PENGGUNAAN V ARIASI BAHASA DALAM BERBAHASA
4. Ragam Santai (Causal)
Ragam santai adalah ragam bahasa santai antar teman dalam saat berbincang-bincang, rekreasi, berolah raga, dan sebagainya. Dengan kata lain, ragam santai adalah ragam bahawa yang digunakan dalam situasi santai (informal). Dalam ragam santai terdapat penggunaan kata-kata dan kalimat tidak utuh. Juga sering terdapat pengulangan-pengulangan yang sebetulnya tidak mutlak diperlukan, yang tidak dibenarkan oleh aturan-aturan tata bahasa yang satandar.
Selanjutnya bila kita hubungkan ragam santaiini dengan ragam dialek dan sosialek sebelumnya, kitya akan melihat bal1wa ragam santai mengandung unsur- unsur dialek dan sosialek (slang dan jargon). Umpamanya bentuk diapain, nggak, ngerti, pigi, yang dalam ragam resmi bentuk tersebut adalah mengapa, tidak atau tak, mengerti atau dimengerti, dan pergi. Dalam kalimat misalnya,
"Kakinya meja itu sudah rusak"
"Lagi ngapain kamu disitu ?"
"Banyak orang-orang nuntut dia soal masalah uang itu"
5. Ragam Akarb (Intimate)
Ragam akrab adalah ragam bahasa antaranggota yang akrab dalam keluarga atau teman-teman yang tidak perlu berbahasa secara lengakap dengan artikulasi yang terang, tetapi cukup dengan ucapan pendek. Hal inmio disebabkan oleh adanya saling pengertian dan pengetahuan satu sama lain. Pada ragam akrab ini banyak didapati bentuk-bentuk dan istilah-istilah yang khas bagi satu keluarga atau teman akrab. J adi, ragam akrab tersebut sangat erat hubungannya dengan penggunaan slang dan jargon.
4. Variasi Bahasa Berdasarkan Waktu dan Zaman
Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor waktu inilah yang disebut dnegan ragam kronolek.
Bila kita amati bahasa daerah Batak Toba misalnya kita akan dapat melihat perbedaan-perbedaan dalam bahasa tersebut pada masa dahulu (sebelumnya) dengan masa sekarang. Hal ini dapat kita pahami, karena bahasa itu mengalarni
38
perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Bahasa Batak Toba yang ada sekarang banyak menerima pengaruh dari bahasa lain, terutama bahasa Indonesia.
Perubahan ini terutama dalam kosa kata dimana banyak kata-kata yang berasal dari bahasa Indonesia masuk ke dalam bci.hasa Batak Toba.
Umpamanya:
Masadulu Masa sekarang Bahasa Indonesia
Pinggang Piring Piring
Labang Pakku Paku
Jambulan Obuk Ram.but
Harambir Kelapa Kela pa
Dan lain-lain
Disamping perbedaan dalam kosa kata di atas dapat kita lihat perbedaan yang lain yaitu bahasa Batak Toba masa dulu tidak mengenal fonem /kJ pada posisi awal kata dasar, tetapi bahasa Batak Toba masa sekarang fonem /kJ tersebut banyak terdapat pada awal kata dasar yang dulunya di tempati fonem /n/.
Umpamanya:
Masa dulu Masa sekarang Bahasa Indonesia
Hopi Ko pi Kopi
Has sang Kassang Kacang
Hap al Kap al Ka pal
Hassing Kassing Kancing
Dan lain-lain
Perubahan ini akibat pengaruh bahasa Indonesia, karena mem.ang fonem /hi dalam bahasa Batak Toba berkorespon<lensi fonemis (mempunyai padanan fonem) dengan fonem /kl dalam bahasa Indonesia.
Seperti halnya bahasa Batak T oba di atas, kita dapat juga melihat bahwa bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu Riau, selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa. Bila kita lihat bahasa Indonesia yang digunakan pada tahun 1938 akan berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunak:an pada saat sekarang. Perbedaan tersebut dapat kita amati dalam kosakat.
Banyak kata-kata atau ungkapan yang dulunya sering digunakan lagi. Disamping itu banyak istilah-istilah yang ada dalam bahasa Indonesia tahun 1938 misalnya partisipasi, pompanisasi, dedikasi, akseptor, manifestasi, loyalitas, dll.
Dalam morfologi dapat kita amati bahwa ada perubahan dalam penerttuan kata ulang, dimana kata-kata seperti kupu-kupu, paru-paru,kura-kura, labi-labi dalam bahasa Indonesia masa dulu dirnasukkan kepada jenis kata ulang, tetapi sekarang kata-kata tersebut tidak diteri lagi sebagai kata ulang dan kata tersebut dianggap sebagai kata dasar.
Dari segi mak:na juga dapat kita lihat adanya perbedaan bahasa Indonesia masa dulu. Ada beberapa kata mengalami perubahan mak:na, yaitu mak:na kata meluas dan makna kata yang menyempit seperti kata-kata dibawah ini :
1. Kata saudara pada masa dulu hanya dipakai untuk orang-orang yang satu ayah/ibu, sedangkan sekarang kata itu dipakai sebagai kata sapaan untuk semua laki-laki.
40
2. Kata berlayar pada masa dulu hanya digunakan untuk pekerjaan mempengaruhi lautan dengan mempergunakan lautan dengan mempergunakan perahu berlayar, sedangkan sekarang kata berlayar digunakan untuk semua pekerjaan yangmengarungi lautan atau peraiaran dengan segala alat perairan. Jadi makna kedua kata itu mengalami perluasan.
3. Kata sarjana dulu digunakan kepada orang-orang cendikiawan, tetapi sekarang kata tersebut digunakan sebagai sebutan kepada lulusan perguruan tiilggi. Jadi makna kata ini adalah menyempit.
A. Alih Kode dalam Bahasa
Dalam proses komunikasi yang sebenarnya, setiap penutur tidak pemah hanya menggunakan satu ragam bahasa saja dalam setiap kesempatan berbicara.
Pada waktu berbicara, seorang pembicara sering menukar-nukar atau menganti kode bahasanya, tergantung pada berbagai faktor dan situasi. Umpamanya, sewaktu kita berbahasa k dengan si N atau N yang tidak dapat berbahasa k memasuki situasi berbahasa itu. Oleh karena kita sering beralih dari satu ragam fungsiolek ke ragam fungsiolek lain, umpamanya dari ragam ke ragam santai.
Kejadian seperti inilah yang kita sebut alih kode.
Seseorang mengadakan alih kode ketika berbicara dengan orang lain bukanlah seenaknya saja, melainkan mengikuti pola-.pola tertentu. Situasi berbahasa yang berbeda yang dapat mempengaruhi alih kode terdiri dari unsur- unsur siapa dan denagn siapa berbicara, tentang apa, dalam situasi yang
bagaimana, tempat atau lokasi bicara, dan sebagainya. Seseorang barn dapat dikatakan menguasai satu bahasa kalau kita dapat beralih kode sewajarnya.
Masyrakat Indonesia terutama yang tinggal di kota-kota besar, biasanya mempunyai lebih dari satu bahasa dan ragam bahasa dan menggunakannya sesuai dengan keadaan dan keperluan berbahasa itu. Alih kode bahasa dalam masyarakat Indonesia biasanya antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Namun ada juga orang-orang tertentu yang beralih kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa asing.
5. Jenis Alih Kode
Dilihat dari lama tidaknya alih kode berlangsung, bisa dibuat pembagian alih kode atas dua bagian :
a. alih kode sementara b. alih kode permanen
alih kode sementara adalah apabila pengertian kode bahasa yang digunakan seseorang berlangsung sebentar saja. sebagai contoh misalnya seorang penutur yang sedaug berbicara terhadap lawan bicara dan biasanya dia pakai bahasa Indonesia. Tiba-tiba saja karena satu dan lain hal, dia diganti bahasa Indonesia tersebut pada satu kalimat lalu pembicaraan kembali lagi ke kode biasanya, yaitu bahasa Indonesia.
Alih kode permanen adalah alih kode yang sifatnya permanen, tidak mudah bagi seseorang untuk mengganti kode bicaranya terhadap seseorang lawan bicara secara permanen, sebaba penggantian ini biasanya berarti danya sikap relasi terhadap ;awan bicara secara sadar. Misalnya seorang teman sepermainan di
42
waktu kecil kemudian menjadi kepala jawatannya, dapat mengganti kode bahasanya yang dipakainya se<;ara pennanen, kerena adanya perubahan radikal pada kedudukan status sosial dan relasi pribadi yang ada, hal seperti ini terutama kita lihat pada masyarakat bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Sasak yang memilki penanda kode yang jelas.