BAB III METODE PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ialah data yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di klarifikasikan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Alasan peneliti menggunakan teknik penelitian tersebut digunakan karena pada penelitian kualitatif untuk mengumpulkan informasi melibatkan penelitian kepustakaan, partisipasi langsung, berupa wawancara mendalam, observasi lapangan, dan mereview terhadap dokumentasi yang menjadi pendukung penelitian. Teknik pengumpulan data yang penulis maksudkan sebagai berikut:
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
2. Observasi (Observations) adalah kegiatan yang diadakan melalui pengamatan dan pencatatan secara langsung atau sistematis terhadap obyek yang diteliti.
3. Dokumentasi (documentation) adalah digunakan atau dikumpulkan data dari dokumen yang dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap mengenai data penelitian tersebut. Peneliti mencoba menggumpulkan berbagai bentuk atau hal yang berkaitan dengan obyek yang diteliti, baik itu tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
F. Teknik Analisi Data
Teknik anaIisis data yang digunakan dalam peneIitian ini adaIah
menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan MiIes dan Huberman daIam (Sugyono, 2017) yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu merangkum, memiIih haI-haI yang pokok, memfokuskan pada ha yang penting, dicari tema dan poIanya. Dengan begitu data yang teIah direduksi dapat memberikan suatu gambaran yang Iebih jeIas, dan mempermudah peneIiti untuk meIakukan pengumpuIan data seIanjutnya, dan mencarinya biIa diperIukan.
2. Penyajian Data
SeteIah data direduksi, maka Iangkah seIanjutnya adaIah menunjukkan data. DaIam peneIitian kuaIitatif, penyajian data biasa diIakukan daIam bentuk penjelasan singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paIing sering digunakan daIam peneIitian kuaIitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendispIaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja seIanjutnya berdasarkan apa yang teIah dipahami.
3. Kesimpulan
Kesimpulam merupakan suatu pernyataan yang berisi hasil dari pembicaraan atau pokok kalimat yang mencakup keseluruhan masalah yang sedang di bicarakan. Kesimpulan juga merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah di analsisis. Dalam
penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat kemungkinan dapat menjawab fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal penelitian. Ada kalanya kesimpulan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk menjawab permasalahan.
G.Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi tringulasi. Adapun pembagian tringulasi tersebut antara lain: (Sugyono, 2017).
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik yang berbeda dalam memperoleh dan menggali terkait distribusi informasi dalam peningkatan kinerja kantor.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu untuk data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Perubahan suatu
proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya sekali saja.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
1. Kondisi Geografis Kabupaten Enrekang
Kabupaten Enrekang dengan Ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara Makassar. secara geografis terletak antara 3̊ 14’36’’- 3̊50’00” Lintang Selatan dan antara 199̊ 40’53” - 120̊ 6’33” Bujur Timur. Letak geografis Kabupaten Enrekang berada dijantung jasirah Sulawesi Selatan yang dalam peta batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Batas wilayah Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau
dimana musim hujan terjadi pada bulan November-Juli sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus – Oktober.
Selama setengah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan wilayah administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan maupun tingkat desa/kelurahan. Pada tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54 desa/kelurahan yang tersebar dari 5 kecamatan. Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, maka pemekaran desa/kelurahan sudah menjadi keharusan.
Maka pada tahun 1997 jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Enrekang dari 78 desa/kelurahan kondisi 1996 menjadi 108 desa/kelurahan. Demikian halnya pada tingkat kecamatan yang semula 5 kecamatan menjadi 9 kecamatan.
Pada pertengahan 2003 terjadi pemekaran sehingga beetambah lagi 3 desa menajdi 111 desa/kelurahan. Kemudian pada tanggal 2006 terjadi pemekaran desa dan kecamatan menjadi 11 dan 112 desa/kelurahan, terakhir tahun 2008 mekar kembali menjadi12 kecamatan dan desa 129 desa/kelurahan.
1 dari 78 desa/kelurahan kondisi 1996 menjadi 108 desa/kelurahan.
Demikian halnya pada tingkat kecamatan yang semula 5 kecamatan menjadi 9 kecamatan.
Pada pertengahan 2003 terjadi pemekaran sehingga beetambah lagi 3 desa menajdi 111 desa/kelurahan. Kemudian pada tanggal 2006 terjadi pemekaran desa dan kecamatan menjadi 11 dan 112 desa/kelurahan, terakhir tahun 2008 mekar kembali menjadi12 kecamatan dan desa 129 desa/kelurahan.
Tabel 4.1 Luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Enrekang.
No Kecamatan Luas area (km2) Persentase terhadap area luas Enrekang (%)
1. Maiwa 392,87 21,99
2. Bungin 236,84 13,26
3. Enrekang 291,19 16,30
4. Cendana 91,01 5,10
5. Baraka 159,15 8,91
6. Buntu Batu 126,65 7,09
7. Anggeraja 125,34 7,02
8. Alla 34,66 1,94
9. Curio 178,51 9,99
10. Masalle 68,35 3,83
11. Baroko 41,08 2,30
12. Malua 40,36 2,29
Total 1.786,01 100
Sumber: Kabupaten Enrekang dalam angka Tahun 2014, BPS Enrekang.
Berdasarkan tabel tersebut, kecamatan terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km2 atau 22 persen dari luas Kabupaten Enrekang, sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km2 atau 1,94 persen dari luas Kabupaten Enrekang.
Penduduk Kabupaten Enrekang berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019 adalah 204. 827 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,74 persen. Rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap perempuan sebesar 100,80
distribusi penduduk menurut kecamatan menunjukkan kecamatan paling banyak penduduknya adalah kecamatan Enrekang sekitar 15, 95 persen dari total penduduk Kabupaten Enrekang. sedangkan Kecamatan paling sedikit ialah Kecamatan Bungin 2,18 persen, Untuk kepadatan penduduk di tahun 2018 kecamatan Alla yang paling tinggi kemudian yang paling rendah adalah kecamatan Bungin.
2. Visi Misi Kabupaten Enrekang
Di Kabupaten Enrekang sebagai daerah yang bisa dikatakan cukup pontensial dilihat dari segi sumber daya almnya. Tingkat aksebilitas dukungan sarana dan prasaranan sesungguhnya kemungkinan untuk mencapai daerah argopolitan dimana pola pengembangan sektor pertanian selanjutnya akan memberi efek eksternal terhadap tumbuh kembangnya berbagai sektor lainnya seperti industri pengolaan perdagangan, lembaga keuangan dan sebagainya.
Pengenbangan daerah argopolitan dimaksud harus tetap mengacu pada prinsip otonomi dan kemandirian melalui pengembangan interkoneksitas antara daerah baik di Sulewesi Selatan maupun diluar Sulewesi Selatan. pembangunan daerah harus dipandang dalam perspektif masa depan sehingga pelaksanaan pembangunan akan selalu ditempatkan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, kerangka pembangunan seperti itu akan menempatkan aspek kelestarian lingkungan sebagai persyaratan utama.
Adapun Visi Kabupaten Enrekang ialah sebagai berikut:
Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, dan Sejahtera (EMAS) yang berkelanjutan dan Religius.
Adapun Misi Kabupaten Enrekang ialah sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas insfratruktur pelayanan public.
b. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing, penguasaan teknologi, bermoral dan beriman dan bertaqwa.
c. Mengoptimalkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi.
d. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri.
e. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumbedaya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.
3. Tujuan
Terkait dengan visi dan misi Kabupaten Enrekang tahun 2019-2023 ini maka bertujuan untuk:
a. Peningkatan kualitas SDM (pendidikan) b. Meningkatkan minat baca masyarakat
c. Peningkatan dan pengembangan pelayanan perpustakaan d. Pengambangan budaya dan gemar membaca
e. Pengelolaan perpustakaan yang berbasis IT f. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur g. Pembinaan dan penegmbangan aparatur h. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
4. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan dapat terukur tentang apa yang akan dicapai atau dihasilkan. Fokus utama sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya daerah dalam kegiatan kepemerintahan Kabupaten Enrekang yang bersifat spesifik dapat dinilai, diukur, dan dapat dicapai dangan berorentasi pada hasil yang dicapai dalam kurung waktu 5 (lima) tahun.Sasaran pemerintah Kabupaten Enrekang adalah:
a. Meningkatkan daya saing komoditas unggulan Kabupaten Enrekang.
b. Berkembangnya sistem perekonomian dan perdagangan.
c. Meningkatnya sarana dan prasarana fisik pemerintah.
d. Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan.
e. Meningkatnya kemampuan pembiayaan.
f. Meningkatnya Kualitas pelaku perekonomian.
g. Terjalinnya kerja sama dengan pihak luar negri dalam berbagai bidang pembangunan.
h. Terwujudnya Pemberdayaan Kecematan dan Desa/Kelurahan.
i. Meningkatnya kerja sama dengan pemerintah provinsi dalam berbagai bidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan.
j. Meningkatnya kerja sama dangan pemarintah Kabupaten dalam berbagai bidang pembangunan.
k. Meningkatnya kerja sama dalam berbagai bidang.
l. Terwujudnya pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntuknya atau kesusaian lahan.
m. Terciptanya pelestarian alam dan lingkungan hidup.
n. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan.
o. Meningkatnya ketahanan budaya dan kehidupan keagamaan.
p. Meningkatnya derajat kesejahtaraan masyarakat.
q. Terwujudnya supremasi hukum atau penegakan hukum.
r. Meningkatnya kualitas aparatur.
s. Meningkatnya wawasan kebangsaan.
5. Profil Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang
Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik ini merupakan sebuah instansi yang menjadi suatu organisasi dalam sebuah instansi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi baik berupa informasi secara internal maupun secara eksternal. Proses penyampaian pesan dari kedua cara itu memiliki masing-masing tahapan dalam penyampaian sebuah informasi. Dalam penyampaian sebuah informasi dapat dilihat tergantung dari berita apa yang akan disebarkan. Kantor ini biasanya disingkat menjadi Diskominfo.
Kantor ini di bentuk pada tahun 2008 dan bertempat di Jl. Jendral Sudirman, Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Kantor Dinas Komunikasi Informatatika dan Statistik Wilayah Kabupaten Enrekang memiliki tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan Kabupaten Enrekang dalam persoalan teknis di bidang Komunikasi, Informatika, Telekomunikasi, dan layanan Multimedia.
Dengan bidang komunikasi maka dari kantor dapat memberikan informasi kepada orang lain sehingga dapat memberikan masukkan ke pihak lain. Kemudian pada informatika dapat memberikan bantuan dalam penyaluran sebuah informasi.
Telekomunikasi berfungsi sebagai pusat induk informasi yang telah di atur untuk bisa di sebarkan dan layanan multimedia ini yaitu layanan yang berhubungan langsung dengan pihak teknologi informasi dalam penyampaian sebuah informasi yang akan disebarkan. Kantor ini memiliki 19 pegawai tepat yang telah dibagi dalam beberapa bidang dalam menjalankan sebuah tanggung jawab yang telah diberikan kepada masing-masing bidang tersebut.
Adapun jumlah pegawai beserta golongan masing-masing jabatan pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jumlah pegawai berdasarkan golongan dan jabatan No
.
NAMA PANGKAT/GOL JABATAN
1. Hasbar,S.IP.,M.Si Pembina Tk.I IV/a
Kepala Dinas 2. Aswan Anjas, S.Sos.,M.A.P Pembina Tk
IV/a
Sekertaris Dinas
3. Baharuddin,S.Pd Pembina Tk
IV/a
Kepala Bidang Persandian dan Statistik
4. Drs..H.Abdul Azis Pembina Tk IV/a
Kepala Bidang Infotmatika
5. Lubis, S. Sos Pembina Tk
IV/a
Kepala Bidang
HUMAS dan
Komunikasi Publik 6. Rismawati Bambang,
S.Kom
Pembina Tk IV/a
Kepala Bidang Aplikasi dan E- Goverment
7. Suarni Mabu, S.Sos Penata Tk I III/d
Kasubag Umum dan Kepegawaian
8. Arif Suherman,S.Pd Penata Tk I III/d
Kasi. Seksi Statistik Sektoral
9. Muh. Syarif, S.Sos Penata Tk I III/d
Kasi. Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik dan Hubungan Kerja sama antar Lembaga
10. Hj.A.Irma,SH.M.A.P Penata Tk I III/d
Kasi. Seksi
Persandian 11. Masrul, SE.M.Si Penata Tk I
III/d
Kasi. Seksi Piranti
Keras dan
Insfraktruktur Jaringan
12. Iswanto,A.Md Penata
III/c
Kasubag Perencanaan 13. Saripa
Nugrawati,S.Sos,M.I.KOM
Penata III/c
Kasi. Seksi HUMAS dan Pengelolaan media komunikasi publik
14. Herni P.S.AP Penata
III/c
Kasi. Seksi
Pengelolaan Data dan Integrasi Sistem Informasi
15. Usman. S.AP Penata Muda Tk.I
III/b
Kasi. Seksi Piranti
Lunak dan
Pengembangan Aplikasi 16. Asiz Taba, SE Penata Muda Tk.I
III/b
Kasubag Keuangan 17. Moh.Vikri A.Erwin
S.Lamporo,S.STP
Penata Muda Tk.I III/a
Staf Pengawas Telekomunikasi 18. Muftah Ali, A.Md Pengatur TkI II/d Staf Bendagara
Pengeluaran
19. Armansyah Pengatur
II/c
Dari beberapa jumlah pegawai Dinas Komunikasi Infotmatika dan Statistik Kabupaten Enrekang diatas maka kepala dinas dan sekertaris yang paling berperan penting dalam hal tersebut diantaranya:
a. Kepala Dinas
Setiap instansi ataupun perusahaan swasta tidak terlepas dari seorang kepala/pimpinan. Karena pimpinan sangat berperan penting dalam sebuah instansi, guna mengontrol dan menjalankan tugas-tugas demi tercapainya tujuan dari instansi tersebut. Dalam hal ini kepala Dinas mengemban beberapa tugas diantaranya: Memimpin dan mengendalikan seluruh operasional organisasi, menetapkan kebijakan dalam perencanaan organisasi serta mengambil keputusan dalam, memimpin suatu organisasi, bertanggung jawab terhadap urusan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi, melakukan pembinaan kepegawaian dilingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika dan mengkoordinir serta mengawasi segala pelaksanaan operasional organisasi.
b. Sekertaris Dinas
Selain Kepala Dinas, Diskominfo memiliki sekretariat untuk menjalankan beberapa tugas. Karena tidak menutup kemungkinan semua tugas-tugas dari Diskominfo dikerjakan oleh Kepala Dinas. Adapun tugas dari Sekretariat yaitu; pengelolaan kesekretariatan, pelaksanaan kegiatan di bidang kepegawaian dinas, pelaksanaan kegiatan keuangan dan penyusunan neraca, pelaksanaan fasilitas perlengkapan, pelaksanaan kegiatan umum dan rumah tangga, pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. Sekretariat dibantu oleh sub-sub bagian.
6. Visi dan Misi kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang
Visi Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang yaitu:
“Menjadi pusat data, informasi dan komunikasi yang cepat, terpercaya,beretika, dan bermartabat untuk mewujudkan Enreknag maju, aman dan sejahtera”
Misi kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Enrekang yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan kompetensi aparatur Diskominfo statistik dalam rangka mewujudakan pemerintahan yang bersih dan propesional
b. Meningkatkan sarana dan prasarana bidang informasi dan komunikasi c. Meningkatkan akses informasi, komunikasi dan telematika melalui
pemberdayaan dan pengembangan multi media dan media massa d. Meningkatkan mutu pelayanan informasi dan komunikasi melalui
pemanfaatan jaringan TIK
e. Meningkatkan penerapan e-government di Kabupaten Enrekang f. Peningkatan pelayanan Informasi dan Komunikasi yang lancer
kepada masyarakat ,menuju terbentuknya masyarakat informative.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian bersumber dari data wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan. Peneliti memilih informan berdasarkan
pengetahuannya akan objek yang akan diteliti, maka ada beberapa informan yang di wawancarai.
1. Proses Distribusi Informasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupatn Enrekang.
Distribusi informasi dalam peningkatan kinerja merupakan suatu cara cepat untuk dapat tersebar kesemua bagian-bagian dalam organisasi (dari atas kebawah, dari bawah keatas, dalam bagian yang sama). Seperti yang dikatakan oleh (Pace, 2015) bahwa komunikasi organisasi adalah bagian dari distribusi informasi dimana pengiriman informasi dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Dalam distribusi informasi terdapat dua cara yang akan dilakukan agar tercapainya sebuah hasil kinerja yang baik yaitu Aliran Informasi dan Pola Komunikasi.
1). Aliran Informasi
Aliran informasi adalah suatu keharusan yang perlu dijaga dan dirancang dalam sebuah organisasi untuk membina dan mengembangkan organisasi yang teguh dan terkontrol secara baik. Untuk itu ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam aliran informasi yaitu:
a. Penyebaran pesan secara serentak
Yang dimaksud adalah proses penyebaran pesan atau informasi yang dikirimkan secara bersama-sama dalam suatu waktu dengan objek target yang banyak (lebih dari satu orang) dan pesan tersebut harus tiba dibeberapa tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Mengenai
penyebaran pesan secara serentak dalam sebuah aliran informasi maka berikut hasil wawancara peneliti dengan Sekertaris Dinas kantor.
“Kami di Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang ini melakukan penyebaran informasi secara serentak melalui beberapa cara seperti informasi dari pimpinan ke bawahan terkait dengan kerjaan biasa dilakukan melalui sebuah grub pada whatsapp maupun secara langsung melalui briefing disitulah informasinya di sampaikan secara serentak”. (Hasil wawancara dengan Sekertaris Dinas pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 09.30 pagi di kantor).
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan diatas menyampaikan bahwa penyebaran informasi secara serentak ini memerlukan strategi atau teknik penyebaran pesan tersebut. Pola penyebaran pesan secara serentak biasanya dilakukan dengan menggunakan pengiriman pesan melalui handphone. Pola ini sangat cepat dan praktis serta tepat sasaran. Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan kepala Bidang Informatika mengatakan bahwa:
“Kami dikantor lebih sering menggunakan aliran informasi dalam bentuk penyebaran pesan secra serentak karena dengan cara tersebut kami yakin tidak akan terjadinya salah paham antara antasan dan bawahan”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Informatiks pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 09.35 pagi di kantor).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan yang berbeda diatas maka dapat disimpulkan bahwa aliran informasi ini termasuk mengenai penyebaran pean secara serentak lebih efektif digunakan dalam penyampaian sebuah informasi karna dengan cara ini maka penyampaian sebuah informasi tidak akan salah lagi ketika penyampaian informasinya pindah kepihak yang lain.
b. Penyebaran pesan secara berurutan
Yang dimaksud adalah bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik.
Mengenai penyebaran pesan secara berurutan dalam sebuah aliran informasi maka berikut hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang Humas kantor.
“Kami di Kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang ini melakukan penyebaran informasi secara berurutan dilakukan dengan cara sesuai dengan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilakukan”. (Hasil wawancara dengan Kepala bidang Humas pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 10.00 pagi di kantor).
Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa penyebaran pesan secarar berurutan ini disampaikan oleh siapa berbicara kepada siapa dimana pola ini dilakukan dengan dalam berurutan, informasi yang disebarkan membutuhk waktu yang tidak beraturan. Pola ini tidak bisa digunakan untuk penyampaian pesan yang sangat mendesak. Demi tercapainya peningkatan kinerja yang baik maka dengan menggunakan pola ini harus lebih efektif dalam mengerjakan sesuatu agar peningkatan kinerja akan semakin meningkat. Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala E-Goverment mengatakan bahwa:
“Dalam penyampaian informasi mellaui cara penyebaran pesan secara berurutan ini kami di kantor melakukannya sesuai dengan apa yang akan disampaikan”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang E-Goverment pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 10.15 pagi di kantor).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran pesan secara berurutan ini dapat
dilakukan sesuai langkah-langkah pekerjaan yang akan dilakukan. Dengan enyebaran pesan secara berurutan ini makan penyampaian informasinya dapat dilihat sesuai apa yang akan disampaikan.
c. Penyebaran pesan secara Kombinasi
Yang dimaksud adalah penyebaran pesan atau informasi gabungan antara serentak dan berurutan yaitu informasi disampaikan kepada seluruh anggota organisasi melalui jalur dalam struktur organisasi yang dilaksanakan secara bersamaan agar penyampaian pesan menjadi lebih efisien dan efektif. Mengenai penyebaran pesan secara berurutan dalam sebuah aliran informasi maka berikut hasil wawancara penulis dengan salah satu Staf Humas kantor yang kedua.
“Di kantor ini biasanya penyebaran pesan secara kombinasi itu dilakukan berdasarkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara kombinasi antara serentak dan berurutan”. (Hasil wawancara dengan Staf bidang Humas kedua pada kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik kabupaten Enrekang pada 3 Januari 2022, pukul 10.20 pagi di kantor).
Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa penyebaran pesan secara kombinasi antara serentak dan berurutan ini biasanya dilakukan sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan atau yang akan diinformasikan. Cara ini biasanya dilakukan dalam waktu kapan saja dan dimana saja akan tetapi tetap mengikuti alur dari sebuah cara antara serentak dan berurutan. Selanjutnya adapun hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Informatika mengataka bahwa:
“Kami di kantor melakukan penyampaian informasi dengan cara kombinasi ini dilakukan setelah memang harus menggunakann cara ini karena dengan menggunakan cara ini maka dapat dilihat sesuai apa yang akan dilakukan”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Informatika