• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Penelitian ini masih terbatas hanya paramater PM2,5 saja tanpa mengukur parameter udara lainnya seperti suhu, kecepatan angin, kadar logam berat, parameter ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) yang seharusnya dapat mempengaruhi konsentrasi parameter PM2,5 yang diukur.

Waktu pengukuran hanya berlangsung 1 jam terlalu singkat untuk menggambarkan pola pajanan yang utuh, karena sesuai standar seharusnya pengukuran adalah 24 jam, jadi mungkin bisa dibandingkan dengan parameter yang diukur oleh BMKG.

Rencana Tindak Lanjut Melakukan perhitungan estimasi paparan dalam durasi waktu 5 sampai 30 tahun ke depan sesuai standar pengelollan risiko proyeksi dalam ARKL.

Merencanakan penelitian yang lebih spesifik mengenai responden yang memiliki waktu, frekuensi dan durasi pajanan yang cukup lama, misalnya populasi masyarakat yang selalu bekerja di luar rumah atau populasi masyarakat yang bermukim.

Merencanakan pengambilan sampel parameter udara lainnya di lokasi yang berbeda agar

tergambar karakteristik risiko yang lebih luas serta menghitung karakteristik karsinogenik

35 DAFTAR PUSTAKA

AirVisual (2019) ‘Jakarta air quality index (AQI) and PM2.5 air pollution is 16 16:00’, pp. 8–11. Available at: https://www.airvisual.com/indonesia/jakarta.

Alfiah, T. and Yuliawati, E. (2018) ‘Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan Udara Ambien Terhadap Pengguna Jalan Dan Masyarakat Sekitar Pada Ruas Jalan Ir. Sukarno Surabaya’, Infomatek, 20(1), p. 27. doi:

10.23969/infomatek.v20i1.878.

Arba, S. (2019) ‘Kosentrasi Respirable Debu Particulate Matter ( Pm 2 , 5 ) Dan Gangguan Kesehatan Pada Masyarakat Di Pemukiman Sekitar PLTU’, PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(V), pp. 178–184.

Azizah, I. T. N. (2019) ‘Analysis The Level Of PM2,5 And Lung Function Of Organic Fertilizer Industry Workers In Nganjuk’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), p. 141. doi: 10.20473/jkl.v11i2.2019.141-149.

Azni, I. N., Wispriyono, B. and Sari, M. (2015) ‘Analisis Risiko Kesehatan Pajanan PM 10 Pada Pekerja Industri Readymix Pt. X Plant Kebon Nanas Jakarta Timur’, Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 10, pp. 203–209.

Available at: https://media.neliti.com/media/publications/212927-analisis- risiko-kesehatan-pajanan-pm10-p.pdf.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (2019) PM2,5 Concentration.

Available at: https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat- pm25.bmkg?lang=EN.

Basri, S. et al. (2014) ‘Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Model Pengukuran Risiko Pencemaran Udara terhadap Kesehatan)’, Jurnal Kesehatan, VII(2).

Djafri, D. (2014) ‘Prinsip Dan Metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 8(2), p. 100. doi:

10.24893/jkma.8.2.100-104.2014.

Erickson, L. D. et al. (2020) ‘Association between Exposure to Air Pollution and Total Gray Matter and Total White Matter Volumes in Adults: A Cross- Sectional Study’, Brain Sciences, 10(3), p. 164. doi:

10.3390/brainsci10030164.

Erou, A. and Fadhillah, F. (2019) Inventarisasi & Status Mutu Udara Ambien. Seri Lembar Informasi. Pencemaran Udara. Jakarta.

Faisya, A. F., Putri, D. A. and Ardillah, Y. (2019) ‘Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3) Pada Masyarakat Wilayah TPA Sukawinatan Kota Palembang Tahun 2018’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18(2), p. 126. doi:

10.14710/jkli.18.2.126-134.

36 Greenpeace Indonesia (2017) Pembunuhan Senyap di Jakarta: Bagaimana Tingkat Polusi Udara Berbahaya di Kota Jakarta akan Semakin Memburuk. Jakarta.

Guo, C. et al. (2019) ‘Long-term exposure to ambient fine particulate matter (Pm2:5) and lung function in children, adolescents, and young adults: A longitudinal cohort study’, Environmental Health Perspectives, 127(12), pp.

1–9. doi: 10.1289/EHP5220.

Handika, R. A., Purwaningrum, S. I. and Lestari, R. A. (2019a) ‘Analisis Risiko Non Karsinogenik Pajanan PM 10 di Kawasan Komersial, Kota Jambi’, Serambi Engineering, IV(2), pp. 514–521.

Handika, R. A., Purwaningrum, S. I. and Lestari, R. A. (2019b) ‘Analisis Risiko Non Karsinogenik Pajanan PM 10 di Kawasan Komersial Kota Jambi’, Serambi Engineering, IV(2), pp. 514–521.

Jahja, S. G. A. and Sulistyarso, H. (2020) ‘Strategi Pengembangan Kebijakan Penurunan Emisi Kendaraan di kawasan Senayan, Jakarta’, Jurnal Teknik ITS, 8(2), pp. 114–120.

Kadarisman, M., Gunawan, A. and Ismiyati, I. (2017) ‘Kebijakan Manajemen Transportasi Darat Dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Kota Depok’, Jurnal Manajemen Transportasi Dan Logistik, 3(1), p. 41. doi:

10.25292/j.mtl.v3i1.140.

Katra, I. and Krasnov, H. (2020) ‘Exposure assessment of indoor PM levels during extreme dust episodes’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(5). doi: 10.3390/ijerph17051625.

Kementerian Agama RI (2014) Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid. Indonesia.

Kementerian Kesehatan (2012) Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Jakarta: Direktur Jendral PP dan PL Kementerian Kesehatan.

Liu, Q. et al. (2017) ‘Effect of exposure to ambient PM2.5 pollution on the risk of respiratory tract diseases: A meta-analysis of cohort studies’, Journal of Biomedical Research, 31(2), pp. 130–142. doi: 10.7555/JBR.31.20160071.

Ma’rufi, I. (2017) ‘Artikel Penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ( SO2 , H 2S , NO2 dan TSP ) Akibat Transportasi Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya’, Media Pharmaceutica Indonesiana, 1(4), pp. 189–196.

Mukhtar, R. et al. (2013) ‘Komponen Kimia PM2,5 Dan PM10 Di Udara Ambien Di Serpong – Tangerang’, Jurnal Ecolab, 7(1), pp. 1–7. doi:

10.20886/jklh.2013.7.1.1-7.

Muliane, U. and Lestari, P. (2011) ‘Pemantauan Kualitas Udara Ambien Daerah Padat Lalu Lintas Dan Komersial Dki Jakarta : Analisis Konsentrasi Pm 2 , 5 Dan Black Carbon’, Jurnal Teknik Lingkungan, 17(2), pp. 178–188.

37 Pamungkas, R. E., Sulistiyani and Rahardjo, M. (2017) ‘Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Akibat Paparan Karbonmonoksida (CO) melalui Inhalasi pada Pedagang di Sepanjang Jalan Depan Pasar Projo Ambarawa Kabupaten Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(5), pp. 824–831.

doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

PerMendikbud RI No. 23 Tahun 2017 (2017) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

PerMenKes RI No.1077 Tahun 2011 (2011) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Indonesia.

PP Menhub No. 29 tahun 2011 (2011) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api.

PP RI No. 41 Tahun 1999 (1999) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta. doi:

10.1016/j.aquaculture.2007.03.021.

PP RI No. 74 Tahun 2014 (2014) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014.

Prabowo, K. and Muslim, B. (2018) Penyehatan Udara. Bahan Ajar. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pramitha, E. and Haryanto, B. (2019) ‘Effect of Exposure to 2 . 5 µm Indoor Particulate Matter on Adult Lung Function in Jakarta’, Osong Public Health and Research Perspectives, 10(2), pp. 51–55.

Rahmadini, A. D. and Haryanto, B. (2020) ‘Dampak Pajanan Particulate Matter 2,5 (PM2,5) terhadap gejala Penyakit Paru Obstruktif (PPOK) Kronis Eksaserbasi Akut pada Pekerja di Pelabuhan Tanjung Priok 2018’, Jurnal Nasional Kesehatan Lingkungan Global, 1(1), pp. 17–26.

Rosalia, O., Wispriyono, B. and Kusnoputranto, H. (2018a) ‘Karakteristik Risiko Kesehatan Non Karsinogen Pada Remaja Siswa Akibat Pajanan Inhalasi Debu Particulate Matter <2,5 (PM2,5)’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(1), p. 26. doi: 10.30597/mkmi.v14i1.2079.

Rosalia, O., Wispriyono, B. and Kusnoputranto, H. (2018b) ‘Karakteristik Risiko Kesehatan Non Karsinogen pada Remaja Siswa Akibat Pajanan Inhalasi Debu Particulate Matter <2,5 9PM2,5)’, Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(1), pp. 26–35.

Silitonga, A. and Wispriyono, B. (2020) ‘Analisis Risiko Kesehatan Pajanan Inhalasi Debu Particulate Matter 2 . 5 pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Depok Tahun 2018’, Jurnal Nasional Kesehatan Lingkungan Global, 1(1), pp. 10–16.

38 US-EPA (2012a) Overview of Particle Air Pollution Air Quality Communication

Workshop.

US-EPA (2012b) The National Ambient Air Quality Standards for Particle Matter:

Revised Air Quality Standards for Particle Pollution and Updates to the Air Quality Index (AQI), United States Environmental Protection Agency.

Available at: http://www.epa.gov/pm/2012/decfsstandards.pdf.

US-EPA (2014) ‘Framework for Human Health Risk Assessment to Inform Decision Making’, Risk Assessment Forum, pp. 1–63.

UU RI No. 26 Tahun 2007 (2007) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Virgianto, R. H. and Akbar, D. (2019) ‘Analisis Konsentrasi PM2,5 selama Penyelenggaraan Asian Games ke-18 di Jakarta’, Jurnal Statistika dan Matematika (Statmat), 1(1), pp. 44–62.

WALHI (2019) Kualitas Udara Jakarta Terus Memburuk! Warga Resmi Gugat Gubernur, Menteri hingga Presiden. Available at: http://walhi.or.id/kualitas- udara-jakarta-terus-memburuk-warga-resmi-gugat-gubernur-menteri-

hingga-presiden.

World Health Organization (2013) Health Effects of Particulate Matter, Policy Implications for Contries in Eastern Europe, Caucasus and Central Asia.

Copenhagen.

39 LAMPIRAN

-

- Lembar Penjelasan dan Kuesioner Penelitian

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

KARAKTERISTIK RISIKO KARSINONEGIK AKIBAT PAPARAN PM2,5

PADA MASYARAKAT DI KAWASAN KOMERSIAL KOTA JAKARTA Tugas proyek ini bertujuan untuk menganalisis risiko non-karsinogenik akibat paparan polutan udara berupa PM2,5 pada masyarakat. Melalui analisis risiko paparan polutan udara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan dalam peningkatan kualitas kesehatan.

Kami mengajak Bapak/Ibu/Saudara/i untuk ikut serta dalam kegiatan ini.

Masing-masing responden akan dimintai keterangan atau informasi tentang data antropometri, seperti berat badan dan laju asupan, pola aktivitas (lama pajanan dan frekuensi pajanan) serta karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan terakhir). Selain itu tugas ini juga akan mengambil sampel udara di beberapa kawasan, antara lain sekitar sekolah, stasiun, terminal, taman kota dan masjid.

A. Kesukarelaan untuk Berpartisipasi

Bapak/Ibu dapat menentukan untuk keikutsertaan dalam proyek ini tanpa ada unsur paksaan. Jika telah memutuskan untuk ikut berpartisipasi, Bapak/Ibu juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa dikenai sanksi apapun.

B. Prosedur

Apabila Bapak/Ibu bersedia ikut berpartisipasi menjadi responden, Bapak/Ibu dimohon menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya adalah Bapak/Ibu mengisi kuesioner dan diwawancarai oleh tim mahasiswa.

40 C. Kewajiban Responden

Sebagai responden, Bapak/Ibu dimohonkan bersedia mengikuti petunjuk pengisian kuisioner seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika masih ada yang belum jelas, Bapak/Ibu/Saudara dapat menanyakan lebih lanjut kepada penanggung jawab proyek ini.

D. Dampak yang mungkin akan dihadapi responden

Tugas ini mungkin akan sedikit menyita waktu responden dalam proses pengisian kuesioner dan wawancara sekitar 10 menit. Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan responden dalam penelitian ini, karena tidak dilakukan intervensi apapun dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

E. Kerahasiaan

Semua informasi yang beraitan dengan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh tim proyek. Hasil dari tugas ini akan dipublikasikan tanpa identitas responden. Proyek ini tidak bersifat memaksa, oleh sebab itu Bapak/Ibu/Saudara penelitian dapat menolak mengikuti proyek ini.

F. Kompensasi

Peneliti akan memberikan ganti rugi berupa cindera mata kepada responden.

Nomor Kontak Penanggung Jawab:

Rismawati Pangestika (082221279179) atau

Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKes)

Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA) Jl. Limau II, Kebayoran baru, Jakarta 12130 Telp. (021)7256157

41 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Telepon/kontak : Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian “Karakteristik Risiko Non-Karsinogenik Akibat Paparan PM2,5 pada Masyarakat di Kawasan Komersial Kota Jakarta”

2. Setelah memahami penjelasan tersebut dengan penuh kesadaran dan tanpa ada paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi:

a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah peneliti.

b. Bila memerlukan penjelasan tambahan, saya dapat menanyakan kepada peneliti a.n Rismawati Pangestika.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan. Saya memahami bahwa keiutsertaan saya akan memberikan manfaat.

Jakarta, Februari 2020 Mengetahui,

Responden Saksi

42 KUESIONER PENELITIAN

KARAKTERISTIK RISIKO KARSINONEGIK AKIBAT PAPARAN PM2,5

PADA MASYARAKAT DI KAWASAN KOMERSIAL KOTA JAKARTA No. Kuesioner:

A. Data Umum

1. Nama : ...

2. Umur : ...

3. Jenis Kelamin : ...

4. Pendidikan : ...

5. Pekerjaan : ...

6. Berat Badan : _____ Kg (Wb) B. Data Durasi Paparan terhadap Individu

1. Berapa lama bapak/ibu/saudara/i bekerja di daerah ini? (Dt) Jawab : ________ tahun

______________________________________________________________

2. Berapa lama dalam satu hari ibu berada di tempat ini? (t) Jawab : ________ Jam

______________________________________________________________

3. Berapa hari dalam satu minggu ibu berada di tempat ini?(f) Jawab : ________ hari

43 C. Data Kesehatan :

1. Penyakit Yang sering di derita sejak 3 tahun terakhir ?

………

Jika Ya, lanjut pertanyaan nomor 2 dan seterusnya

2. Pada tahun ke berapa penyakit ini mulai muncul setelah bapak ibu menetap di daerah ini?______________ Tahun

3. Bagaimana Sifat Penyakit Tersebut?

a. Terus Menerus Pada saat kapan ?

………

b. Hilang –Kambuh Pada saat kapan ?

………

3. Usaha apa yang dilakukan untuk mengatasinya?

a. Pengobatan Sendiri Dengan obat apa ?

………

b. Berobat ke Puskesmas c. Berobat ke Klinik

44 - Artikel Ilmiah

Jurnal Nasional Terakreditasi Sinta 2

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (UNDIP)

Nama penulis / Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 16(1), 2017 45

© 2016, JKLI, ISSN: 1412-4939 – e-ISSN: 2502-7085. All rights reserved.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia xx (x), 201x, .x-xx

DOI : 10.14710/jkli.xx.x. ...x-...xx

Karakteristik Risiko Kesehatan Non-Karsinogenik Akibat Pajanan PM

2,5

di Tempat-Tempat Umum Kota Jakarta

.

Rismawati Pangestika1* dan Ikhwan Ridha Wilti1

1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

*Coresponding author : rismawati_pangestika@uhamka.ac.id

Info Artikel : Diterima ..bulan...201x ; Disetujui ...bulan .... 201x ; Publikasi ...bulan ..201x tidak perlu diisi

ABSTRAK

Latar belakang: Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan yang mengalami penurunan kualitas udara.

Salah satu komponen udara yang berbahaya bagi kesehatan adalah Particulat Matter 2,5 (PM2,5). Berdasarkan data Air Quality Index pada Oktober 2019, kualitas udara Jakarta setara dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 87,9 µg/m3 yang melebihi ambang batas yaitu 65 µg/m3. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko nonkarsinogenik akibat paparan PM2,5 di sekitar tempat-tempat umum kota Jakarta.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk mengetahui tingkat risiko atau Risk Quotiont (RQ) pajanan PM2,5 pada radius 0-20 meter setiap lokasi. Jika nilai RQ>1 maka dikategorikan tidak aman, sedangkan nilai RQ≤1 dikategorikan aman.

Hasil: Konsentrasi PM2,5 di semua lokasi secara rata-rata masih di bawah baku mutu. Tingkat risiko pajanan PM2,5

berdasarkan perhitungan asupan atau intake dibandingkan dengan hasil analisis dosis-respon rata-rata dikategorikan aman terutama di masjid dan taman kota. Sedangkan di stasiun, terminal dan sekitar sekolah tingkat risiko pajanan dikategorikan tidak aman pada radius yang berbeda.

Simpulan: Beberapa tempat umum masih memiliki risiko tidak aman akibat pajanan PM2,5 terhadap gangguan kesehatan, sehingga strategi pengelolaan diperlukan untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan pada masyarakat dan peningkatan kualitas udara.

Kata kunci: PM2,5, ARKL, tempat-tempat umum

ABSTRACT

Title: Health Risks Assessmet for Non-Carcinogenic PM2,5 Exposure in Public Places in Jakarta

Background: akarta is a metropolitan city that has experienced a decline in air quality. One component of air that is harmful is Particulat Matter 2,5 (PM2,5). Based on Air Quality Index data in October 2019, Jakarta's air quality is equivalent to a PM2,5 oncentration of 87,9 μg/m3 which exceeds the threshold of 65 μg / m3. The purpose of this study is to analyze the non-carcinogenic risk due to PM2,5 exposure around public places in the city of Jakarta.

Method: This research is a descriptive study using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) study method to determine the level of risk or Risk Quotient (RQ) of PM2.5 exposure at 0-20 meters in each location.. If the value of RQ> 1 is categorized as unsafe, while the value of RQ≤1 is categorized as safe.

Result: PM2.5 concentrations in all locations were on average still below the quality standard. The level of risk of PM2.5 exposure based on the calculation of intake or intake compared with the results of the average dose- response analysis is considered safe in mosques and park. In contrast, at station, terminal and around schools the level of exposure risk is categorized as unsafe.

xx Nama penulis / Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia xx(x), 201x

© 2016, JKLI, ISSN: 1412-4939 – e-ISSN: 2502-7085. All rights reserved.

Conclusion: Some public places still have an insecure risk due to PM2.5 exposure to health problems, so management strategies are needed to reduce the risk of health problems in the community and increasing air quality.

Keywords: PM2,5, risk assessment, public places

PENDAHULUAN

Jakarta sebagai ibukota sekaligus kota metropolitan dengan berbagai macam aktivitas menjadi salah satu kota yang paling padat penduduknya seiring pesatnya pembangunan. Seiring banyaknya aktivitas di Jakarta menyisakan dampak negatif, salah satunya adalah penurunan kualitas udara. Sumber polusi di Jakarta tidak hanya dari sektor transportasi dan pemukiman saja, tetapi juga dari sektor Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTU) yang menjadikannya ibukota yang dikelilingi PLTU terbanyak dalam radius 100 km. Emisi PLTU dapat meningkatkan paparan polutan NO2, partikulat dan SO2. Beberapa PLTU di wilayah Jabodetabek saat ini telah menyumbang polutan ke udara antara lain, NO2, SO2, Merkuri (Hg) Timbal (Pb), Arsenik (Ar), Kadmium (Cd) dan PM2,5 .1

Salah satu komponen udara yang dapat memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan adalah Particulat Matter (PM). PM2,5 (partikulat) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Nilai ambang batas (NAB) dari PM2,5 adalah sebesar 65 µg/m3.2 Partikel yang terkandung di udara ambien umumnya berukuran 0,1 – 50 μm atau lebih. Parameter utama partikel pencemaran udara yang memiliki dampak signifikan pada kesehatan adalah partikel udara dengan ukuran diameter 2,5 μm atau kurang. Partikel udara yang berukuran kurang dari 2,5 μm (PM2,5) disebut dengan partikel halus, dan PM10 adalah partikel udara yang berukuran kurang dari 10 μm. Partikel udara halus sangat berbahaya karena dapat menembus bagian terdalam dari paru-paru dan sistem jantung, menyebabkan gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran pernafasan akut, kanker paru-paru, penyakit kardiovaskular bahkan kematian. Partikel udara halus umumnya berasal dari sumber antropogenik seperti kendaraan bermotor, pembakaran biomassa, pembakaran bahan bakar. 3

Keramaian dan kepadatan kota Jakarta dari berbagai sektor seperti industri, perkantoran, pemukiman serta ciri khas kemacetan lalu lintas mempengaruhi penurunan kualitas udara. Perubahan kualitas udara Jakarta dapat terjadi secara fluktuatif dan insidental. Peningkatan kepadatan aktivitas lalu lintas menyebabkan kualitas udara semakin memburuk. Hal itu terjadi pada saat ada event tertentu, misalnya saat menjelang ajang olahraga terbesar di Asia pada tahun 2018 lalu yaitu Asian Games ke-18 terjadi peningkatan konsentrasi PM2,5 yang melebihi ambang batas pada saat sebelum dan sedang berlangsungnya Asian Games. 4

Perlindungan terhadap masyarakat di daerah perkotaan atau urban dari paparan polutan udara yang dapat mengganggu kesehatan perlu dilakukan, misalnya dengan pemantauan kualitas udara ambien otomatis (Air quality Monitoring System / AQMS) yang selanjutnya diikuti dengan analisis risiko hasil pemantauan terkait kebijakan pengelolaan kualitas udara yang dapat diketahui oleh masyarakat. 5

Kualitas udara Jakarta kian memburuk di ulang tahunnya yang ke-492. Selama dua pekan diantara tanggal 19-27 Juni 2019, Jakarta beberapa kali menempati kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan Indeks Kualitas Udara atau AQI (Air Quality Index) kategori “tidak sehat” dan sudah melebihi baku mutu udara ambien harian. 6 Berdasarkan data pada 11 Oktober 2019, kualitas udara Jakarta masih berada di peringkat empat terburuk di dunia setelah negara Pakistan (kota Lahore), India (kota Delhi) dan Uni Emirat Arab (kota Dubai). Kualitas udara Jakarta tersebut setara dengan nilai polutan 87,9 µg/m3. 7

Berdasarkan data kualitas udara di Jakarta tersebut, maka peneliti ingin menganalisis risiko non- karsinogenik akibat paparan salah satu polutan udara yaitu PM2,5 dengan mengambil lokasi di kawasan komersial atau kawasan penting di Jakarta. Melalui analisis risiko paparan polutan udara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan kualitas udara di Jakarta sehingga kualitas kesehatan pun akan meningkat.

Bentuk pengelolaan risiko dapat berupa pengembangan opsi egulasi dan pertimbangan aspek sosial – ekonomi – politik – teknologi dalam perbaikan kualitas lingkungan kota Jakarta.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk melihat risiko kesehatan non-karsinogenik pada msyarakat di kawasan komersial atau tempat-tempat umum di wilayah Jakarta Selatan. Berikut rumus yang digunakan dalam penelitian :

Penilaian Intake :

𝐼𝑛𝑘=𝐶 . 𝑅 . 𝑡𝐸. 𝑓𝐸 . 𝐷𝑡

𝑊𝑏 . 𝑡𝑎𝑣𝑔

Nama penulis / Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 16(1), 2017 47

© 2016, JKLI, ISSN: 1412-4939 – e-ISSN: 2502-7085. All rights reserved.

Perhitungan Tingkat Risiko Non Karsinogen : 𝑅𝑄 = 𝐼𝑛𝑘

𝑅𝑓𝐶 Keterangan :

Ink (Intake) : jumlah konsentrasi PM2,5 yang masuk ke dalam tubuh (mg/kg/hari) C (Concentration) : konsentrasi PM2,5 pada udara (mg/m3)

R (Rate) : laju inhalasi atau banyaknya volume udara setiap jam yang terhirup (m3/jam) tE (Time of exposure) : lama terjadinya pajanan setiap hari (jam/hari)

fE (Frecuency of exposure) : jumlah hari terjadi pajanan setiap tahun (hari/tahun) Dt (Duration time) : jumlah tahun terjadinya pajanan (tahun)

Wb (Weight of body) : berat badan responden (kg)

tAVG (time average) : periode waktu rata-rata untuk efek non karsiongenik (hari) RQ (Risk Quotient) : tingkat risiko efek dari pajanan PM2,5

RfC (Reference Concentration) : nilai referensi agen risiko pada pemajanan inhalasi

Tingkat risiko dikatakan aman dinyatakan dengan RQ≤1, sedangkan tingkat risiko dikatakan tidak aman dinyatakan dengan RQ>1 sehingga diperlukan strategi pengelolaan risiko.8

Populasi dalam penelitian ini adalah semua populasi yang beresiko antara lain: (1) Populasi yang melewati jalan (komuter) ; (2) Populasi yang bekerja (beraktivitas) ; dan (3) Populasi yang bertempat tinggal (bermukim) atau bekerja. Penentuan jumlah sampel menggunakan non probability sampling yang kemungkinan peluang seseorang untuk menjadi responden tidak diketahui, artinya tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih karena tidak diketahui jumlah yang sebenarnya.

Jumlah sampel dalam penenlitian ini ditetapkan secara quota sampling sebanyak 50 responden baik responden laki-laki maupun perempuan ataupun anak-anak dan dewasa. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, yaitu cara memperoleh sampel berdasarkan siapa saja (calon target responden) yang kebetulan ditemui pada saat melakukan penelitian. Responden yang dimintai informasi kebetulan ditemui pada saat melakukan penelitian, benar-benar dilakukan secara kebetulan dan atas persetujuan atau kesediaan responden.

Lokasi penelitian terdiri dari 5 lokasi yaitu Stasiun (Lokasi 1), Masjid (Lokasi 2), Terminal (Lokasi 3), Sekolah (Lokasi 4) dan Taman Kota (Loaksi 5). Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan pada 5 titik setiap lokasi yaitu 1 titik di pintu utama, 5 meter, 10 meter, 15 meter dan 20 meter dari pintu utama. Lama pengukuran selama 1 jam. Pengukuran PM2,5 menggunakan alat sampel digital air quality detector. Data antropometri responden didapatkan melalui wawancara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kosentrasi PM2,5

Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan pada 5 lokasi pengukuran dalam 5 kategori jarak yaitu radius 0 meter (pintu masuk), radius 5 meter, 10 meter, 15 meter dan 20 meter. Hasil pengukuran konsentrasi PM2,5 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Konsentrasi PM2,5

Jarak Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5

0 meter 11 11 22 11 10

5 meter 15 10 11 12 14

10 meter 55 9 15 58 10

15 meter 19 10 12 14 19

20 meter 28 13 11 10 10

Rata-rata 25,6 10,6 14,2 21 12,6

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pengukuran konsentrasi PM2,5 kategori tinggi pada lokasi 4 (lingkungan sekitar sekolah) sebesar 58 µg/m3. Sedangkan hasil pengukuran konsentrasi PM2,5 terendah pada lokasi 2 (masjid) sebesar 9 µg/m3. Berdasarkan hasil tersebut, konsentrasi PM2,5 di semua lokasi secara rata-rata masih di bawah baku mutu sebesar 65 µg/m3 yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Urutan rata-rata kosnentrasi PM2,5 dari yang tertinggi hingga terendah yaitu lokasi 1(stasiun) sebesar 25,6 µg/m3, lokasi 4 (sekitar sekolah) sebesar 21 µg/m3, lokasi 3 (terminal) sebesar 14,2 µg/m3, lokasi 5 (taman kota) sebesar 12,6 µg/m3 dan lokasi 2 (masjid) sebesar 10,6 µg/m3. Pengukuran di lima lokasi secara berurutan dilakukan sekitar pukul 10.00-15.00 dengan durasi pengukuran tiap lokasi sekitar 1 jam.

Dokumen terkait