• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau cerita di tempat lokasi.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan observasi dalam bentuk mengamati kasus fenomena perkawinan di bawah umur, dengan demikian maka akan muncul strategi dan solusi pencegahan perkawinan di bawah umur. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung kepada para pelaku perkawinan di bawah umur dan Pemdes Jelantik.

b. Wawancara

Agar memperoleh dan menghimpun data primer atau data yang relevan dengan objek yang diteliti, maka d ilak u kan wawancara dengan mengajukan pertanyaan kep ad a in f orman secara lisan dan tidak menggunakan alat atau panduan wawancara.43 Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tidak terstruktur artinya peneliti melakukan wawancara bebas dan menanyakan garis- garis besar permasalahan yang diteliti agar informan tidak merasa terganggu dengan keberadaan peneliti. Dalam hal ini

42 Za inuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Ja karta: Sina r Gra fika, 2015), ha l. 106.

43 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, K ua li tat if d an R&D), (Ba ndung: Alfabeta, 2008), hlm. 413.

26

peneliti telah mewawancarai para pelaku perkawinan di bawah umur, keluarga yang bersangkutan, dan pihak yang dirasa perlu untuk dimintai keterangan.

c. Dokumentasi

Selain melalui observasi dan wawancara peneliti mengumpulkan data dengan metode dokumentasi. Dengan metode ini dapat menambah informasi data yang dibutuhkan di samping itu dapat memperkuat keabsahan data dan dapat dijadikan bukti visual dokumentasi penelitian. Dokumentasi tersebut berupa data, dokumen, tabel, foto, video, rekaman dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan penelitian di Desa Jelantik. Selain itu, dokumentasi ini juga meliputi profil Desa, letak geografis, jumlah penduduk, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat dan data terkait perkawinan di bawah umur dan data yang dibutuhkan terkait dengan penelitian ini.

6. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyo n o y aitu proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan -bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.44 Analisis data berfungsi u n tu k menginterpretasikan data-data yang ada. Data penelitian yang telah terkumpul, kemudian dianalisa menggunakan metode kualitatif, yaitu analisis yang ditujukan terhadap data-data yang bersifat berdasarkan kualitas, mutu dan sifat fakta atau gejala-gejala y ang benar-benar berlaku.45

Dalam menganalisis skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, dokumentasi, dan data yang diperoleh dari pustaka. Kemudian mengadakan reduksi data yaitu data-data yang diperoleh di

44 Ibid. ha l. 334.

45 Hilma n Hadi Kusuma, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, (Bandung:

Ma ndar Maju, 1995), hal. 99

27

lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga menjadi data-data yang benar terkait dengan permasalahan yang dibahas.46

Deskriptif analitis yaitu mendiskripsikan pelaksanaan.

Dalam hal ini untuk memberikan uraian yang jelas dan mengulas secara tajam terkait perkawinan di bawah umur, diawali dengan teori dan disandingkan dengan peraturan perundang-undangan sebagai pisau analisis dalam permasalahan perkawinan di bawah umur, selanjutnya menggambarkan fenomena dan fakta di lapangan dengan mengelompokkan data informasi yang sama d an selanjutnya melakukan interpretasi untuk memberi makna terhadap tiap sub aspek dan hubungannya satu sama lain, kemudian dapat dilakukan analisis data keseluruhan aspek pokok secara induktif sehingga memberikan gambaran hasil yang utuh.47

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data merupakan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.48 Pengecekan keabsahan data bagian penting dalam penelitian hukum, tujuann ya untuk mencegah tindakan plagiat.49 Upaya-upaya untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini antara lain:

a. Menambah Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan bukti untu k menggali lebih dalam data-data dari lapangan apabila data yang dibutuhkan masih kurang. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman baik bersumber dari peneliti itu sendiri maupun dari pihak terkait. Hal ini penting untuk menjaga tingkat validitas data yang dikumpulkan sebelumnya, sehingga penambahan waktu penelitian dibutuhkan.

46 Cholid Na rbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Ja karta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-10, hal. 160.

47 Ba hder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (B a ndun g: M a nda r M a j u, 2008), hal. 174.

48 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Da n R &D), (Ba ndung: Alfabeta, 2008), hlm 455.

49 Dya h Ochtorina Susanti dan A’an Efendi, Penelitian Hukum, (Ja karta: Sina r Gra f ika , 2015), hal. 26-27.

28 b. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi adalah alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan ev alu asi bahan-bahan yang tercatat yang dapat digunakan sebagai to lo k ukur untuk menguji sewaktu-waktu diadakan analisis dan penafsiran, dengan refrensi yang cukup hal ini dipandang perlu guna keorsinalitasan dan kesempurnaan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk memperbanyak refrensi yang diperoleh sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah.

c. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data u n tu k keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terh adap h al tersebut.50 Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagi sumber dengan cara berbeda dan waktu berbeda. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber, tringulasi tekhnik pengumpulan data dan waktu.51

Dalam penelitian ini menggunakan tringulasi sumber data, dimana trianggulasi ini mengarahkan penelitian agar didalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam data yang ada, tringulasi sumber data digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan . Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya. Maka peneliti melakukan perbandingan antara hasil observasi d engan h asil wawancara yang dilakukan oleh informan.

50 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja R o sdaka rya , 2005). Hal. 330.

51 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Da n R &D), (Ba ndung: Alfabeta, 2008), hlm 455.

29 H. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran yang jelas serta terperinci tentang isi skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dengan membagin y a menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Paparan Data dan Temuan. Bab ini membahas mengenai profil lokasi penelitian, letak geografis dan demografis, lembaga-lembaga desa, serta sturktur organisasi desa dan fenomena praktik terjadinya perkawinan di bawah umur di Desa Jelantik.

BAB III Pembahasan. Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil analisis secara jelas, detail dan tajam, dalam bab ini akan menjawab semua pertanyaan dalam fokus penelitian tentang fenomena perkawinan di bawah umur perspektif al-maslahah mursalah.

BAB IV Penutup. Dalam bab ini menjelaskan poin-poin dari dari hasil penelitian. Kesimpulan ini merupakan poin-poin dari semu a teori dan saran yang merupakan hasil pemikiran terkait dengan permasalahan yang diteliti.

30 BAB II

PROFIL DESA DAN FENOMENA PRAKTIK PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DI DESA JELANTIK

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

Desa Jelantik merupaka salah satu desa dari 13 Desa y ang ada diwilayah kecamatan jonggat yang memiliki jarak dari kota kecamatan 3 Km, dan dari kota kabupaten 8 km, yang memiliki luas wilayah + 776,40 Ha yang terdiri dari area persawahan selu as + 671,30 Ha, areal perkebunan seluas + 61,35 Ha, areal Pemukiman seluas + 16 Ha dan lain-lainnya seluas + 27,75 Ha.52

Melihat secara administratif dan mengingat wilayah desa yang cukup luas, desa jelantik memiliki beberapa lembaga pendidikan 7 SD, 1 MIN, 1 MTsN dan 1 MAN, yang menunjang pemerintah desa dalam memajukan SDM Masyarakat Desa sehingga dapat mensetratakan Desa Jelantik dengan desa- desa maju lainnya di Lombok Tengah. Desa Jelantik berdiri pada tah u n 1918 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Bonjeruk-Bunkate Sebelah Selatan : Desa Sukarara

Sebelah Barat : Desa Ubung Sebelah Timur : Desa Puyung

Secara geografis Desa Jelantik terletak di bagian barat Kabupatan Lombok Tengah dan merupakan salah satu d esa y ang berdataran tinggi, asal usul desa Jelantik memiliki 2 (dua) pendapat yaitu; sebagian masyarakat berpendapat bahwa Desa Jelantik berasal dari Kata Gelatik yang berarti Burung Gelatik, dan sebagian Masyarakat berpendapat bahwa Desa Jelantik berasal dari kata “jalan taek” yang berarti “jalan taek” atau diartikan juga jalan menanjak, dimana dilihat dari keadaan geografis desa Jelantk berada di daerah dataran tinggi.53

52 Arsip Profil Desa Jela ntik, di a kses pada tanggal 13 oktober 2021, pukul 09.00 WITA.

53 Ma ria di, Kepala Desa Jelantik, Wawancara pada tanggal 12 Oktober 2021.

31 2. Kondisi Sosio Demografis

Jumlah Penduduk Desa Jelantik berdasarkan p ro fil desa tahun 2021 sebanyak 11.102 jiwa yang terdiri dari 5.3 0 5 lak i laki dan 5.797 perempuan. Adapun jumlah KK di Desa Jelantik ialah berjumlah 3.448, berikut data terkait umlah penduduk dan KK Desa jelantik.54

Tabel 2.1

Tabel Jumlah Penduduk Desa Jelantik Tahun 2021 N

o

Dusun Jumla

h KK

Laki- Laki

Perempua n

Ket.

Jumlah

1 Gontoran 368 489 581 1.070

2 Pedaleman 164 247 256 503

3 Makam 242 379 386 765

4 Mentokok 241 367 394 761

5 Setumbak 259 491 501 992

6 Dangah 275 487 511 998

7 Aik Ampat 416 674 696 1.370

8 Repok Bunut 137 214 228 442

9 Dasan Telaga 213 251 275 526

10 Dasan Lekong 199 249 281 530

11 Bongor 105 153 190 343

12 Embung Tukung

108 189 214 403

13 Gubuk Baru 241 427 475 902

14 Montong Obok

358 474 565 1.039

15 Menyeli 122 214 244 458

Jumlah 3.448 5.305 5.797 11.102

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Jelantik secara umum dengan mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani, di samping itu berprofesi sebagai pedagang, tukang, peternak, dan

54 Da ta Demografi Desa Jela ntik, di a kses pada tanggal 13 oktobe r 2 02 1, p u kul 0 9 .0 0 WITA.

32

lain-lain. Lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan , profesi petani 2648 orang, buruh tani 2409 orang, peternak 826 orang, pedagang 247 orang, wiraswasta 167 orang, tukang 143 orang, PNS 117 orang, pengerajin 55 orang, pensiunan 32 orang, aparat TNI/POLRI 18 orang.55 Berikut tabel jumlah penduduk berdasarkan profesi.

Tabel 2.2

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk No. Profesi/Pekerjaan Jumlah Orang

1. Petani 2648 Orang

2. Buruh Tani 2409 Orang

3. Peternak 826 Orang

4. Pedagang 247 Orang

6. Wiraswasta 167 Orang

7. Tukang 143 Orang

8. PNS 117 Orang

9. Pengerajin 55 Orang

10. Pensiunan 32 Orang

11. Aparat TNI/Polri 18 Orang Jumlah Total 6662 orang

Selanjutnya jumlah penduduk berdasarkan pendidikan, buta aksara 512 orang, tidak tamat SD 2768 orang, tamat SD 2288 orang, tamat SMP 1509 orang, tamat SMA 1032 orang, tamat Akademi 257 orang, tamat Perguruan Tinggi 321 orang.56 Berik u t tabel mengenai jumlah penduduk berdasarkan pendidikan.

Tabel 2.3

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Orang

1. Buta Aksara 512 Orang

2. Tidak Tamat SD 2768 Orang

3. Tamat SD 2288 Orang

4. Tamat SMP 1509 Orang

5. Tamat SMA 1032 Orang

55 Ibid.5.

56 Ibid.9.

33

6. Tamat Akademi 257 Orang

7. Tamat PTS/PTN 321 Orang

Tabel 2.457

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Usia

No. Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 0 – 5 Tahun 515 597 1112

2. 6 – 13 Tahun 595 756 1351

3. 14 – 21 Tahun 634 703 1337

4. 22 – 60 Tahun 2445 2565 5010

5. 60 Tahun Ke Atas 1116 1176 2292

Jumlah 5305 5797 11.102

B. Fenomena Perkawinan di Bawah Umur di Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah

Berdasarkan dokumen dan arsip NA dari Pemerintah Desa Jelantik bahwa perkawinan di bawah umur dari tahun 2019 – 2021 sebanyak 12 (dua belas) pasangan. Dalam dokumen tersebut terd ap at jumlah keseluruhan pasangan yang menikah di bawah umur mengalami penurunan angka, akan tetapi jika melihat dalam jangka waktu setahun pada tahun 2019 jumlah perkawinan di bawah umur mencapai 9 pasangan sedangkan pada tahun 2020 jumlah perkawinan di bawah umur mencapai 3 pasangan, ini merupakan masalah serius yang harus ditindaklanjuti untuk mencegah dan meminimalisir an gk a perkawinan di bawah umur di setiap tahunnya. Selain itu, dari data pencatatan perkawinan di atas saat ini ada 3 pasangan p erk awin an d i bawah umur memiliki akta nikah melalui dispensasi nikah dan 9 pasangan lainnya belum memiliki akta nikah. Di samping itu, berdasarkan fakta dilapangan bahwa rata-rata usia pelaku perkawin an di bawah umur atau pernikahan dini berusia 18 (delapan belas) tahun.

57 Ibid.

34 Tabel 2.5

Jumlah Pasangan Suami Istri Yang Menikah di Desa Jelantik Tahun 2019-202158

No. Data Keseluruhan

(Pasangan)

Data Perkawinan di

Bawah Umur (Pasangan)

Kepemilikan Akta Nikah (Pasangan)

Tahun

Punya Tidak Punya

1. 85 9 2 7 2019

2. 54 3 1 2 2020

3. 16 _ _ _ 2021

Total 155 12 3 9

Berikut uraian fenomena dan fakta serta kronologi terjadinya perkawinan di bawah umur berdasarkan keterangan para pelaku praktik perkawinan di bawah umur dan keluarga pelaku.

1. Pasangan dengan inisial Mawar dan Melati

Berdasarkan keterangan dari Mawar ketika diwawancarai bahwa keduanya melangsungkan pernikahan pada saat Mawar berusia 1 8 tahun dan Melati berusia 17 tahun dan menikah pada tah u n 2 0 1 9, berikut keterangan langsung dari S, bahwa.

“Waktu no kan aku masihk labil kelas 3 SMA ndektaon berembe dampak atau efekn jok muri aku umur 18 tahun, seninek kelas d u e umurn 17 tahun, pada saat no ampok merarik aku tenak seninek sogol sampek sekitar jam sepulu lebih, adat istiadat sasak kan ndekn bau sampe jam sepulu lebih jarin pihak sak nine ndekn mele terimak anakn otomatis harus merarik jarin. Memang sering komunikasi lewat media sosial, untuk masalah ek o no mi memang waktu no belum mencukupi laguk berembe sak aran jo d oh n dek t man taon”. Artinya, “pada saat itu kan saya masih labil kelas tiga SMA tidak tau bagaimana dampak kebelakang dan masih berumu r 18 tahun, istri saya kelas dua SMA masih berumur 17 tahun, waktu itu saya menikah karena mengajak istri saya keluar jalan -jalan sampai jam sepuluh lebih dan pihak perempuan tidak mau

58 Dokumen dan Arsip NA Desa Jela ntik, di a kses pada 15 Ok t ob er 2 0 21 , j a m 0 9.1 5 WITA.

35

menerima anaknya, dalam adat istiadat lombok tidak boleh pu lang larut malam otomatis harus menikah. Memang sering ko mu n ikasi lewat media sosial, untuk masalah ekonomi memang waktu itu belum mencukupi tapi mau tidak mau yang namanya jodoh kita tidak tahu.

Berdasarkan keterangan dari Mawar bahwa pasangan Mawar d an Melati saat ini sudah memiliki akta nikah, berikut dijelaskan proses mendapatkan akta nikah menurut keterangan dari Mawar.

“Memang waktu no ndekn arak laguk singkat cerite tesuruk urus sik keluarge soal yakn teperluan lemak lat kan ndekt taon butuh, jarin lalok urus jok kadus beketuan-tuan jok kadus akhirn kadus besurukn langsung jok kantor dise tetemani sik nie langsung teproses jok kantor dise, akhirn kadus lalo urusank jok KUA langsung, laguk tesuruk mengajukan permohonan jok Pen gad ilan Agame kancek due lalo urus kance kadus ye ampok tebeng dispensasi nikah setelah no ye ampok jok KUA. Artinya, “Memang pada waktu itu tidak ada akta nikah tapi singkat cerita keluarga saya menyarankan untuk mengurusnya karena akan dibutuhkan nanti kan kita tidak tau kapan kita membutuhkannya, hin gga say a pergi mengurusnya ke kadus sambil bertanya-tanya akhirnya kadus menyuruh saya ke kantor desa dan ditemani olehnya dan lan gsu ng diproses di kantor desa, akhirnya kadus pergi ke KUA akan tetap i pihak KUA menyarankan ke Pengadilan Agama untuk mengajukan permohonan dispensasi nikah hingga pada saat itu mendapatkan permohonan dispensasi nikah dan setelah itu baru ke KUA.59 2. Pasangan dengan Inisial Bunga dan Tulip

Bunga dan Tulip menikah ketika Bunga berusia 18 tahun dan Tulip berusia 17 tahun, berikut dijelaskan cerita menikahnya Bun ga d an Tulip.

“Sebelumnya saya nikah dini itu karena keadaan ekonomi di samping memikirkan keluarga dan latar belakang pendidikan keluarga sehingga tidak ada yang mencegah waktu itu dan jug karena masalah wanita, singkat cerita saya sering chat lewat media sosial akhirnya kita buat janjian untuk pergi jalan-jalan dan sampai jam sepuluh malam sedangkan dalam masyarakat sasak bahwa jika telat pulang sampai larut malam harus dinikahin mau ga mau k ita harus nikah, saya menikah tahun 2019 usia saya saat itu 1 8 tah u n masih SMA masih dini”.

59 Wa wa ncara bersama Mawar pada 26 November 2021, jam 09.12 WITA.

36

Di samping itu, Bunga dan Tulip saat ini sudah memiliki akta nikah, berikut keterangan dari Bunga dalam proses mendapatkan akta nikah.

“Itu masalah akte nikah itu dulu saya buat rumit sekali prosesnya, yang pertama saya bolak balik ke kadus setelah itu saya k e k an tor desa lagi ditanya diintrogasi di kantor desa, setelah itu saya pergi ke pengadila agama dan alhamdulillah saya dikasi dispensasi nikah, terus alhamdulillah baru saya ke KUA baru bisa tercatat d i buku nikah saya”.60

3. Pasangan dengan Inisial Putih dan Ungu

Keterangan dari orang tua Putih bahwa keduanya menikah pada tahun 2020 dan saat itu keduanya masih sekolah dan berusia 18 tahun. Berikut di terangkan oleh orang tua Putih terkait dengan cerita menikahnya Putih dan Ungu.

“Berembe bare-bare bejauk nyeken darak kepeng masih sekolah, wah liwat jam 10 ndkn bau teolekan jarin harusn teperarik, k an ak no endah girangn nelpon sms langan facebook ape jage endah, wahn jauk jok bale, aran jek ndektaon ape-ape uli mu k b en gn sik merarik”. Artinya, “Gimana tiba-tiba membawa pulang wanita waktu itu tidak ada uang dan masih sekolah, sudah lewat jam 10 tidak diterima untuk dibawa pulang jadinya harus dinikahkan, anak itu juga sering juga telpon sms lewat facebook apa mungkin namanya, sudah pernah mebawanya ke rumah juga, namanya ju ga kita tidak tahu apa-apa jadinya kita biarkan menikah”.

Dari keterangan orang tua Jeruk bahwa keduanya saat ini telah memiliki akta nikah, berikut dijeaskan proses mendapatkan akta nikah.

“Bedoen akte nikah, merarik tahun 2020. Kadus kance nie endah mele bedoe, aku ndek taon berembe jagak ntan lalo urus ampon mauk akte, urus dirikn doang”. Artinya, “Punya akta nikah, menikah tahun 2020. Kadus dan dia yang mau mengurus ak tany a, saya tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan akta, dia mengurus dirinya sendiri”.61

4. Pasangan Dengan Inisial Melon dan Anggur

Melon dan Anggur menikah pada tahun 2019 ketika Melon berusia 18 dan Anggur berusia 18 tahun, dari keterangan Ibu atau Orang Tua Anggur bahwa kejadian pernikahan anaknya pada waktu itu

60 Wa wa ncara bersama Bunga pada 26 November 2021, jam 08.31 WITA.

61 Wa wa ncara bersama Ora ng Tua Putih pada 26 November 2021, jam 08.10 WITA.

37

diawali dengan kesulitan masalah keuangan keluarga karena Anggur ialah seorang single parent (seorang tua), lebih lan jut Ib u Anggur menerangkan bahwa,

“Waktu no kan anak sak paling belekn kancen due besemeton, adikn nanin kelas 6 SD yakn lulus tahun 2019, Anggur eak n lu lu s SMA, aku jari buruh tani, pegaweank lalo ngerampek, nowong, ngume, pokon sak arak yak gawek, kebetulan waktu no nyeken ndkn arak lalok pegawean, keadaan kepeng ndkn arak, Anggur sempatn belakok merarik jok aku sampe due telu kali, laguk ndkmele bengn lalo merarik, karena ndk taon y ak ntan kepeng ndkn arak kance adikn yakn tame SMP daet nie yakn tame SMA laguk terpaksek beng merarik kaye anak, sumpalahn ye langan lancar rezekit.” Maksud dari penuturan Ibu Anggur ialah “Waktu itu Anggur ialah anak saya yang paling besar dari dua bersau dara, adiknya baru kelas 6 SD dan akan lulus pada tahun itu, sedangk an Anggur akan lulus SMA dan profesi saya sebagai buruh tani, pekerjaan saya pergi panen padi, nanam padi, dan lain -lain yang penting halal. Pada saat itu kebetulan kondisi ekonomi keluarga terpuruk, Anggur sempat meminta izin kepada saya sampai dua tiga kali untuk menikah namun saya tidak mengizin k an ny a, ak an tetapi karena adik Anggur mau masuk SMP dan Melon mau masuk SMA saya tidak tau mau berbuat apa akhirnya saya mengizinkannya untuk menikah dengan harapan rezeki kami lancar.”62 Dan berdasarkan keterangan dari Orang Tua Anggur saat ini keduanya sudah berpisah atau bercerai.

5. Pasangan Dengan Inisial Ceri dan Leci

Ceri dan Leci nikah dini pada tahun 2019, ketika Ceri berusia 23 tahun dan Leci berusia 18 tahun, berdasarkan cerita dari k elu arga Leci bahwa.

“Ceri dan Leci telah lama berpacaran dan sering keluar bareng bahkan hampir setiap hari, saya tidak tau kemana anak saya serin g keluar. Tepat pada bulan Desember saya melihat Leci sering keluar masuk toilet dan muntah-muntah, sempat curiga namun tidak langsug menanyakan kepada Leci dan mungkin itu han y a p ik iran negatif saya, selang beberapa hari Leci selalu saja sering keluar masuk toilet dan muntah-muntah lalu saya menanyakan keadaan Leci, kamu kenapa anakku Leci menjawab hanya masuk angin dan mual-mual Bu, saya sedikit lebih curiga dengan kebiasaan Leci

62 Wa wa ncara bersama Ora ng Tua Anggur pada 10 November 2021, jam 13.50 WITA.

Dokumen terkait