• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Dalam dokumen skripsi - Admin Digital Library (Halaman 71-89)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Dalam hal ini terdapat dua faktor yang sangat berpengaruh diantaramya faktor pendukung dan faktor penghambat. Berdasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan mengkombinasikan hasil observasi, wawancara dalam faktor pendukung adalah sebagai berikut:

a. Media komunikasi

Media komunikasi yang digunakan tentunya hal yang wajib digunakan dalam penyampaian sebuah informasi agar dapat tersebar kesemua bagian dalam organisasi. Adapun hasil wawancara peneliti dengan salah satu staf dari Bidang Informatika mengatakan bahwa:

“Kalau untuk media komunikasi yang kami gunakan itu tentunya ada smartphone bisa melalui panggilan langsung atau melalui whatsapp, juga dijaman sekarang ini yang lebih menggunakan elektronik ada yang namanya email dan lain sebagainya, saya rasa itu salah satu cara yang

sangat mendukung dalam berkomunikasi salah satunya mengenai penyebaran suatu informasi”. (Hasil wawancara dengan Staf Bidang Informatika pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.30 siang di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara diatas terkait aspek media komunikasi dalam aliran informasi dan pola komunikasi dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan media sosial terutama pada whatsapp mampu menjaga komunikasi sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam sebuah organisasi. Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan bagian Staf Bidang E-Goverment mengtakan bahwa:

“Untuk hal ini kita ada Smartphone masing-masing dengan memanfaatkan jaringan internet kita semua dapat terhubung melalui aplikasi whatsapp”. (Hasil wawancara dengan Staf Bidang E-Goverment pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.35 pagi di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan media komunikasi maka sangat mendukung dalam penyebaran informasi dalam aliran informasi dan pola komunikasi. Hal tersebut disimpulkan bahwa dengan penggunaan smartphone dapat membantu dalam mendapatkan atau menyebarkan informasi, berita hingga berinteraksi antara satu sama lain untuk memudahkan komunikasi.

b. Fasilitas

Fasilitas pendukung yang memadai tentu akan sangat mendukung dalam aliran informasi dan pola komunikasi. Adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Informatika mengatakan bahwa:

“Untuk fasilitas, disini kami dilengkapi dengan jaringan internet yang baik tentunya, kemudian masing-masing pegawai juga sudah tentu memiliki smartphone dan aplikasi whatsapp yang memudahkan kita dalam menerima dan memberi informasi”. (Hasil wawancara dengan Kepala

Bidang Informatika pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.40 siang di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka disimpulkan bahwa aliran informasi dan pola komunikasi dalam media komunikasi whatsapp sangat mendukung dalam penyebaran suatu informai maupun menerima informasi dengan cepat dan juga di dukung oleh jaringan internet yang sangat mendukung untuk menerima dan memberi informasi. Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Humas mengatakan bahwa:

“Untuk faktor tersebut yang menjadi fasilitas pendukung kami seperti jaringan internet yang cukup baik sehingga kami bisa memanfaatkan aplikasi sosial media dalam mencari informasi atau berkomunikasi dengan baik, kurang lebih seperti itu dari saya”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Humas pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.50 siang di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terkait fasilitas dalm aliran informasi dan pola komunikasi diatas maka disimpulkan bahwa untuk keberlangsungan menganai aliran informasi dan pola komunikasi yang berlangsung kembali lagi kepada individu itu sendiri untuk menyesuaikan waktu dalam penyebaran sebuah informasi maupun menerima sebuah informasi yang terbaru.

Berdasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan mengkombinasikan hasil observasi, wawancara dalam faktor penghambat adalah sebagai berikut:

a. Fasilitas pendukung yang tidak optimal

Fasilitas pendukung merupakan hal yang krusial dalam keberlangsungan setiap aspek yang ada pada aliran informasi maupun

dalam pola komunikasi. Adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Informatika mengatakan bahwa:

“Dalam hal kurang optimalnya fasilitas pendukung dikantor, saya ambil contoh jika wifi (jaringan internet) sedang tidak bagus otomatis komunikasi kita dengan pegawai yang ada diluar kurang maksimal karna kita kontrol semuanya melalui grub pada whatsapp”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Informatika pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.50 siang di kantor).

Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai fasilitas pendukung yang tidak optimal maka disimpulkan bahwa, dengan gangguan fasilitas pendukung akan sangat menganggu dan cukup menghambat dalam penyampaian informasi.

Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Humas mengatakan bahwa”

“Saya rasa dengan tidak berfungsinya fsilitas pendukung yang tidak optimal seperti wifi tentu akan dapat menjadi penghambat pada proses aliran informasi dan pola komunikasi karena kita disini juga menggunakan wifi”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Humas pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 09.45 pagi di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti diatas dengan beberapa informan maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas penunjang seperti jaringan internet wifi akan dapat mempengaruhi aliran ionformasi dan pola komunikasi karena sekarang pegawai sering menggunakan akses internet untuk berkomunikasi dengan melalui whatsapp grup dan juga cukup menghambat penyampaian informasi yang diterima mellaui email.

b. Hubungan yang tidak personal

Hubungan yang tidak personal antara satu dengan yang lain dalam sebuah organisasi dikhawatirkan dapat berdampak kurang baik untuk

keberlangsungan suatu organisasi. Adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Humas mengatakan bahwa:

“Kalau menurut saya kita dalam berkomunikasi tentu masih tetap menjaga etika jika berkomunikasi dengan orang yang tidak terlalu akrab, jika kalau dari hal itu bisa saya simpulkan bahwa hal tersebut dapat menjadi penghambat dalam penyampian suatu informasi”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Humas pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 4 Januari 2022, pukul 13.55 siang di kantor).

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai faktor penghambat dalam penyampaian sebuah informasi maka disimpulkan bahwa etika dalam berkomunikasi tentu harus selalu dijaga oleh setiap pegawai yang terlibat dengan ketidak akraban juga dapat menjadi penghambat dalam penyampian informasi.

Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan kepala Bidang Informatika mengatakan bahwa:

“Menurut saya tentu semua di dasari dengan keakraban dan hubungan personal yang baik, jadi kalau tidak terciptanya hubungan personal yang baik maka akan menjadi penghambat dalam berkomunikasi”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Informatika pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 09.30 pagi di kantor).

C. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang bersumber dari wawancara informan, bahwa menurut (Ruliana, 2016) menjelaskan bahwa komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yng selaliu berubah-ubah . Dari hasil penelitian diatas maka peneliti mengkategorikan hasil yang diperoleh menjadi dua bagian yaitu aliran informasi dan pola komunikasi . Pembahasan hasil penelitian akan

dijelaskan dari teori dari (Pace, 2015) aliran informasi dan teori dari (Devito, 2014) pola komunikasi sebagai berkut:

1. Aliran Informasi

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang menggunakan aliran informasi dalam menyebarkan semua informasi atau menerima sebuah informasi. Dalam aliran informasi ini dijadikan tempat sebagai menerima dan memberikan informasi. Informasi yang dimaksud seperti penyampaian informasi secara internal dan eksternal. Penyampaian informasi secara internal seperti penyampaian kegiatan dikantor misalnya akan diadakannya rapat kepada seluruh pegawai kantor dan juga penyampaian informasi tentang tugas dalam masing-masing bidang. Tugas yang dimaksud adalah tentang tanggung jawab yang telah diberikan kepada masing-masing bidang yang memang harus di laksanakan.

Penyampaian pesan secara eksternal adalah penyampaian informasi dari kantor ke masyarakat. Penyampaian pesan secara eksternal ini dikelolah oleh bidang informatika kemudian informasi yang telah dikelolah akan disebarkan ke masyarakat melalui bidang humas. Penyebaran pesan secara eksternal ini biasanya disebarkan melalui sebuah aplikasi atau akun media sosial yang dikelolah oleh bidang E-Goverment. Penyampaian informasi yang dimaksud adalah mengenai berita terbaru yang baru saja terjadi pada waktu itu. Berita yang dimakusd seperti berita tentang banjir, kebakaran, gempa bumi dan berita lain berupa peningkatan Covid-19 dan juga mengenai kegiatan rapat

diluar kantor. Rapat diluar kantor yang dimaksud adalah rapat gabungan antara pegawai kominfo dengan Bapak Bupati yang biasa membahas tentang informasi yang telah terjadi di kabupaten Enrekang saat itu.

Penyampaian pesan secara eksternal merupakan penyampaian informasi dari kantor ke masyarakat juga seperti adanya kunjungan dari persandian kominfo provinsi Sulawesi Selatan ke kantor. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat di luar sana dapat menerima informasi bahwa kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang ini telah menerima kunjungan dari luar. Aliran informasi terbagi atas beberapa pembahasan indikator diantaranya:

a. Penyebaran pesan secara serentak

Yang dimaksud adalah proses penyebaran pesan secara bersama- sama dan dikirimkan secara bersama-sama pula. Proses penyebaran pesan tersebut memerlukan suatu rencana untuk menggunakan strategi atau teknik penyebaran pesan. Strategi dan teknik penyebaran pesan biasanya dipertimbangkan berdasarkan waktu dan media apa yang digunakan agar pesan tersebut dapat cepat diterima oleh si penerima pesan.

Cara ini paling sering digunakan dikantor dengan menggunakan media komunikasi whatsapp yang merupakan media komunikasi paling efektif dan cepat dalam penyampaian sebuah informasi dengan melakukan penyebaran pesan secara bersama-sama. Adanya Covid-19 maka dengan cara ini paling sering digunakan karena dapat berjalan secara bersama- sama dan secara praktis. Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa

penyebaran pesan secara serentak ini sangat berpengaruh atas peningkatan kinerja pegawai pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang. Contohnya melakukan penyebaran informasi melalui beberapa cara seperti informasi dari atasan kebawahan yang biasanya paling sering disampaikan melalui grub pada whatsapp maupun secara langsung melalui brifing.

Penyebaran pesan secara serentak yang dimaksudkan yaitu pesan yang disampaikan dari pihak atasan akan disampaikan dengan waktu yang bersamaan dan berita yang sama pada tujuan yang berbeda. Hal ini dilakukan secara serentak guna dapat mempersingkat waktu dalam penyampaian sebuah informasi. Namun pola ini masih masih membutuhkan waktu dan tempat yang tepat. Dengan pola ini maka penyebaran pesan secara serentak sangat mudah dilakukan dengan menggunakan pengiriman pesan melalui handphone. Pola ini sangat cepat dan praktis serta tepat sasaran.

b. Penyebaran pesan secara berurutan

Penyampaian pesan secara berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi meliputi perluasan untuk penyebaran informasi.

Dalam hal ini setiap individu penerima pesan pertama mula-mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.

Penyampaian pesan secara berurutan ini dilakukan dengan cara informasi

yang disebarkan membutuhkan waktu yang tidak beraturan. Pola ini tidak bisa digunakan untuk penyampaian pesan yang sangat terdesak. Cara ini tidak terlalu sering digunakan dikantor dibandingkan dengan penyebaran pesan secara serentak yang paling sering digunakan. Dengan ini, maka pesan yang akan di sampaikan melalui cara ini dalam melakukan penyebaran informasi dengan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilakukan.

Contoh penyampaian pesan secara berurutan ini dalam penyampaian informasi secara internal seperti penyampaian informasi dari kepala dinas turun ke kepala bidang kemudian dari kepala bidang turun ke staff setiap bidang dengan cara berurutan dimulai dari atasan sampai ke bawahan. Kemudian penyampaian pesan secara berurutan ini dalam hal penyampaian pesan secara eksternal yaitu dapat dilihat dari sebuah informasi yang akan disebarkan. Contohnya pada berita rapat kerja, kunjungan dll bisa digunakan secara berurutan akan tetapi informasi mengenai berita dalam bentuk kebanjiran, kebakaran maka tidak dapat dilakukan secara berurutan akan tetapi dapat dilakukan secara penyebaran pesan secara serentak.

c. Penyebaran pesan secara kombinasi

Berdasarkan hasil penelitian maka pembahasan hasil penelitian dengan cara ini merupakan gabungan dari serentak dan berurutan dengan cara informasinya disampaikan kepada seluruh anggota organisasi melalui

jalur dalam struktur organisasi yang dilaksanakan sehingga dapat berpengaruh atas peningkatan kinerja dalam penyebaran sebuah informasi.

Dengan menggunakan pola komunikasi secara kombinasi ini maka dapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkah suatu kegiatan yang akan dilakukan. Akan tetapi cara kombinasi ini paling jarang digunakan karena hanya dapat digunakam berdasarkan kegiatan tertentu.

Kesimpulannya adalah dengan adanya aliran informasi ini maka dapat mempermudah dalam penyebaran sebuah informasi maupun menerima sebuah informasi. Aliran komunikasi ini sangar efektif apabila pegawai pada kantor akan menjalankan tugasnya dengan baik sehingga dapat meningkat.

2. Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan sistem penghubung antara anggota-anggota dalam kelompok organisasi menjadi satu kesatuan yang mampu membentuk pola interaksi sesama anggota dalam organisasi. Dengan pola komunikasi dapat diketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-orang tertentu, keterbukaan satu kelompok dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam kelompok. Menurut (Aprini, 2014) dalam sebuah pola komunikasi organisasi dapat dibedakan beberapa pola komunikasi. Pembahasan pola komunikasi berdasarkan beberapa indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Pola Rantai

Pola komunikasi ini merupakan pola komunikasi yang jarang bahkan ditemukan. Hal ini kurang maksimal dilakukan dalam penyampaian pesan yang sering dilakukan oleh organisasi pada Kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang adalah melalui grup whatsapp, sehingga anggota langsung mengetahui segala informasi yang akan masuk tanpa haris diberitahu oleh anggota yang lainnya terkait informasi tersebut.

Komunikasi berbentuk rantai ini tidak efektif jika pesan yang disampaikan turun-temurun dari seorang anggota ke anggota lainnya.

Melalui hasil wawancara, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pada Kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang cenderung menggunakan media sosial whatsapp sebagai media dalam mmeperlancar sebuah komunikasi terutama pada musim Covid-19 yang sekarang ini terjadi yang mengakibatkan lebih efektif berkomunikasi menggunakan media sosial whatsapp karna dapat tersalurkan dengan cepat dan mendapatkan respon yang cepat pula.

Pola rantai ini dilakukan dengan cara internal yaitu satu orang di posisi tengah seperti kepala dinas sebagai pemberi informasi utama kemudian disampaikan ke kepala setiap bidang kemudian dari kepala bidang sampaikan ke staf setiap bidangnya masing- masing. Contoh informasi yang biasa dilakukan ialah rapat gabungan maupun rapat antara kepala bidang dengan staffnya saja sedangkan penyampaian informasi

secara pola rantai dengan tujuan eksternal maka penyampaian informasi dari kepala bidang informatika turun ke bidang humas kemudian bidang humas yang akan menyebarkan ke masyarakat.

b. Pola Lingkaran

Pola komunikasi lingkaran pada Kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang, seluruh anggota dapat berkomunikasi dalam forum. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti dikantor bahwa pola komunikasi lingkaran adalah hal yang rutin dilakukan, yaitu anggota menjadi sumber informasi (komunikator) yang memberikan inisiatif dalam komunitas. Semua anggota dapat menyampaikan inisiatifnya demi kemajuan dalam organisasi dan juga mencapai peningkatan kinerja yang semakin maju.

Dengan menggunakan pola lingkaran ini maka seluruh anggota dalam forum dapat berbicara maka setiap yang ikut serta dalam kegiatan brifing dapat berkomunikasi semua. Sehingga pola ini yang paling sering diterapkan pada kantor Dinas Komunikasi Inoformatika dan Statistik Kabupaten Enrekang. Pola komunikasi lingkaran ini lebih sering digunakan pada kegiatan internal kantor karena dengan pola lingkaran ini maka semua yang ikut dalam forum saat adanya rapat maka semua yang ikut rapat bebas menyampaikan pendapat masing-masing.

c. Pola Y

Pada pola ini memiliki pemimpin (Kepala Dinas) yang jelas, tetapi anggota lainnya berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat

mengirim dan menyampaikan pesan dari dua orang anggota lainnya.

Sedangkan anggota ketiga hanya bisa menyampaikan pesan kepada satu orang saja. Salah satu proses komunikasi dari pimpinan kepada pegawai dengan cara mengadakan rapat koordinasi dengan menghadirkan seluruh kepala bidang.

Dengan menggunakan pola komunikasi ini maka dapat memberikan keringanan atas tugas yang diberikan untuk dijalankan karena dengan pola komunikasi ini maka setiap ada rapat yang dilakukan maka yang di wajibkan hadir hanya kepala bidang saja anggota bidang lainnya tetap bisa mengerjakan tugas pada bidangnya masing-masing. Sehingga dengan melalui pola ini semua kegiatan yang dikerjakan akan berjalan secara lancar dan tidak tertunda lagi.

d. Pola Roda

Pola komunikasi ini lebih berfokus kepada seorang pemimpin yang berhubungan langsung dengan anggota dalam kelompok organisasi.

Seorang pemimpin sebagai komunikator (penyampaian pesan) dan anggota kelompok sebagai komunikan yang melakukan umpan balik (feedback) kepada pemimpinnya tanpa adanya interaksi antar anggota, karena hanya berfokus kepada pemimpin. Pola tersebut menggambarkan bahwa pimpinan merupakan sentralisasi yang menyampaikan informasi dan dapat melakukan timbal balik sesama anggota. Dengan pola ini maka dari atasan (kepala dinas) sebagai pusat informasi yang akan memberikan informasi langsung kepada semua kepala bidang dengan tidak melalui

perantara. Sehingga dengan menggunakan cara ini maka informasi yang di dapatkan dari atasan tidak terjadinya miss communication apabila telah berpindah tempat.

e. Pola Semua Saluran/bintang

Jenis pola komunikasi ini adalah pola komunikasi yang saling berinteraksi sengan semua anggota, hal terjadi pada kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang saat peneliti melakukan wawancara di kantor.

Komunikasi yang terjadi adalah melalui grup whatsapp dan dalam kegiatan atau pertemuan untuk memudahkan dalam menyampaikan informasi ke seluruh anggota. Maka dari itu dapat berpengaruh atas peningkatan kinerja pegawai pada kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang.

3. Perubahan Distribusi Informasi Sebelum dan Sesudah Covid-19

Dinas komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang mempunyai beberapa kinerja kantor terkait penyampaian sebuah informasi baik secara internal maupun secara eksternal. Penyampaian pesan secara internal adalah penyampaian pesan dari atasan ke bawahan berupa di adakannya rapat antara atasan dan bawahan guna membahas program kerja yang akan dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai menuju lebih baik lagi. Program kerja yang dimaksud yaitu di adakannya rapat oleh para pegawai kantor dan juga diadakannya kegiatan dikantor seperti sosialisasi di kantor sendiri. Penyampaian pesan secara eksternal adalah penyampaian

informasi dari kantor ke masyarakat seperti adanya informasi yang bisa disampaikan secara langsung melalui sebuah kegiatan berupa dilakukannya sosialisasi ke masyarakat sekitar guna membahas informasi yang baru saja terjadi saat itu.

Penyampaian pesan secara eksternal ini biasanya dilakukan dengan beberapa tahap seperti adanya penyebaran informasi melalui surat kabar atau koran dan juga di adakannya sosialiasi kepada masyarakat sehingga masyarakat di luar sana dapat membaca dan mengetahui informasi sebuah berita melalui koran tersebut. Karena penyebaran pesan melalui surat kabar atau koran dan sosialialisasi ini merupakan sebuah program kerja kantor secara eksternal.

Dari beberapa program kerja kantor diatas baik internal maupun eksternal itu telah mengalami perubahan sebelum Covid-19 sampai sekarang ini.

perubahan yang terjadi yaitu perubahan distribusi informasi pada aliran informasi dan pola komunikasi yang diterapkan di kantor. Perubahan ini mengalami perubahan yang cukup besar dikarenakan program kerja ini baik internal maupun eksternal hanya bisa dilaksanakan secara online saja. Hal itu dikarenakan pandemi Covid-19 yang menyebar terutama pada Kabupaten Enrekang yang termasuk zona merah skala mikro. Sehingga semua kegiatan terutama yang bisa menimbulkan orang banyak hanya bisa dilakukan secara online. Jadi semua pegawai kantor hanya bisa kerja dari rumah (Work From Home) untuk meminimalisir penyebaran virus corona yang biasa disebut dengan Covid-19.

Untuk itu, peningkatan kinerja pegawai pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang ini mulai menurun setelah adanya Covid-19. Karena dengan adanya Covid-19 maka pegawai kurang maksimal dalam melaksanakan tugas yang telah di berikan pada masing- masing bidang. Perubahan kinerja pegawai setelah adanya Covid-19 sangat berpengaruh karena kurangnya tugas-tugas yang telah di amanahkan kepada masing-masing bidang tidak berjalan secara maksimal sehingga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.

4. Faktor pendukung dan faktor penghambat a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang mendukung dan bersifat untuk ikut serta dalam dukungan sebuah kegiatan. Mengenai faktor pendukung dalam penyebaran suatu informasi pada kantor Dinas Komunikasi Inofmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang terbagi atas dua yaitu media komunikasi seperti melalui smartphone terutama pada whatsapp dan fasilitas seperti jaringan internet/wifi. Dengan menggunakan media komunikasi maka ini sangat berpengaruh dalam peyampaian suatu informasi karena dengan melalui media komunikasi maka penyebaran informasi dapat tersebar dengan cepat. Selanjutnya mengenai fasilitas maka akan sangat mendukung. dalam terciptanya pola komunikasi organisasi yang baik. Dengan fasilitas internet yang sangat mendukung maka pegawai dalam menjalankan tugasnya sangat berjalan lancar.

Dalam dokumen skripsi - Admin Digital Library (Halaman 71-89)

Dokumen terkait