BAB III METODE PENELITIAN
D. Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah keseluruhan data sudah terkumpul. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif dibagu menjadi Statistik deskriptif dan Statistik inferensial. Statistik infersial meliputi statistik parametrik dan statistik non parametrik.
1. Analisis deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang memiliki fungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Perhitungan analisis deskriptif menggunakan SPSS Statistik versi 25 dan dapat juga dengan menggunakan perhitungan manual.43 Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif berupa histogram, pengukuran gejala pusat melalui modus, median, mean, pengukuran variasi kelompok melalui rentang, simpangan baku dan distribusi frekuensi. Adapun cara untuk melakukan analisis deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Modus (Mo)
Modus merupakan teknik penjelasaan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Untuk menghitung modus, rumus yang digunakan adalah :
43 Sugiyono, statistika untukl penelitian, (bandung:ALFABETA, 2007), 29
Mo = Keterangan:
Mo = Modus
B = batas kelas interval dengan jumlah frekuensi terbanyak P = Panjang kelas interval
b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
b. Median
Untuk menghitung median, rumus yang digunakan adalah:
Md = Keterangan:
Md = median
b = batas bawah, dimana median akan terletak n = banyak data/jumlah sampel
p = panjang kelas interval
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median F = frekuensi kelas median
c. Mean
Me =
Keterangan:
Me = mean untuk data bergolong = jumlah data/sampel
fi xi = produk perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas (xi). tanda kelas (xi) adalah rata-rata nilai terendah dan tertinggi setiap interval data.
d. Rentang data
Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok itu.
e. Varians dan Standar deviasi
Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok. Akar varians disebut standar deviasi atau simpangan baku.
s2 = s =√
Keterangan:
s2 = varians
s = simpangan baku n = jumlah sampel
2. Analisis inferensial a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang digunakan sudah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik.44 Pengolahanya menggunakan aplikasi SPSS versi 25 dengan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah uji Shapiro-wilk. Adapun kriterianya yaitu jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ha diterima artinya data berasal dari distribusi normal, sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, artinya data berasal dari distribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama.
Jadi dapat dikatakan bahwa uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki variasi
44 Nuryadi et al, dasar-dasar statistic penelitian, (Yogyakarta: gramasurya, 2017) hlm 79
yang sama atau tidak.45 Adapun kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikasi > a = 0,05 maka Ha diterima, artinya sampel memiliki varian homogen, sebaliknya jika nilai signifikasi < a = 0,05 maka Ho
ditolak, artinya sampel tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji coba normalitas dan uji homogenitas dan diketahui bahwa populasi berdistribusi normal dan homogen, maka tahap selanjutnya peneleiti melakukan uji-t untuk mengetahu apakah nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Data yang digunakan yaitu nilai postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
1) Hipotesis nihil (H0): tidak ada perbedaan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
2) Hipotetsis alternatif (Ha): ada perbedaan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
45 Nuryadi et al, hlm 89
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Profil SMPN 1 Jenggawah
SMPN 1 Jenggawah sebagai salah satu sekolah yang terletak di Jl.
Tempurejo No. 63 Jenggawah, Kelurahan Wonojati, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Didirikan pada bulan April pada tahun 1986 yang di pimpin oleh Bapak Drs. Harjunadi.
Peresmian sekolah SMPPN 1 Jenggawah oleh Bupati KDH TK. II JEMBER pada hari Minggu paing tanggal 20 April 1986 dan mulai dipakai pada hari Senin pon 21 April 1986.
a. Identitas sekolah
1) Nama Satuan : SMPN 1 Jenggawah
2) NPSN : 20523866
3) Alamat : Jl. Tempurejo No. 63 Jenggawah 4) Kode pos : 68171
5) Kelurahan : Wonojati 6) Kecamatan : Jenggawah 7) Kabupaten/kota : Jember 8) Provinsi : Jawa Timur 9) Negara : Indonesia 10) Status : Negeri
11) Jenjang Pendidikan : SMP
12) Sk Pendirian : 188.45/330/1.12/2015 13) Tanggal SK Pendirian: 2015-09-29
b. Data Pelengkap
1) Kebutuhan khusus dilayani : Tidak ada
2) Nama bank : BPD Jawa Timur
3) Cabang KCP/Unit : BPD Jawa Timur Cabang Jember 4) Rekening atas nama : BOSSMPNEGERI1JENGGAWAH 5) Luas Tanah Milik : 11.010 m2
6) Bersedia menerima BOS : ya
7) Waktu penyelenggaraan : pagi/6 hari
8) Sertifikat ISO : belum bersertifikat 9) Sumber listrik : PLN
10) Daya listrik (watt) : 15000
11) Akses internet : Telkom speedy 2. Visi dan Misi SMPN 1 Jenggawah
a. Visi sekolah SMPN 1 Jenggawah Tahun Pelajaran 2022/23
“Adalah Unggul Dalam Mutu Berpijak Pada Iman dan Taqwa”
b. Misi SMPN 1 Jenggawah
1) Melaksanakan penjabaran kurikulum dalam bentuk Kurikulum Satuan Pendidikan, pemetaan kompetensi dasar, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja dan jumal mengajar.
2) Meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif dalam rangka pelaksanaan CTL secara maksimal untuk mencapai standar kompetensi
3) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisian dalam rangka pengembangan potensi siswa secara maksimal untuk memperoleh peningkatan nilai Ujian Akhir Nasional sesuai dengan Standart Kelulusan.
4) Mengembangkan kualitas kinerja tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
5) Mengoptimalkan Standar minimal sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanakan proses belajar mengajar termasuk penggunaan TIK.
6) Menerapkan manajeman partisipatif aktif dengan melibatkan seluruh warga sekolah scsuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
7) Mengembangkan standar pembiayaan meng atur komponen dan biaya operasi satuan pendidikan.
8) Melaksanakan penilaian secara periodik sesuai dengan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran dan mengadalcan program pengayaan serta remedial.
3. Struktur Organisasi SMPN 1 Jenggawah Kepala sekolah : Eny Rusmiati, S.Pd.
Wakasek 1 : Adi Santoso, S.Pd.
Wakasek 2 : Puguh Wijonarko, S.Pd.
Wakasek 3 : Imam Fathoni, S.Pd.
Kesiswaan : Dewi Umi Hanik, S.Pd.
Pembina Osis : Yuswardi Leksmana, M.Pd.
Koordnator BK : Evi Kurnis Wati, S.Pd.
B. Penyajian Data
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 327 siswa kelas VII tahun pelajaran 2022/2023, dengan rincian pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi Populasi siswa kelas VII SMPN 1 Jenggawah
No Kelas Jumlah
1. VII A 31
2. VII B 34
3. VII C 31
4. VII D 33
5. VII E 34
6. VII F 33
7. VII G 34
8. VII H 33
9. VII I 34
10. VII J 30
Jumlah 327
Teknik pengambilan data sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Teknik purposive sampling., yaitu Teknik yang dimana pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan tertentu, sehingga diperoleh kelas eksperimen VII A dan kelas kontrol VII C. penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
materi klasifikasi makhluk hidup di SMPN 1 Jenggawah dengan menggunakan instrument angket dan tes (posttest). Adapun hasil nilai yang didapat posttest adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil penelitian kelas eksperimen No. Responden Hasil Belajar
R1 47.36
R2 89.47
R3 68.42
R4 78.94
R5 68.42
R6 68.42
R7 84.21
R8 73.68
R9 73.68
R10 63.15
R11 73.68
R12 68.42
R13 63.15
R14 68.42
R15 73.68
R16 63.15
R17 73.68
R18 73.68
R19 84.21
R20 78.94
R21 63.15
R22 57.89
R23 78.94
R24 84.21
R25 57.89
R26 78.94
R27 78.94
R28 84.21
R29 84.21
R30 68.42
R31 84.21
Tabel 4.3
Hasil Penelitian Kelas Kontrol No. Responden Hasil Belajar
R1 47.36
R2 57.89
R3 36.84
R4 42.10
R5 31.57
R6 52.63
R7 42.10
R8 26.31
R9 47.36
R10 52.63
R11 42.10
R12 63.15
R13 57.89
R14 63.15
R15 63.15
R16 47.36
R17 42.10
R18 42.10
R19 52.63
R20 63.15
R21 63.15
R22 73.68
R23 63.15
R24 52.63
R25 73.68
R26 57.89
R27 89.47
R28 57.89
R29 47.36
R30 63.15
R31 47.36
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data Deskriptif
a. Data hasil belajar
Analisis deskriptif hasil belajar menggunakan perhitungan SPSS Statistics versi 25 yang diperoleh hasil sebagaiman terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata 72,8313 53,6445
Median 73,6800 52,6300
Varian 94,385 172,524
Standar deviasi 9,71517 13,13482
Skor minimum 47,36 26,31
Skor maksimum 89.47 89,47
Rentang 42,11 63,16
Setelah melakukan analisis data hasil belajar siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol, maka untuk selanjutnya yaitu menghitung distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen No. Kelas Interval Jumlah/frekuensi Persentase
1. 40-49 1 3,23 %
2. 50-59 2 6,45 %
3. 60-69 10 32,26 %
4. 70-79 11 35,48 %
5. 80-89 7 22,58 %
31 100 %
Batas kriteria nilai ketuntasan minimum (KKM) SMPN 1 Jenggawah untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 70. Dari hasil perolehana nilai untuk kelas eksperimen dengan jumlah 31 siswa, terdapat 13 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM dan 18 siswa lainnya
memiliki nilai di atas KKM. Hasil nilai kategori ketuntasan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Klasifikasi Makhluk hidup pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Kategori Ketuntasan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
No. Kategori Keterangan Jumlah
1. Tuntas Nilai ≥ 70 18
2. Tidak Tuntas Nilai < 70 13
Total 31
Sedangkan Hasil perhitungan distribusi frekuensi hasil belajar pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawh ini:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi hasil belajar kelas kontrol No. Kategori Jumlah/frekuensi Porsentase
1. 20-29 1 3,22 %
2. 30-39 2 6,45 %
3. 40-49 10 32,25 %
4. 50-59 8 25,8 %
5. 60-69 7 22,58 %
6. 70-79 2 6,65 %
7. 80-89 1 3,22 %
31 100 %
Sedangkan batas kriteria nilai ketuntasan minimum (KKM) untuk kelas kontrol dengan jumlah 31 siswa, terdapat 28 siswa yang memiliki nilai dibawah KKM, dan 3 siswa yang lolos nilai KKM. Hasil kategori nilai ketuntasan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Klasifikasi Makhluk Hidup pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Kategori Ketuntasan Nilai posttest kelas kontrol
No. Kategori Keterangan Jumlah
1. Tuntas Nilai ≥70 3
2. Tidak Tuntas Nilai < 70 28
Total 31
Berdasarkan dari tabel kategori ketuntasan, untuk selajutnya untuk mengetahui presentase ketuntasan nilai posttest siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diliahat dengan menggunakan diagram batang.
Hasil persentase ketuntasan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Ketuntasan Nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol 2. Analisis inferensial
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat berditribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini data diuji menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk dengan bantuan aplikasi SPSS Statistics versi 25. Dengan memiliki ketentuan
0 10 20 30
kelas ekeperimen kelas kontrol
Ketuntasan Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
tuntas tidak tuntas
pengambilan keputusan uji adalah data berdistribusi normal jika sig >
0,05 (5%). Berikut ini hasil dari uji normalitas Shapiro-wilk:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel
Terikat
Kelas Shapiro wilk Tingkat kepercayaan
Keterangan statistic Df Sig.
Hasil Belajar
Kontrol 952 31 174
0,05
Terdistribusi Normal
Eksperimen 965 31 394 Terdistribusi
Normal Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa hasil signifikansi uji Shapiro wilk hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0,174 dan 0,394. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil belajar (posttest) di kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Statistics versi 25, dengan memiliki ketentuan pengambilan keputusan jika nilai sig >
0,05 maka data bervarian sama atau homogen. Berikut hasil uji homogenitas pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Variabel
terikat
Kelas Homogeneity of Variance
Tingkat Kepercayaan
Keterangan
Hasil belajar Kontrol
.157 α = 0,05 Homogen
Eksperimen
Berdasarkan pengujian homogenitas di atas data hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai ketentuan taraf signifikan > 0,05 sehingga hasil uji homogenitas hasil belajar (posttest) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,157. Dengan sesuai dengan ketentuan maka hasil belajar (posttest) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen, karena hasil uji homogentitas lebih dari 0,05.
c. Hasil uji hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengtahui apakah data yang di dapat memiliki pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis data yang menggunakan independent sampel t-test, karena uji prasyarat analisis telah terpenuhi yaitu data yang terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukanlah uji hipotesis. Uji independent sampel t-test dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara sampel yang tidak berpasangan. Adapun hasil uji hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
Ho: tidak ada pengaruh metode pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa daam pembelajaran IPA materi klasifikasi makhluk hidup di SMPN 1 Jenggawah
Ha: ada pengaruh metode pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi klasifikasi makhluk hidup di SMPN 1 Jenggawah
Dengan kriteria pengujian:
Jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima san Ha ditolak
Setelah melakukan uji Independent Sampel T-Test dengan menggunakan SPSS 25.0, maka hasil uji hipotesis dapa dilihat pada lampiran dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:
Tabel 4. 11
Hasil Uji Independent Sampel T-Test Variabel
Terikat
Sig. (2- Tailed)
A Keputusan Kesimpulan
Hasil Belajar .000 0,05 Ha diterima Ada pengaruh Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa signifikansi 0,00 Hal ini menunjukan bahwa nilai belajar siswa memiliki nilai sig. (2-tailed) < 0,05. Maka hasil uji hipotesisnya sebagai berikut:
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dengan adanya pengaruh metode pembelajaran Oudoor learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMPN 1 Jenggawah.
D. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA materi Klasifikasi Makhluk hidup. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VII di SMPN 1 Jenggawah. Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diberikan pada penelitian ini adalah materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Materi ini disampaikan sebanyak 2 kali pertemuan pada setiap kelas. Kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas VII A dan kelas VII C
Setelah kedua kelas tersebut di beri perlakuan yang berbeda dalam metode pembelajaran yang dimana kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran outdoor class dan untuk kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran biasa. Selanjutnya dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA pada materi Klasifikasi Makhluk hidup.
Dari hasil analisis menunjukan bahwa metode pembelajaran outdoor class memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa yakni pada kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 72,8313., median 73,6800., varian 94,385., standar deviasi 9,71517, skor maksimum 47,36, skor maksimum 89,47 dan rentang 42,11. Untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 53,64, median 52,6300, varian 172,524, standar deviasi 13,13482, skor minimum 26,31, skor maksimum 89,47 dan rentang 63,16. perbedaan hasil belajar dapat dilihat pada diagrambatang dibawah ini.
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan dari diagram diatas menunjukan bahawa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran outdoor learning dan kelas kontrol pembelajaranya tidak menggunakan metode pembelajaran outdoor learning. Metode pembelajaran outdoor learning secara tidak langsung telah melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar dan siswa dapat belajar mengenal alam lebih dekat.
hasil uji normalitas untuk kelas eksperimen dengan nilai sig 0,394 dan kelas kontrol dengan nilai sig 0,147. Hal ini menunjukan bahwa data hasil belajar (posttest) berdistribusi normal. Hasil pengujian homogenitas data hasil belajar (posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,157 yang sudah sesuai dengan ketentuan bahwa nilai sig > 0,05 maka kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat bersifat homogen.
Jika dilihat dari hasil prosentase kategori kelulusan pada kelas eksperimen sebanyak 58,06% yang memenuhi nilai KKM atau sebanyak 18 siswa yang telah lulus dari nilai KKM, sedangkan untuk siswa yang lainnya
0 50 100 150 200
rata-rata median varian standar deviasi
skor minimum
skor maksimum
rentang
perbandingan hasil belajar
kelas eksperimen kelas kontrol
tidak lulus nilai KKM. Dan untuk kelas kontrol yang lulus nilai KKM sebanyak 9,87% atau hanya 3 siswa saja yang telah memenuhi nilai KKM dan untuk siswa yang lainnya masih belum lulus dari nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kemampuan hasil belajar siswa yang artinya bahwa Ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran outdoor learning siswa terlihat lebih senang, tidak bosan dan jenuh, maka siswa mampu untuk menerima dan memahami pelajaran dengan baik sehingga secara langsung dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri. Siswa di kelas eksperimen terlihat lebih antusias terhadap pembelajaran outdoor learning, karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan dan siswa dapat mengenal lingkungan lebih jauh lagi. Sedangkan untuk kelas kontrol siswa merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran kurang menyenangkan sehingga siswa malas dan tidak fokus untuk pelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai materi klasifikasi makhluk hidup.
Beberapa penyebab adanya pengaruh metode pembelajaran outdoor learning adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode oudoor learning lebih menyenangkan ketimbang berada didalam kelas yang diisi hanya dengan cermah tanpa adanya interaksi langsung pada lingkungan. Dari hasil wawancara 4 siswa di masing-masing kelas memberi pernyataan bahwa siswa lebih senang saat berada di luar kelas yang memberikan alasana bahwa saat pembelajaran di outdoor learning mereka dapat mengenal secara langsung makhluk hidup terutama pada tumbuhan dan hewan. Siswa lebih
leluasa untuk berinteraksi secara langsung ketimbang saat berada di dalam kelas merka hanya bisa membayangkan tanpa bisa merasakan dan melihat secara langsung.46
Menurut hasil penelitian Sarlota Ijie (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan outdoor learning lebih meningkat dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional dan dari nilai rata-rata nilai pengujian hipotesis uji t-test yang menunjukkan bahwa nilai rhitung = 0,649 jika dibandingkan dengan nilai rtabel = 0,456 maka hasil yang diperoleh yakni rhitung 0,649 > rtabel 0,456 yang dimana sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode oudoor learning terdapat perbedaan yang artinya metode pembelajaran outdoor leraning berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar dan sangat efektif sebagai metode pembelajaran.
Disamping itu menurut Aina Singkite (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran outdoor learning siswa terlihat lebih bersemangat dan antusias selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lingkungan sebagai sarana pembelajaran siswa untuk menambah pengalaman siswa dalam belajar dengan suasana belajar baru dan menyenangkan.
Menurut Diktorat tenaga kependidikan mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di lapangan adalah proses pembelajaran yang didesain agar
46 Mohammad Septiansyah, Putri Desi, Arjuna Isron Maulana. Wawancara siswa, Pada tanggal 17 Maret 2023.
siswa dapat mempelajari langsung materi pelajaran pada objek yang sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan terrasa semakin nyata.47
Pembelajaran outdoor learning memanfaatkan alam sekitar sebagai sarana pembelajaran, karena proses pembelajaran menggunakan alam dapat dianggap sangat efektif untuk kegiatan pembelajaran yang berupa pengetahuan tentang alam dan dapat di rasakan oleh siswa. Siswa dengan mudah untuk beraktivitas sambal belajar di lingkungan sekolah.
Banyak yang belum menyadari bahwa lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang sanagt baik untuk siswa. Siswa dapat mengeksplor lingkungan dengan mudah. Pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor learning dapat lebih menyenangkan dibandingkan hanya dengan menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa akan merasa bosan dan jenuh saat berada dikelas.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran oudoor learning dengan siswa yang hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional. Yang berarti hipotesis diterima, yaitu metode pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembalajaran IPA materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMPN 1 Jenggawah.
Hal ini ditunjukkan melalui uji hipotesis yakni dengan independent simple t- test diketahui nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05 maka dengan demikian bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
47 Husamamah, “pembelajaran luar kelas outdoor learning”, 23.
Kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran outdoor learning dengan siswa kelas kontrol yang hanya menerapkan pembelajaran didalam kelas saja di SMPN 1 Jenggawah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan pembahasan sudah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menerapkan pembelajaran oudoor learning memiliki perbedaan dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 1 Jenggawah pada mata pelajatan Ilmu Pengatahuan Alam (IPA) materi Klasifikasi Makhluk Hidup yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa dapat berinteraksi secara langsung yang memiliki nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 72,83 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol 53,64., dengan demikian uji hipotesis nilai sig 0,00 yang dimana jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka ha dapat diterima dan h0 di tolak karena terdapat hasil yang signifikan maka terdapat pengaruh pembelajaran outdoor learning terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti/penulis memberikan beberapa saran yakni:
1. Pihak sekolah selalu memberikan dukungan untuk terus meningkatkan sarana prasarana terkait pembelajaran yang nantinya untuk meningkatkan kemampuan siswa dan media yang dapat dibutuhkan guru terutama IPA