• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.

Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode kepramukaan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada :

1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

3. Kepedulian terhadap diri pribadinya;

4. Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi:

a. Norma Hidup seorang Anggota Gerakan Pramuka.

b. Landasan Kode Etik Gerakan Pramuka.

c. Pedoman dan arah pembinaan kaum Muda Anggota Gerakan Pramuka.

d. Landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :

a. Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata cara agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

b. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari oleh prinsip prikemanusiaan yang adil dan beradab.

33 c. Diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di

bumi dengan berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.

d. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan dan menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya, karena manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

Prinsip Dasar Kepramukaan perlu ditanamkan pada peserta didik secara efektif dan efisien melalui kegiatan yang memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang akhirnya benar-benar menjadi bagian dari cara hidup peserta didik.

Prinsip Dasar Kepramukaan bukan diajarkan, bukan diinstruksikan, tetapi dididikkan untuk menjadikan peserta didik sebagai manusia yang beriman dan bertakwa. Adapun proses pendidikan yang perlu ditanamkan adalah :

 Dalam setiap kegiatan, Prinsip Dasar Kepramukaan harus selalu diterapkan, dirasakan peserta didik, dilakukan peserta didik secara sadar.

 Harus ada yang pantas/berharga untuk ditiru peserta didik dalam menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup.

 Menciptakan/mengusahakan adanya lingkungan yang kondusif dalam penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progesif melalui : a. Pengenalan Kode Kehormatan Pramuka

b. Belajar sambil melakukan

c. Sistem berkelompok, bekerjasama dan berkompetisi d. Kegiatan yang menarik dan menantang

e. Kegiatan di alam terbuka

f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan dan dukungan

g. Penghargaan berupa tanda kecakapan, dan h. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri

Metode Kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan.

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan diterapkan secara terpadu dan keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan merupakan suatu sistem yang terdiri atas 8 (delapan) unsur tersebut diatas yang merupakan sub sistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan Gerakan Pramuka;

34

Metode Kepramukaan itu efektif dan efisien, kalau :

a. Kedelapan unsur diterapkan terpadu dalam setiap kegiatan.

b. Setiap unsur berfungsi c. Setiap unsur ada dan kuat

Metode Kepramukaan Sebagai Suatu Sistem

Penerapan Metode Kepramukaan, yang bersifat universal, harus disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi peserta didik serta masyarakat khususnya kaum muda, lokal, dan nasional.

1. Pengamalan Kode Kehormatan, sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan unsur sentral metode kepramukaan juga merupakan alat pendidikan. Sebagai unsur sentral dalam metode kepramukaan berarti bahwa Kode Kehormatan berfungsi sebagai pengendali penerapan unsur-unsur lain dalam setiap kegiatan yang diikuti peserta didik. Sikap, tingkah laku dan budi pekerti peserta didik terbina selama proses pendidikan dengan mengikuti kegiatan. Dengan demikian sasaran pemantapan moral dicapai melalui proses pendidikan praktis yang berkesinambungan.

Kode Kehormatan Pramuka diamalkan dalam bentuk:

a. Beribadah menurut keyakinan agama dan kepercayaan masing-masing;

b. Menjalankan hidup sehat secara rohani dan jasmani;

c. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara;

d. Melestarikan lingkungan beserta alam seisinya;

e. Membangun kebersamaan, kepedulian, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat;

f. Membina persaudaraan dengan pramuka sedunia;

g. Mendengarkan, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan orang lain, mengendalikan diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta bertutur dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar;

h. Memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun kegiatan sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa;

i. Menerima tugas dengan ikhlas, sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuan, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan;

j. Membiasakan diri hidup hemat, cermat, dan bersahaja agar mampu mengatasi tantangan yang dihadapi;

k. Mengendalikan diri dalam menghadapi tantangan dan kenyataan dengan berani dan setia;

l. Menaati norma dan aturan;

m. Menepati janji, bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatan; dan

n. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik pada saat merencanakan kegiatan maupun pada saat pelaksanaan kegiatan, serta berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.

35 Sebagai alat pendidikan, penerapan Kode Kehormatan dalam Metode Kepramukaan pada hakekatnya merupakan cara belajar sambil melakukan/berbuat dalam rangka pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.

2. Belajar sambil melakukan, sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik dalam setiap kegiatan untuk berkreasi, berinovasi, berpraktek, bereksperimen, sebagai cara membantu peserta didik mengembangkan diri secara mandiri baik mental/moral/spiritual, fisik, intelektual, emosional maupun sosial.

Kaum muda itu secara alamiah berkeinginan untuk beraksi, menantang.

Mencoba melalui kepramukaan energi mereka disalurkan dan kepada mereka diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi, penelitian, pengkajian dengan belajar sambil melakukan mendorong kaum muda untuk secara aktif melibatkan diri dalam berbagai kegiatan berdampak pada dirinya, membantu mereka untuk memberdayakan potensinya, berperan sebagai pelaku, bukan sebagai penonton dalam masyarakat.

Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan:

a. Mengutamakan sebanyak-banyaknya kegiatan praktik pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagi pengalaman yang bermanfaat bagi peserta didik;

b. Mengarahkan peserta didik untuk selalu berbuat hal-hal nyata dan memotivasi agar timbul keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacunya agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan.

3. Sistem berkelompok atau sistem “team” sebagai salah satu unsur Metode Kepramukaan, merupakan cara memberdayakan kecenderungan alamiah kaum muda untuk berkelompok dan menciptakan suasana lingkungan yang disenanginya. Kecenderungan ini dalam kepramukaan digunakan sebagi alat untuk menyalurkan pengaruh-pengaruh penting atas kaum muda ke arah yang konstruktif.

Pengalaman hidup, pergaulan dan kerjasama dalam kelompok yang berlandaskan suatu kode etik yang diperoleh kaum muda dilihat dari sudut pendidikan, sama pentingnya dengan kegiatan yang diikuti mereka.

Dalam kepramukaan, peserta didik yang sebaya dikelompokkan dalam satuan kecil (barung, regu, sangga) yang beroperasi sebagai suatu tim. Dalam tiap tim diadakan pembagian tugas dan tanggung jawab demi kelangsungan hidup dan keberhasilan misi tim. masing-masing tim memilih secara demokratis pemimpin tim yang memimpin timnya. Pembina berperan sebagai pendukung, motivator, konsultan, dan konselor.

Sistem berkelompok diterapkan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggung jawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan.

Melalui proses pendidikan dalam satuan kecil peserta didik dapat :

36

 Mengembangkan potensi pribadinya dan secara kolektif membangun potensi tim untuk pengabdian.

 Mengembangkan hubungan konstruktif sesama anggota tim dan pembina yang dilandasi saling percaya dan persaudaraan pramuka.

 Belajar hidup berdemokrasi dan mengembangkan sikap kepemimpinan yang demokratis.

Kegiatan Berkelompok dapat dilaksanakan dengan cara : Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri.

 Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan.

 Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.

4. Kegiatan yang Menarik dan Menantang

 Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka.

 Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern, manfaat, dan taat asas.

 Diselenggarakan dalam rangka menarik minat kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota Gerakan Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan.

 Diselenggarakan secara terpadu dan bertahap sejalan dengan perkembangan kemampuan dan keterampilan peserta didik secara individu maupun berkelompok.

 Diselenggarakan sesuai dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan.

 Ditujukan kepada peserta didik yang dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia dan kemampuan dengan maksud untuk memudahkan penyesuaian kegiatan.

 Diutamakan pada kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.

5. Kegiatan di Alam Terbuka

 Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreatif edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

 Memberikan pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan keseimbangan alam.

 Menanamkan pemahaman dan kesadaran kepada peserta didik bahwa menjaga lingkungan adalah hal utama yang harus ditaati dan dikenali dalam setiap kegiatan.

37

 Mengembangkan kemampuan mengatasi tantangan, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, dan mengembang kan rasa memiliki alam.

6. Kehadiran Orang Dewasa

Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan kepramukaan dapat berperan sebagai:

 Perencana, organisator, pengendali, pengawas, dan penilai;

 Konsultan dan motivator untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan;

 Pembina, pamong, pelatih, instruktur, pendamping, dan pelindung peserta didik pada waktu melaksanakan kegiatan; dan

 Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan peserta didik.

7. Tanda Kecakapan

 Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan.

 Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki berbagai kompetensi keterampilan.

 Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.

8. Satuan Terpisah

 Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama.

 Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh Pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.

 Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra.

38