• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII: PENUTUP

B. Rekomendasi

1. Dalam upaya memperkuat identitas keislaman dan mengembangkan kehidupan keagamaan para warga di kompleks perumahan yang ada, hendaknya mereka (para warga perumahan muslim dan -jika perlu - pihak pengembang) hendaknya terus mengembangkan berbagai aktivitas keagamaan guna meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam bagi segenap warganya di semua aspek kehidupan.

Aktivitas keagamaan yang menyentuh semua kelompok usia dan kelompok sosial. Mereka juga harus berupaya menghilangkan semua bentuk paham, perilaku, dan kultur yang bertentangan dengan ajaran Islam agar tercipta suasana kehidupan sosial yang lebih mencerminkan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang mulia. Hal itu penting bukan hanya demi menjaga citra perumahan muslim yang mereka tempati tetapi juga dalam upaya melahirkan generasi-generasi masa depan yang religius, dan lebih berkualitas.

2. Secara internal kaum muslimin harus tetap memelihara semangat bertoleransi dan menghargai kebinekaan paham, dan tradisi keislaman dengan mengadopsi berbagai bentuk aktivitas dan tradisi keislaman yang bervariasi dalam semangat toleransi yang tinggi satu sama lain. Dengan demikian mereka dapat mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), dan kerja sama (ta’awun) satu sama lain sekalipun di antara mereka mungkin terdapat perbedaan-perbedaan dalam rincian paham, mazhab, dan teknis keberagamaan yang mereka pegangi.

3. Sekalipun label Islam selalu terpampang pada pintu gerbang kompleks perumahan yang ada namun para warganya tetap harus memiliki sikap keterbukaan dan membangun jembatan-jembatan komunikasi, interaksi dan

kerja sama dengan semua kelompok masyarakat, serta menghindari sikap- sikap eksklusif baik antar sesama muslim yang berbeda paham maupun terhadap masyarakat nonmuslim dalam interaksi yang saling menghormati dan saling menguntungkan. Suasana keterbukaan yang disertai dengan semangat kendali diri dan tenggang rasa terhadap pihak lain tersebut akan menciptakan suasana kedamaian, ketenteraman dan harmoni sosial dalam hidup bermasyarakat.

4. Dari sisi pengembangan keilmuan, riset tentang perumahan muslim sangat menarik untuk ditindaklanjuti. Berkaitan dengan pengembangan integrasi sosial, fokus utamanya bisa pada aspek penguatan identitas, berkembangnya solidaritas komunal, atau toleransi antar warga perumahan dengan masyarakat luas.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

Anjani, G. T., & Mudakir, B. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Pilihan Tinggal (Kasus di Perumahan Kelurahan Beringin Semarang). Diponegoro Journal of Economics, 1(1), 78-89.

Azyumardi Azra, Komodifikasi Islam, artikel diunduh dari http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel/265-komodifikasi- islam.html

Bartholomew, John Ryan, Alif Lam Mim Kearaifan Masyarakat Sasak ter. Imron Rasyidi (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001).

Brannen, Julia, Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research (Vermnt:

Avebury, 1992).

Budiwanti, Erni, Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima (Yogyakarta: LkiS, 2000).

Cederroth, Sven, The Spell of The Ancestors and The Power of Mekkah, A Sasak Community on Lombok, (Goteborg: Acta Universitatis Gothoburgensis, 1981).

Dewanty, Chaerani, Fenomena Perkembangan Perumahan Muslim, studi Kasus Cinere Residence dan Griya Insani Kukusan Depok, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 2009.

Fong, Mary and Rueyling Chuang, eds. Communicating Ethnic and Cultural Identity (Lanham: Rowman & Littlefield Publisher, Inc, 2004).

Friedman, Jonathan, “Being in The World: Globalization and Localization”, dalam Mike Featherston (ed), Global Culture: Nationalism, Globalization and Modernity (London: Sage Publications, 1991): 311-328.

Hakim, Muhamad, Bisnis Properti dan Potensinya Bagi BTN Syariah Cabang Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarna UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007.

Hasna Azmi Fadhilah and Fitri Mahara. "The sharia on nonmuslims: should they follow?." Jurnal Lektur Keagamaan 15.2 (2017): 334-344.

Irawan, Prasetya, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: DIA FISIP UI, 2007).

Irwanto, Focused Group Discussion (FGD): Sebuah Pengantar Praktis (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2006).

Lindsey, Tim, “Human
Rights
and
Islam
in
South
East
Asia:
 The
Case
of
 Indonesia” dalam Islam und Menschenrechte (Islam and Human Rights), ed.

Hatem Elliesie , (Peter Lang Verlag: Frankfurt a.M. 2009); 273-301.

Lukens-Bull, Ronald, “Commodification of Religion and the ‘Religification’ of Commodities: Youth Culture and Religious Identities” in Pattana Kitiarsa, ed., Religious Commodifications in Asia Marketing Gods (New York, NY:

Routledge, 2008): 220-234.

May, Stephen, Tariq Modood, and Judith Squires, “Ethnicity, Nationalism, and Minority Rights: Charting the Disciplinary Debates” dalam Ethnicity, Nationalism, and Minority Rights, eds. Stephen May, Tariq Modood, and Judith Squires, (New York: Cambridge University Press, 2004); 1-26.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000).

Mortada, Hisham, Traditional Islamic Principles of Built Environment (Routledge Corzon: London, 2003).

Muzakki, Akh., “Islam as A Symbolic Commodity Transmitting and Consuming Islam Through Public Sermons in Indonesia” dalam Pattana Kitiarsa, ed., Religious Commodifications in Asia Marketing Gods (New York, NY:

Routledge, 2008): 205-219.

Nurjayanti, Widyastuti, Nilai-Nilai Keislaman Dalam Rumah Tinggal (Studi Kasus: Kampung Kauman Kudus, Kampung Kauman Solo dan Perumahan Muslim Darussalam 3 Sleman-DIY, Disertasi pada Program Pascasarna Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2009

Proffitt, Anabel C., Countering Commodification: A Review of Recent Research and Writings On Youth, Young Adults and Religion, dikutip dari http://www.resourcingchristianity.org/. diakses tanggal 22 Maret 2015 Riowati Eka, Perda Kabupaten Agam Nomor 6 Tahun 2005 tentang Berpakaian

Muslim dalam Perspektif Fikih Kebinekaan. Disertasi IAIN Surakarta, 2017.

Robin Bush, "10 Regional Sharia Regulations in Indonesia: Anomaly or Symptom?." Expressing Islam: Religious life and politics in Indonesia (2008): 174.

Sucipto, Umrah Sebagai Gaya Hidup, Eksistensi Diri dan Komoditas Industri:

Menyaksikan Perubahan Keagamaan Warga Kota, Kontekstualita, Vol. 28, No.1,(2013); 21-49.

Suprapto, Civic Culture dan Kontestasi Simbol Agama di Tuang Publik (Jakarta:

Sintesis, 2013).

Thiemann, Ronald F., Religion in Public Life: A Dilemma for Democracy (Washington, D.C: Georgetown University Press, 2007).

Thomas, R. Murray, Blending Qualitative & Quantitative Research Methods in Theses and Dissertations (Thousand Oaks, California: Corwin Press, Inc., 2003).

Triyosoputri, W Etikawati, Peranan dan Pengaruh Nilai Islam pada Rumah Tinggal di Malang; Kajian terhadap Elemen Pembatas Ruang Publik – Privat, Proceeding from JIPTUNMERPP / 2012-08-06, Faculty of Engineering Merdeka University Malang, 2012.

Wahban, Ahmad, al-S}ira>’a>t al-‘Arqiyah wa Istiqra>r al-‘A>lam al- Mu’a>s}ir: Dira>sah fi> Al-Aqalliya>t wa al-Jama>’a>t wa al- H}araka>t al-‘Arqiyah (Iskandariyah: Dar al-Ja>mi’ah al-Jadi>dah li al- Nas}r, 2001).

York, Michael, New Age Commodification and Appropriation of Spirituality, Journal of Contemporary Religion, Vol. 16, No. 3 (2001); 361-372.

Sumber On line