BAB III Metode Penelitian
B. Populasi dan Sampel
50 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, (Jakarta: Pranamedia Group, 2016), hlm. 210.
X
Populasi merupakan keseluruhan (universume) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya.51 Menurut Babbie bahwa populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoretis menjadi target suatu hasil penelitian, jadi populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, hewan, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.52 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.53
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di kelas V MI Nurul Islam Sekarbela yakni kelas A dan kelas B yang berjumlah 49 siswa. Adapun keadaan populasi yang ada di kelas V MI Nurul Islam Sekarbela tahun pelajaran 2019/2020 dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 3.5
Jumlah Siswa Kelas V MI Nurul Islam Sekarbela
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Peserta Didik Laki-laki Perempuan
1 V A 10 14 24
2 V B 13 10 23
Jumlah 23 24 47
51 Syofian Siregar, Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017).
52 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 53.
53 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. ke-3, hlm. 148.
2. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu penelitian54.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 49 orang, karena populasi dalam penelitian ini berjumlah 49 siswa dengan hal itu berarti jumlah subyeknya kurang dari 100 maka peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Hal itu berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Arikunto, “Apabila subyeknya kurang dari 100 maka semua subyek diambil, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Tapi apabila jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% ataupun lebih”.55
C. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam Sekarbela Mataram.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut diantaranya adalah dikarenakan lokasi mudah dijangkau dan ekonomis, dekat juga dengan tempat tinggal
54 Syofian Siregar, Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017).
55 Arif Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 197.
serta populasi dan sampel di kelas V MI Nurul Islam sangat mendukung kegiatan penelitian.
D. Variabel Penelitian
Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris yaitu variable dengan arti
“berubah/faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah”.56 Menurut Karlinger bahwa “variabel adalah (contructs) atau sifat yang akan dipelajari.57 Sedangkan menurut Erwan Agus Purawanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti “variabel secara sederhana dikatakan sebagai konsep yang mengalami variasi nilai.58
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah beberapa perlakuan yang diberikan dan aspek yang diukur dalam penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan juga ada variabel yang dipengaruhi (akibat). Menurut hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lainnya terdapat beberapa macam variabel dalam penelitian yang digunakan yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau berubah/memengaruhi suatu variabel lain (dependent).59 Jadi, variabel bebas (x) yaitu variabel yang mempengaruhi (sebab) perubahan atau timbulnya variabel terikat (y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
56 Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 36.
57 Sugiyono, Op. Cit. hlm. 61.
58 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2017), hlm. 17.
59 Syofian Siregar, Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
bebas (independent) adalah model pembelajaran problem based learning.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel lain (variabel bebas). Jadi, variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel lain yang mempengaruhinya yaitu variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent) adalah hasil belajar.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian (research design) adalah rencana tentang bagaimana suatu penelitian akan dilakukan.60 Adapun desain dalam penelitian ini adalah:
60 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2017), hlm. 25.
Populasi (kelas V)
Kelas V A Kelas V B
Pre-test Uji Normalitas & Uji Homogenitas Pre-test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Dokumentasi Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran Langsung/DL
Post-test Post-test
Dokumentasi
Uji Normalitas & Homogenitas
Gambar 3.2 Bagan Desain Penelitian
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.61 Oleh sebab itu, instrumen yang akan digunakan harus dibuat sebaik- baiknya. Dalam penelitian ini akan menggunakan instrumen tes untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.
1. Tes
Menurut Mahmud, tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang
61 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), hlm. 76.
Pengujian Hipotesis
Kesimpulan
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.62 Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda yang berjumlah 10 butir soal. Peneliti akan menggunakan tes tersebut dalam bentuk pre-test dan post-test. Dimana pre-test dilakukan sebelum melakukan pembelajaran dan post-test dilakukan sesudah kedua kelas mendapatkan pembelajaran di kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui letak perbedaan pengaruh kemampuan yang dimiliki siswa sebelum dan sesudah pembelajaran itu dilakukan di kelas.
Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Tes Kompetensi
Dasar
Indikator Jumlah Soal
Nomor Soal -Menjelaskan,
dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga.
-Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan volume bangun ruang (kubus dan balok) dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
2 1 dan 2
-Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan volume bangun ruang (kubus dan balok).
5 3, 4, 5, 6, dan 7
-Memilih salah satu sisi-sisi dari jaring-jaring bangun ruang (kubus maupun balok) serta menentukan jaring- jaringnya
3 8, 9, dan 10
62 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011), hlm.
188
Cara penskorannya adalah skor maksimal 1 dan skor minimal 0 untuk setiap soal yang dijawab. Jika jawaban benar maka skornya 1 dan jika jawabannya salah maka skornya 0 dan jumlah skor tertinggi adalah 10 sedangkan skor terendah adalah 0. Jadi skor berjalan otomatis berkisar 0- 10.
Nilai soal pilihan ganda :
� � = �
� Keterangan:
B : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah soal
Untuk mendapatkan instrumen yang baik serta cocok digunakan atau tidaknya, sebelum menggunakannya instrumen itu harus melalui syarat harus memenuhi kriteria sebagai instrumen yang baik, instrumen terlebih dahulu diuji validasi isi oleh ahli kemudian dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan di Sekolah SDN 19 Ampenan yang berjumlah 30 siswa. Setelah itu yang harus dilakukan adalah uji validitas instrumen dengan tujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya tes tersebut, kemudian dilakukan juga uji reliabilitas instrumen, pengujian tingkat kesukaran soal, serta uji daya pembeda dengan tujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya tes tersebut untuk dijadikan bahan pengambilan data dalam penelitian di MI Nurul Islam Sekarbela.
a) Uji Validitas Instrumen
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat
mengukur sesuatu yang hendak diukur.63 Uji validitas butir dilakukan dengan cara mengorelasikan skor butir dengan skor total menggunakan korelasi point biserial dalam angka kasar uji. Validitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
� = −
�� √ Keterangan:
� = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel 1 dengan variabel 11, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item.
Mp = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt = Skor rata-rata dari skor total.
SDt = Deviasi standar dari skor total.
p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.64
63 Novalia dan Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan, (Bandar Lampung:
Augrah Utama Raharja), hlm. 37.
64 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm.185.
Kriteria:
Jika ℎ� > maka instrumen atau item soal dinyatakan valid Jika ℎ� < maka instrumen atau item soal dinyatakan tidak valid
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten, cermat, dan akurat. Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Untuk mengetahui instrumen, penelitian apakah reliabel atau tidak maka digunakan rumus K-R. 20, yaitu:
= − . � − ∑
� Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya item
p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ∑P = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = Varians total
Terdapat kriteria yang memiliki ketentuan penggunan seperti ketentuan di bawah ini:
a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang di uji reliabilitasnya dinyatakan
telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).
b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 bahwa tes hasil belajar yang di sedang di uji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi.65
c) Tingkat kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dapat dilakukan dengan membagi banyak siswa yang menjawab soal dengan benar dengan jumlah seluruh siswa/peserta tes. Sehingga rumus yang digunakan adalah:
=
�Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa/peserta tes.66
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai Keterangan 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah
d) Daya pembeda
Untuk menentukan daya beda soal yang digunakan rumus sebagai berikut:
65 Ibid, hlm. 209.
66 Elis Ratnawulan, Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm. 164.
� =
�−
�Keterangan :
D = daya beda soal
BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = banyak peserta kelompok atas JB = banyak peserta kelompok bawah.67
Tabel 3.8 Kriteria Daya Beda
Nilai Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0.70 Baik 0.71 – 1,00 Baik sekali
2. Observasi
Teknik ini juga merupakan salah satu cara dimana peneliti mendapatkan data berupa keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang digunakan dalam proses atau aktifitas mengajar di kelas. Observasi ialah tindakan pengamatan langsung terhadap lingkungan fisiknya maupun pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas yang sedang berlangsung yang meliputi seluruh aktifitas
67 Ibid, hlm. 274.
perhatian pada suatu kajian objek dengan menggunakan alat pengindraannya.68 Jadi dengan menggunakan cara ini dapat memudahkan peneliti mendapatkan data keterlaksanaan model yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan bantuan observer yang menjadi penilai ketika melakukan aktifitas langsung.
3. Dokumentasi
Cara ini merupakan cara pendukung yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen-dokumen yang terdapat di MI Nurul Islam Sekarbela. Dokumen dapat diartikan sebagai suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.69 Jadi dengan menggunakan cara dokumentasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk mendapatkan dokumen terkait pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Di samping itu, dokumentasi juga digunakan untuk mendapatkan data-data terkait dengan tempat penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid maka digunakan teknik pengumpulan data berupa tes, observasi serta dokumentasi.
1. Tes
Menurut Sugiyono tes adalah instrumen atau alat untuk
68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014).
69 Ibid, hlm. 274
menggumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur subjek penelitian dalam menguasai materi pembelajaran tertentu, digunkan tes tertulis tentang materi pembelajaran.70 Tes merupakan pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.71
Dalam penelitian ini menggunakan tes bermaksud sebagai alat untuk mengumpulkan informasi yang realita/berdasarkan fakta serta bertujuan mengukur kemampuan siswa dalam keefektifan model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Dengan demikian dapat mengetahui besarnya pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
Tes dalam penelitian ini adalah berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang dijawab oleh responden dengan soal-soal yang berdasarkan indikator-indikator yang sudah ditetapkan pada instumen. Tes tersebut dijawab oleh siswa kelas V MI Nurul Islam Sekarbela untuk mendapatkan informasi terkait tentang model pembelajaran problem based learning dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui apakah
70 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 329.
71 Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrunen Tes dan Non Tes, (Jogjakarta: Mitra Cendaka Press, 2008), hlm. 67
penggunaan model problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Observasi
Menurut Suharsimi, observasi ialah tindakan pengamatan langsung terhadap lingkungan fisiknya maupun pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas yang sedang berlangsung yang meliputi seluruh aktifitas perhatian pada suatu kajian objek dengan menggunakan alat pengindraannya72. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi keterlaksanaan aktifitas guru dalam menggunakan model PBL (Problem Based Learning) sehingga dapat dibuktikan bahwa dalam pembelajaran tersebut sudah melaksanakan dan menerapkan model pembelajaran PBL.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah benda-benda tertulis yang dapat memberikan keterangan keterangan mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti, benda-benda tersebut berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen dan legger.73 Adapun data-data yang akan peneliti kumpulkan melalui dokumentasi adalah :
a) Kegiatan proses belajar menggunakan model problem based learning pada kelas V MI Nurul Islam Sekarbela tahun pelajaran 2019/2020.
b) Letak geografis
72 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm. 203-209.
73 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 251.
c) Strukur organisasi MI Nurul Islam Sekarbela
d) Keadaan sarana dan pra-sarana MI Nurul Islam Sekarbela e) Visi dan misi MI Nurul Islam Sekarbela
f) Keadaan siswa MI Nurul Islam Sekarbela, dan lain-lain.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber dari data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data- data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.74 Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik parametrik. Teknik analisis parametrik yang dipilih didasarkan atas tujuan penelitian, yaitu teknik t-tes sampel independen. Adapun rumus t-tes yang digunakan dalam uji hipotesis adalah:
• Polled varians
= X̅ − X̅
√ − � + − �
+ − + Keterangan:
= thitung
74 Sugioyono, Mteode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 147
X̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen
X̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol
� = Varians kelompok kelas eksperimen � = Varians kelompok kelas kontrol = Jumlah peserta didik kelas eksperimen = Jumlah peserta didik kelas kontrol
• Separated varians
= X̅ − X̅
√ +
Keterangan:
= thitung
X̅ = rata-rata kelompok Eksperimen X̅ = rata-rata kelompok kontrol
s = Varians nilai hasil belajar kelas Eksperimen s = Varians nilai hasil belajar kelas kontrol n = jumlah peserta kelompok eksperimen n = jumlah peserta kelompok kontrol Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika ttabel > thitung maka Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.75
Terdapat beberapa rumus t-test di atas yang memiliki ketentuan penggunaan seperti ketentuan di bawah ini:
1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (� = � ) maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated varians, muapun polled varians. Untuk melihat harga ttabel digunakan dk = n1 + n2– 2.
2. Bila n1 ≠n2, varian homogen (� = � ), dapat digunakan rumus test dengan polled varians. Derajat kebebasannya dk = n1 + n2– 2.
3. Bila n1 = n2, varian tidak homogen (� ≠ � ), dapat digunakan rumus separated varians maupun polled varians. Dengan dk = n1–1 atau n2– 1. Jadi (dk) bukan n1+n2–2.
4. Bila n1 ≠n2, varians tidak homogen (� ≠ � ), untuk ini digunakan t- test dengan separted varians, harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga ttabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.76
Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus t-tes independen polled varians sesuai ketentuan penggunaan rumus nomor 2, yaitu bila n1 ≠ n2, varian homogen (� = � ), dapat digunakan rumus test dengan polled varians. Derajat kebebasannya dk = n1 + n2– 2.
75 Ibid, hlm. 138.
76 Ibid, hlm. 197
Sebelum rumus t-test sampel independen digunakan dalam uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyaratan. Uji prasyarat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji kenormalan dari dua sampel yang ada dalam populasi. Pengujian normalitas bisa kita peroleh dengan menggunakan rumus chi kuadrat. Adapun rumus chi kuadrat adalah:
� = − ℎ ℎ
Keterangan:
X = Harga chi kuadrat hitung fo = Frekuensi
fh = Frekuensi yang diharapkan.77
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
b) Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas intervalnya = 6, karena luas kurva normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing luasnya adalah: 2,7%; 13,34%; 33,96%; 33,96%;
13,34%; 2,7%.
c) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval (6).
77Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 333.
d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung Chi Kuadrat.
e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (f ), dengan cara mengalikan persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.
f) Memasukkan harga-harga ke dalam tabel kolom, sekaligus menghitung harga-harga (f − f dan o−h
h dan menjumlahkannya.
Harga o−h
h adalah merupakan harga Chi Kuadrat (X hitung.
g) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel (X X ), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.78
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.
Selain pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya sampel-
78 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 172.
sampel yang diambil dari populasi yang sama.79 Adapun rumus yang digunakan adalah:
Ϝ =� �
� � �
Dengan derajat kebebasan n1-1 artinya derajat kebebasan pembilang sedangkan derajat kebebasan n2-1 artinya derajat kebebasan penyebut.
Kriteria pengambilan keputusan : Jika �ℎ� � maka data homogen Jika �ℎ� > � maka data tidak homogen I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Adapun jadwal kegiatan yang peneliti lakukan diantaranya:
Tabel 3.9
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun Pelajaran 2019/2020
79 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 363-364.
No Kegiatan Bulan
Juli Des Jan Feb Mar Apr Jul Agst
1 Penyusunan proposal
2 Penyusunan instrument
3 Penentuan sampel
4 Seminar Proposal 5
Pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen
6 Pengumpulan data
7 Kegiatan eksperimen
8 Analisis data
9 Skripsi
10 Ujian skripsi
11 Yudisium 12 Wisuda
75 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi
a) Sejarah Singkat Berdirinya MI Nurul Islam Sekarbela
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela berdiri tahun 2012 berlokasi di Jalan Swasembada No. IX, Karang Pule, Sekarbela, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Madrasah ini dilatarbelakangi karena adanya kebutuhan dari masyarakat Sekarbela dan sekitarnya yang sangat membutuhkan adanya sekolah Islam yang bisa menanamkan nilai-nilai ajaran Islam sejak dini kepada siswa/anak mereka, terlebih lagi mereka mengharapkan adanya tindak lanjut dari pendidikan TK Islam yang dimiliki oleh Yayasan, sebagai lembaga tempat mereka menitipkan dan mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik selama ini, Taman Kanak-Kanak yang berdiri sejak tahun 1992 ini didirikan oleh Yayasan Nurul Islam bersama masyarakat dan remaja putri yang ada di Sekarbela80. Ketua Yayasan MI Nurul Islam bernama Dra. Hj. Wartiah, M.Pd dan Kepala MI Nurul Islam yaitu Hj.
Mupaddalah, M.Pd.I.
b) Visi dan Misi MI Nurul Islam Sekarbela
Madrasah yang baik adalah madrasah yang memegang sesuatu
80 Hasil wawancara dengan para guru di MI Nurul Islam Sekarbela