BAB V ACUAN DASAR PERANCANGAN
B. Program Ruang
3. Rekapitulasi Besaran Ruang
1) KM/ WC
Pria 4 unit 18 m2/org N A D 72 m2
2) KM/ WC
Wanita 4 unit 18 m2/org N A D 72 m2
3) Gudang
peralatan 4 unit 9 m2/org A 9 m2
Jumlah 153 m2
Sirkulas 30 % 45,9 m2
Total 198,9 m2
20. Taman baca 60 org 2,5 m2/org P K P 150 m2
Jumlah 150 m2
Sirkulas 30 % 45 m2
Total 195 m2
21. Parkir
a.mobil 54 unit 10 m2/unit 540 m2
b. motor 282 unit 2 m2/unit N A D 564 m2
c . Bus 4 unit 46 m2/unit 288 m2
Total 1.392 m2
22. Gazebo 20 unit 4 m2/unit 104 m2
Total 250 m2
19.101 m2 (Sumber: Analisis penulis, 2019)
NAD : Neufert Architecture Date
A : Asumsi
PKP : Perencanaan Kawasan Permukiman S : Studi Banding
4. T. pembuatan ikan abon 46 m2 5. T. Pembuatan songko bugis/Makassar 46 m2 6. T. Daur ulang sampah plastik 46 m2
7. Pos hansip/pos jaga 31,2 m2
8. R. Informasi 7,8 m2
9. Masjid 727 m2
10. TPI 1.027 m2
11. Dermaga 358 m2
12. Kios/souvenir 195 m2
13. Kolam renang 2.400 m2
14. Area wisata kuliner 3.785,4 m2
15. Lapangan volly pantai 46,8 m2
16. Area hall/plaza 2.250 m2
17. Taman bermain 250 m2
18. ATM CENTER 23,4 m2
19. Toilet 198,9 m2
20. Taman baca 195 m2
21. Parkir 1.392 m2
22. Gazebo 104 m2
Total 19.101 m2
(Sumber: Analisis penulis, 2019) 1. Jarak total ± 1.458 m
2. Luas Area ± 71.700 m2 = 7,17 hektar
3.
KDB ditentukan dengan tingkatan sedang maka KDB yang di tentukan adalah 40 %.Maka Kebutuhan Luas site
Building Converage (BC) yang digunakan adalah 60:40 Open Space (OS) = 60 / 40 +8,000,6m2
= 12. 800, 96 m2 Maka Luas Tapak = BC + OS + Sirkulasi 30%
= 8.000,6 m2 + 12. 800, 96 m2+ 30%
= 27.042, 28 m2
= 2,7 Ha
117
Sehingga luas site yang akan di bangun adalah 2,7 Hektar, sedangkan ruang terbuka atau resapan air 4,47 Hektar.dari total luas tapak mencapai 7,17 Hektar.
4. Pelaku kegiatan
1) Kegiatan Pengunjung
Gambar 5.6. Bagan alur kegiatan pengunjung (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
2) Kegiatan masyarakat setempat
Gambar 5.7. Bagan alur kegiatan masyarakat setempat (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
118
3) Kegiatan Masyarakat sekitar
Gambar 5.8. Bagan alur kegiatan masyarakat sekitar (Sumber : Analisa Penulis, 2019
119
5. Hubungan ruang 6. Buble diagram
Gambar 5.9. Bubble diagram (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
120
C. Penerapan Arsitektur Kontekstual Terhadap Desain
1. Analisa bentuk dan penampilan bangunan terhadap Fasilitas Desa Wisata
a. Konsep rumah nelayan
Bentuk denah mengikuti konsep sulapa appa’ atau analogi bentuk tubuh manusia yang menjadi dasar perancangan. Bentuk tampilan bangunan menggunakan dasar nilai religi, adalah pandangan bahwa dunia terdiri dari tiga bagian, yakni dunia atas, tengah, dan bawah, ungkap Ihsan N, (2012), Seperti ilustrasi gambar berikut ini:
121
Gambar 5.10. Konsep rumah nelayan (Sumber : Analisa Penulis, 2019
b. Tempat jemur ikan
Konsep jemur ikan yang di terapkan menggunakan jaring plastik dimana jaring tersebut akan di lapisi dengan kayu. Sehingga mudah di bersihkan dan mudah untuk di pindahkan. Ukuran panjangnya mencapai 4 m dan lebar 1 meter.
122
Gambar 5.11. Konsep tempat jemur ikan (Sumber : Analisa Penulis, 2019 c. Balai pertemuan warga
Balai pertemuan warga menggunakan konsep terbuka sehingga dapat memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami.
Gambar 5.12. Konsep balai pertemuan (Sumber : Analisa Penulis, 2019
123
d. Masjid
Masjid dengan menambahkan ornament anyaman bambu yang befungsi sebagai penghawaan dan pencahayaan alami sekaligus sebagai dinding masjid. Material yang digunakan kombinasi antara kayu dengan bambu.
Gambar 5.13. Konsep masjid (Sumber : Analisa Penulis, 2019 e. Tempat pendaratan ikan (TPI)
Menerapkan konsep terbuka sehingga dapat memaksimalkan matahari langsung yang masuk kedalam bangunan.
Gambar 5.14. Konsep tempat pendaratan ikan (TPI) (Sumber :Analisa Penulis, 2019
124
f. Dermaga
Tetap mempertahankan material kayu sebagai kontruksi utama dermaga dengan memperluas area dermaga serta memberikan penerangan.
Gambar 5.15. Konsep dermaga (Sumber : Analisa Penulis, 2019
g. Kios souvenir
Konsep yang di terapakan adalah terbuka sehingga dapat memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami.
Gambar 5.16. Konsep kios Souvenir (Sumber : Analisa Penulis, 2019
125
h. Kolam renang
Konsep kolam renang dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk orang dewasa dan anak-anak.
Gambar 5.17. Konsep kolam renang (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
i. Wisata kuliner
Konsep wisata kuliner berdasarkan kelompok sehingga wisatawan yang datang dapat memesan langsung di tempat wisata kulinernya.
Sedangkan tempat makan sebagian langsung dengan view ke laut.
Gambar 5.18. Konsep wisata kuliner (Sumber : Analisa Penulis, 2019) j. Lapangan volly pantai
126
Lapangan volly pantai di letakkan di pesisir pantai sehingga di jangkau oleh pengunjung.
Gambar 5.19. Konsep lapangan volly pantai (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
k. T. pembuatan ikan abon, songko Bugis-Makassar, daur ulang sampah plastik
Dinding yang digunakan menggunakan anyaman bambu, sementara untuk tiang bangunan menggunakan kayu.. ketiga bagunan ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
127
Gambar 5.20. Konsep tempat pembuatan ikan abon, songko Bugis- Makassar, daur ulang sampah plastik
(Sumber : Analisa Penulis, 2019)
l. Area hall/plaza
Area hall/plaza di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
(a) Area pesta nelayan, karena area ini hanya digunakan sekali dalam setahun sehingga dapat memanfaatkan pameran, pasar pas hari libur.
(b) Pertunjukan kesenian di adakan pada waktu tertentu misalnya satu kali dalam seminggu yang di lakukan oleh sanggar seni yang ada di Desa Boddia ataupun beberapa desa lainnya.
(c) Taman sebagai pelengkap suatu kawasana sehingga dapat menambah nilai estetika suatu kawasan.
128
Gambar 5.21. Konsep Area hall/plaza (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
m. Taman bermain
Taman bermain diletakkan di dekat pusat keramaian seperti area wisata kuliner sehingga para orang tua dapat langsung memantau anak-anak mereka saat bermain.
Gambar 5.22. Konsep taman bermain (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
129
n. ATM Center
ATM Center diletakkan di dekat parkiran sehingga memudahkan bagi penggunjung.
Gambar 5.23. Konsep ATM center (Sumber : Analisa Penulis, 2019) o. Toilet
Toilet di bagi menjadi empat bagian sehingga mudah di akses dari setiap sisi pusat keramaian.
Gambar 5.24. Konsep Toilet (Sumber : Analisa Penulis, 2019) p. Pos hansip/pos jaga
130
Pos jaga di letakkan di setiap pintu akses ke dalam kawasan, seperti dermaga, jalan warga di sisi selatan dan arah timur.
Gambar 5.25. Konsep pos jaga (Sumber : Analisa Penulis, 2019) q. Taman baca
Konsep taman baca yang diterapkan adalah ruang terbuka sehingga anak- anak dapat merasakan belajar di alam terbuka.
Gambar 5.26. Taman baca (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
r. Area parkiran
131
Kapasitas parkiran mobil berjumblah 30 unit, motor 60 unit dan bus 3 unit.
Gambar 5.27. Area parkir (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
s. Gazebo
Gazebo di letakkan di pinggir pantai dengan konsep terbuka sehingga pengunjung dapat menikmati sunset di sore hari.
Gambar 5.28. Gazebo (Sumber : Analisa Penulis, 2019) t. Ruang informasi
132
Ruang informasi diletakkan di tengah kawasan sehingga memudahkan pengujung untuk mencari informasi.
Gambar 5.29. R. Informasi (Sumber : Analisa Penulis, 2019)
2. Struktur Bangunan
a. Struktur pondasi umpak
Gambar 5.30.Pondasi Umpak (Sumber : Analisa Penulis, 2019
Gambar 5.31.Sambungan Kolom dengan Balok lantai (Sumber : Analisa Penulis, 2019
Bagian bangunan yang membentuk memanjang ke atas untuk menopang atap.
133
Gambar 5.32.Kuda-kuda Atap (Sumber : Analisa Penulis, 2019
b. Struktur pondasi menerus
Pondasi menerus adalah salah satu ragam dari pondasi dangkal yang tidak memerlukan kedalaman yang terlalu dalam. Lumrahnya galian tanah yang dibutuhkan untuk pembuatan pondasi menerus tidak lebih dari 1 meter asalkan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
c. Struktur atap Struktur atap 3. Tata ruang dalam
a. Sistem Pencahayaan 1) Pencahayaan alami
Pencahayaan alami pada kampung nelayan desa Boddia menggunakan cahaya matahari secara tidak langsung dengan penggunaan material kaca melaui jendela bangunan.
2) Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan pada kampung nelayan desa Boddia menggunakan sinar lampu secara langsung dengan
134
menggunakan jenis lampu yang disesuaikan dengan fungsi ruang.
Gambar 5.33.Sistem pecahayaan buatan dan alami
(Sumber:http://sirontangtadukan.blogspot.com/2012/11/pencahayaan- buatan-vs-pencahayaan-alami.html,2019)
b. Sistem Penghawaan
Penghawaan alami pada kampung nelayan Boddia di Kabupaten Takalar yaitu dengan pengaturan sirkulasi udara melalui bukaan- bukaan yang menjangkau setiap sudut ruang dan diusahakan terjadi ventilasi silang.
4. Tata ruang luar
D. Sistem Utilitas dan perlengkapan Bangunan 1. Sistem Air bersih
Sistem Air Bersih Kebutuhan air bersih diperoleh dari penyambungan fasilitas saluran Perusahaan Air Minum (PAM). Namun apabila sewaktu-
135
waktu fasilitas saluran Perusahaan Air Minum (PAM) mati maka dapat pula menggunakan sumur pompa / deep weel sebagai cadangan.
Sistem distribusi air yang digunakan adalah dengan sistem Reverse Osmosis,(RO). Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat warna organik.
Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal).
Gambar 5.34. Sistem air bersih
(Sumber: https://lingkunganitats.wordpress.com/2014/12/15/pengolahan- air-laut-menjadi-air-bersih/, 2019)
136
2. Sistem Air Kotor atau Buangan
Sumber air utama yang digunakan adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sebagai penunjang dan upaya penghematan, maka dimanfaatkan pula air tanah (deep weel). Air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan air tanah akan ditampung dalam Ground Water Tank (GWT) untuk selanjutnya digunakan untuk aktifitas plumbing dalam bangunan seperti WC, kitchen sink, lavatory, shower, urinal, dan sebagainya.
Dari aktifitas tersebut akan dihasilkan limbah domestik berupa black water dan grey water. Black water akan ditampung dalam sceptic tank. Endapan lumpur pada sceptic tank akan diteruskan ke unit pengolahan limbah terpadu, sedangkan effluent yang terdapat di sceptic tank akan disalurkan ke sumur resapan.
Adapun grey water selanjutnya akan diolah melalui proses biofilter dan menghasilkan lumpur dan effluent. Lumpur disalurkan ke unit pengolahan limbah terpadu, sedangkan effluent akan ditampung disumur resapan.Effluent dari sumur resapan selanjutnya ditampung dalam grey water tank untuk selanjutnya digunakan kembali untuk aktifitas plumbing pada kampung nelayan desa Boddia kabupaten Takalar.
137
Gambar 5.35. Sistem air buangan
(Sumber: https://rumahmusederhana.blogspot.com/2017/07/gambar-desain- limbah-rumah-sakit.html, 2019)
3. Jaringan Listrik
Power utama PLN dimasukkan pada rangkaian ATS (Automatic Transfer Switch) dan apabila sumber dari PLN terputus maka generator set akan berfungsi secara otmatis. Panel control utama kemudian bercabang kepanel bagian-bagian yang mengatur listrik perbagian bangunan yang kemudian di distribusikan ke beban yang berupa pencahayaan, penghawaan buatan, alat elektronik, dan sebagainya.
Gambar 5.36. Sistem Elektrikal (Sumber: Analisis penulis, 2019) 4. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang dapat digunakan pada bangunan terdiri dari:
1) Hubungan eksternal:
(1) Telepon, sebagai komunikasi dua arah baik ke luar maupun ke dalam bangunan.
(2) Fax
138
(3) Private Automatic Branch Excahange (PABX) sebagai pengontrol hubungan keluar masuk bangunan.
(4) Modem, digunakan sebagai transfer dari gelombang pada telepon ke dalam bahasa computer.
(5) Internet, digunakan sebagai komunikasi, transfer data, dan lainnya.
2) Hubungan internal:
(1) Sistem penataan suara (sound system), di gunakan untuk music, pengumuman, panggilan, dan keamanan.
(2)
Intercom, digunakan untuk komunikasi yang bersifat privat, seperti untuk kepentingan pengelola.5. Sistem Penanggulangan Kebakaran 1) Apar
Alat ini digunakan untuk menyemprot percikan api sebagai langka awal untuk memadamkan api secara tiba-tiba.
139
Gambar 5.37. Sistem apar
(Sumber: https://pontianak.tribunnews.com/2017/07/17/apar-itu-apa-sih- berikut-penjelasan-dan-cara-penggunaannya, 2019)
2) Sprinkler
Alat ini digunakan untuk menyemprot air secara otomatis jika terjadi kenaikan suhu yang berlebih di dalam ruangan. Alat ini akan ditempatkan secara berselang-seling dengan pola yang seragam di sepanjang pipa air pada area yang dilindungi.
Umumnya sprinkler diletakkan diatas plafon dengan jarak tertentu.
Gambar 5.38.Sistem sprinkler
(Sumber: https://jayaprotect.id/2019/08/03/jenis-sistem-sprinkler/, 2019)
3) Hydrant
Hydrantpilar diletakkan disekitaran kawasan kampung nelayan Boddia sesuai radius,
140
Gambar 5.39.Sistem hydrant
(Sumber: http://vincipemadam.com/product/pillar-two-way/, 2019)
6. Sistem Pengolahan Sampah
Bak sampah ditempatkan pada tempat-tempat tertentu sesuai radius penggunaannya, kemudian diangkat oleh pengangkut sampah. Sistem pengolahan sampah akan di bagi berdasarkan jenisnya yang selanjutnya akan di olah menjadi karya kerajinan masyarakat kampung nelayan desa Boddia.
Gambar 5.40. Bak sampah yang direncanakan
(Sumber: https://rw01cipadung.wordpress.com/pembuatan-bak-sampah/
2019)
141
143
BAB VI
KESIMPULAN dan Saran A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Arsitektur a. Kebutuhan ruang
Untuk menentukan kebutuhan di anatarnya di peroleh sebagai berikut:
1) Studi banding, 2) Kondisi eksisting, 3) Studi literatur, 4) Syarat desa wisata
5) Perencanaan pemukiman dan perumahan.
b. Konsep analisa tapak
Konsep analisa tapak yang diterapak di dalam kampung nelayan Boddia adalah sebagai berikut:
1) Analissa penzoningan
2) Analisa pencapain serta sirkulasi 3) Orintasi bangunan
c. Bentuk tampilan dengan konsep pendekatan arsitektur kontekstual Adapun konteksnya adalah sebagai berikut:
1) Bentuk tampilannya pada konteks terhadap gaya bangunan sekitarnya.
2) Pengulangan motif, pola, irama dan ornament yang bernilai sejarah
144 d. Utilitas perlengkapan yang di gunakan di dalam kampung nelayan
Boddia 1) Air bersih
2) Sistem air kotor atau buangan 3) Jaringan listrik
4) Sistem komunikasi
5) Sistem penanggulangan kebakaran 6) Sistem pengolahan sampah
2. Kesimpulan Non Arsitektur
Adapun potensi yang dimiliki kampung nelayan boddia adalah sebagai berikut:
1) Sumber daya laut yang melimpah
2) Pesta nelayan 3) Pelabuhan galesong 4) Dermaga
5) Tempat pendaratan ikan (TPI)
6) Rumah nelayan
7) Terdapat tempat pembuatan kapal perahu nelayan
8) Pantai bintang Galesong
9) PT. Boddia Jaya 10) Balai Budidaya Air
dan Payau Kabupaten Takalar
Dari potensi yang ada kampung nelayan Boddia dapat menjadi tujuan parawisata. Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal awal ke daerah
144 tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang maupun libur.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu :
a. Untuk pemerintah agar lebih memperhatikan lahan yang akan menjadi area pemukiman dan parawisata baik itu penduduk pesisir pengunungan maupun perkotaan sehinngga pembagian RT RW sehingga dapat terpenuhi disetiap kecamatan.
b. Untuk masyarakat agar lebih memperhatikan letak pemukiman yang akan di bangun serta memanfaatkan potensi alam yang telah ada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita,R.(2014). Pertumbuhan wilayah dan wilayah pertumbuhan.Yogyakarta: GrahaIlmu.
Andayani, Ratnawati,Mujanah, (2015).The strategy of tourism village development in the hinterland Mount Bromo, East Java.Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura Vol. 18, No. 1.Hal. 83 Ariastita,Setijanti,Ismariandi.(2010). Konsep pengembangan kampung nelayan
pasar Bengkulu sebagaikawassan wisata.Seminar nasional Perumahan BadanPusatStatistikKabupatenTakalar. (2018).KabupatenTakalar Dalam
Angka 2018
BadanPusatStatistikKabupatenTakalar. (2018).Kecamatan Galesong Dalam Angka 2018
Ching, F. D.K. (1993). Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatatnan (edisikedua).
Jakarta: Erlangga
Fatmasari,D. (2014).Analisis Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pesisir Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon
Husdinariyanto,N.(2018).GrandpathekSitubondojaditujuanwisataalternatifhttps://j atim.antaranews.com/berita/265102/grand-pathek-situbondo-jadi-tujuan- wisata-alternatif
Ihsan N, (2012) Rumah Tradisional Suku Makassar; Konsep dan Kekiniannya
dalam Ruang Kota Makassar.
https://www.academia.edu/1186624/Rumah_Tradisional_Suku_Makassar_
Konsep_dan_Kekiniannya_dalam_Ruang_Kota_Makassar
Manuela,E.(2012).Urban Cultural Tourism And Sustainable Development.Vol1 No.1. International Journal For Responsible Tourism 1.1. Hal 41-42
Nadrah. (2018) Rumah Bugis – Makassar
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/rumah-bugis-makassar/
Nasution Z.A. (2012) Teori Pemukiman. https://bangazul.com/teori- permukiman/
Neufert, E (2002). Neufert Architects’ Data (edisiketiga) Perpustakaan Nasional:
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Jakarta.
Peraturan Daerah KabupatenTakalar. (2012). Rencana Tata RuangWilaya KabupatenTakalarTahun 2012 – 2031.