BAB III METODE PRAKTIKUM
E. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Suhu Udara
a. Disediakan alat The Wibget Heat Stress Monitor RSS-214
b. Dipasang Wet Bulb Temperature, Dry Bulb Temperature dan Globe Bulb Temperature sesuai dengan posisinya.
c. Sebelum digunakan pastikan basahi Wet Bulb Temperature dengan aquades yang sudah dicampurkan dengan demineralizer agar tetap dalam keadaan basah pada saat pengukuran.
d. Alat dihidupkan dengan menekan tombol “ON” dan dipilih satuan pengukuran suhu °� atau °� dengan menekan tombol “SELECT”
e. Kemudian ditekan tombol “VIEW”, tunggu selama 2 menit lalu lihat hasil pengukuran suhu basah (WB) dan dicatat.
f. Dilihat hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW”
untuk dilihat hasil pengukuran suhu kering (DB) dan dicatat. Bila pengukuran dalam ruangan, maka suhu kering (DB) tidak diukur.
g. Dilihat hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW”
untuk dilihat hasil pengukuran suhu bola (GT) dan dicatat.
h. Dilihat hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW”
untuk dilihat hasil pengukuran suhu bola dalam ruangan (WBGT in) dan dicatat.
i. Dilakukan pengukuran di dalam dan luar ruangan 2. Pengukuran Kelembaban Udara
a. Disediakan alat 4 in 1 Environmental Tester.
b. Dipasang sensor hygrometer sesuai dengan posisinya.
c. Alat dihidupkan dengan menekan tombol “ON” lalu ditentukan satuan pengukuran kelembapan udara yaitu %RH.
d. Alat diarahkan pada sumber udara dan direkam dengan menekan tombol “REC”, tunggu selama 1 menit.
e. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran suhu dan kelembapan maksimal dengan menekan “REC MAX”.
f. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran suhu dan kelembapan minimal dengan menekan “REC MIN”.
3. Pengukuran Kecepatan Angin
a. Disediakan alat 4 in 1 Environmental Tester (Anemometer).
b. Alat dihidupkan dengan menekan tombol “ON” lalu ditentukan satuan pengukuran kecepatan angin yaitu �/�2 .
c. Alat diarahkan pada sumber udara dan direkam dengan menekan tombol “REC”, tunggu selama 1 menit.
d. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran kecepatan angin maksimal dengan menekan “REC MAX”.
e. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran kecepatan angin minimal dengan menekan “REC MIN”.
Lokasi praktikum iklim kerja untuk mata kuliah praktikum K3 Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di ruangan Forum Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat didalam ruangan (indoor) dan diluar ruangan (outdoor).
B. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada ruangan Forum Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin didapatkan hasil Indeks Suhu Basah dan Bola sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)
Berdasarkan pengukuran praktikum yang telah dilakukan menggunakan The WIBGET Heat stress Monitor RSS-214, diperoleh nilai indeks suhu bola basah sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Hasil Pengukuran Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di Ruang Sekretariat Forma Kesmas FKM UNHAS
Pengukuran Percobaan
WB DB GT WBGT
Indoor 12,6 - 118,9 70,7
Outdoor 12,7 30,3 115,9 8,9
Sumber: Data Primer 2023
39
dan basah yang dilakukan di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin terdapat hasil yang berbeda-beda.
40
Pada praktikum ini dilakukan dengan 2 jenis pengukuran yaitu pada titik 1 didalam ruangan dan titik 2 yang berada pada luar ruangan.
Indeks suhu basah dan bola (ISBB) dapat dihitung menggunakan rumus. Setelah didapatkan hasil pengukuran WB, GT, dan DB. Berikut cara perhitungannya:
a. ISBB (Indoor) ¿0,7x WB+0,3x>¿
¿0,7x12,5+0,3x118,5
¿8,75+35,18
¿44,33 ◦C
b. ISBB (Outdoor) ¿0,7x WB+0,2x>+0,1x DB
¿0,7x12,4+0,2x115,3+0,1x30,1
¿(8,68+23,06+3,01) ◦C
¿34,75 ◦C
2. Hasil pengukuran kelembaban udara
Hasil pengukuran kelembaban udara dan suhu di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Hasil Pengukuran Kelembaban Udara di Ruang Sekretariat Forma Kesmas FKM UNHAS
Lokasi Pengukuran
Dalam Ruangan
(Indoor)
Luar Ruangan (Outdoor) Ruang sekretariat
Forma Kesmas
Kelembaban Udara Maksimal
72,2 %RH 68,5 %RH
Kelembaban Udara Minimal
59,8 %RH 66,0 %RH
Sumber: Data Primer, 2023
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa terdapat perbedaan antara kelembapan maksimum dan minimum antara pengukuran di dalam ruangan dengan di luar ruangan. Kelembapan maksimum dalam ruangan adalah 72,2%
RH dan kelembapan minimum sebesar 59,8% RH. Sedangkan untuk di luar ruangan, kelembapan maksimumnya sebesar 68,5% RH dan kelembapan minimumnya sebesar 66,0% RH.
3. Hasil pengukuran kecepatan angin
Hasil dari pengukuran kecepatan angin sebagai berikut:
Tabel 4. 3
Hasil Pengukuran Kecepatan Angin di Ruang Sekretariat Forma Kesmas FKM UNHAS
Lokasi Pengukuran
Dalam Ruangan
(Indoor)
Luar Ruangan (Outdoor) Ruang Sekretariat
Forma Kesmas
Kecepatan Angin
Maksimal 1,9 m/s2 0,8 m/s2
Kecepatan Angin Minimal
0,0 m/s2 0,0 m/s2 Sumber: Data Primer, 2023
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil bahwa kecepatan angin maksimal lebih besar yang dilakukan pada dalam ruangan yaitu 1,9 m/s sedangkan untuk kecepatan maksimal di luar ruangan adalah 0,8 m/s. Untuk kecepatan angin minimal baik di dalam maupun diluar ruangan sama yaitu 0,0 m/s.
C. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui iklim kerja di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dan untuk mengetahui mekanisme penggunaan alat ukur The
Wibget Heat Stress Monitor RSS-214 untuk mengukur ISBB dan 4 in 1 Environmental Tester untuk mengukur kelembaban udara dan kecepatan angin.
1. Iklim kerja
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengukuran ISBB dalam ruangan (indoor) 44,33°C dan luar ruangan (outdoor) 34,75°C. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) sesuai dengan karakteristik. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.5/MEN/2018 Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja perhari. Artinya berdasarkan yang telah dikemukakan data di atas ISBB melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja dengan beban kerja. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka pekerja di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dikategorikan berisiko akan pajanan iklim kerja yang dapat berdampak pada produktivitas kerja dan akan mempengaruhi kesehatan dari para pekerja itu sendiri.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo &
Rhomadhoni (2020), mengenai iklim kerja di industri lilin di Surabaya.
Bahwa hasil pengukuran ISBB yang diperoleh di tempat kerja nilainya lebih besar daripada Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan.
Dimana hasil pengukuran ISBB yang pada bagian produksi sebesar 32°C sedangkan pada bagian finishing dan pengepakan 30,4°C. Jika
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan yaitu 28°C. Maka hasil pengukuran tersebut melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) sehingga para pekerja di industri lilin berisiko akan pajanan iklim kerja yang berdampak berupa heat rash dan dehidrasi. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan Arianto & Dewi (2019), di industri rumah tahu di Bantul bahwa ada hubungan antara lingkungan kerja panas dengan keluhan heat related illnes (heat cramps, heat exhaustion, dehidrasi) pada pekerja di rumah tahu di Bantul. Menurut Arianto & Dewi (2019), bahwa bekerja dengan istirahat yang tepat atau istirahat dengan jangka waktu pendek-pendek akan sangat baik dibandingkan dengan mengakumulasi waktu istirahat. Dehidrasi bisa terjadi pada pekerja karena peningkatan kebutuhan cairan akibat faktor suhu lingkungan dan tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup. Suhu lingkungan kerja yang tinggi menyebabkan pengeluaran cairan tubuh melalui pernapasan dan keringat meningkat.
2. Kelembaban udara
Hasil pengukuran kelembaban yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengukuran dalam ruangan (indoor) dengan nilai kelembaban maksimal 68,5%RH dan kelembaban minimal 66,0%RH. Adapun hasil pengukuran luar ruangan (outdoor) dengan nilai kelembaban maksimal 72,2%RH dan kelembaban minimal 59,8%RH. Nilai ambang batas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan
industri menetapkan bahwa nilai kelembaban lingkungan kerja ruang kantoran yang nyaman berkisar 40%RH-60%RH. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa kelembaban udara di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rezalti & Susetyo (2020) mengenai kadar suhu dan kelembaban di ruang produksi wedang uwuh. Hasil pengukuran kelembaban udara yang dilakukan pada 7 titik di ruang produksi memiliki nilai lebih dari 60%RH, yang artinya bahwa kelembaban udara pada semua titik tidak memenuhi nilai ambang batas.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, pekerja dapat merasakan gangguan seperti merasa tidak nyaman dan cepat lelah akibat kondisi ruang yang pengap.
3. Kecepatan Angin
Adapun dalam pengukuran kecepatan angin digunakan alat 4 in 1 Environmental Tester (anemometer) yaitu Anemometer Lutron LM8000A. Hasil pengukuran kecepatan angin yang telah dilakukan diperoleh hasil kecepatan angin maksimal dalam ruangan yaitu 1,9 m/s dan kecepatan angin maksimal luar ruangan yaitu 0,8 m/s. Sementara itu, kecepatan angin minimum dalam ruangan dan luar ruangan yaitu 0,0 m/s.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002 mengenai kecepatan angin, batas kecepatan aliran udara berkisar antara 0,15 m/s - 0,25 m/s. Dari hasil pengukuran yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa kecepatan angin pada ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin tidak termasuk dalam batas kecepatan angin yang telah ditentukan. Dimana untuk kecepatan angin maksimal dalam ruangan melebihi NAB yang ditentukan sedangkan kecepatan angin maksimal luar ruangan masih di bawah NAB.
Hasil praktikum ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subarkah, Triyantoro & Khomsatun (2018) tentang Hubungan Paparan Debu dan Masa Kerja dengan Keluhan Pernafasan pada Tenaga Kerja CV. Jiyo’g Konveksi Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas Tahun 2017. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin di CV. Jiyo’g Konveksi diperoleh kecepatan aliran udara tertinggi yaitu 0,6 m/s,dan terendah adalah 0,2 m/s, dengan rata-rata kecepatan angin 0,32 m/s. Kecepatan angin maksimal dan minimal tersebut melebihi NAB kecepatan angin berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 261 Tahun 1998 yaitu sekitar 0,15 - 0,25 m/s,. Hal ini dipengaruhi adanya ruang pintu ruang proses penyablonan selalu terbuka dan berdekatan dengan jalan raya, yang menyebabkan aliran udara dari luar industri dapat masuk ke dalam industri. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan angin yang ada diruangan sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ruangan yang ada dipabrik CV. Jiyo’g Konveksi Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas masih tidak sesuai dengan NAB yang telah ditentukan sehingga diperlukan adanya
perbaikan terkait hal tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari kecepatan angin yang rendah adalah penyebaran udara menjadi lambat sehingga dapat menganggu kesehatan pekerja.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran iklim kerja maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengukuran iklim kerja dilakukan di dalam dan di luar ruangan sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Dalam praktikum ini, menggunakan 3 alat yaitu Heat Stress Monitor Wibget rss- 214 yang digunakan untuk mengukur ISBB, Anemometer Lutron LM- 8000A yang digunakan untuk mengukur kecepatan udara, dan yang terakhir adalah Hygrometer Lutron LM-8000A Humidity yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara.
Adapun yang prosedur kerja dari setiap alat dalam praktikum ini yaitu:
a. The Wibget Heat Stress Monitor RS-214
Sediakan alat The Wibget Heat Stress Monitor RS-214, setelah itu pasang Wet Bulb Temperature, Dry Bulb Temperature dan Globe Bulb Temperature sesuai dengan posisinya, sebelum digunakan pastikan basahi Wet Bulb Temperature dengan aquades yang sudah dicampurkan dengan demineralizer agar tetap dalam keadaan basah pada saat pengukuran, selanjutnya alat dihidupkan dengan menekan
46
tombol “ON” dan dipilih satuan pengukuran suhu °C atau °F dengan menekan tombol “SELECT”. Kemudian ditekan tombol “VIEW”, tunggu selama 2 menit lalu lihat hasil pengukuran suhu basah (WB) dan dicatat, lihat
47
hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW” untuk dilihat hasil pengukuran suhu kering (DB) dan dicatat. Jika pengukuran dalam ruangan, maka suhu kering (DB) tidak diukur, lihat hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW” untuk dilihat hasil pengukuran suhu bola (GT) dan dicatat. Lihat hasil pengukuran dengan menekan kembali tombol “VIEW” untuk dilihat hasil pengukuran suhu bola dalam ruangan (WBGT in) dan dicatat.
Pengukuran dilakukan pengukuran di dalam dan luar ruangan.
b. Pengukuran kecepatan angin
Sediakan alat 4 in 1 Environmental Tester (Anemometer), alat dihidupkan dengan menekan tombol “ON” lalu ditentukan satuan pengukuran kecepatan angin yaitu m/s². Alat diarahkan pada sumber udara dan direkam dengan menekan tombol “REC”, tunggu selama 1 menit. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran kecepatan angin maksimal dengan menekan “REC MAX”. Dibaca dan dicatat hasil pengukuran kecepatan angin minimal dengan menekan “REC MIN”.
c. Pengukuran kelembaban udara
Sediakan alat 4 in 1 Environmental Tester dan pasang sensor hygrometer sesuai dengan posisinya. Alat dihidupkan dengan menekan tombol “ON” lalu ditentukan satuan pengukuran kelembapan udara yaitu %RH. Alat diarahkan pada sumber udara dan direkam
dengan menekan tombol “REC”, tunggu selama 1 menit. Baca dan catat hasil pengukuran suhu dan kelembapan maksimal dengan menekan “REC MAX”. Baca dan catat hasil pengukuran suhu dan kelembapan minimal dengan menekan “REC MIN”.
2. Hasil dari pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
a. Pengkuran Indeks Suhu Bola dan Basah (ISBB)
Dari hasil pengukuran ISBB dapat simpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pengukuran ISBB indoor dan outdoor. Hasil yang diperoleh dari pengukuran ISBB dalam ruangan (indoor) adalah 44,33°C dan luar ruangan (outdoor) adalah 34,75°C, maka dapat dilihat bahwa hasil pengukuran ISBB indoor lebih tinggi daripada hasil pengukuran ISBB outdoor. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa ISBB melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan.
b. Pengukuran kelembaban udara
Dari hasil pengukuran kelembaban udara di dalam ruangan (indoor) di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yaitu kelembaban udara maksimal 72,2%RH dan kelembaban minimal 59,8%RH. Adapun hasil pengukuran luar ruangan (outdoor) dengan nilai kelembaban maksimal 68,5%RH dan kelembaban minimal 66,0%RH. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pengukuran yang dilakukan di dalam ruangan (indoor) dan di luar
ruangan (outdoor) pada kelembaban maksimum dan minimum melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditentukan.
c. Pengukuran kecepatan angin
Dari hasil pengukuran kecepatan angin dalam ruangan (indoor) di ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin diperoleh hasil kecepatan maksimal yaitu 1,9 m/s dan hasil kecepatan angin minimum yaitu 0,0 m/s. Pada pengukuran diluar ruangan (outdoor) hasil pengukuran yang diperoleh untuk kecepatan angin maksimal luar ruangan yaitu 0,8 m/s dan kecepatan angin minimal yaitu 0,0 m/s. Dari hasil pengukuran yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kecepatan angin pada ruang sekretariat Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin tidak termasuk dalam batas kecepatan angin yang telah ditentukan melihat kecepatan angin berada di luar dari NAB.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Dosen
Saran saya kepada dosen ialah tetap mendampingi pelaksanaan praktikum dan juga bisa mengusulkan kepada pihak kampus untuk
melengkapi dan menambah alat-alat praktikum sehingga praktikan tidak perlu ganti-gantian dan lebih mengefisienkan waktu.
2. Asisten Laboratorium
Saran saya untuk asisten laboratorium untuk memberi waktu yang lebih dalam waktu pengerjaan laporan praktikum.
3. Pekerja
Saran saya untuk pekerja sebaiknya dan tetap tetap menaati Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam satu lingkungan tempat kerja dan juga memperhatikan penggunaan Alat pelindung diri (APD), agar dapat menghindari potensi bahaya yang akan diterima dari suatu pekerjaan.
Journal Of Environment And Public Health, 6(2).
Aidah, N., Firdaus, M., & Rinda, R. 2020. Konflik Dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Ilmu Manajemen, 3(2), 160–167.
Ambari, W., M., A., & Anggraini, M. 2021. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Iklim Kerja terhadap Produktivitas Kerja melalui Variabel Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT.
Kunango Jantan Padang Pariaman. Jurnal Matua, 3(2), 375–392.
Arianto, M. E., Dewi, D., Program, P., Kesehatan, S. I., Universitas, M., Dahlan, A., & Abstrak, Y. 2019. Hubungan antara Lingkungan Kerja Panas dengan Keluhan Heat Related Illnes pada Pekerja Home Industry Tahu Di Dukuh Janten, Bantul . Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat (Vol. 11).
Cahyono, H., & Mardikaningsih, R. 2021. Pengaruh Motivasi Kerja Serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan PT.
Lion Super Indo (Distribution Center) Mojokerto. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(2), 11–20.
Darmawan, A., Aprilianingsih, S., & Suwarto. 2022. Pengaruh Semangat, Disiplin, Keselamatan Kesehatan, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Cebong Kayuindo. Jurnal Manajemen, 16(2), 268–278.
Darmawan, D., Sinambela, E., Hariani, M., & Irfan, M. 2020. Analisis Komitmen Organisasi, Iklim Kerja, Kepuasan Kerja dan Etos Kerja Yang Memengaruhi Kinerja Pegawai. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen, 4(1), 58–70.
Dehidrasi Pekerja Shift Pagi Di Bagian Injection Moulding 1 Pt.X Sidoarjo.
Jph Recode, 1(1), 14–20.
Efendi, B., Amik, D., Tunas, S., & Pematangsiantar, B. 2019. Pengaruh Kepemimpinan Dan Iklim Kerja Terhadap Semangat Kerja Guru. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 2(2), 101–109.
Farbu, E. H., Skandfer, M., Nielsen, C., Brenn, T., Stubhaug, A., & Höper, A. C.
2019. Working In A Cold Environment, Feeling Cold At Work And Chronic Pain: A Cross-Sectional Analysis Of The Tromsø Study. Bmj Open, 9(11).
Fidinia Hijah, N., Setyaningsih, Y., Jayanti, S., Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, B., Kesehatan Masyarakat, F., & Diponegoro, U. 2021. Iklim Kerja, Postur Kerja, Dan Masa Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bengkel Las. In Alamat Korespondensi: Jl. Prof. Soedarto (Vol. 2, Issue 1).
Fitriana, R. N. 2018. Pengaruh Iklim Kerja, Motivasi Kerja Dan Kreativitas Pegawai Terhadap Produktivitas Kerja Pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Banten.
Hafee, I., Yingjun, Z., Hafeez, S., Mansoor, R., & Rehman, K. U. 2019. Impact Of Workplace Environment On Employee Performance: Mediating Role Of Employee Health. Business, Management And Education, 17(2), 173–193.
Herispon, & Daulay, N. 2021. Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerjapada Ptpn V Sei Galuh Kampar, Riau. Jurnal Daya Saing, 7(3), 337–349.
Manhawati, E., Fitriyatinur, Q., Aprizayabti, C., & Rahayu, P. 2021. Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Lingkungan Industri (Vol. 1). Yayasan Kita Menulis.
Melinda, A., Zulfikar Adha, M., Qomariyah, L., Kesehatan Masyarakat, I., &
Widya Dharma Husada Tangerang Dan, S. 2022. Pada Pekerja Bidang Produksi Di Cv. Fatra Karya Logam, Kab. Tangerang Article Information Abstract *Corresponding Author. In Frame Of Health Journal (Vol. 1).
Moda, H. M., Filho, W. L., & Minhas, A. 2019. Impacts Of Climate Change On Outdoor Workers And Their Safety: Some Research Priorities. In International Journal Of Environmental Research And Public Health (Vol.
16, Issue 18).
Mustafa, Nugroho, B. S., Dewadi, F., & Putera, D. 2023. Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Industri. Pt Global Eksekutif Teknologi.
Nabawi, R. 2019. Pengaruh Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(2), 170–
183.
Nan Wangi, V. K. 2020. Dampak Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja. Jurnal Manajemen Bisnis, 7(1), 40–50.
Nilamsari, N., Damayanti, R., & Dyah Nawawinetu, E.2018. Hubungan Masa Kerja Dan Usia Dengan Tingkat Hidrasi Pekerja. Jurnal Kesehatan Terpadu, 9(2), 60–68.
Nunfam, V. F., Van Etten, E. J., Oosthuizen, J., Adusei-Asante, K., & Frimpong, K. 2019. Climate Change And Occupational Heat Stress Risks And Adaptation Strategies Of Mining Workers: Perspectives Of Supervisors And Other Stakeholders In Ghana. Environmental Research, 169, 147–155.
Kerja Karyawan Pt Aneka Gas Industri Tbk Bekasi. Jurnal Persada Husada Indonesia, 8(30), 21–28.
Permatasari, J., & Ratnawati, I. 2021. Work Climate And Employee Performances: A Literature Observation. International Research Journal Of Management, It And Social Sciences, 8(2), 184–195.
Pradhan, B., Kjellstrom, T., Atar, D., Sharma, P., Kayastha, B., Bhandari, G., &
Pradhan, P. K.2019. Heat Stress Impacts On Cardiac Mortality In Nepali Migrant Workers In Qatar. Cardiology (Switzerland), 143(1), 37–48.
Pratiwi, A. 2020. Higiene Industri: Pengantar Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (1st Ed.). Guepedia.
Pusphandani, E., Hendriani, D., Sriagustini, I., & Wibowo, T.2023. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) (Agustiawan, Ed.; 1st Ed., Vol.
1). Media Sains Indonesia.
Rahman, T. 2021. Pengaruh Iklim Kerja Dan Fasilitas Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Pt.Zahra Karya Lestari Di Kabupaten Balangan.
Pubbis : Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Administrasi Publik Dan Administrasi Bisnis, 5(2), 147–160.
Ratmini, N. A., Nyoman Natajaya, I., Ketut, G., & Sunu, A. 2019. Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen Organisasi, Iklim Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Smp Negeri 2 Singaraja. Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia, 10(2).
Riawan, C., Josiah, T., & Hudallil, E. A.2022. Iklim Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Dinamika Ekonomi, Manajemen Dan Bisnis Pascasarjana Sabural, 1(2), 281–290.
Kesehatan, F. (2019). Evaluasi Iklim Kerja Di Bagian Produksi Pada Industri Keramik Di Wilayah Gresik. In Jurnal Ilmu Kesehatan (Vol. 1, Issue 1).
Susanti, E., & Sugianto, W. 2019. Analisa Pengaruh Iklim Dan Sistem Manajemen K3 Terhadap Perilaku K3 Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan. In Jim Upb (Vol. 8, Issue 1).
Tute, K. J., Suryani, L., & Aje, A. U. 2020. Pengaruh Iklim Kerja Dan Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, 4(4), 1326–1335.
Wahyuni, A., Kurniawati, E., & Tarmizi Kadir. 2020. Hubungan Iklim Kerja Panas Terhadap Dehidrasi Pada Pekerja Di Bagian Dryler Di Pt.X Tahun 2020. Indonesian Journal Of Health Community, 28(1), 28–34.
Wulandari, J., & Ernawati, M. 2018. Efek Iklim Kerja Panas Pada Respon Fisiologis Tenaga Kerja Di Ruang Terbatas. The Indonesian Journal Of Occupational Safety And Health, 6(2), 207.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengukuran ISBB Indoor