• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Prosedur Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan lompat jauh gaya jongkok kelas VIII A SMP Negeri 3 Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus:

1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari :

1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian lompat jauh gaya jongkok.

3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.Tahap Pelaksanaan.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum 2) Melakukan pemanasan.

3) Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.

a) Awalan atau ancang-ancang melalui pendekatan bermain yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

b) Tolakan (take off) melalui pendekatan bermain yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

commit to user

32

c) Sikap badan di udara melalui pendekatan bermain yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

d) Sikap mendarat melalui pendekatan bermain yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

4) Melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

5) Melaksanakan penenangan / pendinginan.

c. Pengamatan Tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok; (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.

Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:

Tabel 3. Persentase target capaian

Aspek yang diukur

Persentase target capaian

Cara mengukur Kondisi

awal Siklus

1 Siklus 2 Kemampuan

lompat jauh gaya

jongkok. 38,4 % 50 % 70 %

Diukur saat guru memberikan tes lompat jauh gaya jongkok pada akhir siklus.

Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

- 50 % 70 %

Diamati saat proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman penelitian.

commit to user

33

2. Rancangan Siklus II

Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.

commit to user

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes unjuk kerja keterampilan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok. Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok, baik mengenai keterampilan maupun mengenai rangkaian gerakan sebelum diberi tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.

Berikut merupakan hasil observasi pada setiap indikator, sebelum diberi tindakan berupa penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Deskripsi Kondisi Awal (Para Siklus) Aspek yang

diukur

Kondisi Awal

Cara Mengukur Jumlah Siswa

yang lulus Persentase Kelulusan Hasil

kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

15 38,4%

Diukur saat guru memberikan materi lompat jauh gaya jongkok Kemampuan

siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

- - Diamati saat proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi peneliti

34

35

0%

10%

20%

30%

40%

jumlah siswa yang lulus

persentase kelulusan

Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok

Hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok

Gambar 5. Diagram Batang Pra Siklus

Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang sudah mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik atau memperoleh nilai 70 ke atas. Dari hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok hanya ada 15 siswa (38 %). Dari data tersebut, menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok masih rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan pendekatan bermain yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.

Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja dalam lompat jauh gaya jongkok pada tiap akhir siklus.

Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masing- masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.

commit to user

36

B. SIKLUS I 1. Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan, sebagai berikut:

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pendekatan bermain untuk pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Pemanasan.

a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum b) Melakukan pemanasan.

Pemanasan yang diberikan berupa permainan yang mengarah pada unsur-unsur keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

2) Inti Pelajaran a) Awalan.

Gerakan yang dilakukan adalah siswa dibariskan menjadi dua regu, masing-masing regu terdiri dari jumlah siswa yang sama. Satu per satu siswa berlari di tengah lingkaran melewati lima lingkaran yang sudah disusun. Pada saat berlari langkah kaki selalu berada tepat di samping tanda lingkaran, hal ini dimaksudkan untuk melatih kestabilan langkah supaya pada saat melakukan awalan tidak memperpendek langkah, maupun mengubah kecepatan langkah. Pembelajaran ini kemudian divariasi dengan menambah jarak lingkaran ke lingkaran yang satunya.

37

b) Tolakan (take off).

Masih dalam posisi dua baris siswa melakukan gerakan berlari dengan melompat melewati empat kardus yang telah diatur rapi baik letak maupun jaraknya. Permainan ini dilakukan dengan variasi dengan mengatur jarak kardus ke kardus satunya. Gerakan ini dimaksudkan untuk melatih kekuatan kaki dan ketangkasan saat melakukan gerakan menumpu.

c) Posisi melayang di udara.

Pembelajaran melayang kali ini dengan gerakan sebagai berikut, siswa berdiri di depan bilah, kemudian siswa melompat satu per satu dan berusaha mendorongkan badan ke depan. Dan kemudian di variasi dengan menambahkan langkah.

d) Sikap mendarat.

Gerakan diawali dengan lari rintangan melompati simpai mendarat dengan dua kaki tepat di tengah ban. Gerakan ini bertujuan supaya ketika melakukan gerakan mendarat posisi kaki dalam gerakan dan sikap yang benar.

e) Melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

Setelah melakukan teknik-teknik lompat jauh dengan pendekatan bermain, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan di bak pasir sesungguhnya.

3) Penutup

a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.

b) Pendinginan dilakukan berupa penguluran (stretching).

c) evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan

c. Pengamatan Tindakan

Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :

1) Hasil keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

commit to user

38

Dalam pertemuan pertama ini, keterampilan lompat jauh gaya jongkok masih rendah. Pembelajaran pada siklus pertama lebih memfokuskan ke dalam rangkaian gerakan, karena jika rangkaian gerakan sudah benar maka keterampilan yang dihasilkan juga akan meningkat.

2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

Siswa senang dengan metode pendekatan bermain yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang begitu semangat dan antusias saat proses pembelajaran berlangsung.

a) Awalan

Pada saat pembelajaran awalan siswa tampak senang dengan penyajian materi dengan pendekatan bermain yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan apa lagi yang akan dilakukan.

b) Tumpuan ( take off).

Pembelajaran pada tumpuan berjalan lancar sesuai dengan RPP. Siswa juga senang dengan pendekatan bermain yang diberikan. Pola permainannya adalah berlari melewati kardus dengan membawa bola dari tempat satu ke tempat yang satunya, dan bolanya di masukkan ke dalam lingkaran.

c) Posisi melayang di udara.

Pembelajaran posisi melayang di udara, siswa sudah mulai tertarik.

Gerakan dilakukan bergantian.

d) Sikap mendarat.

Pada pembelajaran sikap mendarat, dilakukan secara keseluruhan. Dari awalan, kemudian lari ke bak lompat yang sebenarnya.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

39

1) Keberhasilan guru/siswa:

Penerapan pendekatan bermain dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Pendekatan bermain lebih menantang siswa untuk belajar melakukan gerakan lompat jauh, karena model pembelajarannya bersifat kompetisi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan pembelajaran, sebaiknya peneliti memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus, baik sekali, tepat sekali, bagus sekali, dan lain sebagainya.

3) Rencana Perbaikan:

Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :

a) Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara bermain dengan benar dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.

Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan permainan.

c) Sebaiknya peneliti memberikan materi permainan kompetisi antar kelompok sehingga siswa semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Pertemuan II a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut:.

commit to user

40

1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pendekatan bermain yang pada pertemuan pertama kurang berhasil dibuat lebih menarik lagi.

2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Pemanasan.

a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum

b) Melakukan pemanasan. Pemanasan yang diberikan berupa permainan yang mengarah pada unsur-unsur keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

c) Stretching.

2) Inti Pelajaran

Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok, antara lain:

a) Awalan.

Pada pembelajaran awalan pertemuan kedua, bentuk latihan merupakan pengembangan latihan pada pertemuan sebelumnya. Pola pembelajaran adalah gerakan bersifat kompetisi antar barisan. Caranya siswa dibagi menjadi tiga regu dengan jumlah anggota sama banyak. Masing- masing barisan berlari melewati tengah lingkaran yang sudah diatur jaraknya dan siswa berlari dengan kecepatan maksimal, anak paling depan lebih dulu berlari setelah selesai dilanjutkan anak di belakangnya demikian seterusnya. Gerakan ini dilakukan secara bersama-sama antara tiga barisan.

b) Tolakan (take off).

Permainan berikutnya adalah permainan yang mengandung unsur pembelajaran menumpu. Pola permainannya adalah berlari melompati empat kardus yang sudah disusun dengan jarak dan tinggi kardus yang

41

sama. Latihan ini bertujuan melatih kekuatan otot kaki tumpu dan melatih daya ledak kaki tumpu.

c) Posisi melayang di udara.

Pada pembelajaran melayang di udara, siswa masih melakukan gerakan yang merupakan rangkaian gerak lanjut. Pendekatan bermain yang diberikan adalah melompati kardus yang sudah disusun di depan bak lompat. Setiap siswa ditargetkan bisa melompati kardus setinggi- tingginya.

d) Sikap mendarat.

Gerakan diawali dengan lari kemudian mendarat dengan dua kaki tepat di tengah lingkaran. Gerakan ini bertujuan supaya ketika melakukan gerakan mendarat posisi kaki dalam gerakan dan sikap yang benar.

e) Melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

Setelah melakukan teknik-teknik lompat jauh dengan pendekatan bermain, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan di bak pasir sesungguhnya.

3) Penutup

Melaksanakan penenangan / pendinginan.

a) Pendinginan dilakukan dengan gerakan penguluran (stretching).

b) Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pengamatan Tindakan

Adapun hasil pengamaatan pada pertemuan kedua ini sebagai berikut:

1) Hasil keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

Dalam pertemuan kedua ini, keterampilan lompat jauh gaya jongkok siswa meningkat daripada pertemuan pertama.

2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat jauh gaya jongkok.

a) Awalan

commit to user

42

Pada pelaksanaan pertemuan kedua siswa tampak senang dan gembira sekali setiap melakukan latihan, rupanya metode kompetisi antar barisan mampu membangkitkan semangat siswa hal ini terlihat dari sikap siswa yang menolak ketika latihan akan diakhiri.

b) Tolakan ( take off),

Pada pembelajaran tolakan atau tumpuan pertemuan kedua, siswa tampak senang dengan bentuk pola bermain yang diberikan yaitu dengan lompat kardus.

c) Posisi melayang di udara.

Saat pemberian materi posisi melayang di udara, siswa tampak tertarik. Hal ini dikarenakan dengan model permainan yang diberikan, siswa menganggap gerakan yang dilakukan ada tantangan yaitu melompati kardus yang ada di bak pasir.

d) Sikap mendarat

Pada pembelajaran sikap mendarat, dilakukan secara keseluruhan. Dari awalan lalu mendarat pada lingkaran. Pada pembelajaran ini siswa sudah mulai bisa merangkai gerakan secara utuh.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

1) Keberhasilan guru/siswa:

Penerapan pendekatan bermain dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Pendekatan bermain lebih menantang siswa untuk melakukan lompat jauh, karena pembelajarannya bersifat kompetisi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

a) Pembelajaran memerlukan perbendaharaan gerak yang bervariasi agar siswa selalu termotivasi dalam melakukan gerakan.

b) Tentunya pujian sebagai bentuk pemberian semangat pada anak harus dilakukan secara terus menerus untuk memacu peningkatan prestasi anak.

43

c) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Rencana Perbaikan:

Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran, maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain adalah:

a) Peneliti dituntut untuk dapat menciptakan variasi pola permainan secara kreatif.

b) Kelompok yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan kedua akan lebih diperhatikan.

c) Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan permainan.

d) Bentuk permainan secara kompetisi antar barisan masih bisa digunakan pada latihan lebih lanjut.

e) Peneliti harus lebih pintar mangatur waktu. Pada pertemuan kedua ini, alokasi waktu banyak dihabiskan pada kegiatan pemanasan dan inti pelajaran. Sehingga tidak ada waktu untuk pendinginan.

f) Peneliti harus lebih memperhatikan siswa, karena masih ada siswa yang tidak serius waktu pembelajaran berlangsung.

3. Pertemuan III a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan ke empat, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut:.

1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan keempat.

2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian lompat jauh gaya jongkok.

3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.

commit to user

44

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Pemanasan.

a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum b) Melakukan pemanasan.

2) Inti Pelajaran

Pada pertemuan ketiga sudah dijadwalkan sebagai pertemuan evaluasi, yaitu pertemuan dimana peneliti akan menguji keberhasilan anak pada akhir pembelajaran penerapan siklus pertama. Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan siswa pada kondisi suasana tes yang dikehendaki dengan tetap mempertahankan suasana santai tapi serius. Satu per satu siswa mulai melakukakan gerakan empat unsur lompat jauh dengan benar sesuai dengan teknik yang diajarkan yaitu awalan, tolakan atau tumpuan, saat melayang dan mendarat. Guru mulai mengamati setiap gerakan dan mengukur jarak yang ditempuh setiap anak satu demi satu dari nomor absen 1 hingga terakhir. Kemudian mencatatnya pada lembar penilaian lompat jauh gaya jongkok yang telah disiapkan.

3) Penutup

a) Memberikan evaluasi terkait dengan hasil yang diperoleh siswa, berikut mengumumkan siapa siswa yang berhasil dan siapa siswa yang masih kurang.

b) Berdo’a

c. Pengamatan Tindakan

Pada dasarnya metode bermain cukup memberikan gairah baru pada pembelajaran lompat jauh, hal ini dapat diamati dari sikap siswa yang tak kenal menyerah pada saat melakukan tes dan selalu ingin mengulangi gerakan lompatan ketika hasilnya belum memenuhi target yang diharapkan. Masih ada kesempatan pada siklus II dengan harapan hasilnya akan lebih baik.

45

Tabel 5. Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus 1

Aspek yang diukur

Tahap Awal Siklus I

Cara Mengukur Jumlah

Siswa yang lulus

Persentase Kelulusan

Jumlah Siswa yang

lulus

Persentase Kelulusan

Hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

15 38,4% 22 56,4 %

Diukur saat guru

memberikan materi lompat jauh gaya jongkok Kemampuan

siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

- - 23 58,9 %

Diamati saat proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi peneliti

0%

20%

40%

60%

80%

jumlah siswa yang lulus

persentase kelulusan Kemampuan siswa

dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok

Hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok

Gambar 6. Diagram Batang Siklus I

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Dari tabel pencapaian hasil di atas, menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat sesuai target

Pra Siklus Siklus 1

commit to user

46

capaian yang dicantumkan pada proposal. Meskipun demikian, masih perlu peningkatan pada metode yang diterapkan. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan ketiga ini adalah sebagai berikut:

1) Keberhasilan guru/siswa:

a) Dari hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok meningkat dari 38,4 % pada kondisi awal menjadi 56,4 % pada akhir siklus I.

b) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok 58,9 % pada akhir siklus I.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

a) Kendala demi kendala bisa diatasi sedikit demi sedikit meskipun masih perlu peningkatan dan pengembangan.

b) Demi tercapainya hasil yang maksimal pendekatan internal pada setiap individu anak masih sangat berperan terhadap semangat siswa.

3) Rencana Perbaikan

Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran siklus satu, maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah:

a) Mempersiapkan siswa secara fisik dengan menghimbau siswa supaya tidak melakukan gerakan yang menguras tenaga sebelum latihan, misalnya bermain kejar-kejaran dengan temannya.

b) Melakukan pendekatan internal lebih intensif pada siswa yang dirasa masih kurang berhasil.

47

C. SIKLUS II 1. Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan dari refleksi pada siklus pertama, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya. Pendekatan bermain yang pada pertemuan sebelumnya kurang berhasil dibuat lebih menarik lagi.

2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :

1) Pemanasan.

a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum

b) Melakukan pemanasan yang dikemas dalam sebuah permainan.

c) Stretching.

2) Inti Pelajaran

Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok, antara lain:

a) Awalan.

Pembelajaran awalan pada pertemuan pertama siklus dua masih

dilaksanakan dengan tehnik permainan yang dimodifikasi. Permainannya

adalah siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing masing anggota

kelompok akan berkompetisi berlari melewati empat simpai yang disusun

berjajar. Siswa lari melewati simpai dengan langkah kaki yang stabil dan

kaki selalu melangkah di tengah simpai, setelah itu berbalik pada lintasan

yang sama, gerakan ini dilakukan bergantian hingga semua anggota

commit to user

48

kelompok melakukannya. Kelompok yang selesai terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya.

b) Tolakan (take off).

Permainan berikutnya adalah permainan yang mengandung unsur menumpu. Pola permainannya adalah siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing masing anggota kelompok akan berkompetisi berlari melewati empat kardus yang disusun berjajar. Siswa lari melewati kardus dengan langkah kaki yang stabil dan kaki selalu melangkah didepan kardus, setelah itu berbalik pada lintasan yang sama, gerakan ini dilakukan bergantian hingga semua anggota kelompok melakukannya. Kelompok yang selesai terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya.

c) Posisi melayang di udara.

Pada pembelajaran ini gerakan yang akan dilakukan siswa adalah berlari sebagai awalan kemudian menolak pada batas tolakan dan melayang melewati tali yang dibentangkan melintang di atas bak pasir.

d) Sikap mendarat.

Gerakan yang dilakukan adalah berlari kemudian melompat dan mendarat pada lingkaran yang sudah disiapkan oleh peneliti berupa lingkaran.

Tujuan pembelajaran ini adalah melatih kecermatan dalam mengatur tempo kecepatan hingga kedua kaki mampu mendarat di lingkaran.

e) Melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

Setelah melakukan teknik-teknik lompat jauh dengan pendekatan bermain, kemudian siswa melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan di bak pasir sesungguhnya.

3) Penutup

Melaksanakan penenangan / pendinginan.

a) Pendinginan dilakukan berupa penguluran (stretching).

b) Setelah pendinginan, dilakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang

telah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan waktu pada anak

Dokumen terkait