• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

based learning pada mata kuliah dokkai sudah diujikan efektifitasnya. Virtual classroom melalui project based learning terbukti efektif menaikkan hasil belajar mahasiswa. Selain itu Virtual classroom melalui project based learning juga cukup diminati dan disukai oleh mahasiswa. Penggunaan metode ini terbilang cukup menyenangkan karena mahasiswa tidak selalu harus mendengar ceramah dari pengajar. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan temannya yang menjadi tutor selama proses pembelajaran. Mahasiswa harus bekerja sama memecahkan masalah yang telah diberikan dosen.

Efektifitas Virtual classroom melalui project based learning sendiri selain berpengaruh terhadap hasil belajar namun juga kemampuan interpersonal mahasiswa dimana mahasiswa harus mampu menganalisis pola kalimat yang tepat sesuai dengan situasi atau kejadian dalam kehidupan sehari hari Rencana Tindak

Lanjut

Kedepannya metode ini dapat dijadikan alternatif untuk pengajaran. Mengingat kedepannya pasti ada metode metode baru yang menarik, metode ini dapat dijadikan dasar pengembangan teknik teknik baru dalam pengajaran.

Pengembangan metode ini dapat dilihat dari bagaimana perkembangan teknologi dan kemampuan mahasiswa, semakin maju teknologi , semakin tinggi kemampuan mahasiswa maka metode ini akan sangat efektif, hal ini karena mahasiswa semakin terasah kemampuan interpersonalnya.

21

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ade Ika. (2015). Efektivitas Teknik Virtual Classroom dengan project based learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Bahasa Jeapang Kelas Ekstrakurikuler SMK Gondang Pekalongan.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Kurniasih dan Sani. 2015. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Dahidi, Ahmad. (1993). Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Bahasa Jepang.Bandung.

Gorys.(1969). Tata Bahasa Indonesia. Flores : Nusa Indah

Istianingrum, A., & Karnawati, R. A. (2020). Efektivitas Virtual Classroom dan Flip the Teacher dalam Flipped Classroom pada Chuukyuu Pola kalimat . Journal of Japanese Language Education and Linguistics, 4(2), 115–131.

Kristanti, Y. D., Subiki, & Handayani, R. D. (2016). MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ( PROJECT BASED LEARNING MODEL ) PADA PEMBELAJARAN. 122–128.

Made, N., Suranti, Y., & Sahidu, H. (2016). Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Media Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Peserta didik pada Materi Alat-alat Optik. II(2), 73–79.

Maufur, Hasan Fauzu. (2009). Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang:

Sindur Press.

Nurfitriyanti, M. (2016). Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(2), 149–160. https://doi.org/10.30998/formatif.v6i2.950 Rochmah, E., & Abdul Majid, N. W. (2018). Membangun virtual classroom melalui

social learning networks (SLNS). Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(1), 15. https://doi.org/10.25273/pe.v8i1.1832 Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sohibun, S., & Ade, F. Y. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual Class Berbantuan Google Drive. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2(2), 121. https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.2177

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

22

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjianto & Dahidi, Ahmad. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesiant Blanc

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Jakarta: Upi Press

Wajdi, F. (2017). Implementasi Project Based Learning (Pbl) Dan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Drama Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(1), 86. https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6960

Zain dan Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

23 LAMPIRAN A. Luaran Wajib

24

25

26

27

28 B. Luaran Tambahan

PENINGKATATAN PENGUASAAN POLA KALIMAT MENGGUNAKAN METODE VIRTUAL CLASSROOM MELALUI PROJECT BASED LEARNING

Rina Sukmara

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dan peningkatan hasil belajar melalui metode virtual classroom melalui project based learning terhadap pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang. Penerapan virtual classroom melalui project based learning menjadi salah satu alternatif untuk pembelajaran yang aktif. Metode virtual classroom yaitu salah satu metode yang menerapkan penggunaan teknologi saat ini guna mempersingkat dan menghilangkan jarak serta ruang, dimana pembelajaran dilakukan melalui media sosial. Porject based learning sendiri menekankan kemampuan pembelajar dalam menerapkan pembelajaran dalam kelas kedalam kehidupan sehari hari melalui projek tertentu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Sampel atau sumber data penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Muhammadiyah Prof.DR. HAMKA . Berdasarkan uji mann whitney dengan menggunakan SPSS didapat nilai sig 0,001. Karena nilai sig = 0,000 < 0,005 maka tolak H0 atau terima H1 atau dengan kata lain terdapat terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test antara sebelum dan sesudah penerapan metode virtual classroom melalui project based learning . Berdasarkan hasil gain nilai pre test dan post test, didapatkan hasil 17%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode metode virtual classroom

29

melalui project based learning dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran pola kalimat.

Kata kunci : Virtual classroom, Bunpou, Project based learning

PENDAHULUAN

Di dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi timbal balik antara pengajar dan pembelajar. Pada proses ini ada 3 aspek edukatif yang tidak dapat dipisahkan yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut tidak bisa lepas dari peran pengajar dalam memberikan materi teknik atau metode mengajar yang digunakan ketika mengajar di dalam kelas.

Dalam mempelajari bahasa Jepang, khususnya tata bahasa, pembelajaran terdiri dari kotoba (kosakata),bunkei (pola kalimat), hyougen (ungkapan), dan joshi (partikel).

Dari ke semua pembelajaran tersebut tata bahasa (bunkei) adalah unsur yang sangat penting. Karena untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dibutuhkan pengetahuan tidak hanya penguasaan kosa kata namun juga harus memiliki penguasaan tata bahasa. Dengan menguasai tata bahasa ditambah dengan penguasaan sejumlah kosa kata yang relevan dengan tata bahasa itu pembelajar bahasa Jepang dapat dengan mudah memahami dan dapat membuat satuan satuan bahasa yg lebih luas lagi. Dalam menguasai dan menerapkan metode yang digunakan dalam menyajikan materi pembelajaran menjadi hal yang penting. Pemilihan metode atau model pembelajaran harus diperhatikan oleh pengajar untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat

30

diharapkan dapat menarik minat dan memotivasi pembelajar untuk dapat belajar dengan baik.

Dalam pengaplikasian metode pembelajaran kini, sangat dibutuhkan penggunaan teknologi sebagai bentuk mengikuti arus kemajuan zaman. Salah satu metode yang mencangkup penggunaan teknologi secara luas adalah Virtual classroom. Virtual classroom sendiri merupakan metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan melalui media apa saja, salah satunya media sosial sehingga pembelajaran dengan media sosial ini disebut Social learning networkm dimana pengajar dan pembelajar saling terhubung namun dalam ruang yang tidak terbatas waktu dan jarak. Penerapan virtual classroom tidak hanya menuntut penggunaan teknologi namun juga student center learning. Salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam virtual classroom adalah project based learning. Model ini mengaplikasikan kemampuan mempresentasikan hasil dari berinvestigasi, memecahkan masalah, oleh pembelajar dan ditambilkan dalam produk nyata berupa hasil proyek (Nurfitriyanti, 2016)

Dalam pembelajaran pola kalimat, banyak sekali masalah masalah kehidupan sehari hari yang dapat kita aplikasikan dalam bentuk proyek, baik proyek digital (E-project) maupun proyek nyata. Dengan menggunakan virtual classroom maka proyek yang akan ditampilkan dapat berupa e-project . e-project selain menumbuhkan kemampuan penguasaan teknologi, juga mempermudah pembelajar untuk mengerjakan dimana pun tanpa harus bertemu tatap muka dengan anggota tim atau sesama pembelajar. Arus komunikasi dalam metode ini akan sangat mudah dah dan memiliki aksesibilitas yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian dalam pembelajaran tata bahasa menggunakan

31

project based learning dalam virtual classroom perlu dilakukan guna menemukan alternatif terbaik dalam pembelajaran

KAJIAN TEORI

Pola kalimat tidak hanya membahas mengenai penyusuna kata saja, dalam pola kalimat bahasa Jepang juga termasuk dalam penggunaan partikel, sintaksis dan perubahan kata kerja atau kala. Penguasaan pola kalimat sering terjadi kesulitan dalam prosesnya, oleh karena itu perlu adanya metode pengajaran yang tepat.

Metode virtual classroom merupakan salah satu metode pembelajaran yang populer saat ini , yang menerapkan pembelajaran tanpa pertemuan secara fisik. Metode ini mengeliminasi face-to-face learning yang tergolong metode konvensional, selain ini pada penerapan metode ini dibutuhkan teknologi yang mumpuni seperti yang sedang populer saat ini seperti media sosial maupun learning network seperti google classroom, edmodo dan lainnya. virtual classroom sudah mulai dijadikan alternatif pembelajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran ini tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu. Akan tetapi, virtual classroom tidak serta merta sama dengan perkuliahan konvensional karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, dalam hal ini virtual classroom diharapkan menjadi penunjang proses pembelajaran dikelas secara konvensional, apa yang dapat tersampaikan di kelas konvensional dapat disampaikan melalui virtual classroom. (Sohibun & Ade, 2017).

Melalui learning network, proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun.

dosen dan mahasiswa tidak perlu lagi bertemu tatap muka di dalam kelas. Social

32

learning network atau media sosial yang digunakan dalam pembelajaran memungkinkan guru dan siswa menciptakan proses belajar mengajar secara virtual classroom (kelas maya). Konsep pembelajaran seperti ini dirasa lebih moderen sehingga terciptalah interaksi antara guru dan siswa yang tidak terbatas ruang dan waktu. Virtual classroom tidak sepenuhnya berbeda dengan proses belajar mengajar di kelas nyata (real classroom). Virtual classroom (kelas maya) akan membawa situasi kelas nyata ke dalam teknologi dan mengubah situasi belajar mengajar tesebut seolah- olah menjadi nyata. Dengan demikian, sangat dimungkinkan mengembangkan konsep pendidikan melalui teknologi canggih dan produktif. (Rochmah & Abdul Majid, 2018).

Pembelajaran aktif menggunakan Virtual classroom memungkinkan pembelajar untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan penalaran. (Istianingrum & Karnawati, 2020). Penerapan virtual classroom tidak hanya fokus pada kemampuan pembelajar namun juga kemampuan pengelolaan kelas yang secara maya oleh pengajar. Sehingga penguasaan teknologi bukan hanya dituntut untuk dikuasai oleh pembelajar namun juga pengajar.

Dalam penerapan project based learning , pembelajaran diaplikasikan dalam bentuk merancang permasalahan, menganalisis penerapannya dalam kehidupan sehari hari dan pemecahan masalah dan bagaimana mengkomunikasikannya dengan cara yang tepat. Dengan mengelompokkan pembelajar dalam memecahkan suatu proyek atau tugas maka akan melatih keterampilan pembelajar dalam merencanakan, mengorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan

33

dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan (Nurfitriyanti, 2016).

Pembelajaran project based learning di dalam kelas dapat dioptimalkan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar dan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah media virtual. Media virtual merupakan media yang berbasis komputer sehingga pembelajarannya disebut dengan virtual classroom.

Penerapan model project based learning ini adalah model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik kepada proyek diawali dengan pertanyaan yang esensial dengan mengambil masalah sesuai dengan dunia nyata. Kemudian media virtual diperkenalkan kepada peserta didik dalam perencanaan pengerjaan proyek. Selanjutnya guru bersama peserta didik membuat jadwal aktivitas dalam pengerjaan proyek.

Dimana proyek yang dimaksud adalah berupa lembar kerja yang harus diselesaikan peserta didik dengan menggunakan media virtual. Kegiatan tersebut harus di- monitoring oleh guru untuk mengecek perkembangan proyek yang dikerjakan peserta didik. Selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap hasil kerja peserta didik berupa lembar kerja pada setiap pertemuan. Pada akhir pembelajaran guru juga akan memberikan penilaian terhadap kumpulan lembar kerja. Pada tahap evaluasi guru akan melakukan refleksi terhadap proyek yang sudah dikerjakan.(Made, Suranti, & Sahidu, 2016)

34

Kelas yang menggunakan model pembelajaan berbasis proyek (project based learning model) memiliki aktivitas belajar siswa yang paling tinggi yaitu berdiskusi dan mengerjakan tugas. Pada kelas eksperimen berdiskusi adalah kegiatan siswa dimana siswa dapat bekerja sama dengan kelompok, saling mengingatkan dan tidak ada yang bekerja secara individu. Kegiatan berdiskusi ini dilaksanakan pada saat kegiatan inti proses belajar mengajar. Aktivitas berdiskusi dilakukan dalam semua kegiatan model project based learning. (Kristanti, Subiki, & Handayani, 2016)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan memakai metode penelitian eksperimen semu dengan desain korelasi sederhana dua variabel. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) . Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas ( X) : Metode virtual classroom melalui project based learning 2. Variabel terikat (Y) : bunpou (tata bahasa)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, dilakukan tes sebanyak 2 kali menggunakan pre test and post test pada mahasiswa kelas 3A Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Muhammadiyah Prof.DR.HAMKA

Pengaplikasian metode virtual classroom melalui project based learning pada proses treatment adalah sebagai berikut

1. Dosen menjelaskan penggunaan tata bahasa, dan situasi dimana tata bahasa tersebut digunakan

35

2. Setiap kelompok diberikan tema tema tertentu yang diharuskan menggunakan tata bahasa yang telah dipelajari

3. Setiap kelompok membuat wacana sederhana mengenai proses pengaplikasian tata bahasa dalam kehidupan sehari hari

4. Hasil analisis dan percobaan penggunaan dalam bentuk project ini harus diserahkan kepada dosen dalam bentuk worksheet

PEMBAHASAN

a. Statistika Deskriptif Pretest

Tabel 4.1 Statistik deskriptif pretes dan postes

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS statistik deskriptif pretest didapat rata- rata hasil pretest adalah 32.04, rentang jarak skor terkecil dengan terbesar atau range adalah 81, skor minimum pretest 10, skor maksimum 91, standar deviasi atau sebaran data dalam sampel terhadap rata-rata adalah 22.832.

Sedangkan statistik deskriptif postes dengan rata-rata 53.12, rentang jarak skor terkecil dengan terbesar atau range adalah 87, skor minimum pretest 10, skor maksimum 97, standar deviasi atau sebaran data dalam sampel terhadap rata-rata adalah 21.784

b. Uji Normalitas Pretest dan Postest

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai_Pre 25 10 91 32.04 22.832

Nilai_Pos 25 10 97 53.12 21.784

Valid N (listwise) 25

36

Tabel 4.2 Uji Normality

Berdasarkan hasil output dengan menggunakan SPSS diketahui nilai signifikansi shapiro wilk didapat 0.001 untuk pretest dan 0.838 untuk postest . namun nilai sig pada pretes lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tidak berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Tabel 4.3 Uji Homogenitas

Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai signifikansi adalah 0.969 > 0,05, artinya data variabel pretest dan postest memiliki varian yang sama atau homogen.

d. Uji Hipothesis

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest 0,203 25 0,009 0,841 25 0,001

Postes 0,106 25 .200* 0,978 25 0,838

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk hasil

*. This is a lower bound of the true significance.

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean

0,001 1 48 0,969

Based on Median

0,031 1 48 0,862

Based on Median and with adjusted df

0,031 1 46,498 0,862

Based on trimmed mean

0,030 1 48 0,864

Test of Homogeneity of Variances

hasil

37

Pengujian Hipotesis pada penelitian ini menggunakan Uji Mann Whitney dan perhitungan nilai gain. Uji Mann Whitney dipakai karena variabel data tidak normal (nonparametrik) dan berfungsi untuk menguji apakah hasil dalam pretest dan post-test memiliki perbedaan yang signifikan.

Tabel 4.4 Pengujian Mann Whitney

Hipothesis yang diajukan adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar tata bahasa sebelum dan sesudah penerapan metode virtual classroom melalui project based learning

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar tata bahasa sebelum dan sesudah penerapan metode virtual classroom melalui project based learning

Jika Ho > 0,005 maka terima H0 dan tolak H1, begitu juga sebaliknya jika Ho <

0,005 maka terima H1 dan tolak H0. Berdasarkan tabel paired sample test dengan menggunakan SPSS didapat nilai sig 0,001. Karena nilai sig = 0,001 < 0,005 maka tolak H0 atau terima H1 atau dengan kata lain terdapat terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar antara sebelum dan sesudah penerapan

hasil Mann-Whitney U 139,500 Wilcoxon W 464,500

Z -3,362

Asymp. Sig. (2- tailed)

0,001

Test Statisticsa

a. Grouping Variable:

38

metode virtual classroom melalui project based learning terhadap pembelajaran pola kalimat. Kemudian untuk mengetahui tingkat pengaruh maka data dihitung nilai gain dengan rumus sebagai berikut :

Perhitungan nilai gain dilakukan menggunakan SPSS , berikut hasil perhitungan nilai gain ternormalisasi :

Tabel 4.5 Pengujian Nilai Gain

Maka dari hasil pengujian gain ternormalisasi, didapatkan nilai gain sebesar 0.17 dengan persentase kenaikan hasil belajar sebesar 17%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode virtual classroom melalui project based learning dapat meningkatkan nilai hasil belajar pada pembelajaran pola kalimat.

KESIMPULAN

Pada penerapan metode virtual classroom melalui project based learning, mahasiswa dituntut untuk aktif baik dalam kelompok maupun individu guna

Statistic Std. Error 17,7104 14,49541 Lower

Bound

-12,2067 Upper

Bound

47,6274 28,3264 31,1111 5252,926 72,47707 -288,89 95,00 383,89 33,03

-3,441 0,464 14,076 0,902 Minimum

Maximum Range

Interquartile Range Skewness Kurtosis

Descriptives

Kelas

NGainPersen Kelas 3A Mean 95%

Confidenc e Interval for Mean

5% Trimmed Mean Median

Variance Std. Deviation

Gain ternormalisasi (g) = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

39

menyelesaikan project yang telah ditentukan oleh dosen. penerapan dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kemampuan analisis. selain itu, penerapan metode ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar. dari hasil analisis data pre test and post test yang diambil sebelum dan sesudah penerapan metode virtual classroom melalui project based learning dalam pembelajaran tata bahasa, telah didapat peningkatan hasil belajar sebesar 17%. artinya metode virtual classroom melalui project based learning mampu meningkatkan hasil belajar tata bahasa bahasa Jepang pada mahasiswa semester 3 pendidikan bahasa Jepang di Universitas Muhammadiyah Pro.DR.HAMKA.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ade Ika. (2015). Efektivitas Teknik Virtual classroom dengan project based learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Bahasa Jeapang Kelas Ekstrakurikuler SMK Gondang Pekalongan.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Kurniasih dan Sani. 2015. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Dahidi, Ahmad. (1993). Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Bahasa Jepang.Bandung.

Gorys.(1969). Tata Bahasa Indonesia. Flores : Nusa Indah

Istianingrum, A., & Karnawati, R. A. (2020). Efektivitas Virtual classroom dan Flip the Teacher dalam Flipped Classroom pada Chuukyuu Pola kalimat . Journal of Japanese Language Education and Linguistics, 4(2), 115–131.

Kristanti, Y. D., Subiki, & Handayani, R. D. (2016). MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ( PROJECT BASED LEARNING MODEL ) PADA PEMBELAJARAN. 122–128.

Made, N., Suranti, Y., & Sahidu, H. (2016). Pengaruh Model Project based learning Berbantuan Media Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Peserta didik pada Materi Alat-alat Optik. II(2), 73–79.

40

Maufur, Hasan Fauzu. (2009). Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang:

Sindur Press.

Nurfitriyanti, M. (2016). Model Pembelajaran Project based learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(2), 149–160. https://doi.org/10.30998/formatif.v6i2.950 Rochmah, E., & Abdul Majid, N. W. (2018). Membangun virtual classroom melalui

social learning networks (SLNS). Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(1), 15. https://doi.org/10.25273/pe.v8i1.1832 Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sohibun, S., & Ade, F. Y. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual Class Berbantuan Google Drive. Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, 2(2), 121. https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.2177

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjianto & Dahidi, Ahmad. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesiant Blanc

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Jakarta: Upi Press

Wajdi, F. (2017). Implementasi Project based learning (Pbl) Dan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Drama Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(1), 86. https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6960

Zain dan Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.Dahidi,

Dokumen terkait