesar 8%.
Berdasarkan pernyataan dari 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa kondisi lingkungan di kantor Dinas DAMKAR kurang bersih dan kurang memberi rasa nyaman pada mereka. Hal ini didukung oleh observasi yang di lakukan peneliti di lokasi penelitian, dimana kondisi lingkungan di kantor Dinas DAMKAR memang kurang memberi rasa nyaman dikarenakan kondisi kantor yang masih terbilang baru dan masih membutuhkan pembenahan di beberapa sudut, mulai dari toilet yang kurang bersih, ruangan titik kumpul yang tidak rapi dan sempit, sampah yang berserakan dan lain-lain.
Tabel 4.5
Lingkungan Kerja Pegawai Dari Segi Ketenangan
Kategori Jumlah
Responden
Persentase
(%) Skor Sangat Tenang dan Bebas Kebisingan
Mesin
- - -
Tenang dan Bebas Kebisingan Mesin 17 34 68
Lumayan Tenang dan Sedikit Bising Mesin
27 54 81
Tidak Tenang dan Bising oleh Mesin 6 12 12
Sangat Tidak Memberi Ketenangan dan bising oleh kendaraan dan mesin
- - -
Total 50 100 161
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan lingkungan kerja pegawai tenang dan bebas dari kebisingan mesin, didominasi dengan jawaban sedikit tenang dan sedikit bising oleh mesin
dengan memperoleh tanggapan sebanyak 27 responden atau sebesar 54% dan jawaban yang terendah adalah jawaban tidak tenang dan bising oleh mesin sebanyak 6 responden atau sebesar 12%.
Sesuai dengan tanggapan 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa kondisi kantor di dinas DAMKAR Kabupaten Gowa sedikit tidak memberi ketenangan kepada para pegawai dikarnakan beberapa faktor salah satunya disebabkan oleh suara mesin dan kendaraan yang menggangu di sekitar kantor Dinas DAMKAR Kabupaten Gowa. Hal ini didukung oleh hasil observasi peneliti pada saat berada dilokasi penelitian, yaitu dikarenakan lokasi kantor yang berada di jalan utama dan padatnya kendaraan yang berlalu lalang, sulit bagi pegawai untuk mendapat ketenangan dan terbebas dari suara bising kendaraan.
Tabel 4.6
Kondisi Ruang Kerja Pegawai
Kategori Jumlah
Responden
Persentase
(%) Skor
Sangat Luas dan Tidak Sesak 7 14 35
Luas dan tidak sesak 15 30 60
Lumayan Luas dan Sedikit Sesak
22 44 66
Tidak Luas dan sesak 6 12 12
Sangat sempit dan sesak - - -
Total 50 100 173
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan Ruangan Kerja Pegawai Tidak Padat dan Sesak , didominasi dengan jawaban lumayan luas dan sedikit sesak dengan memperoleh tanggapan sebanyak 22 responden atau sebesar 44% dan jawaban yang terendah adalah
jawaban tidak merasa luas dan sesak yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 12%.
Berdasarkan pernyataan dari 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa ruang kerja di kantor Dinas DAMKAR lumayan luas namun sedikit sesak.
Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dari peneliti di lokasi, yaitu banyaknya jumlah anggota bagian lapangan Dinas DAMKAR dan ukuran ruangan titik kumpul yang tidak terlalu luas menyebabkan kondisi ruangan tersebut menjadi sedikit sesak saat para anggota bagian lapangan sedang berkumpul.
Tabel 4.7
Suasana Lingkungan Kerja Pegawai
Kategori Jumlah
Responden
Persentase
(%) Skor
Sangat baik 5 10 25
Baik 17 34 68
Kurang baik 25 37 75
Tidak baik dan membawa stress
3 6 6
Sangat tidak baik dan menyebabkan stress
- - -
Total 50 100 174
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan lingkungan kerja sangat baik dan menghindarkan pegawai dari stress , didominasi dengan jawaban lingkungan kerja kurang baik dengan memperoleh tanggapan sebanyak 25 responden atau sebesar 37% dan jawaban yang terendah adalah tidak baik dan membawa stress yaitu sebanyak 3 responden atau sebesar 6%.
Sesuai dengan tanggapan 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa lingkungan kerja di kantor Dinas DAMKAR kurang baik dan sedikit membawa stress bagi para pekerja. Hal ini didukung oleh observasi peneliti di lapangan, yakni penyebab hal tersebut dikarenakan sudah banyaknya terjadi kecelakaan pada saat bertugas yang dialami para anggota bagian lapangan kantor Dinas DAMKAR menyebabkan adanya rasa takut dan stress saat ada pekerjaan yang datang. Kondisi yang membuat mereka harus selalu siaga juga mengurangi waktu istirahat mereka saat tidak sedang bertugas.
Tabel 4.8
Jaminan Keamanan Pegawai Dalam Bekerja
Kategori Jumlah
Responden
Persentase
(%) Skor
Sangat Menjamin Keamanan 7 14 35
Ada Jaminan Keamanan 10 20 40
Kurang Menjamin Keamanan 31 62 93
Tidak Menjamin Keamanan 2 4 4
Tidak Ada Jaminan Keamanan Sama Sekali
- - -
Total 50 100 172
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan Kantor ini menjamin keamanan pegawai dalam bekerja, didominasi dengan jawaban kurang menjamin kemanan dengan memperoleh tanggapan sebanyak 31 responden atau sebesar 62% dan jawaban yang terendah adalah jawaban sangat biasa mendorong yaitu sebanyak 2 responden atau sebesar 4%.
Sesuai dengan tanggapan 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa Kantor Dinas DAMKAR kurang memberi jaminan keamanan pada para
pegawainya. Hal ini di dukung oleh observasi langsung peneliti di lokasi penelitian, yakni masih banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi saat bertugas.
Umunya di karenakan lokasi kebakaran yang jauh dari pangkalan menyebabkan para petugas harus bergegas tiba di lokasi dan mengakibatkan seringnya terjadi tabrakan dan kecelakaan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data pernyataan pada tabel 4.4 sampai 4.8 dalam indikator keadaan tempat dan lingkungan kerja pada variabel Keselamatan dan kesehatan kerja dapat disimpulkan pada tabel 4.9 sebagai berikut
Tabel 4.9
Indikator Keadaan Tempat dan Lingkungan Kerja
Pernyataan
SS (5) S (4) KR (3) TS (2) STS (1)
Σ % Sko
r Σ % Sko
r Σ % Sko
r Σ % Sko
r Σ % Sko r Kondisi
lingkungan kerja di kantor ini bersih dan membawa kenyamanan bagi para pegawai
0 0 0 14 38 56 32 64 96 4 8 8 0 0.
0 0
Lingkungan kerja pegawai tenang dan bebas dari kebisingan mesin
0 0 0 17 34 68 27 54 81 6 12 12 0 0.
0 0
Ruangan kerja para pegawai tidak padat dan sesak
7 14 35 15 30 60 22 44 66 6 12 12 0 0.
0 0
Lingkungan kerja sangat baik dan menghindark an pegawai dari stress
5 10 25 17 34 68 25 37 75 3 6 6 0 0.
0 0
Kantor ini menjamin keamanan pegawai dalam bekerja
7 14 35 10 20 40 31 62 93 2 4 4 0 0.
0 0
Rata-Rata 3, 8
7,
6 19 14, 6
31, 2
58, 4
27, 4
52, 2
82, 2
4, 2
8,
4 8,4 0 0 0
Sumber: Kuesioner 2020
Berdasarkan data tabel 4.9 maka indikator keadaan tempat dan lingkungan kerja dengan lima item pernyataan penilaian rata-rata dari 50 responden yaitu 19%
responden yang memberikan penilaian sangat setuju (SS), 58,4% responden yang memberikan penilaian setuju (S), 82,2% responden yang memberikan penilaian kurang setuju (KS), dan 8,4% responden yang memberikan penilaian tidak setuju
(TS), dan 0% responden yang memberikan penilaian sangat tidak setuju (STS) terhadap indikator keadaan tempat dan lingkungan kerja divariabel X (Keselamatan dan kesehatan kerja).
b. Indikator Pemakaian Peralatan Kerja
Pemakaian peralatan kerja adalah bagian kegiatan dan operasional dalam proses produksi yang biasanya berupa alat-alat berat dan ringan. Dalam hal ini meliputi : Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak dan Pengguna mesin, alat elektronik dengan pengaman yang baik.
Dalam indikator pemakaian peralatan kerja ini adalah bagian dari variabel (X) keselamatan dan kesehatan kerja, maka dari itu untuk mengetahui indikatror pemakaian peralatan kerja diukur melalui sub indikator dalam 5 Pernyataan yaitu :
1. Peralatan kerja kantor yang sudah rusak akan disimpan dan tidak digunakan lagi.
2. Peralatan kerja setelah di gunakan akan di bersihkan dan disimpan dengan rapi.
3. Pegawai selalu melakukan pengecekan rutin pada setiap peralatan kerja sebelum digunakan.
4. Saat pegawai menggunakan mesin dan alat elektronik saat bekerja selalu berada dibawah pengawasan ahli.
5. Kebersihan dan kerapian peralatan kerja pegawai selalu diutamakan.
Untuk mendeskripsikan pernyataan dari ke lima puluh responden terhadap sub indikator Pemakaian peralatan kerja dapat dilihat pada pengolahan data pada Tabel 4.10 sampai 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Peralatan Kerja Kantor Yang Sudah Rusak Akan Disimpan Dan Tidak Di Gunakan Lagi
Kategori Jumlah
Responden
Persentase
(%) Skor
Sangat sesuai 1 2 5
Sesuai 23 46 92
Kurang sesuai 21 42 63
Tidak sesuai 5 10 10
Sangat Tidak sesuai - - -
Total 50 100 170
Sumber: Tabulasi Kuesioner, 2020
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tanggapan responden mengenai pernyataan peralatan kerja kantor yang sudah rusak dan tidak di gunakan lagi di kantor dinas DAMKAR, didominasi dengan jawaban sesuai dengan memperoleh tanggapan sebanyak 23 responden atau sebesar 46% dan jawaban yang terendah adalah jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 5 responden atau sebesar 10%.
Berdasarkan tanggapan 50 responden, sebagian besar menyatakan bahwa peralatan kerja kantor yang sudah rusak memang di simpan kembali dan tidak digunakan kembali untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para pegawai. Hal ini didukung oleh hasil observasi peneliti di lokasi penelitia , yaitu para pegawai setelah bekerja memang terbiasa meletakkan barang-barang yang di gunakan saat bekerja kemabali ke ruangan penyimpanan untuk menjaga kondisi barang tetap baik saat di gunakan kembali.