B. Analisis Hidrometer
5. MetodeSilva
3.5. Rembesan (Seepage)
3.5.9. Rembesan pada Struktur Bendungan
selaluy lebih besar kz, yaitu rembesan yang terjadi cenderung lebih besar dalam satu sejajar lapisan, daripada dalam arah gerak lurus lapisannya
regak lurus bidang gambar yang diberikan oleh Darcy, adalah q
= kiA. Dupuit (1863), menganggap bahwa gradien hidrolik (i) adlaah sama dengan kemiringan permukaan freatis dan besarnya konstran dengan kedalamannya yaitu i = dz/dx.
Maka,
π =πππ§ππ₯π§
πππ ππ₯= ππ§π»π»1 .ππ§
2
π = π
2π(π»1
2 +π»22) ...(3.168) Persamaan (3.122) memberikamn permukaan garis freatis dengan bentuk parabolis. Akan tetapi derivatif dari persamaannya tidak mempertimbangkan kondisi masuk dan keluarnya air rembesan pada tubuh bendungan. Lagi pula, jika H2= 0, garis freatis akan memotong permukaan kedap air.
Cara Schaffernak
Untuk menghitung rembesan yang lewat bendungan, Schaffernak (1917) menganggap bahwa permukaan freatis akan merupakan garis AB dalam Gambar 3.36, yang memotong garis kemiringan hilir pada jarak a dari lapisan kedap air. Rembesan persatuan panjang bendungan dapat ditentukan dengan memperhatikan bentuk segitiga BCD dalam gambar berikut :
Gambar 3.40. Hitungan rembesan cara Schaffernak Debit rembesan : q = kiA
Luas aliran : A = BD x 1 = a sin Ξ±
Dari anggapan Dupuit, gradien hidrolik i = dz/dx = tg Ξ±. Maka π =ππ§ππ₯ππ§ = ππsinπΌπ‘ππΌ ...(3.169) atau
π§ππ§
π»
πsinπ = ππcosππsinππ‘ππππ₯ Dari Persamaan (3.123) akan diperoleh :
1 2(π»2 β π2sinπ) =πsinπ (π‘ππ)(π β πcosπ)
β¦(3.170) diperoleh,
π = π
cosπβ πππ π22πβπ πππ»22π ...(3.171) Setelah nilai a diketahui, debit rembesan dapat ditentukan dari persamaan :
π =ππsinππ‘ππ ...(3.172)
Cara A. Casagrande
A. Casaagrande (1937) mengusulkan cara untuk menghitung rembesan lewat tubuh bendungan yang didasarkan pada pengujian model. Penggambaran parabola AB berawal dari titik Aβ (identik cara Schaffernak),seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut :
Gambar 3.41. Penyesuaian jarak d pada cara Casagrande Dengan AβA = 0,3(AD). Pada modifikasi ini, nilai d yang digunakan dalam Persamaan (3.125) akan merupakan jarak horizontal antara titik E dan C.
Persamaan (3.126) diperoleh berdasarkan anggapan cara Dupuit dimana gradien hidrolik (i) sama dengan dz/dx. A Casagranda (1932) menyarankan hubungan secara pendekatan yang didasarkan pada kondisi kenyataannya. Dalam kenyataan (Gambar 3.37),
π =ππ§
ππ ...(3.173)
Gambar 3.42. Hitungan rembesan cara Casagrande Untuk kemiringan lereng hilir Ξ± yang lebih besar dari 30ΒΊ, deviasi dari anggapan Dupuit menjadi kenyataan.
Didasarkan pada Persamaan (3.127), debit rembesan: q = kiA Pada segitiga BCF pada gambar 3.42, didapat :
π =ππ§ππ = sinπ;π΄= π΅πΉ. 1 =πsinπ Maka :
π =ππ§
ππ π§= ππsin2π atau :
π§.ππ§ = πππ .π ππ2π.ππ
π»
πsinπ ...(3.174)
dimana s adalah panjang dari kurva AβBC.
Penyelesaian dari Persamaan (3.174) akan menghasilkan : π2β2ππ + π»2
π ππ2π = 0 ...(3.175) Diperoleh :
π =π β π 2βπ πππ»22π ...(3.176)
Denan kesalahan sebesar kira-kira 4-5%, dan s dapat dianggap merupakan garis lurus AβC. Maka,
π = (π2+π»2) ...(3.177) Kombinasi Persamaan (3.130) dan (3.131), diperoleh:
π = (π2+π»2)β (π2+π»2ππ‘π2π) ...(3.178)
Besarnya debit rembesan, dapat ditentukan dengan persamaan:
π =ππsin2π ...(3.179) Dalam penggunaan persamaan (3.178), Taylor (1948) memberikan penyelesaian dalam bentuk grafik, seperti yang diperlihatkan pada penyelesaian dalam bentuk grafik, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.43. Produser untuk mendapatkan debit rembesan, adalah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai banding d/H.
2. Dengan nilai pada butirm (1) dan Ξ±, tentukan nilai m.
3. Hitunglah panyang a = mH/ sin Ξ±.
4. Hitunglah debit rembesan, dengan q = ka sin2Ξ±.
Gambar 3.43. Grafik untuk hitungan rembesan (Taylor, 1948) 3.5.10.Penggambaran Garis Rembesan secara Grafis
Jika bentuk dan posisi garis rembesan paling atas B1B2ES pada potongan melintang bendungan diketahui, besarnya rembesan dapat ditentukan secara analitas, dapat juga ditentukan secara grafis atau dari pengamatan laboratorium dari sebuah model bendungan sebagai prototype, ataupun juga, secara analogi elektris.
Seperti telah dibicarakan sebelumnya, pengamatan menunjukkan bahwa garis rembesan yang melalui bendungan berbentuk kurva parabolis. akan tetapi penyimpangan kurva terjadi pada daerah hulu dan hilirnya. Bentuk parabola rembesan BB2ERAV, disebut parabola dasar.
Gambar 3.44.Parabola rembesan secara grafis (Casagrande, 1932)
Penggambaran secara grafis didasarkan pada sifat khusus dari kurva parabola. Untuk itu, harus diketahui satu titik pada parabola (titik B) dan posisi dari focus F dari parabola.
Menurut A. Casagrande, letak titik B(x,z) dengan z = H, adalah pada permukaan air di hulu bendungan jarak 0,3 kalo B1D1
dihitung dari titik B1 atau BB1 = 0,3 D1B1 (lihat gambar di atas).
Posisi foklus (F) dari parabola, biasanya dipilih pada perpotongan batas terendah garis aliran (yang dalam hal ini adalah garis horizontal) dan permukaannya. Perlu diperhatikan bahwa sebelum parabola dapat digambarkan, parameter p harus diketahui lebih dulu (lihat gambar di atas).
FV = HV = p dan HC = 2p + x Jadi,
(π₯2+π§2) =π₯+ 2π ...(3.180) dan
π = 1/2 π₯2+π§2β π₯ ...(3.181) pada x = d dan z = H, maka
π = 1/2 π2+π»2 β π ...(3.182) Dari persamaan (3.181), nilai p dapat dihitung. Untuk menggambar parabola dasar, persamaan (3.180) dapat diubah menjadi :
π₯ =π§2β4π2
4π ...(3.183)
Dengan p yang diketahui, nilai x untuk berbagaai nilai z dapat dihitung menggunakan persamaan (3.183), sebagai berikut : 1. Penggambaran Parabola Dasar, dimana kemiringan sudut
pada daerah hilir ο Ξ± > 30ΒΊ.
Perpotongam parabola dasar dengan permukaan hilir bendungan, yaitu titik R (Gambar 3.44), dihitung menurut caraCasagrande, yaitu sebesar (a + βa) dengan a = FS.
Perhatikan bahwa panjang βa, adalah panjang SR, dengan
π π π πΉ = βπ
π+βπ = π
C adalah fungsi dari Ξ± , di mana Ξ± adalah sudut kemiringan bendungan bagian hilir.
Pada bendungan gambar 3.44, air dapat keluar melalui sisi luar hilir bendungan. Bila di bagian hilir dibangun system drainase pada kakinya,seperti yang diperlihatkan dalam 3.45a dan 3.45b, maka besarnya sudut kemiringan Ξ± dari permukaan air keluar betrurut-turut akan sama dengan 90ΒΊ dan 135ΒΊ. Bila bangunan drainase seperti dalam Gambar 3.45c, sudut kemiringan diukur searah jarum jam.
perhatikan bahwa, titik F adalah fikus dari parabola.
Gambar 3.45. Kemiringan sudut dengan variasi drainase Nilai c untuk berbagai macam Ξ± diberikan oleh Casagrande untuk sembarang kemiringan Ξ± dari 30ΒΊ sampai 180ΒΊ. Dengan diketahuinya sudut Ξ± yang berasal dari gambar penampang potongan bendungan, nilai c dapat ditentukan dari Gambar 3.46.. Adapun persamaan untuk menghitung βa adalah:
βa = (a + βa) c
Dari βa yang yang telah diperoleh ini, kemudian dapat ditentukan posisi titik S, dengan tinggi ordinat S = a sin Ξ±.
Gambar 3.46. Nilai c (A. Casagrande, 1937)
2. Penggambaran Parabola Dasar, dimana kemiringan sudut pada daerah hilir ο Ξ± < 30ΒΊ.
Untuk Ξ± < 30ΒΊ, posisi titik S dapat ditentukan secara grafis yang didasarkan pada persamaan (3.183).
`Gambar 3.47. Penggambaran parabola rembesan untuk Ξ± < 30ΒΊ Menurut Scgaffernak, untuk menentukan panjang a dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini (lihat gambar).
(1) Gambarkan kemiringan hilir bendungan kea rah atas.
(2) Gambarkan garis vertikal AC lewat titik B..
(3) Gambarkan setengah lingkaran OJC dengan diameter OC.
(4) Gambarkan garis horizontal BG.
(5) Dengan O sebagai pusat dan OG sebagai jari-jari, gambarkan bagian lingkaran GJ.
(6) Dengan C sebagai pusat dan CJ sebagai jari-jari, gambarkan bagian lingkaran JS.
(7) Ukur panjang OS yang merupakan panjang a.
3.5.11.Debit Rembesan pada Bendungan Tanah