PT. Sambas Alam Lestari menempatkan seluruh kayu yang dibeli dari masyarakat yang menggunakan jalur air, terkumpul di log pond yang berada di sungai dengan luas sekitar 100 m'. Dari log pond kayu akan dipindahkan ke log yard menggunakan mesin hoist. Kayu akan disusun lalu diikat di sungai oleh satu orang kemudian diangkat menggunakan mesin hoist dan disambut oleh satu orang lalu dipindahkan ke log yard untuk dilakukan penyortiran dan pemotongan.
Log yard merupakan tempat penyimpanan log-log yang akan disortir dan dipotong.
Log yard memiliki luas sekitar 400 m', seluruh kayu yang dibeli dari penjual yang lewat jalur darat ditempatkan di log yard. Disini kayu akan diukur diameternya, dilakukan penyortiran dan pemotongan pada kayu.Kayu yang sudah dipotong maupun disortir selanjutnya akan dibawa menggunakan alat yaitu lowry (alat muat kayu), kayu diangkat dan disusun di lowry oleh pekerja berdasarkan panjang kayu. Selanjutnya kayu tersebut didorong dan dibawa ke log debarker. Log Yard dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 35. Log Yard 2) Penyortiran
Penyortiran dilakukan setelah kayu ditempatkan di log yard, pekerja juga akan mengukur diameter kayu. Penyortiran kayu bulat dilakukan oleh 2 pekerja ahli yang disebut Ganish. Kayu untuk face veneer dan back veneer adalah kayu tersebut harus lurus, bulat dan silindris, tidak terdapat cacat kayu, serta tidak terdapat mata kayu tidak sehat.
Sementara kayu untuk core veneer adalah kayu minimal 85% silindris, boleh ada cacat berupa mata kayu sehat dan bengkok tetapi tidak bengkok parabola. Diameter kayu yang digunakan untuk face veneer dan back veneer yaitu diameter diatas 20 cm, sedangkan untuk core veneer yaitu diameter 10 cm keatas. Sementara itu, untuk kayu yang mempunyai cacat seperti busuk hati, pecah gelang, mata kayu busuk, pecah memanjang, serat berputar, dan bengkok serta diameter dibawah 10 cm akan digunakan sebagai bahan baku untuk produk lain seperti balken dan stick finir.
3) Pemotongan Log (Log Cutting)
Pemotongan log bertujuan untuk mendapatkan hasil potongan yang sesuai standar produksi, yaitu 160 cm dan 260 cm. Pemotongan ini harus memperhatikan ketepatan ukuran. Untuk kayu yang diameternya <60 cm dipotong dengan ukuran 130 cm, sedangkan untuk kayu yang diameternya diatas 60 cm dipotong dengan ukuran 260 cm.
Selain melakukan pemotongan pada kayu, pekerja juga memotong mata kayu atau cabang yang menonjol agar kayu tersebut lurus untuk memudahkan pada proses pengupasan.Pemotongan menggunakan chainsaw yang hanya dilakukan oleh pekerja yang ahli.
4) Pengupasan Kulit (Debarking)
Selanjutnya log-log tersebut kemudian diangkut dan dibawa ke mesin pengupas log (Log Debarker). Kayu tersebut harus dikupas kulit luarnya menggunakan mesin log debarker, ini bertujuan untuk membersihkan kulit luar kayu dari kotoran, lumpur, pasir, batu dan sebagainya. Di bagian ini harus dilakukan oleh operator yang ahli. Pengupasan kulit dapat dilihat pada Gambar .
\
Gambar 36. Pengupasan Kulit 5) Pengupasan Log Menjadi Finir
Log yang sudah yang sudah dikupas kulitnya, kemudian dimasukkan ke dalam rotary 8 feet dan 9 feet untuk face veneer dan back veneer. Sedangkan untuk core veneer menggunakan rotary 4 feet. Perbedaan rotary yang digunakan berdasarkan finir yang dihasilkan disesuaikan dengan ukuran panjang bahan bakunya. Kayu yang sudah dikupas kulit luarnya selanjutnya akan diproses di mesin rotary untuk menghasilkan lembaran finir dengan ketebalan 0,5 mm dan 1 mm untuk face veneer dan back veneer, sedangkan core veneer tebalnya 1,8 mm dan 2,4 mm. Lembaran-lembaran finir tersebut mash dalam keadaan basah. Di bagian ini saya ditugaskan untuk menyambut lembaran finir face dan back yang keluar dari mesin rotary, proses ini cukup sulit karena lembaran-lembaran finir tersebut keluar dengan cepat dan juga lembaran-lembaran finir tersebut sangat tipis
sehingga sulit dalam memegangnya. Pengupasan Log menjadi finir dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 37. Pengupasan Log Menjadi Finir 6) Penyusunan Finir Basah
Finir yang mash basah disusun rapi dan rata untuk memudahkan dalam proses pengeringan. Dalam penyusunan finir harus disesuaikan dengan peruntukannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang baik dan merata. Susunan finir yang ditumpuk harus diselingi dengan stick agar memudahkan dan mempercepat pengeringan serta untuk menghindari tumbuhya jamur pada lembaran finir. Untuk core veneer disusun sebanyak 60 lapis per palet sedangkan untuk face dan back veneer disusun 80 lapis per palet. Dibagian ini saya turut membantu dalam penyusunan finir. Penyusunan finir basah dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 38. Penyusunan Finir Basah 7) Pemotongan Poly
Di PT. SAL core veneer yang rusak akan dipotong dan dijadikan short core dan hasil potongan disebut poly. Pemotongan poly merupakan pemotongan sisi samping dan sisi jung pada finir, ukuran panjang finir hasil pemotongan poly yaitu 65 cm dan 130 cm. Alat pemotongan poly penggunaannya menggunakan tangan ataupun kaki. Tujuan dari
pemotongan ini adalah untuk meratakan sisi-sisi finir agar memudahkan penyusunan finir.Pemotongan poly dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 39. Pemotongan Poly 8) Pengeringan Finir
Di PT. SAL pengeringan finir menggunakan Kiln Dryer atau yang biasa disebut KD. Setelah disusun kemudian finir dibawa menggunakan forklift untuk dimasukkan ke dalam ke dalam ruangan Kiln Dryer untuk proses pengeringan. Semua finir face, back, dan core dimasukkan ke dalam satu ruangan. Suhu yang digunakan dalam KD adalah maksimal 600C, disimpan selama ± 3 hari sampai lembaran finir mencapai kadar air 5% - 15%.Pengeringan menggunakan mesin KD lebih lama karena hanya mengandalkan suhu panas dari boiler. Pengeringan finir dan Boiler dapat dilihat pada gambar .
Gambar 40. Pengeringan Finir 9) Reparasi Finir
Setelah proses pengeringan, semua finir tersebut harus direparasi apabila terdapat mata kayu, pecah, dan bolong. Bagian-bagian finir yang pecah dapat langsung dirapatkan dengan menggunakan finir tape, dan pada bagian yang terdapat bolong bisa disisipkan finir. Di bagian ini saya turut membantu reparasi, untuk finir yang pecah bisa langsung
disambung dengan finir tape, sedangkan bagian finir yang bolong akan dissipkan finir untuk ditambal kemudian diberi finir tape agar melekat. Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 orang dalam satu meja. Hasil reparasi dalam satu hari tergantung finir yang direparasi, karena untuk finir yang memiliki banyak kerusakan akan lebih memperlambat pengerjaan. Reparasi finir dapat dilihat pada Gambar.
Gambar 41. Repair Finir 10) Penyusunan Face Veneer dan Back Veneer
Finir face dan back selanjutnya akan disusun. Penyusunan ini bertujuan untuk memisahkan finir yang digunakan untuk bagian face dan finir untuk bagian back agar memudahkan pada saat perakitan lapisan. Finir yang digunakan untuk bagian face yaitu finir yang permukaannya bagus dan tidak ada cacat atau hanya sedikit cacat. Sedangkan untuk finir bagian back adalah finir yang terdapat sambungan dan terdapat banyak tambalan. Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 orang, selanjutnya finir tersebut dibawa ke bagian glue spreading untuk direkatkan bersama core. Penyusunan f'ace Veneer dan Back Veneer dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 42. Penyusunan Face Veneer dan Back Veneer 11) Pelaburan Perekat
Pada proses ini core veneer dilaburi perekat menggunakan mesin glue spreader.
Core veneer akan dilaburi perekat pada dua permukaannya menggunakan mesin glue
spreader yang kemudia n akan direkatkan bersama face veneer dan back veneer. Untuk setiap ketebalan kayu lapis yang dibuat memiliki susunan lapisan yang berbeda.Core veneer yang keluar dari mesin glue spreader yang kemudian diletakkan di meja untuk di rekatkan bersama face veneer dan back veneer. Satu meja ini dikerjakan oleh 2 orang pekerja.Pelaburan perekat dengan mesin glue spreade Perekat yang terlabur berasal dari glue mixer yang merupakan mesin pengaduk yang mempersiapkan campuran lem yang terdiri dari urea formaldehida, tepung terigu, amonium klorida, dan air. Proses pencampuran dilakukan secara mekanis selama ± 1 jam. Mesin glue mixer dapat dilihat pada
Gambar 43. Pelaburan Perekat 12) Pengempaan Dingin (Cold Press)
Pengempaan dingin merupakan pengempaan awal terhadap susunan finir yang sudah direkatkan. Ini bertujuan untuk meratakan perekat pada seluruh permukaan finir dan memaksa perekat masuk ke dalam pori-pori kayu. Karena ini merupakan pengempaan awal maka rata-rata lama pengempaan 1 jam dan tekanan yang digunakan yaitu 60 kg/cm2.Pengempaan dingin dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 44. Pengempaan Dingin 13) Pengempaan Panas (Hot Press)
Setelah melewati proses pengempaan awal, selanjutnya kayu lapis tersebut harus diberikan lagi pengempaan panas untuk mematangkan perekat shingga daya rekatnya menjadi maksimal dan menguapkan sisa air yang tersisa dalam kayu lapis. Pengempaan panas dilakukan selama ± 7 menit dengan tekanan yang digunakan yaitu 50 kg/cm2. Suhu yang digunakan pada suhu 1100 C - 1200 C. Dalam satu kali pengempaan ada 15 bahan yang dimasukkan. Karena bahan yang tebal dan perekat belum masuk secara merata pada lapisan finir, ini cukup menyulitkan pada saat proses memasukkan bahan ke dalam mesin kempa. Dan pada saat proses mengeluarkan bahan dari mesin kempa, mata akan terasa perih karena terpapar emisi dari formaldehida. Pengempaan panas dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 45. Pengempaan panas 14) Pemotongan Sisi (Sizing)
Pemotongan sisi dilakukan pada kedua sisi panjang dan sisi lebar kayu lapis menggunakan mesin Double Sizer. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kayu lapis dengan ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan atau dinginkan. Ukuran kayu lapis setelah dipotong yaitu 244 cm x 122 cm.Pemotongan sisi (Sizing) dapat dilihat pada Gambar .
\
Gambar 46. Pemotongan Poly 15) Pengamplasan (Sanding)
Proses selanjutnya adalah pengamplasan pada kayu lapis yang bertujuan untuk mendapatkan kayu lapis dengan permukaan yang halus sehingga dapat menambah kualitas kayu lapis. Sebelum kayu lapis diamplas, terlebih dahulu operator mengatur kecepatannya dan mengecek amplas yang digunakan agar tidak memperngaruhi kualitas kayu. Sanding terdiri dari 3 pekerja. Satu orang diantaranya sebagai operator dan 2 orang lainnya bertugas untuk menyambut kayu lapis dari mesin sander. Pengamplasan dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 47. Pengampalasan 16). Pemilahan (Granding)
Grading merupakan penyeleksian pada kayu lapis untuk menentukan grade kualitasnya. Penyeleksian kayu lapis secara visual dengan memeriksa seluruh permukaan dan isi kayu lapis dari cacat atau kerusakan. Di bagian ini saya ikut membantu dengan mendempul pada bagian permukaan yang cacat sedangkan kayu lapis yang terdapat core berlubang maka ditambal menggunakan potongan finir agar terlihat rapi. Dibagian ini terdapat 5 orang pekerja yang bertugas menentukan grade kayu lapis, untuk yang terdapat cacat fisik ringan dikategorikan sebagai grade A, sedangkan kayu lapis yang terdapat cacat fisik sedang dikategorikan sebagai grade B dan kayu lapis yang terdapat cacat fisik berat dikategorikan sebagai grade C.Proses grading dapat dilihat pada Gambar
Gambar 48. Pemilihan
16) Pengemasan (Packing)
Semua kayu lapis yang sudah melewati proses grading selanjutnya akan dilakukan pengemasan. Setiap kayu lapis yang telah dikemas harus terdiri dari kayu lapis yang mempunyai ketebalan yang sama. Hasil pengemasan dapat dilihat pada Gambar .
Gambar 49. Pengemasan (Packing)
Pengemasan kayu lapis disusun berdasarkan ketebalan dan masing-masing ketebalan mempunyai harga dan grade yang berbeda. Daftar harga kayu lapis di PT.
Sambas Alam Lestari dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Daftar Harga Plywood Ketebalan Harga Satuan/
Lembar A
Jlh Lembar /Palet
Jumlah Harga/
Palet (A)
Harga Satuan/
Lembar (B)
Jumlah Harga/
Palet (B)
3 mm Rp 52.000 250 Rp 13.000.000 Rp 47.000 Rp 11.750.000
4 mm Rp 65.000 200 Rp 13.000.000 Rp 59.000 Rp 11.800.000
5 mm Rp 80.000 160 Rp 12.800.000 Rp 72.000 Rp 11.520.000
6 mm Rp 90.000 130 Rp 11.700.000 Rp 81.000 Rp 10.530.000
8 mm Rp 120.000 110 Rp 13.200.000 Rp 108.000 Rp 11.880.000
10 mm Rp 150.000 80 Rp 12.000.000 Rp 135.000 Rp 10.800.000
12 mm Rp 165.000 70 Rp 11.550.000 Rp 149.000 Rp 10.430.000
15 mm Rp 200.000 60 Rp 12.000.000 Rp 180.000 Rp 10.800.000
18 mm Rp 230.000 50 Rp 11.500.000 Rp 207.000 Rp 10.350.000
Sumber: PT SAL 5. Jumlah Produksi
Produksi kayu lapis di PT. Sambas Alam Lestari dalam setahun mencapai 21.366 keping kayu lapis yang diproduksi. Sehingga jika di akumulasikan untuk produksi dalam waktu sebulan rata-rata mencapai kurang lebih 1.750 keping kayu lapis dan untuk produksi perhari dapat mencapai rata-rata 58 keping kayu lapis.