• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.7. Prognosis

Seperti keganasan pada umumnya, prognosis kanker payudara ditunjukkan oleh angka harapan hidup atau interval bebas penyakit. Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk juka usianya muda, menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan adanya triple negative yaitu grade tumor tinggi dan seragam, reseptor ER dan PR negatif, dan respone

reseptor permukaan sel HER-2 juga negatif. Persentase harapan hidup lima tahun penderita payudara dapat dilihat pada tabel 2.2. dibawah ini.

Stadium Persentasi harapan hidup 5 tahun

0 100%

I 100%

IIA 92%

IIIA 67%

IIIB 54%

IIIC ??

IV 20%

2.8. Metastasi Paru

Lokasi paling sering terjadinya metastasis pada kanker payudara yaitu paru dan pleura (15-20%), tulang (20-60%), hati (5-15%), otak ( 5-10%) dan metastasis lokal/regional (20-40%%). Metastasis jauh dapat terjadi melalui dua jalur, yakni jalur hematogen dan limfatogen.Status demografi, seperti usia dan tempat tinggal, ternyata berhubungan dengan kejadian kanker payudara metastasis jauh. Sulit untuk menentukan onset terjadinya metastasis jauh, namun mayoritas penderita kanker payudara metastasis jauh adalah kelompok usia >40 tahun.

Terdapat juga beberapa faktor lainnya yang dapat mendukung terjadinya metastasis ke paru. Faktor risiko utama terjadinya metastasis adalah jalan penyebaran sel tumor tersebut menuju paru, metastasis tumor ke paru dapat terjadi melalui akses pembuluh darah atau dikenal sebagai hematogen, pembuluh vena mempunyai dinding yang tipis sehingga dapat ditembus oleh sel-sel tumor dan mengakibatkan metastasis. Penyebaran sel tumor juga dapat terjadi melalui pembuluh limfe atau dikenal sebagai penyebaran limfogen, sel-sel tumor menembus masuk ke dalam pembuluh limfe dan akan dibawa oleh aliran cairan kelenjar getah bening sebagai embolus sehingga terjadilah metastasis sel tumor tersebut pada tempat tujuan dan mengakibatkan terbendungnya aliran cairan getah bening.

Selain limfogen dan hematogen penyebaran sel kanker juga dapat melalui jalan napas yang biasa disebut aerogen metastasis dimana sel kanker akan bertumbuh sepanjang septa alveola pada tempat primer lalu lepas dari membran basal dan menyebar melalui saluran napas dan menempel kembali dan bertumbuh di sepanjang septa alveola yang jauh dari tempat primer. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi sel tumor untuk terjadinya metastasis pada suatu tempat.

Jika kondisi lingkungan memungkinkan maka sel tumor tersebut dapat

melepaskan diri dan bermetastasis melalui jalur hematogen maupun limfogen dan menempel pada suatu organ tubuh. Jika kondisi lingkungan tidak memungkinan maka sel tumor tersebut yang sudah melepaskan diri akan mati dan tidak terjadi metastasis.10

Terdapat juga beberapa teori mengenai asal dari sel metastasis yang berperan dalam penyebaran tumor tersebut :

1. Epithelial to mesenchyme transition (EMT), stem cell epitelial bertransformasi menjadi sel mesenkimal akibat terjadinya beberapa mutasi genetik dan sel – sel mesenkimal tersebut akan membentuk sel neoplastik yang akan bermetastasis.

Sel tersebut memiliki karakteristik dismorfik dalam bentuk, kurangnya kemampuan untuk adhesi antara sel dan memiliki kemampuan untuk menyebar ke organ lain

2. Stem cell origin of metastatic tumor, jaringan stem cell sering dipikirkan sebagai asal dari sel kanker yang bermetastasis karena kemiripan antara ekspresi gen dan karakteristik biologinya. Teori ini didukung oleh tingginya aktivitas telomerase pada kedua sel tersebut dan dihubungkan dengan penggunaan dari energi anaerobik untuk bermetabolisme dan kedua sel tersebut bertumbuh dan bertahan dari sumber energi anaerobik

3. Macrophage facilitation metastasis, Tumor-associated macrophages (TAM) terutama yang berada pada stroma dapat memfasilitasi terjadinya perkembangan dari tumor, progresi, dan benih dari metastasis.

4. Myeloid cell origin of metastasis,sel kanker metastasis muncul dari sel myeloid atau sel gabungan yang terbentuk dari makrofag dan non-metastatic stem cell.

Sel myeloid memiliki karakteristik untuk mendukung terjadinya metastasis dan merupakan awal atau prekursor dari makrofag yang membuat kaskade metastasis.

Gejala klinis dari metastasis paru memiliki tampilan yang serupa dengan kanker paru dan keparahan dari gejala klinisnya juga berhubungan dengan pertumbuhan lokal dari sel tumor tersebut dan sindrom paraneoplastik. Metastasis paru sering terjadi melalui penyebaran hematogen dari sel tumor dan bersarang

sering terjadi pada daerah basal ataupun daerah perifer.Presentasi pasien dengan metastasis paru dapat berupa simtomatik ataupun asimtomatik dan metastasis paru pada gambaran radiologi juga dapat berupa nodul soliter ataupun multipel. Gejala klinisnya dibagi menjadi gejala sistemik dan gejala lokal. Gejala sistemik dari metastasis paru ini dapat berupa anoreksia, penurunan berat badan, mual, dan lemas. Sementara gejala lokalnya dapat berupa efusi pleura, batuk produktif maupun non produktif, sesak napas, hemoptisis, gangguan elektrolit, tumor pancoast, dan sindroma vena kava superior. Gejala umum yang sering terjadi pada metastasis pada umumnya adalah muntah, nyeri punggung bawah, hilangnya napsu makan, dan nyeri pada bahu.11

Pada pemeriksaan fisik paru, dapat ditemukan normal maupun ditemukannya mengi monofasik jika ada massa pada bronkus dan ronki basah kasar jika alveoli terisi oleh cairan dan penurunan suara pernapasan jika ditemukan adanya efusi pleura atau atelektasis. Terdapat juga gejala lainnya yaitu, Digital clubbing, penurunan berat badan, limfadenopati, gejala tumor pancoast dan gejala sindroma vena kava superior.

Foto polos toraks merupakan pemeriksaan pencitraan awal yang biasanya dilakukan pada pasien dengan gejala klinis metastasis dan pada pasien dengan tumor primer. Pemeriksaan ini mudah tersedia dan cost-effective, namun kelemahan dari pemeriksaan ini adalah tidak dapat mendeteksi metastasis kecil ataupun sebaran milier.5 Penyebaran melalui limfatik dapat dikenali oleh foto polos toraks, gambarannya tersebut berupa retikular atau retikulonodular dengan penebalan septa interlobular (Kerley B line), hilar adenopati. Oleh karena itu pemeriksaan selanjutnya yang dapat dipilih adalah CT scan dimana CT scan ini dapat mendeteksi metastasis kecil yang berada di perifer atau yang terletak pada subpleura dan juga dapat melihat ukuran dan distribusi dari nodul paru tersebut.

Secara umum, metastasis akan tampak seperti jaringan lunak dengan batas yang tegas, lesi yang berbentuk bulat, dan lebih sering terjadi pada perifer dari paru.

Gambaran pembuluh darah paru yang jelas merupakan gambaran yang sering terlihat pada metastasis, gambaran tersebut adalah feeding vessel sign.Gambaran feeding vessel tersebut merupakan arteri pulmoner yang menuju ke tengah dari

nodul tersebut sehingga kemungkinan besar nodul tersebut menyebar melalui hematogen. Arteri pulmoner tersebut tidak harus menuju ke tengah dari nodul namun ada yang berbentuk melingkari dari nodulnya.12

BAB 3

Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel uctus maupun lobulusnya.Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Terdapat berbagai faktor hormonal dan non hormonal yang diperkirakan meningkatkan risiko kanker payudara, antara lain faktor usia, genetik dan familial, hormonal, gaya hidup, lingkungan, dan adanya riwayat tumor jinak.

Lokasi paling sering terjadinya metastasis pada kanker payudara yaitu paru dan pleura (15-20%), tulang (20-60%), hati (5-15%), otak ( 5-10%) dan metastasis lokal/regional (20-40%%). Metastasis jauh dapat terjadi melalui dua jalur, yakni jalur hematogen dan limfatogen.Status demografi, seperti usia dan tempat tinggal, ternyata berhubungan dengan kejadian kanker payudara metastasis jauh. Sulit untuk menentukan onset terjadinya metastasis jauh, namun mayoritas penderita kanker payudara metastasis jauh adalah kelompok usia >40 tahun.

Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen REFARAT KANKER PAYUDARA METASTASIS PARU (Halaman 30-36)

Dokumen terkait