• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengolahan Konsentrat Ternak Potong

V. PENGOLAHAN PAKAN KONSENTRAT TERNAK

5.3. Proses Pengolahan Konsentrat Ternak Potong

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 46

5.3. Proses Pengolahan Konsentrat Ternak Potong

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 47

dengan konsentrat sumber protein. Sedangkan konsentrat sebagai sumber protein biasanya mempunyai nilai protein lebih dari 20%.

Konsentrat untuk pakan sapi sangat diperlukan oleh ternak ruminansia khususnya sapi untuk penggemukan, dikarenakan bahan konsentrat tersebut sangat gampang untuk difermentasikan sehingga konsentrat akan menaikkan kandungan propionate yang sangat bermanfaat dalam pembentukan daging, dan akan merangsang dan meningkatkan jumlah pertUMMBuhan mikroba rumen, sehingga sumber pakan serat kasar akan dicerna lebih cepat.

Dengan menambahkan konsentrat pakan yang dikonsumsi oleh ternak nilai nutrisinya menjadi lebih baik, dan lebih mudah dikonsumsi oleh ternak. Disamping itu, berbagai macam organisme dalam rumen bisa menggunakan konsentrat terlebih dahulu sebagai energi. Kemudian menggunakan pakan sebagai sumber serat kasar seperti rumput atau jerami yang tersedia. Konsentrat sangat gampang untuk dicerna dan berfungsi sebagai sebagai zat pakan utama misalnya karbohidrat dan protein.

Pakan seimbang, selain harus dapat memenuhi kebutuhan nutrien ternak harganya juga harus murah, oleh sebab itu sebaiknya menggunakan bahan pakan lokal yang tersedia di tempat. Hindari atau minimalkan bahan pakan yang berasal dari luar daerah yang pada umumnya mahal karena ada

tambahan biaya transport, namun bisa

digunakan bila memang harganya murah.

Optimalisasi penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri diharapkan selain menurunkan biaya ransum juga mampu menghasilkan produktivitas ternak potong secara optimal.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 48

Tabel 1. Formulasi Pakan Konsentrat

Bahan Pakan Formula I Formula 2 Formula 3 Formula 4

Dedak Padi 75 – – –

Bekatul 24,5 16,5

Kulit Kopi 25 22 25 24

Bungkil Kopra – 20 30 13,5

Bungkil Klenteng – 10 – –

Onggok – 48 – 56

Dedak Gandum – – 20,5 –

Urea 0,5 – – 2

5.3.2. Proses pencampuran bahan

Pencampuran bahan dilakukan secara homogen agar ternak memperoleh kandungan gizi yang merata. Untuk itu semua bahan diupayakan berbentuk tepung sehingga memudahkan dalam pencampuran.

Cara pencampuran sederhana menggunakan sekop adalah sebagai berikut:

1) Timbang semua bahan pakan yang diperlukan sesuai formula

2) Lakukan pencampuran awal untuk bahan-bahan yang jumlahnya sedikit

3) Susun tumpukan bahan berbentuk pyramid dengan bahan yang jumlahnya paling banyak ditebarkan terlebih dahulu diatas lantai, kemudian dilapisi dengan bahan yang jumlah lebih kecil.

4) Lakukan secara berurutan sampai semua bahan membentuk lapisan, secara berurutan dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit jumlahnya.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 49

5) Tumpukan bahan-bahan tersebut diaduk secara merata menggunakan sekop.

6) Lakukan pengamatan apakah bahan telah tercampur dengan baik.

7) Konsentrat siap untuk digunakan atau dikemas.

Gambar 12. Pengadukan Konsentrat Secara Manual

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 50

Gambar 13. Pendadukan Konsentrat Memakai Mesin

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 51

Pengemasan Konsentrat

Prinsip pengemasan adalah bagaimana agar produk mudah ditangani, disimpan dan terhindar dari kerusakan sehingga setelah pencampuran selesai dilakukan konsentrat dimasukkan dalam karung dan disimpan dalam gudang. Upayakan ruangan dalam gudang tidak lembab dan sirkulasi udara baik.

Gambar 14. Pengemasan Konsentrat

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 52

Tabel 2. Kandungan gizi bahan pakan sumber karbohidrat dari hijauan Bahan Pakan

Bahan Kering (%)

Protein Kasar (%)

Lemak Kasar (%)

Serat Kasar (%)

TDN (%)

Jerami Padi Segar 40 4.3 1.5 33.8 43.2

Jerami Padi Kering 87.5 4.2 1.9 32.5 43.2

Brangkasan Jagung 28 8.2 29.8

Batang Pisang 7.5 5.9 2.2 26.8

Daun Pisang 23.3 16.6 5.2 23 73.5

Daun Singkong 21.6 24.1 22.1 4.7 61.8

Daun Kacang Tanah 22.8 13.8 4.9 25.2

Daun Kacang Kedelai 22.6 16.7 3.7 27.7

Daun Lamtoro 24.8 24.2 3.7 21.5

Daun Turi 28.3 29.2 3.4 17.1

Daun Kol Luar 9.9 21.5 3.3 12.9

Rumput Gajah 21 9.6 1.9 32.7 52.4

Rumput Serawit 17.9 11.3 4.8 23.8

Rumput Raja 22.4 13.5 3.5 34.1 57

Rumput Lapangan 21.8 6.7 1.8 34.2 56.3

Rumput Setaria 21 12.7 2 35 54

Dedak Padi Kasar 87.5 13.8 9.4 8.4 65

Dedak Padi Halus 89.6 15.9 9.1 8.5 67

Dedak Terigu Kasar 89.3 16.7 9.9 6.9 70

Dedak Terigu Halus 87.4 18.9 4.7 6.9 70

Dedak Jagung 84.9 8.5 9 1.5 82

Polard 88.4 17 5.1 8.8 70

Tepung Jagung 89.1 10.8 4.7 3.1 90

Tepung Gaplek 85.2 2.3 0.2 2.8 78

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 53

Tepung Terigu 88.1 11.6 2.8 1.4 79.4

Tepung Ikan 89.7 49 4.7 5.7 59

Tepung Darah 89.2 80.3 0.8 5.1

Tepung Biji Kapas 91 32.7 1.7 16.8 74

Onggok 88.7 1.8 0.2 11 85

Ampas Tahu 26.2 23.7 10 23.6 79

Ampas Kecap 63.7 23.5 24.2 16 22.1

Ampas Sagu 80.4 1.2 1 10.8

Bulgur 90.7 12.9 1.4 1.5

Bungkil Kelapa 87.9 21.2 17.3 13.1 81

Bungkil Kelapa Sawit 88.6 16.5 2.5 15.6 70

Bungkil Kedelai 86 45 5.1

Tetes/Molases 87.5 3.1 70.7

Bungkil Kacang Tanah 80.6 33.7 13.8 11.5 81

Bungkil Biji Kapuk 86 31.7 24

Singkong 32.3 3.3 3.3 4.2 81.8

Ubi Jalar 32 3.2 1.4 3.5 83.9

Kulit Buah Kakao 88.9 14.6 11.8 33 47

Tabel 3. Perkiraan Kemampuan Sapi Mengonsumsi Bahan Kering Kisara Bobot Badan (kg) Kemampuan Mengonsumsi Bahan Kering

(% dari bobot badan)

50-100 3

100-150 3,5

150-200 4

200-250 3,5

250-300 3

300-350 2,8

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 54

350-400 2,6

400-450 2,4

450-500 2,2

5.4. Sumber Pustaka

Amoo IA, OT Adebayo, AO Oyeleye.2006. Chemical Evaluation of Winged Beans (Psophocarous tetragonolabus), Pitanga Cherries (Eugenia uniflora) and Orchid Fruit (Orchid fruit myristica). African. J food Agr.Nutr.Dvlpmnt. 2:1- 12.

Arditya, D. W. 2010. Pengaruh Penggunaan Bahan Pakan Konsentrat Sumber Protein Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan pada Domba Ekor Gemuk. Skripsi. Fakultas PeternakanUniversitas Brawijaya. Malang.

Halimatuddini, H., Marlida, Y., Zain, M., & Elihasridas, E. (2019). Daya Simpan Konsentrat Sapi Potong Dengan Jenis Kemasan Berbeda Terhadap Kualitas Nutrisi, Ketengikan, dan Kandungan Aflatoksin. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 21(3), 266-273.

Hernaman, I. (2018). PERBAIKAN MUTU RANSUM SAPI POTONG MELALUI PEMBERIAN KONSENTRAT BERBASIS BAHAN PAKAN LOKAL DI SENTRA PETERNAKAN RAKYAT (SPR) PURWAKARTA. Dharmakarya, 7(1), 1-5.

Koddang, A. Y. M. 2008. Pengaruh Tingkat Pemberian Konsentrat Terhadap Daya Cerna Bahan Kering dan Protein Kasar Ransum Pada Sapi Bali Jantan yang Mendapatkan Rumput Raja ( Pennisetum Parpurephoides ). ad- libitum, Jurnal Agroland 15 ( 4 ) :343- 348.

Riyanto, J., Lutojo, L., & Sunarto, S. (2020). Aplikasi penggunaan konsentrat pemacu pertumbuhan untuk penggemukan sapi potong di Karanganyar. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services, 4(1), 7-15.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 55

VI. PENGOLAHAN PAKAN ADDITIF DAN PAKAN SUPLEMEN

6.1 Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian pakan additif dan pakan suplemen 2. Menjelaskan tentang proses pengolahan pakan additive dan pakan

suplemen

6.2 Pengertian Pakan Aditif dan Pakan Suplemen

Feed Additive (FA) adalah satu macam bahan atau lebih dalam jumlah yang ditambahkan pada pakan hewan atau ternak dengan tujuan memenuhi kebutuhan khusus. Feed additive bukan termasuk makro/mikronutrisi : bukan nutrisi, contohnya : makro (protein) dan mikro (Mn,Zink dll).

Feed Sumplement yaitu satu atau lebih bahan zat nutrisi berupa mikro nutrisi yang ditambahkan pada pakan hewan / ternak,bisa juga diberikan tersendiri, dengan tujuan mencukupi/melengkapi kebutuhan mikro nutrisi tertrntu apabila diduga atai didiagnosa hewan/ternak mengalami defisiensi atai untuk mencegah defisiensi mikro nutrisi tsb.

Ada yang menganggab FA dan FS sama, padahal berbeda.

6.3 Pakan Aditif

Penggunaan FA untuk memenuhi kebutuhan khusus pada ternak, antara lain : a) Pencegahan / pengobatan penyakit (AM,acidifier,antitoksin/toksin

binder dan antilarva)

b) Penambah nafsu makan seperti : tetes tebu c) Pengawet pakan/antioksidan

d) Mempermudah dalam pembuatan pakan e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi f) Menurunkan FCR

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 56

g) Promotor pertUMMBuhan/produksi

h) Membuat warna kuning telur lebih menarik i) Mengurangi bau kotoran

Pakan aditif adalah suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan, biasanya dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar atau bagian dari padanya, untuk memenuhi kebutuhan khusus, contohnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen, additive bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi et. al., 1991).

Additive sengaja ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus atau imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak.

Menurut Murwani et al., (2002) menyatakan bahwa additive adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi.

Sedangkan menurut Murtidjo (1993), additive adalah imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit, misalnya additive bahan konsentrat, additive bahan suplemen dan additive bahan premix.

Maksud dari penambahan adalah untuk merangsang pertUMMBuhan atau merangsang produksi. Macam-macam additive antara lain antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan, dan transquilizer.

Feed additive menjadi bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi feed additive adalah untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress, merangsang pertUMMBuhan badan

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 57

(pertUMMBuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.

Berikut beberapa gambar feed additive yang dikomersilkan.

Gambar 15 . Contoh Produk Feed Additives 6.4 Pakan Suplemen

Feed Supplement atau pakan suplemen merupakan pakan yang dipakai untuk memperbaiki nilai gizi pakan basal. Feed suplemen adalah makanan pelengkap untuk pakan ternak potong agar lebih baik kualitas maupun gizinya.

Biasanya pakan suplemen merupakan konsentrat:

1. Protein, satu atau lebih asam amino.

2. Satu atau lebih asam mineral.

3. Satu atau lebih vitamin dan

4. Campuran mineral, vitamin dan protein.

Ada pula yang menyebutkan Feed suplement sebagai premix. Premix biasanya terdiri dari vitamin asam amino, mineral, antibiotik atau keempatnya.Kita bisa membelinya di poultryshop atau toko ternak unggas.beberapa nama dagang untuk produk food supplement pada unggas antara lain adalah : Top mix,rodiamix, dan vetmix poultry plus.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 58

Fungsi Feed Supplemet

1. Feed Supplement yang membantu meningkatkan konsumsi pakan Peningkatan konsumsi dapat dilakukan dengan memperbaiki tekstur pakan (pellet binders atau perekat pellet). Tekstur makanan untuk unggas yang paling baik adalah apabila berbentuk pellet. Pellet dapat meminimalisir kekurangan bentuk pakan yang lain. Bentuk amba (bulky) menyebabkan pakan sulit dikonsumsi dan cepat mengenyangkan. Bentuk mash (halus) menyebabkan pakan sulit dikonsumsi dan berdebu. Supanya penggunaan pakan tersebut dapat diminimalisir, tekstur makana tersebut perlu dirubah menjadi tekstur yang menyesuaian dengan bentuk parih unggas, salah satunya dalam beentuk pellet.

2. Feed Supplemet yang membantu pencernaan

Pencernaan dapat dioptimalkan dengan cara memberikan enzim.

Pemberian enzim protease umumnya akan meningkatkan kecernaan protein. Pemberian enzim lipase akan meningkatkan kecernaan lemak dan pemberian enzim karbohidrase akan meningkatkan kecernaan karbohidrat.

3. Feed suplement untuk meningkatkan sisi komersial produk ternak.

Salah satu contoh yang populer adalah penggunaan karotenoid.

Karetenoid adalah pigmen berwarna kuning. Karotenoid dapat digunakan untuk pigmentasi ayam broiler dan kualitas kuning telur. Konsumen umumnya menyukai ayam broiler yang kulitnya berwarna kuning sehingga terlihat segar dan menarik perhatian. Beberapa contoh produk karotenoid adalah karotenoid sintesis, carophy yellow dan jagung kuning.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 59

4. Feed suplement untuk meningkatkan metabolisme

Salah satu feed supelement yang umum digunakan untuk meningkatkan metabolisme adalah estrogen. Estrogen menyebakan penimbunan lemak lebih banyak dan karkas yang diperoleh lebih empuk.

Feed suplement lainnya adalah kasein dan yodium yang dapat mempercepat pertUMMBuhan bulu dan menurunkan kadar lemak.

Hormon dapat mengatur siklus bertelur dan molting. Senyawa arsen dapat menstimulasi pertUMMBuhan.

Macam-Macam Feed Supplemet 1. Supplement Protein

Protein supplement adalah bahan baku yang mengandung protein lebih dari 20% protein atau protein ekuivalen. Bahan ini dapat diperoleh dari ternak, ikan, tanaman, mikroba, juga nitrogen bukan protein seperti urea, bluret dan produk ammonia.

2. Suplemen Asam Amino

Pada ternak yang berproduksi memerlukan asam amino yang lebih tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga kualitas protein ransum lebih penting untuk ternak yang berproduksi.

3. Suplemen Mineral

Mineral sangat penting untuk kelangsungan hidup ternak.

Mineral esensial adalah mineral yang telah terbukti mempunyai peranan dalam metabolism tubuh. Pakan sumber mineral dibagi dalam tiga katagori yaitu:

1. Limbah rumah tangga

Sangat potensial digunakan sebagai sumber mineral seperti tulang dan jaringan sendi yang dihasilkan dari pengolahan daging. Limbah ini sangat baik digunakan sebagai sumber Ca, O dan beberapa trace mineral.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 60

2. Mineral dari sumber alam

Pakan ini diperoleh dari alam dan diolah agar aman sebagai pakan. Contonya batu phosphat yang dihilangkan flourinenya, NaCl, KCl, batu dolomit dan CaCO3.

3. Sumber alam sintesis

Banyak sumber mineral sintesis yang telah dikembangkan dengan harga yang murah dan kemurnian yang sangat tinggi.

Sehingga peternak bisa memberi mineral murni untuk tujuan tertentu.

Kelebihan dan ketidakseimbangan mineral harus dihindari.

Kecuali bahan seperti urea dan lemak hampir semua pakan dapat menyediakan beberapa mineral. Meskipun demikian banyak ransum yang telah disusun masih memerlukan satu atau beberapa mineral makro atau mikro.

Dari beberapa mineral maskro yang dibutuhkan ternak, hanya NaCl, Ca, P secara rutin ditaambahkan kedalam ransum ternak.

Mineral makro lain seperti Mg dan S kadang-kadang ditambahkan kedalam ransum ternak dalam kasus tertentu. Mineral mikro yang sering disuplementasikan kedalam ransum yaitu Co, Cu, I, Fe, Mn, Se, Zn.

Pertimbangan yang harus diingat oleh peternak sehubungan dengan suplementasi mineral anatara lain:

1. Kebutuhan ternak

Usia, jenis kelamin, berat, dan parameter produksi harus dipertimbangkan.

2. Jenis pakan

Ternak yang menerima ransum konsentrat tinggi akan memerlukan suplementasi mineral yang berbeda dari pada ternak yang menerima ransum hijauan tinggi.

Teknologi Pengolahan Pakan

Page 61

3. Daerah asal pakan

Kandungan mineral pakan tergantung pada kandungan mineral tanah dan factor genetic tanaman.

4. Fasilitas

Jika campuran ditawarkan dengan bebas, maka perlu kontainer.

4. Suplemen Vitamin

Vitamin secara umum dapat dibagi atas 2 golongan yaitu:

1. Vitamin yang larut dalam lemak; Vitamin A, Vitamin B, Vitamin E dan Vitamin K.

2. Vitamin yang larut dalam air : Biotin, Cholin, Folacin (asam folat), inositol, niacin (asam nicotinat, nikotiamid), asam pantotenat (Vitamin B3), asam paramino benzoate (PABA), riboflavin (Vitamin B2), thiamin (Vitamin B1), vitamin B6 (pyridoxine, pyrodoxal, pyridoxiamin), vitamin B12 (cobalamin), dan vitamin C (asam askorbat).

Pada vitamin yang larut dalam air hanya vitamin C yang tidak termasuk dalam vitamin B kompleks. Vitamin berasal dari jaringan tanaman kecuali vitamin C dan D yang terdapat dalam jaringan hewan hanya apabila hewan mengkonsumsi pakan yang mengandungnya atau mikroorganisme yang ada dalam tubuh mensintesisnya.

Vitamin yang larut dalam lemak terdapat dalam jaringan tanaman dalam bentuk provitamin (precursor vitamin). Dalam kondisi yang baik umumnya ransum mengandung cukup vitamin.

Dokumen terkait